SPEKTEKPOS
SPEKTEKPOS
SPEKTEKPOS
1
DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIS
a. Ketentuan Umum.
b. Ruang Lingkup Pekerjaan .
c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
e. Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang
diperlukan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
f. Jangka Waktu Pelaksanaan
g. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk
h. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan
i. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
l. Spesifikasi Proses/Kegiatan
m.Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
n. Spesifikasi Personil Manajerial
o. Spesifikasi Pekerja Pelaksana Lapangan
2
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
a. Ketentuan Umum.
Spesifikasi Teknis ini disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PUPR
Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
melalui Penyedia dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik
Indonesia. Pasal 21 ayat (1) Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2021 Tentang
Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui Penyedia menegaskan
bahwa Pekerjaan Konstruksi meluputi; spesifikasi bahan bangunan konstruksi,
spesifikasi peralatan konstruksi dan peralatan bangunan, spesifikasi proses/kegiatan,
spesifikasi metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja dan spesisfikasi
jabatan kerja konstruksi. Selanjutnya ayat 2 menegaskan bahwa spesifikasi disusu
dengan ketentuan; mencantumkan ruang lingkup Pekerjaan Konstruksi yang
dibutuhkan, dapat menyebutkan merek dan tipe serta sedapat mungkin menggunakan
produksi dalam negeri, semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar
nasional Indonesia, metode konstruksi/metode pelaksanaan/metode kerja harus logis,
realistis, aman, berkeselamatan, dan dapat dilaksanakan, jangka waktu pelaksanaan
harus sesuai dengan metode pelaksanaan, mencantumkan macam, jenis, kapasitas,
dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan,
mencantumkan syarat pengujian bahan dan hasil produk, mencantumkan kriteria
kinerja produk (output performance) yang diinginkan, mencantumkan tata cara
pengukuran dan tata cara pembayaran, dan mencantumkan uraian pekerjaan,
identifikasi bahaya, dan penetapan resiko terkait keselamatan Konstruksi pada
pekerjaan Konstruksi. Secara umum Spesifikasi Teknis ini memuat tentang
pengaturan ketentuan mutu bahan, ketentuan umum peralatan, petunjuk pelaksanaan,
pengendalian mutu untuk mencapai target mutu yang disyaratkan, dan tata cara
pengukuran dan pembayaran
Uraian spesifikasi teknis ini disusun dan ditetapkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditenderkan, yaitu :
Pekerjaan : Pembangunan Taman Kantor BPKAD
Lokasi : Kab. Barito Selatan, Semua Kecamatan, Semua Kelurahan
Kegiatan : Pemeliharaan Barang Milik Daerah Penunjang Urusan Pemerintahan Daerah
3
Ruang Lingkup Pekerjaan .
Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan ini dengan berpedoman pada Spesifikasi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia.
4
b. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara Republik Indonesia. sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang
dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.
6
j. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan
melibatkan Ahli K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi
bahaya dari setiap tahapan kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;
Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang
berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis
keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih
dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk
melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan
prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.
k. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan
terhadap setiap metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan
persyaratan teknis untuk mencegah terjadinya kegagalan konstruksi dan
kecelakaan kerja;
Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang
sesuai dengan kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan
operator yang terlatih; Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam
menyusun dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat
utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan
urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator bekerja
dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko
kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
7
Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya
dan efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas,
material, urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis,
serta dipastikan dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan
konstruksi dan pekerja/operator, maka metode kerja dapat disetujui, setelah
dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang sistematis dan/atau mudah
dipahami oleh pekerja/operator; Setiap tahapan pelaksanaan konstruksi utama
yang mempunyai potensi bahaya tinggi harus dilengkapi dengan metode kerja yang
didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis
(JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus digunakan perancah,
lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi, serta alat
pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung darbahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir
yang mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus
menggunakan turap dan tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan
berdasarkan data teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang
berlaku, atau melalui penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun
pendapat ahli terkait yang independen.
8
Spesifikasi Personil Manajerial
Jabatan dalam Tingkat Pengalaman Kerja
No pekerjaan Pendidikan Profesonal (tahun) Sertifikat Kompetensi Kerja
yang akan Minimal
diusulkan
1. Pelaksana - 2 tahun Pelaksana Bangunan
Bangunan Gedung
Gedung (TA 022 atau TA 051);
Catatan:
1. Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman
bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditenderkan.
2. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
3. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau
referensi kerja dari pemberi tugas.
4. Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat hidup atau
referensi maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
5. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
6. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
9
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3 yang
berlaku; Setiap kegiatan/ pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli
dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi
teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah
disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap sebelum
memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya dan risiko telah
diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap kecelakaan kerja
dan/atau penyakit di tempat kerja;
Buntok,……Oktober 2022
Kuasa Pengguna Anggaran
10
LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS
11
Lampiran I :
Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dikutip dari Instruksi Menteri PUPR No 02 /IN/M/2020:
14
B. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019
(COVID19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
15
Lampiran II :
SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN
DAFTAR BAHAN
No Uraian Satuan Keterangan
UPAH
1 Pekerja OH
2 Tukang batu
3 Tukang kayu OH
5 Tukang cat OH
6 Kepala tukang OH
8 Mandor OH
BAHAN
1 Kayu Balok 5/7 M3
2 Paku 2"- 3" kg
3 Kayu papan 3/20 M3
4 Pasir Urug M3
5 Top Soil/Tanah Subur kg
6 Semen Portland (PC) kg
7 Pasir Beton kg
33 Cat Dasar Kg Setara “Nippon Paint”
34 Cat Penutup kg Setara “Nippon Paint”
35 Kuas bh
36 Pengencer/ minyak cat liter
37 Ampelas lembar
16
Lampiran III :
Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
1 Penjelasan Umum
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SMKK (SISTEM MANAJEMEN
KESELAMATAN KERJA)
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN TANAMAN
5. PEKERJAAN PEJALAN KAKI/ PENDESTRIAN
6. PEKERJAAN TEMPAT SAMPAH
7. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
2. Spesifikasi Pekerjaan
I. Pekerjaan Pendahuluan
A. Mobilisasi/Demobilisasi dan Jaminan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
1. Lingkup Pekerjaan
a) Penyediaan Papan Nama Kegiatan
b) Penyediaan Peralatan dan Bahan K3
c) Pekerjaan pembongkaran kelas lama
d) Pekerjaan pembersihan sebelum dan sesudah pekerjaan
2. Bahan-bahan
a) Papan uraian Nama kegiatan
b) Peralatan dan Bahan K3
c) Peralatan bongkar manual
d) Peralatan pembersihan lokasi
e) Papan meranti 2/20 cm.
17
f) Kayu meranti 5/7 cm untuk tiang bouwplank.
g) Benang
h) Paku-paku.
i) Cat/meni untuk tanda perletakan as-as.
3. Syarat Pelaksanaan
a) Papan nama kegiatan
Papan nama kegiatan terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca
panas dan hujan sehingga dapat bertahan lama sampai dengan proses
pekerjaan dan pemeliharaan kegiatan masih dapat terbaca oleh publik,
dan jelas dapat terbaca serta sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
b) Peralatan dan Bahan K3
Peralatan dan bahan K3 yang tersedia sesuai dengan kebutuhan dan
tercukupi untuk setiap orang yang terlibat dalam proses pengerjaan.
c) Pembongkaran Bangunan Lama
Pekerjaan pembongkaran bangunan lama dilakukan dengan
memperhatikan keselamatan pekerjaan dan disaksikan oleh pihak-pihak
terkait serta bahan hasil bongkaran diamankan agar tidak menggangu
proses pekerjaan utama dan ditempatkan pada tempat yang aman.
d) Pekerjaan Pembersihan Lokasi
Lokasi perletakan bangunan harus bersih dan rata serta apabila masih
ada bangunan di lokasi, maka Kontraktor wajib untuk membongkar
dan membersihkan.
e) Pekerjaan Pengukuran dan Pasang Bouwplank
Unsur-unsur yang terkait untuk pengukuran dan pasang
bouwplank adalah: Pihak Proyek Rehab/Pemeliharaan Gedung
Olahraga Bulu Tangkis, Konsultan Perencana, Konsultan
Pengawas dan Kontraktor.
Dasar untuk pengukuran dan lay-out bangunan adalah gambar
lay- out dari Konsultan Perencana.
Alat ukur yang digunakan adalah theodolith untuk menentukan
letak sudut-sudut bangunan dan benang untuk mengukur panjang
18
dan as- as bangunan.
Pemasangan bouwplank harus kuat, dengan mempergunakan
papan meranti 2/20 cm dan tiang meranti 5/7 yang dipancang
kuat-kuat pada tanah. Semua titik as (sumbu-sumbu) harus diberi
tanda dengan cat dan tampak jelas, serta tidak mudahberubah-
ubah.
Bouwplank merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan
dengan permukaan tanah yang merupakan elevasi 0.00 m
bangunan.
Hasil pengukuran bouwplank harus dibuat Berita Acara
Pengukuran yang disetujui oleh Direksi.
Pada bagian dalam bouwplank, dimana bangunan didirikan, tidak
diijinkan untuk menumpuk tanah, batu kali atau bahan lainnya.
19
PERSYARATAN TEKNIS
1. PEKERJAAN TANAH
1.1. UMUM
1.1.1. Keadaan Lapangan
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, loksi dari tempat pekerjaan harus ditinjau dahulu
oleh seseorang tenaga ahli.
