Pembukaan Lahan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MANAGEMENT SYSTEM ELEMENT 2.

06
STANDARD OPERATING PROCEDURE

PEMBUKAAN LAHAN

CONTENTS PAGE
1.0 TUJUAN .................................................................................. 2
2.0 RUANG LINGKUP KEGIATAN ................................................. 2
3.0 TANGGUNG JAWAB ............................................................... 2
4.0 PROSEDUR KEGIATAN PEMBUKAAN LAHAN ....................... 2
5.0 KEGIATAN PENGECUALIAN/EXEMPTION.............................. 7
6.0 PEMBUKAAN KEMBALI AREAL REKLAMASI (REDISTURB) ... 8
7.0 PEMANFAATAN KAYU ............................................................ 8
8.0 LAPORAN INTERNAL DAN EKSTERNAL ................................ 9
9.0 DIAGRAM ALUR...................................................................... 9
10.0 REFERENSI ........................................................................ 11
11.0 OTORISASI ALUR KERJA ................................................... 12

Version Date Reason for Change


1.0 19 February 2004 ISO14001 Implementation
1.1 13 July 2007 Peninjauan Ulang SOP sesuai SE12/001
2.0 02 June 2008 Integration of OHSAS18001 and ISO14001
2.1 27 February 2009 Implementasi surat Menhut nomor S9
3.0 10 July 2010 Implementasi PerMenhut 58, 4 Sept 2009
3.1 29 December 2010 Implementasi Permenhut 58/2009, UU 32/2009, PP35/91
4.0 14 Februari 2011 Implementasi Permenhut 58/2009, UU 32/2009, PP35/91
5.0 18 Januari 2012 Implementasi P14/2011, PP38/2011
Implementasi Permen ESDM 07/2014 pasal 44, Permenhut
No.P.43/MenLHK-SETJEN/2015, Permenhut No.P.62/MenLHK-
6.0 28 Desember 2016
SETJEN/2015, UU No.11/1974, Permen PUPR No.18/PRT/2015,
Prosedur Redisturb, Prosedur Exemption
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

Pembukaan Lahan
1.0 Tujuan

1. Mengatur proses permohonan rencana pembukaan lahan di internal KPC.


2. Memberikan batasan masa berlaku pengajuan formulir pembukaan lahan (ILCP) maksimal hingga
akhir tahun dan/atau akhir masa berlakunya IPK yang relevan.
3. Mengatur mekanisme kontrol terhadap kegiatan pembukaan lahan yang dilakukan di dalam area
PKP2B dan daerah infrastruktur KPC yang ada di Sangatta dan Bengalon, termasuk mekanisme
pelaporan internal dan eksternal (kepada pihak pemerintah) sesuai dengan Peraturan Menteri
Kehutanan No. P. 62/MenLHK-SETJEN/2015.
4. Mengatur mekanisme kontrol terhadap pengajuan Exemption pada area yang berpotensi tidak dapat
diambil tanah pucuknya berdasarkan pertimbangan keselamatan dan/atau faktor alam.
5. Mengatur mekanisme kontrol terhadap pengajuan Redisturb pada area yang telah direklamasi
sebelumnya sesuai Permen ESDM No.07 tahun 2014 pasal 44.
6. Memastikan semua kayu dengan diameter minimal 10 cm hasil pembukaan lahan dari kegiatan
eksplorasi dan eksploitasi tambang dapat dikumpulkan pada tempat pengumpulan kayu (TPn/TPK)
untuk dilakukan pengukuran sebagai dasar pembayaran PSDH dan DR sesuai dengan Peraturan
Menteri Kehutanan No. P. 43/MenLHK-SETJEN/2015.
7. Memastikan semua area yang akan dilakukan pembukaan lahan berada dalam wilayah yang
mempunyai ijin dari Dinas Kehutanan, area tidak berada dalam wilayah KBK (SK 718/2014), berjarak
minimal 100 m dari sungai Sangatta dan Sungai Bengalon (Permen PUPR No.18/PRT/2015).
8. Memastikan semua area yang akan dilakukan pembukaan lahan limpasan airnya mengalir ke kolam
pengendap yang berfungsi secara optimal dan memiliki ijin titik penaatan yang masih berlaku.
9. Memastikan area yang akan dilakukan pembukaan lahan untuk kegiatan eksplorasi dengan spasi
yang lebih rapat dari 200 m x 200 m wajib memiliki kolam pengendap di hilirnya yang berfungsi
secara optimal dan memiliki ijin titik penaatan yang masih berlaku.

