Memahami Cara Kerja Otak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Memahami cara kerja otak, kebutuhan dasar manusia, tahap tumbuh-kembang anak, serta

pengaruhnya terhadap pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup manusia sangat penting dalam
konteks psikologi perkembangan dan pembentukan kepribadian manusia. Berikut adalah penjelasan
singkat mengenai masing-masing konsep ini:

1. Cara Kerja Otak:

Otak adalah pusat pengendalian utama dalam tubuh manusia yang mengatur berbagai fungsi
kognitif, emosional, dan perilaku. Otak terdiri dari berbagai bagian yang memiliki fungsi spesifik,
seperti korteks yang mengatur pemrosesan informasi kompleks, amigdala yang terlibat dalam
pengaturan emosi, dan lain-lain. Memahami bagaimana otak memproses informasi, merespons
rangsangan, dan membentuk koneksi-koneksi baru dapat membantu dalam mengelola emosi,
mengambil keputusan, dan mengembangkan potensi diri.

2. Kebutuhan Dasar Manusia:

Kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan yang esensial bagi kelangsungan hidup dan
perkembangan manusia. Ini termasuk kebutuhan fisik seperti makanan, minuman, dan tempat
tinggal; kebutuhan psikologis seperti keamanan, kasih sayang, dan rasa memiliki; serta kebutuhan
untuk mengembangkan diri melalui pendidikan, pekerjaan, dan interaksi sosial.

3. Tahap Tumbuh-Kembang Anak:

Tahap tumbuh-kembang anak mengacu pada serangkaian perkembangan fisik, kognitif, sosial, dan
emosional yang terjadi dari masa bayi hingga dewasa muda. Teori perkembangan seperti teori
Piaget, Erickson, dan Vygotsky menyediakan pandangan tentang bagaimana anak-anak belajar,
berinteraksi dengan lingkungan, dan membentuk pemahaman mereka tentang dunia.

4. Pengaruhnya pada Pembentukan Kebiasaan dan Nilai-nilai Hidup:

Proses pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup dimulai sejak dini, dipengaruhi oleh interaksi
antara genetik, lingkungan, dan pengalaman individu. Tahap-tahap tumbuh-kembang anak
memainkan peran penting dalam membentuk pola perilaku dan nilai-nilai yang akan dimiliki individu
di masa dewasa. Misalnya, pengalaman positif dalam interaksi sosial di masa kecil dapat membentuk
sikap sosial yang positif di kemudian hari.

Mengapa memahami hal-hal ini penting?

- Pemahaman tentang cara kerja otak membantu dalam mengelola emosi dan meningkatkan
kapasitas kognitif.

- Memenuhi kebutuhan dasar manusia adalah prasyarat untuk perkembangan individu yang optimal.
- Memahami tahap tumbuh-kembang anak membantu orang tua dan pendidik dalam memberikan
dukungan yang tepat sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

- Pembentukan kebiasaan dan nilai-nilai hidup di masa anak-anak mempengaruhi kualitas hidup dan
interaksi sosial di masa dewasa.

Dengan memahami dan mengaplikasikan pengetahuan ini, kita dapat memperbaiki kualitas hidup,
memfasilitasi perkembangan individu yang sehat dan harmonis, serta membangun masyarakat yang
lebih berempati dan produktif.

Sebagai instruktur mengemudi, ada beberapa nilai yang perlu Anda perkuat.

Menurut Bapak/Ibu nilai-nilai apa yang perlu dikuatkan sebagai guru penggerak? Mengapa
demikian?

1.

Integritas: Integritas adalah kepatuhan yang konsisten terhadap prinsip moral dan etika yang tinggi.

Guru Penggerakharus menjadi teladan yang baik bagi siswa dan rekannya.

Dengan menunjukkan integritas, guru tidak hanya membangun kepercayaan tetapi juga
mempengaruhi pengembangan nilai moral yang kuat pada siswanya.

2.

Komitmen terhadap Pendidikan: Guru Penggerakharus memiliki komitmen yang kuat terhadap
proses pendidikan.

Hal ini mencakup komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memberikan inspirasi bagi
peserta didik, serta terus belajar dan berkembang sebagai pendidik.

3.

Empati dan Toleransi: Kemampuan memahami dan menanggapi perasaan dan kebutuhan siswa
adalah kunci untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung.

Merangkul keberagaman dan perbedaan individu juga penting untuk memastikan bahwa semua
siswa merasa dihargai dan didukung.

4.

Partisipasi dan Kerja Sama: Guru Penggerakharus terlibat aktif dalam kehidupan sekolah dan
komunitasnya.

