SPEKTEKPOS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 34

SPESIFIKASI TEKNIS

SKPD : BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

KEGIATAN : PEMELIHARAAN BARANG MILIK DAERAH PENUNJANG URUSAN


PEMERINTAHAN DAERAH

NAMA KPA : ADRIANSYAH, S.Pi, M.Si

NAMA PAKET : PEMBANGUNAN TAMAN KANTOR BPKAD

SUMBER DANA : DANA TRANSFER UMUM – DANA ALOKASI UMUM

TAHUN ANGGARAN 2022

1
DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan : Pembangunan Taman Kantor BPKAD


Lokasi : Kab. Barito Selatan, Semua Kecamatan, Semua Kelurahan
Kegiatan : Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Ketentuan Umum.
b. Ruang Lingkup Pekerjaan .
c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
e. Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang
diperlukan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
f. Jangka Waktu Pelaksanaan
g. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk
h. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan
i. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
l. Spesifikasi Proses/Kegiatan
m.Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
n. Spesifikasi Personil Manajerial
o. Spesifikasi Pekerja Pelaksana Lapangan

LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


b. Spesifikasi Teknis Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Pekerjaan
c. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan

2
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS

a. Ketentuan Umum.
Spesifikasi Teknis ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PUPR
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik
Indonesia. Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia menegaskan
bahwa Pekerjaan Konstruksi meluputi; spesifikasi bahan bangunan konstruksi,
spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan, spesifikasi proses/kegiatan,
spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja dan spesisfikasi
jabatan kerja konstruksi. Selanjutnya ayat 2 menegaskan bahwa spesifikasi disusu
dengan ketentuan; mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang
dibutuhkan, dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri, semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia, metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus logis,
realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan, jangka waktu pelaksanaan
harus sesuai dengan metode pelaksanaan, mencantumkan macam, jenis, kapasitas,
dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk, mencantumkan kriteria
kinerja produk (output performance) yang diinginkan, mencantumkan tata cara
pengukuran dan tata cara pembayaran, dan mencantumkan uraian pekerjaan,
identifikasi bahaya, dan penetapan resiko terkait keselamatan Konstruksi pada
pekerjaan Konstruksi. Secara umum Spesifikasi Teknis ini memuat tentang
pengaturan ketentuan mutu bahan, ketentuan umum peralatan, petunjuk pelaksanaan,
pengendalian mutu untuk mencapai target mutu yang disyaratkan, dan tata cara
pengukuran dan pembayaran

Uraian spesifikasi teknis ini disusun dan ditetapkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditenderkan, yaitu :
Pekerjaan : Pembangunan Taman Kantor BPKAD
Lokasi : Kab. Barito Selatan, Semua Kecamatan, Semua Kelurahan
Kegiatan : Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah

3
Ruang Lingkup Pekerjaan .
Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan ini dengan berpedoman pada Spesifikasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia.

Ruang Lingkup Pekerjaan sebagai berikut :


1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SMKK (SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KERJA)
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN TAMAN
5. PEKERJAAN DINDING
6. PEKERJAAN PEJALAN KAKI/PEDESTRIAN
7. PEKERJAAN TEMPAT SAMPAH
8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Kontraktor Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan


pendukung yang diatur di dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang
terdiri dari :
1. Penyediaan tenaga
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan & Metode Pelaksanaan
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan
4. Penyediaan peralatan
5. Penyediaan bahan
6. Pembuatan soft drawing (Gambar Pelaksanaan)
7. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As built Drawing)
8. Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan
lokasi

Dengan demikian maka seluruh standar rujukan, persyaratan bahan, peralatan


yang digunakan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu dan
pengujian di lapangan, serta pengukuran dan pembayaran harus berpedoman
pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR
22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik
Indonesia, sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang ditenderkan ini dan atau
nomer seksi pekerjaan yang berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen
PUPR No 14 Tahun 2021.