2.0 Ruang Lingkup Kegiatan

Berlaku di dalam areal PKP2B dan area Infrastruktur PT KPC.

3.0 Tanggung Jawab

Pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap SOP ini:


♦ Mining Development Division
♦ Mining Operation Division
♦ Contract Mining Division
♦ Coal Procesing & Handling Division
♦ External Affairs and Sustainable Development Division
♦ Heath Safety Environment Security Division
♦ Finance Division

4.0 Prosedur Kegiatan Pembukaan Lahan Penanggung


Jawab
Langkah 1. Penyusunan Rencana Pembukaan Lahan Untuk Perijinan Kehutanan
1. Menyusun rencana jangka panjang untuk eksplorasi, penambangan,
Manager MP /
penimbunan, pembuatan kolam pengendap, infrastruktur sipil, dan proyek-
Manager INF
proyek khusus.

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 2 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

2. Menetapkan bahwa rencana pembukaan lahan dibatasi sejarak minimum 100 m


Manager MP /
dari tepi palung sungai, kecuali diperuntukkan sebagai fasilitas dermaga,
Manager ISP
jembatan dan pengalihan sungai.
3. Menyusun rencana kegiatan pembukaan lahan dengan dasar rencana jangka Manager MOD /
panjang dan/atau rencana internal departemen sebagai dasar pengajuan Ijin Manager CMD /
Kehutanan. Rencana pembukaan lahan harus diajukan maksimum pada akhir Manager CHPD /
kuartal 3 sebelum tahun berjalan (tahun pelaksanaan). Manager MP/
Manager
Geologi
4. Memeriksa rencana yang diajukan berdasarkan status batas ijin yang dimiliki, Manager
kondisi kemajuan tambang, dan ketentuan terkait lainnya. Selanjutnya Environment
menyerahkan kepada GM HSES dan KTT untuk persetujuan.
5. Pemeriksaan oleh GM HSES dan KTT: GM HSES dan
a. Apabila disetujui dilanjutkan ke Langkah 2. KTT
b. Apabila tidak disetujui, permohonan dikembalikan ke Pemohon.

Langkah 2. Permohonan Perijinan Kehutanan


1. Menyusun surat permohonan Perijinan Kehutanan (IPK) beserta data GM HSES
pendukungnya.
2. Menyampaikan surat permohonan Perijinan Kehutanan yang telah GM HSES
ditandatangani KTT kepada pihak pemberi ijin (Pemerintah).
3. Melakukan inventarisasi pohon atau Timber Cruising 100% dari rencana GM HSES
pembukaan lahan yang disetujui.
4. Melakukan pembayaran 25% dari hasil Timber Cruising 100%, melakukan tata GM HSES
batas IPK, dan menyusun rencana tebang.
5. Melakukan sosialisasi kepada seluruh Pemohon ketika Perijinan Kehutanan GM HSES
telah disetujui oleh Pemerintah.
6. Memberikan informasi secara kontinyu kepada seluruh pihak terkait masa Manager
berlakunya IPK. Environment

Langkah 3. Proses dan Pelaksanaan Pembukaan Lahan


A. Aspek Administrasi
1. Mengajukan formulir Ijin Pembukaan Lahan atau Internal Land Clearing Approval Manager
Form (ILCP) yang ditandatangani oleh Manager Pemohon & GM. Pemohon
Requestor harus melampirkan dokumen-dokumen yang mencakup:
• Peta rencana yang berisikan: batas area (boundary) rencana pembukaan
lahan, garis kontur, garis daerah tangkapan air (DTA), sungai atau creek,
kolam pengendap, desain Pit dan Dump, area terganggu/disturb, garis arah
aliran (tata kelola air), jalan tambang, batas IPK yang berijin, batas
RKAB/RKTTL, infrastruktur jalan umum, dan keterangan tambahan terkait
isu eksternal (land dispute, dsb).
• Kajian teknis yang berisikan strategi tata kelola air, jadwal pelaksanaan,
serta pertimbangan nilai keekonomian (khusus pada kasus di luar rencana/
Out of Plan).
• Dokumen kajian penilaian resiko/Risk Assessment (khusus untuk proyek-
proyek seperti: Kolam Pengendap, Proyek Ekspansi, Pengembangan Pit).