Hal ini termasuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, membangun hubungan kolaboratif
dengan rekan kerja, dan bekerja sama dengan orang tua siswa untuk mendukung perkembangan
mereka secara keseluruhan.

5.

Inovasi dan Pembelajaran Berkelanjutan: Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dan


inovatif dalam pendekatan pendidikan adalah kunci untuk menantang siswa dan mempersiapkan
mereka menghadapi masa depan yang kompleks dan berubah dengan cepat.
Guru Penggerakjuga harus terbuka terhadap pembelajaran berkelanjutan dan teknologi pendidikan
yang terus berkembang.

Penguatan nilai-nilai tersebut tidak hanya memperkuat profesionalisme karir mengajar, tetapi juga
memberikan landasan yang kokoh untuk memberikan dampak positif bagi siswa dan lingkungan
sekolah secara umum.

Nilai-nilai tersebut menjadi landasan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung,
menginspirasi dan memberdayakan siswa untuk mencapai potensi maksimalnya.
Setelah memahami teori pilihan dan motivasi intrinsik, ada beberapa nilai-nilai dari seorang guru
penggerak yang menjadi lebih penting untuk dikuatkan:

1. Autonomi: Memberikan siswa ruang untuk membuat pilihan dalam pembelajaran mereka dapat
meningkatkan motivasi intrinsik. Seorang guru penggerak akan mendorong siswa untuk mengambil
peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, sehingga mereka merasa memiliki kontrol
dan tanggung jawab atas pencapaian mereka.

2. Keterlibatan dan Kolaborasi: Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan mempromosikan
kolaborasi di antara mereka dapat memperkuat motivasi intrinsik. Guru penggerak tidak hanya
menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga menciptakan lingkungan di mana siswa merasa
didengar, dihargai, dan terlibat aktif dalam belajar.

3. Tujuan dan Artikulasi Tujuan: Memfasilitasi siswa untuk mengembangkan tujuan-tujuan yang
bermakna dalam pembelajaran mereka dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Guru penggerak
membantu siswa untuk mengartikulasikan tujuan-tujuan mereka sendiri dan menghubungkannya
dengan nilai-nilai pribadi mereka, sehingga mereka merasa terdorong secara internal untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut.

4. Pemberian Umpan Balik yang Konstruktif: Memberikan umpan balik yang berfokus pada
pengembangan dan peningkatan kemampuan siswa dapat mendukung motivasi intrinsik. Guru
penggerak memberikan umpan balik yang jelas, relevan, dan mendukung, yang membantu siswa
untuk memperbaiki kinerja mereka sendiri dan meningkatkan rasa percaya diri mereka dalam
belajar.

5. Penghargaan yang Berorientasi pada Proses: Mengakui dan memperingati pencapaian siswa serta
upaya mereka dalam proses belajar dapat meningkatkan motivasi intrinsik. Guru penggerak
menghargai pencapaian siswa tidak hanya berdasarkan hasil akhir tetapi juga proses belajar yang
mereka jalani, membangun motivasi yang berkelanjutan untuk belajar dan berkembang.

Dengan menguatkan nilai-nilai ini, seorang guru penggerak dapat menciptakan lingkungan belajar
yang mendukung motivasi intrinsik siswa, yaitu dorongan dan keinginan siswa untuk belajar karena
kepuasan internal mereka sendiri, bukan sekadar imbalan eksternal seperti pujian atau
penghargaan. Ini akan membantu membangun fondasi yang kuat untuk pembelajaran yang
berkelanjutan dan pemberdayaan siswa dalam mencapai potensi mereka secara penuh.

Untuk menguatkan diri sendiri sebagai seorang guru penggerak yang mampu memberdayakan murid
dalam memilih jalan kodratnya dan menguatkan motivasi intrinsik mereka dalam
mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila, berikut adalah beberapa tindakan spesifik yang dapat
dilakukan:

1. Pahami Profil Pelajar Pancasila: Mulailah dengan memahami dengan baik apa yang dimaksud
dengan Profil Pelajar Pancasila. Ini mencakup tidak hanya aspek pengetahuan akademik tetapi juga
aspek moral, kognitif, emosional, sosial, dan keterampilan lainnya yang diharapkan dari seorang
pelajar yang ideal menurut nilai-nilai Pancasila.

2. Bergabung dalam Komunitas Guru: Bergabung dengan komunitas guru yang berfokus pada
pengembangan karakter dan motivasi intrinsik siswa dapat memberi Anda dukungan dan sumber
daya untuk meningkatkan keterampilan Anda dalam hal ini. Diskusikan dan tukar pengalaman
dengan sesama guru untuk mendapatkan wawasan baru dan strategi yang efektif.