Apabila sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan keadaan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar, pemborong harus segera menyampaikan kepada Direksi
secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga pemborong harus
menentukan letak bangunan, seperti : Direksi Keet, gudang dan sebagainya, maupun
pagar pengaman.
Bila dinyatakan pada syarat-syarat khusus, atau diperintahkan oleh Direksi, bahwa
pohon-pohon rindang dan pohon-pohon serta tanaman- tanaman ornament tertentu,
dipertahankan maka pohon- pohon/tanaman-tanaman termaksud harus dijaga betul-betul
terhadap kerusakan atau biaya pemborong. Pohon-pohon yang harus disingkirkan, harus
ditebang sedemikan rupa dengan tidak merusak pohon-pohon lain serta tanaman-tanaman
yang dipertahankan.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki
oleh pemborong atas tanggungan sendiri. Dalam hal akan melakukan pembakaran,
pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dan pemilik yang berbatasan dengan
pekerjaan, paling kurang 48 jam, maksudnya apabila akan melakukan pembakaran,
pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan Pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka.
Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenal lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar harus di water pas. Kalau
ternyata akan menimbulkan kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar,
pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.
berikut :
Galian tanah biasa.
Galian tanah sedang, misalnya : pasir, cadas muda dan sebagainya.
Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bora tau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.
Pemborong harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk inspeksi semacam itu,
termasuk inspeksi utnuk semua pekerjaan dalam air. Permukaan tanah yang berdekatan
dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa seiijin dari Direksi.
Galian pondasi batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar rencana
atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar
konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana
mudah dilaksanakan.
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika di pandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian, harus dibuang. Sesudah galian selesai, pemborong harus memberitahukan
Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan perbaikan tanah dasar
pondasi dan melaksanakan perbaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai
pondasi sebelum Direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material- material
pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut.
Semua retakan atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi
(injeksi), serta semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus
dibuang.
Usaha pemompaan air dari cofferdam hendaknya dilengkapi dan dikerjakan sedemikian
agar beton muda atau 2 bagian dari padanya tidak ikut terbawa dalam proses pemompaan.
Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai beton seal cukup menjadi
keras.
1.3. URUGAN
1.3.1. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
a. Semua bekas lubang pondasi.
b. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah harus
dilakasanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk
perataan dam penyelesaian tanah halaman sekitarnya.
Berbagai jenis dari material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang keras
dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan
jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan
dari Direksi.
Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang
sesuai. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat
membahayakan, misalnya dapat merusak beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai
nantinya tidak akan timbul cacad-cacad seperti turunnya permukaan, bergelombang dan
sebagainya.
1.3.5. Lain-Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan garvel, pecahan batu merah dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus
bersih, bebas dari kotoran-kotoran serta mempounyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukkan.
2. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
3. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
3. PEKERJAAN TAMAN
- Panel AC, Panel Pompa air bersih dan pompa WTP ataupun panel- panel lainnya
seperti yang ada dalam gambar rencana dan Bill of Quantity.
- Sub-sub panel penerangan dan tenaga beserta ke Instalasi Peralatan lainnya seperti
yang ditunjukkan dalam gambar rencana dan Bill of Quantity.
- Instalasi penerangan dan stop kontak.
- Armature lampu dan lampu-lampu khusus lainnya ditunjukkan dalam gambar rencana
atau Bill of Quantity.
- Instalasi penerangan dalam koridor dan instalasi penerangan yang sifatnya
digunakan untuk umum.
- Instalasi grounding Sistim.
- Melakukan testing, commissioning & Training
- Stop-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/inbow (flush-mounting)
- Stop-kontak rating 200 VA dan mengikuti standard VDE.
- Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, Stop-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan plastik atau metal dari produk yang sama.
2.3 Konduit
- Konduit yang digunakan, harus memenuhi standard yang berlaku (British Standard-
BS dan Electronical Standardization CENELEC) untuk pengujian karakteristik bahan
antara lain; tahan terhadap bahaya kebakaran ringan kelenturannya dan tahan
terhadap getaran mekanis (tidak mudah pecah) pada saat pengecoran lantai atau kolom
beton.
- Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact, dimana diameter dalam
dari konduit minimum 1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah
10 mm, atau dinyatakan lain pada gambar .
- Konduit yang dipasang harus dilengkapi dengan segala Accessoriesnya dari
material/bahan yang sama dengan konduitnya seperti; coupling, saddles, inspection
elbouws, reducers, locknuts, terminal boxes dan berbagai perlengkapan lainnya,
untuk memudahkan baik pada saat pelaksanaan maupun saat perawatan.