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 3 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure
Dokumen-dokumen tersebut dilampirkan dalam bentuk cetak dan elektronik.
Rincian requestor adalah sebagai berikut:
Jenis Pekerjaan Requestor
Infrastruktur tambang berdasarkan Mine Planning
rencana tambang jangka panjang 5
tahunan, seperti: kolam pengendap,
jalan, jembatan, dsb.
Infrastruktur tambang berdasarkan Dept Mining Service/ Contract
rencana jangka pendek, seperti: kolam Mining
pengendap hulu, jalan, dsb.
Pit dan Dump Dept Pit /Contract Mining
Stockpile Batubara Dept Coal Mining/Contract Mining
Timbunan Tanah Perakaran/Tanah Dept Pit/Contract Mining
Pucuk (TSSP) dari pembukaan Pit atau
Dump
Timbunan Tanah Perakaran/Tanah Dept Mine Planning/ INF/ Mining
Pucuk (TSSP) dari konstruksi sipil Service
Eksplorasi Dept Geologi
Proyek di bawah CPHD Divisi CPHD
Proyek di bawah ESD Divisi ESD
*Pekerjaan yang tidak tersebutkan di atas namun memerlukan proses
pembukaan lahan, maka ILCP harus diajukan oleh departemen yang
menginisiasi pekerjaan tersebut (pemilik pekerjaan).
*Pembukaan lahan dalam rangka pengkinian data survey atau investigasi tanah
suatu proyek, harus dimasukkan ke dalam ILCP proyek tersebut.
2. Memeriksa rencana area yang diajukan berdasarkan batas yang tertuang dalam Manager
dokumen RKAB/RKTTL, di mana: Pemohon
- Apabila di dalam boundary, maka usulan rencana dapat dilanjutkan.
- Apabila di luar boundary, wajib memperoleh persetujuan dari GM MDD dan
KTT.
3. Memeriksa batas rencana area yang akan dibuka terhadap keberadaan kolam Manager
pengendap di hilir area tersebut, di mana: Environment
- Apabila di hilir area terdapat kolam pengendap yang berfungsi optimal dan
berijin, maka pemeriksaan dilanjutkan terhadap Ijin Kehutanan.
- Apabila di hilir area tidak terdapat kolam pengendap yang berfungsi optimal
dan berijin, maka perlu persetujuan dari GM HSES dan KTT.
- Kegiatan eksplorasi dengan spasi pengeboran lebih rapat dari 200m x 200m
harus memiliki kolam pengendap yang berfungsi optimal dan berijin di
hilirnya.
4. Memeriksa batas rencana area yang akan dibuka terhadap batas Ijin Kehutanan Manager
(IPK). Apabila berada dalam batas Ijin Kehutanan yang berlaku, maka Environment
persetujuan dapat diberikan.
5. Pada pengajuan yang tidak memenuhi kriteria No.3 dan/atau No.4, maka Manager
Manager Environment menginfokan atau mengembalikan formulir tersebut ke Environment
Pemohon.
6. Pada pengajuan yang dikembalikan, jika Pemohon masih melanjutkan Manager
pengajuan tersebut, maka proses persetujuan dilanjutkan secara OOP (Out of Pemohon
Plan) kepada GM HSES dan KTT.
7. Melakukan telaah pada kondisi OOP. Apabila dokumen telah lengkap dan GM HSES
sesuai, maka persetujuan dapat diberikan.
8. Memberikan persetujuan akhir. KTT

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 4 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

B. Pemasangan Tanda Batas Lokasi Pembukaan Lahan


B.1. MDD, MOD, CMD, dan CPHD
1. Setelah ILCP disetujui, Manager Pemohon harus menginformasikan kepada Manager
Manager Pelaksana batas area (boundary) sesuai dokumen yang telah disetujui. Pemohon
2. Sebelum kegiatan pembukaan lahan dilakukan, harus dipastikan bahwa tanda Manager
batas lokasi sudah terpasang berupa patok dan pelurus sesuai batas yang telah Pemohon
disetujui (untuk menghindari over clearing).
3. Mengacu pada ketentuan Pasal 40 Permen KLHK P.62/Menlhk-Setjen/2015 Manager
terkait sanksi, harus dipastikan bahwa pembukaan lahan tidak melebihi batas Pelaksana
area yang telah disetujui.