3. Self-Reflection dan Peningkatan Diri: Lakukan refleksi diri secara teratur untuk mengevaluasi
praktik pengajaran Anda. Pertimbangkan bagaimana Anda dapat meningkatkan pendekatan Anda
untuk lebih memberdayakan siswa dalam memilih jalan kodrat mereka. Misalnya, apakah Anda
memberikan cukup ruang bagi siswa untuk bereksplorasi dan mengembangkan minat mereka
sendiri?

4. Mengintegrasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Pembelajaran: Jelajahi bagaimana Anda dapat


mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, seperti gotong royong, keadilan sosial, persatuan, demokrasi,
dan lain-lain, ke dalam setiap aspek pembelajaran Anda. Contohkan nilai-nilai ini dalam tindakan
sehari-hari dan buat koneksi langsung dengan pengalaman hidup siswa.

5. Menggunakan Strategi Pembelajaran yang Mendorong Motivasi Intrinsik:

- Berikan pilihan dalam tugas atau proyek sehingga siswa merasa memiliki kendali atas proses
belajar mereka.

- Gunakan pertanyaan reflektif dan mendalam untuk merangsang pemikiran kritis dan memotivasi
siswa untuk mencari pemahaman yang lebih dalam.

- Berikan umpan balik yang membangun, fokus pada proses belajar, dan memperkuat keyakinan
siswa akan kemampuan mereka sendiri.

- Fasilitasi diskusi dan kolaborasi yang memungkinkan siswa untuk belajar dari satu sama lain dan
mengembangkan pemahaman yang lebih luas.

6. Mendukung Keterlibatan Aktif Siswa: Bangun lingkungan kelas yang mendukung keterlibatan aktif
siswa dalam diskusi, proyek kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler. Dorong mereka untuk
berkontribusi dalam kegiatan sekolah dan komunitas, serta mengembangkan pemahaman mereka
tentang tanggung jawab sosial dan kepemimpinan.
Dengan mengimplementasikan tindakan-tindakan ini secara konsisten dan reflektif, Anda dapat
memperkuat diri sendiri sebagai guru penggerak yang efektif dalam memberdayakan siswa untuk
mengejawantahkan Profil Pelajar Pancasila dengan penuh motivasi intrinsik dan kesadaran akan
nilai-nilai Pancasila.
Diagram identitas gunung es adalah sebuah model yang digunakan untuk menggambarkan konsep
bahwa perilaku dan sikap yang teramati pada seseorang hanyalah bagian kecil dari apa yang
sebenarnya ada di bawah permukaan, seperti gunung es yang hanya menunjukkan sedikit bagian
dari total volumenya di atas permukaan air. Terdapat hubungan yang erat antara konsep ini dengan
penumbuhan Profil Pelajar Pancasila pada murid dan transformasi pendidikan, sebagai berikut:

1. Profil Pelajar Pancasila dan Diagram Identitas Gunung Es:

- Perilaku Teramati: Profil Pelajar Pancasila mencakup perilaku yang dapat diamati secara langsung,
seperti partisipasi aktif dalam pembelajaran, kedisiplinan, dan kepatuhan terhadap aturan sekolah.

- Nilai dan Sikap yang Mendasarinya: Di bawah permukaan perilaku teramati ini terdapat nilai-nilai
dan sikap yang lebih dalam, seperti kejujuran, gotong royong, keadilan, persatuan, dan demokrasi,
yang merupakan nilai-nilai Pancasila. Ini adalah bagian dari gunung es yang lebih besar, yang tidak
selalu terlihat langsung dalam tindakan sehari-hari siswa.

2. Transformasi Pendidikan:

- Transformasi pendidikan mencakup perubahan signifikan dalam pendekatan dan tujuan


pendidikan, menuju menciptakan generasi yang memiliki pemahaman mendalam dan mampu
mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

- Diagram identitas gunung es menyoroti perlunya melihat dan memahami aspek-aspek yang lebih
dalam dari pembentukan karakter dan kepribadian siswa, bukan hanya fokus pada hasil akhir atau
perilaku yang terlihat.

3. Pengembangan Integral dan Holistik:

- Profil Pelajar Pancasila bertujuan untuk menghasilkan individu yang tidak hanya cerdas secara
akademis tetapi juga memiliki kecerdasan emosional, moral, dan sosial yang kuat.

- Dengan menggunakan konsep gunung es, pendidikan bisa lebih berfokus pada pengembangan
integral dan holistik siswa, memperkuat nilai-nilai Pancasila sebagai fondasi utama dalam
membentuk kepribadian mereka.