4
b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara Republik Indonesia. sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang
dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.

c. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjan ini Berpedoman pada Permen PUPR No 14
Tahun 2021 Pada pasal 21 ayat 1 dan 2. Jangka Waktu pelaksanaan pengadaan
pekerjaan konstruksi 60 (sembilan puluh) hari kalender terhitung sejak
ditandatanganinya SPMK dan masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi selama
180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya
Berita Acara Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over/PHO).
Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang diperlukan
dalam Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pekerjaan adalah sebagai berikut :
No Jenis Alat Kapasitas Satuan Vol Satus Kepemilikan
(milik/sewa/beli/sewa)

1. Pick Up - Unit 1 Milik/Sewa

2 Gerobak ARCO - Unit 1 Milik/Sewa

d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi
pekerjaan yang berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14
Tahun 2021.

e. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi
pekerjaan yang berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14
Tahun 2021.
5
f. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan
Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi
pekerjaan yang berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14
Tahun 2021.

g. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia,
sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi
pekerjaan yang berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR No 14
Tahun 2021

h. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi


Spesifikasi teknis bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan sebagaimana
terlampir. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya
sesuai dengan prosedur dan /atau peraturan perundangan yang berlaku; Informasi
tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data Keselamatan Bahan
(Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya, atau dari
sumber- sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.

i. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja; Informasi tentang jenis, cara
penggunaan/ pemeliharaan/ pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh
dari manual produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan
pihak yang kompeten.

6
j. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi
bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;
Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;

Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
k. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;

Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang
sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih; Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam
menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan
urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja
dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
7
Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya
dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis,
serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah
dipahami oleh pekerja/operator; Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama
yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang
didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis
(JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah,
lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat
pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung darbahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;

Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang
berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun
pendapat ahli terkait yang independen.

8
Spesifikasi Personil Manajerial
Jabatan dalam Tingkat Pengalaman Kerja
No pekerjaan Pendidikan Profesonal (tahun) Sertifikat Kompetensi Kerja
yang akan Minimal
diusulkan
1. Pelaksana - 2 tahun Pelaksana Bangunan
Bangunan Gedung
Gedung (TA 022 atau TA 051);

2. Petugas K3 - 0 tahun Sertifikat Pelatihan K3

Catatan:
1. Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman
bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditenderkan.
2. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
3. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari pemberi tugas.
4. Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat hidup atau
referensi maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
5. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
6. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).

Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-


gambar konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode
pelaksanaan/ konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai
kompetensi yang dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil,
mekanikal, elektrikal, plumbing dan penataan lingkungan maupun interior dan jenis
pekerjaan lain yang terkait; Setiap tenaga ahli tersebut di atas harus mempunyai
kemampuan untuk melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya,
penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan
pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi
bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan
metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada

9
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku; Setiap kegiatan/ pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli
dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah
disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum
memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah
diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja
dan/atau penyakit di tempat kerja;

Buntok,……Oktober 2022
Kuasa Pengguna Anggaran

ADRIANSYAH, Si.Pi, M.Si


NIP. 196905041997031010

10
LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS

11
Lampiran I :
Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dikutip dari Instruksi Menteri PUPR No 02 /IN/M/2020:

A. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

1. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19


a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan
COVID- 19 yang menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a dibentuk
oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a berjumlah
paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri ataş: 1). I (satu) Ketua merangkap
anggota; dan 2). 4 (empat) Anggota yang mewakili Pengguna Jasa dan
Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan
kewenangan untuk melakukan:
1. Sosialisasi,
2. Pembelajaran (edukasi),
3. Promosi teknik,
4. Metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan,
5. Berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19
Kementerian PUPR melakukan Identifikasi Potensi Bahaya COVID19
di lapangan,
6. Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua
pekerjaan dan tarnu proyek,
7. Pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/
demobilisasi pekerja,
8. Pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas
pekerja,
9. Pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan,
10. Melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif
dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan
merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara .

2. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.


a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas
Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR untuk menentukan:
1. Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran penyebaran
COVID- 19 di daerah yang bersangkutan;
2. Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan
COVID- 19 yang dikeluarkan Oleh Pemerintah;
3. Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b.Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi :
1. Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran,
2. Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP); atau
3. Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan
peraturan untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar,
Maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan
sementara akibat Keadaaan Kahar;
12
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud huruf b
diatas dilakukan sesuai ketentuan pada Lampiran II ( TINDAK LANJUT
TERHADAP KONTRAK PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI) Yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan
urgensinya tetap harus dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak
sosial dan ekonomi dari COVID- 19, maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan: 1). Mendapatkan persetujuan dari
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2). Melaksanakan protokol
pencegahan COVID- 19 dengan disiplin tinggi dan dilaporkan secara berkala
Oleh Satgas Pencegahan COVID- 19; 3). Menghentikan sementara ketika
terjadi (Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam
Pengawasan (PDP) untuk melakukan penanganan sesuai protokol Pemerintah.