B.2. Eksplorasi
1. Sebelum pembukaan lahan eksplorasi dilakukan, lokasi rencana titik pengeboran Manager
dan akses jalan harus dipasang tanda berupa pita/patok terlebih dahulu. Geologi
2. Memastikan akses atau jalur menuju rencana titik bor tidak keluar dari area yang Manager
diijinkan. Geologi
3. Akses dan area titik pengeboran aktual disurvey dan dilaporkan kepada Manager
Manager Environment setiap akhir bulan. Geologi

C. Pembukaan Lahan
1. Prosedur teknis pembukaan lahan diatur secara detil pada SOP Pembukaan Manager
Lahan yang berlaku di masing-masing departemen. Pelaksana
2. Tanah zona perakaran (tanah pucuk/topsoil) harus dikeruk dan diamankan, Manager
yakni dipindahkan sementara ke lokasi penimbunan khusus dan diinventarisir, Pelaksana/
atau dapat langsung dihamparkan ke area reklamasi yang sedang dikerjakan. Environment
3. Memastikan pengambilan/pengupasan tanah pucuk dilakukan dengan optimal. Manager
Pelaksana
4. Mekanisme kontrol terhadap kegiatan pembukaan lahan dilakukan pada saat Manager
pelaksanaan Serah Terima Daerah Pemindahan Tanah (CSA) melalui Pelaksana/
pengecekan terhadap batas area, ketebalan rerata dan volume tanah pucuk Environment
(topsoil) yang dikupas, alokasi timbunan tanah pucuk (TSSP), serta peralatan
yang digunakan.
5. Jika didapatkan potensi perubahan rencana batas area pembukaan lahan di luar Manager
dokumen yang telah disetujui, Pihak Pelaksana wajib mengirimkan formulir revisi Pelaksana
ILCP revisi atau tambahan sebelum kegiatan pembukaan lahan dilakukan atau
dilanjutkan.
6. Jika ditemukan kondisi pelaksanaan yang tidak sesuai rencana, Departemen Manager
Environment dapat memberhentikan kegiatan pembukaan lahan atau Environment
merekomendasikan upaya perbaikan. Proses pemberhentian dilakukan secara
resmi melalui surat tertulis kepada Manager dan GM Pelaksana yang
ditandatangi oleh Manager Environment dan GM HSES.
7. Pada kondisi tersebut di atas, Pihak Pelaksana wajib melaksanakan Manager
rekomendasi yang diberikan oleh Departemen Environment. Pelaksana

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 5 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

D. Penebangan dan Pengumpulan Kayu


1. Pada lokasi pembukaan lahan, semua pohon berdiameter minimal 10 cm harus Manager
ditebang dan dikumpulkan di tempat pengumpulan kayu (TPn/TPK) yang Pelaksana
ditentukan. Pohon berdiameter minimal 30 cm wajib ditebang, pada bagian
batang dan cabangnya dipotong menjadi potongan berukuran panjang maksimal
4 m. Bagian pangkal dan ujung dipotong sehingga tidak menyisakan banir atau
cabang.
2. Lokasi TPn/TPK ditentukan dan dikoordinasikan oleh Departemen Environment Manager
kepada Pihak Pelaksana. Environment
3. Departemen Environment akan melakukan pengukuran dan perhitungan Manager
terhadap kayu yang telah dikumpulkan di lokasi TPn/TPK, sebagai dasar Environment
pembayaran PSDH dan DR kepada Pemerintah.
4. Apabila ditemukan ada pihak-pihak yang berupaya untuk memanfaatkan, Manager
mengolah, dan memindahkan kayu-kayu tersebut tanpa persetujuan tertulis dari Pelaksana
Manager Environment, maka Ybs akan ditindak sesuai peraturan perusahaan
yang berlaku. (Prosedur pemanfaatan kayu mengikuti Langkah 7)