3. GROUNDING
- Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC - Bare Copper
Conductor)
- Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 50 mm²
- Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
ber- diameter 1¼" dan di ujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod
sepanjang 0,5 m.
- Nilai tahanan grounding system untuk panel-panel adalah maximum 2 ohm,
diukur setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
4.1 Panel-panel
- Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal).
- Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
- Pada lokasi-lokasi yang khusus (Shaft listrik atau gudang), panel- panel harus
diperlengkapi dengan lubang-lubang ventilasi yang cukup.
- Untuk panel-panel yang banyak menggunakan komponen kontrol/busbar atau banyak
menggunakan alat ukur harus dilengkapi dengan terminal block yang baik mutunya
(lihat item produk).
- Panel-panel yang dilengkapi dengan magnetic contactor dan start/stop push button,
harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dalam mengoperasikannya dan estetik.
- Ketinggian panel-panel type wall mounting harus menurut PUIL 1987.
- Semua panel harus ditanahkan.
4.2 Kabel-kabel.
- Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan
tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
- Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan pasanya sesuai dengan PUIL 1987 pasal 701.Sedangkan untuk
kabel instalasi penerangan (NYM) yang digunakan harus terdiri dari 4 macam warna
sesuai dengan ketentuan PUIL (R, S, T, Neutral dan grounding).
- Kabel daya yang dipasang pada Shaft/dinding bangunan harus diletakkan diatas
tangga kabel (cable leadder) atau cable tray yang semuanya ditata dan diklem dengan
rapi.
- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
- Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
- Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan
alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
- Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan
dengan batu, bata/ karang sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40
cm atau disesuaikan dengan jumlah kabel.
- Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimum setiap jarak 50 cm.
- Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2½ kali penampang kabel.
- Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada Cable Tray.
- Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2½ kali penampang kabel
- Penyambungan kabel untuk penerangan dan stop-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
- Penyusunan konduit di atas cable leadder harus rapi dan tidak saling menyilang.
- Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop dengan memberi
isolasi terlebih dahulu. Warna isolasi harus sama dengan warna kabelnya.
- Stop-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai dan 1500 mm untuk saklar biasa.
- Stop-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water
dicht (bila ada).
4.5 Pentanahan
- Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan dan sistem pentanahannya, tidak
diperkenankan untuk digabung.
- System-system yang harus ditanahkan secara terpisah adalah :
Sub-sub panel
Piranti Elektronik (Telephone dan Fire Alarm)
- Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk mencapai
permukaan air tanah
- Tahanan pentanahan maximum adalah 4 ohm.
- Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m dan
disesuaikan dengan sifat tanahnya.
PEKERJAAN AKHIR
1. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
- Pada waktu penyerahan pertama pekerjaan, ruangan harus sudah selesai dibersihkan
dari segala kotoran – kotoran lainnya.
- Halaman dalam dan luar bagunan harus diberihkan dari segala macam sampah, kotoran
bekas pekerjaan dan kotoran – kotoran lainnya.
Setelah penyerahan kedua, semua barang dan peralatan yang menjadi hak atau milik
kontraktor harus segera dipindahkan dan disingkirkan dari lokasi bangunan.
2. DOKUMENTASI
- Guna melengkapi data – data laporan, kepada kontraktor diwajibkan membuat photo
– photo atas kemajuan pekerjaan mulai dari pelaksanaan pertama serta tiap – tiap
bagian pekerjaan hingga proyek selesai dilaksanakan.
- Seluruh hasil photo tersebut dicetak dalam rangkap 3 ( tiga ) disusun dalam album
secara sistematis atau berurutan bersama laporan harian, mingguan, bulanan, keadaan
cuaca maupun laporan – laporan lainnya dan data – data tersebut diserahkan kepada
Pengawas dan pemimpin bagian proyek untuk dokumentasi.
- Kontraktor diwajibkan untuk membuat 1 ( satu ) buah papan nama Kegiatan yang
ukuran dan isinya akan diberitahukan kemudian.
- Hal – hal lain mengenai perubahan untuk konstruksi, dapat diselesaikan antara
kontraktor dengan pengawas dan pemimpin bagian proyek, dengan cara tidak
menyimpang dari ketentuan – ketentuan yang berlaku.
- Semua syarat – syarat dan ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi teknik ini,
termasuk Berita Acara Penjelasan Pekerjaan adalah syah dan mengikat.
PERATURAN PENUTUP
Pekerjaan yang dinyatakan perlu dan menjadi bagian pekerjaan pembangunan ini, akan
tetapi tidak dapat diuraikan atau dimuat dalam Spesifikasi teknis ini harus diselesaikan
oleh Kontraktor dianggap seakan-akan pekerjaan diuraikan dan dimuat dalam
Spesifikasi teknis untuk mencapai suatu penyelesaian yang lebih baik.
PENUTUP