3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan


a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan
di lapangan yang dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara
Iain tabung oksigen, pengukur suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur
tekanan darah, obat- obatan, dan petugas medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional
perlindungan kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/
atau pusat kesehatan masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency)
;
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan
antara lain: pencuci tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker
dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan
nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja.

4. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan


a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun
fisik tentang himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan
atau dipasang di tempat-tempat strategis di lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan
penjelasan, anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam
setiap kegiatan penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk) ;
c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi,
siang, dan sore;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu)
yang terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi
pekerjaan;
e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan
(PDP) COVID-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna
Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi
dan penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan
kerja; dan
g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
disinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja
yang pernah melakukan kontak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah
13
selesai.

14
B. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019
(COVID19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

15
Lampiran II :
SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN

PAKET : PEMBANGUNAN TAMAN KANTOR BPKAD


LOKASI : KAB. BARITO SELATAN, SEMUA KECAMATAN, SEMUA KELURAHAN
T.A : 2022

DAFTAR BAHAN
No Uraian Satuan Keterangan

UPAH
1 Pekerja OH
2 Tukang batu
3 Tukang kayu OH
5 Tukang cat OH
6 Kepala tukang OH
8 Mandor OH

BAHAN
1 Kayu Balok 5/7 M3
2 Paku 2"- 3" kg
3 Kayu papan 3/20 M3
4 Pasir Urug M3
5 Top Soil/Tanah Subur kg
6 Semen Portland (PC) kg
7 Pasir Beton kg
33 Cat Dasar Kg Setara “Nippon Paint”
34 Cat Penutup kg Setara “Nippon Paint”
35 Kuas bh
36 Pengencer/ minyak cat liter
37 Ampelas lembar

16
Lampiran III :
Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan

1 Penjelasan Umum

Lingkup Pekerjaan sebagai berikut :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SMKK (SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KERJA)
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN TANAMAN
5. PEKERJAAN PEJALAN KAKI/ PENDESTRIAN
6. PEKERJAAN TEMPAT SAMPAH
7. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

2. Spesifikasi Pekerjaan

I. Pekerjaan Pendahuluan
A. Mobilisasi/Demobilisasi dan Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Lingkup Pekerjaan
a) Penyediaan Papan Nama Kegiatan
b) Penyediaan Peralatan dan Bahan K3
c) Pekerjaan pembongkaran kelas lama
d) Pekerjaan pembersihan sebelum dan sesudah pekerjaan
2. Bahan-bahan
a) Papan uraian Nama kegiatan
b) Peralatan dan Bahan K3
c) Peralatan bongkar manual
d) Peralatan pembersihan lokasi
e) Papan meranti 2/20 cm.

17
f) Kayu meranti 5/7 cm untuk tiang bouwplank.
g) Benang
h) Paku-paku.
i) Cat/meni untuk tanda perletakan as-as.

3. Syarat Pelaksanaan
a) Papan nama kegiatan
Papan nama kegiatan terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca
panas dan hujan sehingga dapat bertahan lama sampai dengan proses
pekerjaan dan pemeliharaan kegiatan masih dapat terbaca oleh publik,
dan jelas dapat terbaca serta sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
b) Peralatan dan Bahan K3
Peralatan dan bahan K3 yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan
tercukupi untuk setiap orang yang terlibat dalam proses pengerjaan.
c) Pembongkaran Bangunan Lama
Pekerjaan pembongkaran bangunan lama dilakukan dengan
memperhatikan keselamatan pekerjaan dan disaksikan oleh pihak-pihak
terkait serta bahan hasil bongkaran diamankan agar tidak menggangu
proses pekerjaan utama dan ditempatkan pada tempat yang aman.
d) Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Lokasi perletakan bangunan harus bersih dan rata serta apabila masih
ada bangunan di lokasi, maka Kontraktor wajib untuk membongkar
dan membersihkan.
e) Pekerjaan Pengukuran dan Pasang Bouwplank
 Unsur-unsur yang terkait untuk pengukuran dan pasang
bouwplank adalah: Pihak Proyek Rehab/Pemeliharaan Gedung
Olahraga Bulu Tangkis, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.
 Dasar untuk pengukuran dan lay-out bangunan adalah gambar
lay- out dari Konsultan Perencana.
 Alat ukur yang digunakan adalah theodolith untuk menentukan
letak sudut-sudut bangunan dan benang untuk mengukur panjang