Langkah 4. Pembayaran PSDH dan DR


PSDH dan DR dibayar setelah mendapatkan surat persetujuan IPK dari instansi
terkait sebesar 25% dari jumlah pembayaran seluruhnya, sisanya 75% dibayar
berdasarkan Laporan Hasil Penebangan setiap bulan. Pembayaran dilakukan secara
Online melalui aplikasi SIMPONI.
1. Melakukan input data Laporan Hasil Penebangan melalui aplikasi SIPUHH Superintendent
sebagai dasar nominal pembayaran PSDH dan DR. Reclamation
Planning
2. Melakukan pengecekan atas tagihan PSDH dan DR. Manager
Environment
dan GM HSES
3. Memberikan persetujuan atas pembayaran PSDH dan DR. KTT dan CEO
4. Melakukan pembayaran PSDH dan DR. Manager
Treasury
5. Memantau dan memastikan pembayaran PSDH dan DR dilakukan dalam waktu Superintendent
maksimal 2 minggu setelah keluarnya tagihan. Reclamation
Planning
6. Menyimpan bukti pembayaran pada folder khusus. Superintendent
Reclamation
Planning
7. Melaporkan hasil tebangan dan pembayaran PSDH dan DR kepada instansi GM HSES
Pemerintah setiap bulan.

Langkah 5. Stock Opname Kayu


1. Pada akhir masa berlaku IPK dilakukan inventarisir stok kayu yang tersisa di Manager
TPn/TPK dan melaporkan kepada Pemerintah dengan melampirkan surat Environment
permohonan Stock Opname Kayu.
2. Melakukan pengukuran kayu bersama instansi pemerintah dan membuat berita Manager
acara Stock Opname Kayu dengan melampirkan data koordinat lokasi, foto Environment
dokumentasi, dan daftar ukur kayu.

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 6 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure
5.0 Kegiatan Pengecualian/Exemption Penanggung
Jawab
Berdasarkan mempertimbangkan aspek keselamatan dan/atau kondisi alam pada
daerah yang tidak memungkinkan dilakukannya penebangan kayu dan/atau
pengupasan tanah pucuk, maka Pihak Pelaksana harus mengajukan formulir
Pengecualian (Exemption). Pengajuan formulir Exemption dilakukan setelah
disetujuinya ILCP. Langkah-langkah berikut harus dilakukan:
1. Mengisi dan mengajukan permohonan formulir Exemption yang ditandatangani Manager
oleh Manager Pemohon & GM, dilengkapi dengan dokumen peta (mencakup Pelaksana
keterangan: lokasi, batas, dan luas area exemption) dan dasar pertimbangannya
kepada Manager Environment.
2. Melakukan perhitungan potensi volume tanah pucuk yang tidak dapat diambil, Manager
untuk dilakukan perhitungan ulang terhadap kebutuhan reklamasi di departemen Pelaksana
tersebut.
3. Pada area peruntukkan timbunan, Pemohon harus melampirkan persetujuan Manager
pembaruan kajian geoteknik dengan tidak dikupasnya lapisan tanah pucuk. Pelaksana
4. Melakukan inspeksi bersama pada lokasi yang diajukan. Manager
Pelaksana/
Manager
Environment
5. Melakukan perhitungan potensi kayu yang tidak dapat dikumpulkan sesuai data Manager
Timber Cruising yang telah dilakukan. Environment
6. Melakukan perhitungan dan evaluasi ketersedian tanah pucuk (topsoil inventory) Manager
terhadap kebutuhan reklamasi jangka panjang di seluruh areal KPC. Environment
7. Memberikan rekomendasi persetujuan atau penolakan berdasarkan hasil Manager
inspeksi lapangan, perhitungan kayu, dan perhitungan topsoil. Manager Environment
Environment dapat menolak pengajuan apabila:
- Berdasarkan aspek safety, penebangan kayu dan/atau pengambilan tanah
pucuk masih dapat dilakukan.
- Berdasarkan kondisi alam, penebangan kayu dan/atau pengambilan tanah
pucuk masih dapat dilakukan.
- Tidak dapat dilakukannya penebangan pohon dan/atau pengambilan tanah
pucuk diakibatkan oleh kesalahan operasional sebelumnya.
8. Mengevaluasi kelengkapan dokumen pendukung. Apabila dokumen telah GM HSES
lengkap dan sesuai, maka persetujuan dapat diberikan.
9. Memberikan persetujuan akhir. KTT