4. Implementasi dalam Praktik Pendidikan:

- Guru dan pendidik perlu menggali lebih dalam nilai-nilai Pancasila dan mendorong siswa untuk
memahami maknanya melalui pengalaman nyata dan refleksi.

- Dengan memahami konsep gunung es, pendidikan dapat dirancang untuk tidak hanya
mentransfer pengetahuan tetapi juga membangun karakter dan nilai-nilai yang kuat pada siswa,
sesuai dengan tujuan Profil Pelajar Pancasila.

Secara keseluruhan, diagram identitas gunung es membantu kita untuk melihat bahwa
pembentukan karakter dan nilai-nilai yang mendalam seperti yang diharapkan dalam Profil Pelajar
Pancasila adalah proses yang lebih kompleks daripada sekadar mengamati perilaku luar biasa siswa.
Hal ini menuntut pendidikan untuk menggali lebih dalam dan memberikan pengalaman yang
mendalam bagi siswa untuk tumbuh dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat
mewujudkan transformasi yang signifikan dalam pendidikan.

Sebagai seorang Guru Penggerak, pemahaman terhadap konsep diagram identitas gunung es
memiliki beberapa konsekuensi logis yang dapat mempengaruhi peran Anda dalam transformasi
pendidikan:

1. Penekanan pada Pengembangan Karakter dan Nilai-nilai: Anda akan lebih cenderung fokus pada
pengembangan karakter dan nilai-nilai yang lebih dalam, seperti nilai-nilai Pancasila, daripada hanya
berfokus pada pencapaian akademik atau perilaku yang teramati secara langsung. Ini berarti Anda
akan mencari cara untuk tidak hanya mengajar materi pelajaran, tetapi juga untuk membangun
integritas, empati, kejujuran, dan nilai-nilai lainnya pada siswa.

2. Pendekatan Pembelajaran yang Holistik: Anda akan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
holistik yang mengakui dan memperhitungkan keberagaman aspek-aspek dalam perkembangan
siswa, termasuk aspek kognitif, emosional, sosial, dan moral. Ini dapat mencakup memfasilitasi
pembelajaran berbasis pengalaman, refleksi diri, dan diskusi yang mendalam tentang nilai-nilai yang
mendasari kehidupan sehari-hari siswa.

3. Pemberdayaan Siswa dalam Pengambilan Keputusan: Anda akan lebih cenderung


memberdayakan siswa dalam pengambilan keputusan terkait dengan pembelajaran mereka dan
perkembangan pribadi mereka. Ini bisa termasuk memberikan ruang bagi siswa untuk mengambil
inisiatif dalam menentukan tujuan belajar mereka sendiri, memilih proyek-proyek atau topik yang
menarik bagi mereka, dan mengembangkan minat mereka sendiri.

4. Kolaborasi dan Komunitas Pendidikan: Anda akan mencari kolaborasi dengan rekan-rekan guru
dan anggota komunitas pendidikan lainnya untuk memperkuat pendekatan ini. Ini dapat meliputi
berbagi praktik terbaik, mendiskusikan strategi untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam
kurikulum dan aktivitas sekolah, serta membangun lingkungan sekolah yang mendukung
pertumbuhan holistik siswa.

5. Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Anda akan terlibat dalam pemantauan dan evaluasi
berkelanjutan terhadap perkembangan siswa tidak hanya dari segi akademik tetapi juga dari segi
perkembangan karakter dan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Ini akan
membantu Anda untuk menyesuaikan pendekatan pengajaran dan intervensi jika diperlukan.

6. Kesadaran akan Peran dan Dampak Anda: Anda akan menyadari bahwa sebagai Guru Penggerak,
Anda memiliki peran kunci dalam membentuk tidak hanya prestasi akademik siswa tetapi juga
kepribadian dan nilai-nilai mereka yang akan membentuk mereka sebagai warga negara yang
bertanggung jawab dan berintegritas.

Dengan menginternalisasi konsep diagram identitas gunung es, Anda akan mendorong perubahan
yang lebih dalam dan berkelanjutan dalam pendidikan, yang mengakui pentingnya pembentukan
karakter dan nilai-nilai dalam membentuk generasi penerus yang memiliki kesadaran moral dan
sosial yang kuat.
Salah satu nilai GP yang sangat membantu kami melayani siswa dengan lebih baik adalah nilai
kolaborasi.

Saya percaya kolaborasi memainkan peran penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran
yang inklusif dan mendukung.