18
dan as- as bangunan.
 Pemasangan bouwplank harus kuat, dengan mempergunakan
papan meranti 2/20 cm dan tiang meranti 5/7 yang dipancang
kuat-kuat pada tanah. Semua titik as (sumbu-sumbu) harus diberi
tanda dengan cat dan tampak jelas, serta tidak mudahberubah-
ubah.
 Bouwplank merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan
dengan permukaan tanah yang merupakan elevasi 0.00 m
bangunan.
 Hasil pengukuran bouwplank harus dibuat Berita Acara
Pengukuran yang disetujui oleh Direksi.
 Pada bagian dalam bouwplank, dimana bangunan didirikan, tidak
diijinkan untuk menumpuk tanah, batu kali atau bahan lainnya.

19
PERSYARATAN TEKNIS

1. PEKERJAAN TANAH
1.1. UMUM
1.1.1. Keadaan Lapangan
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, loksi dari tempat pekerjaan harus ditinjau dahulu
oleh seseorang tenaga ahli.

Apabila sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, pemborong harus segera menyampaikan kepada Direksi
secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga pemborong harus
menentukan letak bangunan, seperti : Direksi Keet, gudang dan sebagainya, maupun
pagar pengaman.

1.1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan


Kecuali dinyatakan pada syarat-syarat khusus atau yang tertera pada gambar rencana,
maka seluruh pohon-pohon, semak-semak dan akar- akar pohon dalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 15 meter pada
kedua ujung dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar
batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan. Pembersihan
dan pengupasan diluar batas-batas ini tidak diberikan pembayaran kepada pemborong,
kecuali pekerjaan semacam itu atas permintaan dari Direksi.

Bila dinyatakan pada syarat-syarat khusus, atau diperintahkan oleh Direksi, bahwa
pohon-pohon rindang dan pohon-pohon serta tanaman- tanaman ornament tertentu,
dipertahankan maka pohon- pohon/tanaman-tanaman termaksud harus dijaga betul-betul
terhadap kerusakan atau biaya pemborong. Pohon-pohon yang harus disingkirkan, harus
ditebang sedemikan rupa dengan tidak merusak pohon-pohon lain serta tanaman-tanaman
yang dipertahankan.

Semua pohon-pohon, batang-batang pohon, akar-akar dan sebagainya harus dibongkar


dengan kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm dibawah permukaan tanah asli atau
permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah), dan bersama-
sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada tempat-
tempat yang tidak tampak dari tempat pekerjaan menurut cara praktis, atau dibakar.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa ijin
khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya menyingkirkan pohon-pohon
tersebut atau membiarkan ditempat semula, asal ada persetujuan tertulis dari pemiliknya.

Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki
oleh pemborong atas tanggungan sendiri. Dalam hal akan melakukan pembakaran,
pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dan pemilik yang berbatasan dengan
pekerjaan, paling kurang 48 jam, maksudnya apabila akan melakukan pembakaran,
pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan Pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.

Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu


setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan
pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan
baha-bahan sisa sedemian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.

1.2. GALIAN TANAH


1.2.1. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :
 Semua bagian dari bangunan yang masuk kedalam tanah.
 Semua bagian dari tanah yang harus dibuang.

Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenal lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar harus di water pas. Kalau
ternyata akan menimbulkan kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar,
pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

1.2.2. Klasifikasi Galian


Galian akan diklasifikasi dalam pengukuran dan pembiayaan, sebagai

berikut :
 Galian tanah biasa.
 Galian tanah sedang, misalnya : pasir, cadas muda dan sebagainya.
 Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bora tau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
 Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.