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 7 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure
6.0 Pembukaan Kembali Areal Reklamasi (Redisturb) Penanggung
Jawab
Dalam hal area yang sudah direklamasi akan dibuka kembali untuk kegiatan
penambangan, maka Pihak Pelaksana harus mengajukan formulir Pembukaan
Kembali Areal Reklamasi (Redisturb). Pengajuan formulir Redisturb dilakukan
setelah disetujuinya Dokumen Kajian Teknis dan Keekonomian Reklamasi untuk
Permohonan Pembukaan Kembali Lahan Yang Sudah Direklamasi oleh Kementerian
ESDM. Langkah-langkah berikut harus dilakukan:

6.1 Perencanaan Redisturb


1. Mengirimkan rencana pembukaan lahan di area yang telah direklamasi Manager
dilengkapi dengan dokumen Kajian Teknis dan Keekonomian. Dokumen tersebut Pelaksana/
dikirimkan kepada Departemen Environment maksimum pada akhir kuartal 3 Pemohon
sebelum tahun berjalan. Dokumen secara rinci harus mencakup:
• Boundary area reklamasi yang akan dibuka kembali (dokumen elektronik).
• Kajian teknis yang berisi: desain tambang, rencana produksi, kajian
geoteknikal, jadwal pelaksanaan, dan peta.
• Kajian keekonomian yang berisikan perbandingan antar opsi yang
memberikan nilai tambah atau keuntungan.
2. Melakukan perhitungan nilai keekonomian reklamasi yang telah dilaksanakan Manager
dari data pengajuan masing-masing departemen. Environment
3. Mengumpulkan dan mengirimkan Dokumen Kajian Teknis dan Keekonomian Manager
Reklamasi untuk Permohonan Pembukaan Kembali Lahan Yang Sudah Environment
Direklamasi ke Kementerian ESDM.
4. Menginformasikan kepada departemen pemohon apabila dokumen pengajuan Manager
tersebut telah mendapat persetujuan dari Kementerian ESDM. Environment

6.2 Pelaksanaan Redisturb


1. Mengajukan formulir Redisturb yang ditandatangani oleh Manager Pemohon & Manager
GM. Pemohon harus melampirkan dokumen-dokumen pendukung sesuai Pelaksana/
persyaratan ILCP dan foto lokasi. Dokumen tersebut dilampirkan dalam bentuk Pemohon
cetak dan elektronik.
2. Melakukan telaah terhadap kesesuaian formulir Redisturb dengan dokumen Manager
ESDM yang telah disetujui. Apabila formulir pengajuan Redisturb berbeda Environment
dengan dokumen ESDM yang telah disetujui, maka Manager Environment
menginfokan atau mengembalikan formulir tersebut ke Pemohon.
3. Pada pengajuan yang dikembalikan, jika Pemohon masih melanjutkan Manager
pengajuan tersebut, maka Pemohon harus melakukan presentasi kepada GM Pelaksana/
HSES. Pemohon
4. Mengevaluasi seluruh kelengkapan dokumen pendukung. Apabila dokumen GM HSES
telah lengkap dan sesuai, maka persetujuan dapat diberikan.
5. Memberikan persetujuan akhir. KTT
6. Pelaksanaan pembukaan lahan area Redisturb mengacu pada Prosedur Manager
Kegiatan Pembukaan Lahan Langkah 3 Bab C. Pelaksana/
Pemohon

7.0 Pemanfaatan Kayu Penanggung


Jawab
Pemanfaatan kayu diperbolehkan setelah dilakukan pembayaran PSDH dan DR, Manager
dengan mengisi formulir pemanfaatan kayu. Pemohon

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 8 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure
8.0 Laporan Internal dan Eksternal Penanggung
Jawab
1. Batas seluruh area hasil kegiatan pembukaan lahan dilaporkan secara bulanan Manager
kepada Superintendent Survey-Geologi. Selanjutnya Superintendent Survey Pelaksana
meneruskan ke Superintendent Reclamation Planning.
2. Departemen Environment melaporkan kegiatan pembukaan lahan secara Manager
bulanan kepada pemerintah daerah (Dishut Kaltim,BPHP Wilayah XI Samarinda, Environment
BPPMD, Dishut Kutim) dan secara tahunan kepada Kementerian ESDM.
3. Memberikan akses informasi status dokumen Pembukaan Lahan di dalam folder: Superintendent
O:\HSES\Interdept\320-PermitIPK. Reclamation
Planning
4. Seluruh dokumen (elektronik dan cetak) yang terkait dengan proses pembukaan Superintendent
lahan disimpan pada folder khusus: O:\HSES\Interdept\320-PermitIPK. Reclamation
Planning

9.0 Diagram Alur dan Pembatasan Waktu Kepengurusan

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 9 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 10 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

10.0 Referensi
1. Undang-Undang No. 11 tahun 1974 tentang Pengairan
2. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Peraturan Menteri ESDM No.07 tahun 2014 tentang Reklamasi dan Pascatambang
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.18/PRT/M/2015 tentang
Penetapan Garis Sempadan Sungai dan Garis Sempadan Danau
5. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.43/MenLHK-SETJEN/2015 tentang Penatausahaan Hasil
Hutan Kayu Yang Berasal Dari Hutan Alam
6. Peraturan Menteri Kehutanan No.P.62/MenLHK-SETJEN/2015 tentang Ijin Pemanfaatan Kayu

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 11 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

11.0 Otorisasi Alur Kerja


Created/Reviewed* by Position Signature Date
1. Sigit Triwibowo Engineer - ENV
2. Agung Febrianto Supt. Reclamation Planning
3. Kris Pranoto Manager Environment

Created/Reviewed* by Position Signature Date


1. M. Zein Munir Supt. Geology - MDD

2. Agus Margiono Act Supt. Survey – MDD

3. Aryo Susatyono Manager Geology - MDD

4. Santoso Supt. Civil & Environment Planning - MDD

5. Ernest Prasetyo Supt. Five Years Planning– MDD

6. Arif Rusmin Manager Mine Planning - MDD

7. Tanzilullah Supt. Mine Optimization - MOD

8. Muhammad Iqbal M Manager Mine Optimization - MOD

9. Anom Yudha A. Supt. Technical & Contract MS – MOD

10. Anwar Manager Mining Servises - MOD

11. Dedy Kuncoro Supt. Contract Operation CMD (THIESS)

12. Bina Sembiring Manager CMD (THIESS)

13. Dodhy Agung Supt. Contract Operation CMD (PAMA)

14. Ade Syarifudin Manager CMD (PAMA)

15. Syahirul Alim Supt. Contract Operation CMD Bengalon

16. Handi Suhadi Manager CMD Bengalon

17. Muhammad Baqir Supt. Technical Pit Bintang – MOD

18. Selsus Manager Pit Bintang - MOD

19. Muhammad Raizal Supt. Technical Pit Jupiter – MOD

20. Aloysius Prananto Manager Pit Jupiter - MOD

21. Bambang Catur Supt. Technical Pit Hatari – MOD

22. Richard Sitohang Manager Pit Hatari - MOD

23. Mohammad Noeh Supt. Road & Earthwork – CPHD

24. Hendra Agoessusilo Manager Infrastructure Facilities - CPHD

25. Gaga Nugraha Supt. Project Planning & Evaluation

26. Louise G Pessireron Manager Project Management & Evaluation

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 12 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020
PRIMA NIRBHAYA MSE 2.06
Standard Operating Procedure

Approved by Position Signature Date


1. Imanuel Manege GM HSES

2. Aryo Susatyono GM MDD

3. Armstrong Tobing GM CMD

4. Hendro Ichwanto GM MOD

5. Poltak Sinaga GM CPHD

6. Muhammad Rudy KTT

Note: * Cross out unnecessary one

Document Title Approved By Effective Date


Uncontrolled Document
Pembukaan Lahan GM HSES & KTT April 2017 When Printed or Out Of HSE Info

Doc Registration No. Version Next Review Due


Page 13 of 13
ENV_KPC_KPC_MSE2.06_DOC_SOPi_001 6.0 April 2020

Anda mungkin juga menyukai