Saya pernah menghadapi tantangan untuk menjelaskan konsep matematika yang kompleks kepada
siswa yang gaya belajarnya lebih visual daripada teks.

Meskipun metode pengajaran saya terbukti efektif bagi sebagian besar siswa saya, saya menyadari
bahwa pendekatan ini tidak memberikan hasil yang sama bagi siswa tersebut.

Mengingat nilai kolaborasi, saya memutuskan untuk mencari bantuan dari rekan yang
berpengalaman menangani siswa dengan gaya belajar berbeda.

Bersama-sama kami mengembangkan pendekatan baru yang lebih visual dan interaktif untuk
menjelaskan konsep.

Gunakan gambar nyata, diagram, dan model matematika untuk memperdalam pemahaman siswa.

Hasilnya sangat memuaskan.

Siswa mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman mereka terhadap materi.

Kolaborasi juga membantu Anda mendapatkan masukan dan perspektif baru dari rekan kerja,
sehingga memberikan Anda kesempatan untuk terus belajar dan berkembang sebagai seorang
pendidik.

Kami menyadari bahwa dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang
lebih berharga dan efektif bagi seluruh siswa dan memastikan tidak ada seorang pun yang tertinggal
dalam proses pembelajaran.

Ini adalah contoh bagaimana nilai-nilai kolaboratif dokter umum tidak hanya membantu
memecahkan masalah pembelajaran individu, tetapi juga meningkatkan pengalaman belajar kelas
secara keseluruhan.

Tentu saja, berikut 10 kemungkinan contoh penerapan peran Driving Instructor (GP) dalam konteks
menjadi pemimpin pembelajaran, membina kolaborasi, membina komunitas praktisi, mencapai
kepemimpinan siswa, dan melakukan pembinaan di sekolah.

Untuk guru lainnya: 1.

Menyelenggarakan lokakarya atau pelatihan kolaboratif: Menyelenggarakan lokakarya atau


pelatihan bagi guru tentang metode pembelajaran inovatif, penggunaan teknologi pendidikan, atau
pengembangan profesional lainnya.

Menyelenggarakan dan mempromosikan.

2.

Pengembangan Kurikulum Berbasis Nilai: Bekerja sama dengan tim kurikulum untuk
mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kurikulum mata pelajaran dan kegiatan
ekstrakurikuler.

3.
Mentor-Mentee Program: Menjadi mentor bagi guru baru atau guru yang membutuhkan bimbingan
khusus dalam pengembangan kelas, manajemen waktu, atau penerapan strategi pembelajaran yang
efektif.

4.

Berbagi kegiatan pembelajaran antar guru: Melakukan sesi observasi pembelajaran atau berbagi
praktik terbaik antar guru untuk meningkatkan kolaborasi dan berbagi ide.

5.

Proyek kolaboratif lintas kelas atau lintas kurikulum: Menggabungkan berbagai keterampilan dan
pengetahuan untuk memfasilitasi proyek kolaboratif dengan siswa dari kelas atau mata pelajaran
berbeda.

6.

Penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan nilai: Penyelenggaraan kegiatan


ekstrakurikuler seperti kegiatan gotong royong, diskusi nilai-nilai Pancasila, atau proyek sosial yang
meningkatkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

7.

Pengembangan Pelatihan Kepemimpinan Bagi Siswa: Merancang dan melaksanakan program


pelatihan kepemimpinan bagi siswa untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan
kepemimpinan dan menghayati nilai-nilai Pancasila.

8.

Bimbingan dan Pengembangan Karakter Siswa: Menjadi sumber inspirasi dan dukungan bagi siswa
dalam mengatasi tantangan pribadi, mengembangkan karakter, dan memahami nilai-nilai etika dan
moral.

9.

Bergabung dengan Tim Penyusun Kebijakan Sekolah: Bergabung dengan tim atau komite yang
mengembangkan kebijakan sekolah yang mengedepankan nilai-nilai Pancasila, termasuk kebijakan
disiplin yang adil dan inklusif.

10.

Kolaborasi dengan komunitas lokal: Menyelenggarakan atau berpartisipasi dalam proyek kolaborasi
dengan komunitas lokal yang menekankan nilai sosial, seperti program nirlaba atau kolaborasi
dengan organisasi sosial.

Dengan mempraktikkan aktivitas ini, Anda tidak hanya akan menyadari peran Anda sebagai
instruktur mengemudi dalam menciptakan lingkungan belajar yang holistik dan bermanfaat, namun
juga berkontribusi secara signifikan dalam mendorong perubahan positif dalam pendidikan dan
komunitas sekolah.

Anda mungkin juga menyukai