1.2.3. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi sebelum memulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada
keadaan tanah yang belum diganggu.

Pemborong harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk inspeksi semacam itu,
termasuk inspeksi utnuk semua pekerjaan dalam air. Permukaan tanah yang berdekatan
dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa seiijin dari Direksi.

Galian pondasi batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar rencana
atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar
konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana
mudah dilaksanakan.

Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika di pandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian, harus dibuang. Sesudah galian selesai, pemborong harus memberitahukan
Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan perbaikan tanah dasar
pondasi dan melaksanakan perbaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai
pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material- material
pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut.
Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi
(injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus
dibuang.

1.2.4. Genangan Air di Dalam Galian


Pemborong harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan, agar lubang galian tidak
digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air. Kalau
lubang galian digenangi air, maka pemborong harus mengeluarkannya dengan jalan
memompa, menimba, ataupun mengalirkan lewat parit-parit pembuang.
Bila terjadi keadaan dimana menurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa
air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab- sebab lain sehubungan dengan daya
angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai beton seal dengan dimensi cukup, agar
penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan sebagaimana
layaknya.

Usaha pemompaan air dari cofferdam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan sedemikian
agar beton muda atau 2 bagian dari padanya tidak ikut terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup menjadi
keras.

1.3. URUGAN
1.3.1. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi.
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus
dilakasanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dam penyelesaian tanah halaman sekitarnya.

1.3.2. Penggunaan Material Bekas Galian


Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan dipergunakan
kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-pengotoran
seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan sebagainya.

Berbagai jenis dari material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang keras
dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan
jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan
dari Direksi.

1.3.3. Urugan Tanah


Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.

Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang
sesuai. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacad-cacad seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainya.

1.3.4. Urugan Pasir


Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti
pengurugan dengan tanah timbunan.

1.3.5. Lain-Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan garvel, pecahan batu merah dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus
bersih, bebas dari kotoran-kotoran serta mempounyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukkan.

2. Pekerjaan Pengecatan dinding pot


1. Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.

2. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.

3. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.

4. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
3. PEKERJAAN TAMAN

3.1. Rumput Gajah Mini


3.1.1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan penanaman Rumput dilakukan pada tanah hasil urugan taman.
- Jenis Rerumputan yang digunakan adalah Rumput Gajah mini.

3.2. Pardu Adam Hawa


2.1.2. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan penanaman Pardu adam hawa + pupuk dilakukan pada
tanah hasil urugan taman
- Jenis Tanaman Pardu adam hawa + Pupuk

2.3 Perdu Bayam Merah


- Pekerjaan penanaman Pardu bayam merah + pupuk dilakukan pada tanah hasil
urugan taman
- Jenis Tanaman Pardu bayam merah + Pupuk

2.4 Perdu Bromelia Nanas


- Pekerjaan penanaman Pardu bromelia nanas + pupuk dilakukan pada tanah hasil
urugan taman

2.5 Pohon Cemara


- Pekerjaan penanaman Pohon cemara dilakukan pada tanah hasil urugan taman
- enis Pepohonan yang digunakan adalah Bonsai Cemara Udang dengan tinggi 1,5 – 2
meter
2.6 Sikas
- Pekerjaan penanaman Sikas dilakukan pada tanah hasil urugan taman
2.7 Pisang Kalatea
- Pekerjaan penanaman Pisang Kalatea dilakukan pada tanah hasil urugan taman
2.8 Pisang Kipas
- Pekerjaan penanaman Pisang Kipasdilakukan pada tanah hasil urugan taman

3. PEKERJAAN PEJALAN KAKI


3.1 Lingkup Pekerjaan
- Pemasangan lantai taman dengan batu koral
- Pemasangan Steping Stone dengan Ukuran 60 x 30
- Pemasangan Kanstin
4. PEKERJAAN TEMPAT SAMPAH
4.1 Lingkup Kerja
Meliputi pekerjaan memberikan tempat sampah organik & non organik di area
Taman
PERSYARATAN PELAKSANAAN TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL

1. PERSYARATAN TEKNIS INSTALASI PENERANGAN


1.1 UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar, dimana bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan-perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal dibawah ini, maka merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan disetujui oleh MK/owner tanpa adanya penggantian biaya.

1.2 URAIAN LINGKUP (SKOPE) PEKERJAAN TENAGA & PENERANGAN

Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi


listrik ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap dipergunakan. Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud
adalah pengadaan dan pemasangan :

- Panel AC, Panel Pompa air bersih dan pompa WTP ataupun panel- panel lainnya
seperti yang ada dalam gambar rencana dan Bill of Quantity.
- Sub-sub panel penerangan dan tenaga beserta ke Instalasi Peralatan lainnya seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan Bill of Quantity.
- Instalasi penerangan dan stop kontak.
- Armature lampu dan lampu-lampu khusus lainnya ditunjukkan dalam gambar rencana
atau Bill of Quantity.
- Instalasi penerangan dalam koridor dan instalasi penerangan yang sifatnya
digunakan untuk umum.
- Instalasi grounding Sistim.
- Melakukan testing, commissioning & Training

1.3 KABEL TEGANGAN RENDAH


- Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV
untuk kabel NYM, NYY & NYFGbY
- Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
 Untuk kabel-kabel instalasi daya dipergunakan jenis NYFGbY dan NYY.
 Untuk kabel-kabel instalasi penerangan dipergunakan jenis NYM.
- Kabel-kabel daya yang ke sub-sub panel harus disertai dengan kabel BC sebagai
kawat pentanahan dengan diameter seperti yang tertera pada gambar rencana.
- Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu.

2. PERSYARATAN TEKNIS (Lampu, saklar, stop kontak dll)

2.1 Lampu TLD

- Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm


- Ballast (Transformator) untuk lampu TL harus dari bahan Low Loss Type
- Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis white 21/22 atau Warm White 31/32.
- Fitting lampu TL (lamp Holder) type adalah G. 13.
- Finishing untuk lampu TL harus di Cat Oven/Powder Coating.

2.2 Stop Kontak dan Saklar

- Stop-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/inbow (flush-mounting)
- Stop-kontak rating 200 VA dan mengikuti standard VDE.
- Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, Stop-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan plastik atau metal dari produk yang sama.

- Stop-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai. Pada ruang-ruang


yang basah/lembab harus dari jenis water dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang
maksimal 150 cm dari permukaan lantai.

2.3 Konduit

- Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-
BS dan Electronical Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan
antara lain; tahan terhadap bahaya kebakaran ringan kelenturannya dan tahan
terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau kolom
beton.
- Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact, dimana diameter dalam
dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah
10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar .
- Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dari
material/bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles, inspection
elbouws, reducers, locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya,
untuk memudahkan baik pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan.

2.4 Cable Leadder


- Cable Leadder harus terbuat dari bahan Painted Steel yang diberi penyangga dari
bahan yang sama dengan jarak maksimum 300 mm atau dinyatakan lain pada gambar
atau pada produk.
- Cara pemasangan cable leadder harus digantung pada dak beton dengan besi bulat
berulir (iron rod diameter 10 mm) atau bahan yang khusus untuk itu.
- Pada setiap belokan atau percabangan bentuk leadder harus dibuat sedemikian rupa
sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan (disesuaikan
dengan standar produk masing-masing).

- Cable Leadder yang dipasang didalam shaft/pada dinding menggunakan bahan


Painted Steel dan dipasang setiap jarak ½ (setengah) meter dilengkapi dengan klem-
klem kabel dan support.
- Kabel yang dipasang diatas leadder dan pada cable leadder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/cable ties).
- Sebelum pemasangan cable leadder harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan
instalasi lainnya ; AC, Plumbing, dll (bila diperlukan).

3. GROUNDING
- Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC - Bare Copper
Conductor)
- Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 50 mm²
- Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
ber- diameter 1¼" dan di ujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m.
- Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 2 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

4.1 Panel-panel

- Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal).
- Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
- Pada lokasi-lokasi yang khusus (Shaft listrik atau gudang), panel- panel harus
diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.
- Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontrol/busbar atau banyak
menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal block yang baik mutunya
(lihat item produk).

- Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push button,
harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam mengoperasikannya dan estetik.
- Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.
- Semua panel harus ditanahkan.

4.2 Kabel-kabel.

- Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
- Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan pasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.Sedangkan untuk
kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4 macam warna
sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan grounding).
- Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas
tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem dengan
rapi.
- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
- Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
- Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan
alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
- Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan
dengan batu, bata/ karang sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40
cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.
- Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimum setiap jarak 50 cm.
- Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.

- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
- Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada Cable Tray.
- Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel
- Penyambungan kabel untuk penerangan dan stop-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
- Penyusunan konduit di atas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.
- Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop dengan memberi
isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya.

4.3 Lampu Penerangan

- Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari


Arsitek dan disetujui oleh Direksi atau Direksi Pengawas
- Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond.

4.4 Stop-Kontak dan Saklar

- Stop-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai dan 1500 mm untuk saklar biasa.
- Stop-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water
dicht (bila ada).

4.5 Pentanahan

- Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan dan sistem pentanahannya, tidak
diperkenankan untuk digabung.
- System-system yang harus ditanahkan secara terpisah adalah :
 Sub-sub panel
 Piranti Elektronik (Telephone dan Fire Alarm)
- Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk mencapai
permukaan air tanah
- Tahanan pentanahan maximum adalah 4 ohm.
- Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m dan
disesuaikan dengan sifat tanahnya.
PEKERJAAN AKHIR

1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN

- Sebelum penyerahan pertama dilaksanakan, kontraktor harus meneliti semua bagian


pekerjaan dan kalau terdapat bagian pekerjaan yang belum sempurna maka
kontraktor harus segera memperbaikinya dengan penuh tanggung jawab.

- Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah selesai dibersihkan
dari segala kotoran – kotoran lainnya.

- Halaman dalam dan luar bagunan harus diberihkan dari segala macam sampah, kotoran
bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran lainnya.

- Kontraktor harus mempunyai tanggung jawab untuk segera menyelesaikan pekerjaan


dengan sebaik – baiknya sehingga memerlukan pekerjaan perbaikan.

Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang menjadi hak atau milik
kontraktor harus segera dipindahkan dan disingkirkan dari lokasi bangunan.

2. DOKUMENTASI

- Guna melengkapi data – data laporan, kepada kontraktor diwajibkan membuat photo
– photo atas kemajuan pekerjaan mulai dari pelaksanaan pertama serta tiap – tiap
bagian pekerjaan hingga proyek selesai dilaksanakan.

- Seluruh hasil photo tersebut dicetak dalam rangkap 3 ( tiga ) disusun dalam album
secara sistematis atau berurutan bersama laporan harian, mingguan, bulanan, keadaan
cuaca maupun laporan – laporan lainnya dan data – data tersebut diserahkan kepada
Pengawas dan pemimpin bagian proyek untuk dokumentasi.

3. HAL – HAL LAIN

- Kontraktor diwajibkan untuk membuat 1 ( satu ) buah papan nama Kegiatan yang
ukuran dan isinya akan diberitahukan kemudian.

- Hal – hal lain mengenai perubahan untuk konstruksi, dapat diselesaikan antara
kontraktor dengan pengawas dan pemimpin bagian proyek, dengan cara tidak
menyimpang dari ketentuan – ketentuan yang berlaku.

- Mengenai segala perizinan sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan


merupakan beban kontraktor.

- Semua syarat – syarat dan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknik ini,
termasuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah syah dan mengikat.

PERATURAN PENUTUP

 Pekerjaan yang dinyatakan perlu dan menjadi bagian pekerjaan pembangunan ini, akan
tetapi tidak dapat diuraikan atau dimuat dalam Spesifikasi teknis ini harus diselesaikan
oleh Kontraktor dianggap seakan-akan pekerjaan diuraikan dan dimuat dalam
Spesifikasi teknis untuk mencapai suatu penyelesaian yang lebih baik.

 Semua syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis


ini, termasuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah syah dan Mengikat.

PENUTUP

Semua persyaratan – persyaratan dalam Spesifikasi Teknis dan gambar –


gambar pelaksanaan Ini adalah mengikat tidak boleh dirubah, Syarat –
syarat yang tidak tertera dalam Spesifikasi Teknis, tetapi tertera pada bagian
lain didalam Dokumen Pelelangan ini, Kontraktor berkewajiban untuk
melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai