1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat

Vol. 3, No. 1, Bulan Juni, 2023, Hal 38-44


http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/shihatuna/index

Edukasi Dan Pendampingan Pembuatan Ovitrap Sebagai Upaya


Pengendalian Demam Berdarah
Iwan Suryadi1, Virny Dwiya Lestari1, Nugraheni Widyatuti1, Nurlaila Fitriani2
1
Poltekkes Kemenkes Makassar,Makassar, 90222, Indonesia
2
Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin,Makassar,90245,Indonesia

Corresponding author: Iwan Suryadi, Poltekkes Kemenkes Makassar,Makassar, 90222,


Indonesia

Riwayat Artikel Abstract


Diterima: 14 Oktober 2022
Disetujui: 10 Mei 2023 Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) or Dengue Haemorhagic
Dipublikasi: 1 Juni 2023 Fever (DHF) is one of several infectious diseases that are a
health problem in the world, especially developing countries.
Aedes spp mosquitoes are vectors of arbovirus diseases,
Keywords including Yellow Fever, Dengue Fever, Dengue
Edukasi, Ovitrap, DBD Hemorrhagic Fever (DHF), and Chikungunya. One method
of controlling Aedes is the use of ovitrap. This service aims
to provide education and assistance in the manufacture of
ovitrap as one of the efforts to control DHF. This service is
carried out by providing knowledge about dengue disease
and its control and how to make simple ovitrap. Education is
carried out by means of counseling which was previously
given a pre-test and post-test as a measuring tool for
increasing knowledge. The standard ovitrap is made with a
small wide-mouthed glass/pot painted black on the outside
and given gauze as an egg trap. The glass is half filled with
water to part and placed inside and outside the house which
is suspected to be the habitat of the Aedes mosquito. The
results of education and assistance in making ovitrap for
cadres in the Tamangapa sub-district were that participants
benefited, namely increasing knowledge and increasing
skills in making ovitrap. The conclusion of this activity is that
the community gets an increase in general knowledge about
DHF, Aedes Aegypty mosquitoes and how to control them
and increases skills in making ovitrap

PENDAHULUAN
Penyakit yang ditularkan melalui vektor seperti demam berdarah, chikungunya dan
Zika terutama ditularkan oleh Aedes aegypti dan merupakan masalah penting kesehatan
masyarakat di seluruh dunia (Ramos et all, 2017). Surveilans dapat dilakukan dengan
mengumpulkan nyamuk dewasa, larva, atau telur. Dalam konteks pemantauan resistensi
insektisida, WHO merekomendasikan pengumpulan jentik nyamuk dari tempat-tempat yang
menarik untuk mendapatkan generasi induk dari mana generasi pertama (WHO, 2016).
Untuk surveilans, berbagai jenis larvitrap telah digunakan, seperti wadah plastik, ruas
bambu, dan ban, mengidentifikasi ban dengan kelimpahan individu tertinggi (Almeida et all,
2020). Namun, penggunaan ovitrap untuk mendapatkan telur terbukti sangat praktis untuk

38 | Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (2023) 3(1)


surveilans epidemiologi, sehingga digunakan untuk pemantauan resistensi insektisida
dengan mengumpulkan telur dan mendapatkan nyamuk dewasa (Deming et all, 2016).

Tahun 2016 terdapat jumlah kasus DBD sebanyak 204.171 kasus dengan jumlah
kematian sebanyak 1.598 orang. Jumlah kasus DBD tahun 2016 meningkat dibandingkan
jumlah kasus tahun 2015 (129.650 kasus). Jumlah kematian akibat DBD tahun 2016 juga
meningkat dari tahun 2015 (1.071 kematian). IR atau angka kesakitan DBD tahun 2016 juga
meningkat dari tahun 2015, yaitu 50,75 menjadi 78,85 per 100.000 penduduk. Namun, Case
Fatality Rate (CFR) mengalami penurunan dari 0,83% pada tahun 2015 menjadi 0,78%
pada tahun 2016. Berikut tren angka kesakitan DBD selama kurun waktu 2010- 2016
(Kemenkes, 2016). Pada tahun 2016 terdapat 11 provinsi yang memiliki CFR tinggi dimana
3 provinsi dengan CFR tertinggi adalah Maluku (5,79%), Maluku Utara (2,69%), dan
Gorontalo (2,68%) dan Provinsi Jawa Tengah memiliki CFR 1,48%. Pada provinsi-provinsi
dengan CFR tinggi masih diperlukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan
peningkatan pengetahuan masyarakat untuk segera memeriksakan diri ke sarana
kesehatan jika ada gejala DBD sehingga tidak terlambat ditangani dan bahkan
menyebabkan kematian (Kemenkes, 2016).

Salah satu cara pengendalian nyamuk Aedes aegypti yang berhasil menurunkan
densitas vektor di beberapa negara adalah penggunaan perangkap telur (ovitrap). Ovitrap
yang terdiri dari wadah kecil (biasanya ~ 500 ml) dengan air dan substrat oviposisi telah
digunakan sebagai alat pengawasan Aedes selama beberapa dekade (Jhonson et al, 2017).
Penelitian oleh James dkk (2022) menunjukan ada penurunan signifikan populasi aedes
setelah dipasangi perangkap berupa ovitrap. Ovitrap telah digunakan selama beberapa
dekade sebagai alat pengawasan yang sensitive dan murah untuk mendeteksi keberadaan
nyamuk, untuk memberikan ukuran relatif dari perubahan temporal dalam kelimpahan
dewasa. Penambahan mekanisme larvasida atau autosidal memungkinkan penggunaan
ovitrap dalam jangka panjang dengan risiko minimal (Wu et all, 2013).

Keberhasilan gerakan PSN memerlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat


secara terus menerus dan menyeluruh. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam PSN
dilakukan dengan melaksanakan dan memonitor kegiatan PSN di tingkat kelurahan,
pemberantasan jentik berkala, pembinaan juru pem antau jentik, dan gerakan PSN untuk
anak sekolah (Dinkes Surakarta, 2015). Pelaksanaan kegiatan di sekolah dimaksudkan
untuk ikut serta mendukung program pemerintah dalam upaya PSN penular DBD. Kegiatan
ini juga sebagai salah satu upaya pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak
usia dini (Ditjen PP dan PL, 2014).

METODE
Pengabdian masyarakat dilakukan di aula Kelurahan Tamangapa Kota Makassar.
Pemilihan lokasi ini dengan mempertimbangkan bahwa Kelurahan Tamangapa merupakan
salah satu wilayah di Kota Makassar yang menjadi daerah terjangkit DBD paling tinggi.
Kegiatan dilakukan selama 3 bulan (Mei-Juli 2022). Sasaran pengabmas adalah kader
posyandu, ibu-ibu PKK, pegawai Kelurahan Tamangapa , karang taruna dan masyarakat
yang ikut dalam kegiatan pengabdian masyarakat sejumlah 50 orang. Mitra kegiatan
pengabmas yakni Kelurahan Tamangapa Kota Makassar dan Jurusan Kesehatan
Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Makassar.

Iwan Suryadi, Virny Dwiya Lestari, Nugraheni Widyatuti, Nurlaila Fitriani, Edukasi Dan Pendampingan
Pembuatan Ovitrap Sebagai Upaya Pengendalian Demam Berdarah | 39
Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 3, No. 1, Bulan Juni, 2023, Hal 38-44
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/shihatuna/index

Kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan tahapan sebagai berikut: 1) koordinasi


dengan mitra pengabdian masyarakat yakni penjajakan dan izin pelaksanaan kegiatan
kepada lurah kelurahan Tamangapa; 2) pembuatan model ovitrap ; 3) pengisian pre-test
sebelum kegiatan untuk mengukur pengetahuan ; 4) sosialisasi materi terkait DBD dan
metode pengendalian DBD dengan ovitrap ; 4) pendampingan pembuatan ovitrap; 5)
evaluasi kegiatan dengan pengisian pre test pengetahuan dan test acak pembuatan ovitrap
sederhana.

Berdasarkan hal tersebut tim peneliti ingin melakukan edukasi dan pendampingan
pembuatan ovitrap (perangkap nyamuk) sebagai langkah untuk memanipulasi habitat dari
Aedes yang nanti diharapkan bisa menurunkan House Indeks pada rumah partisipan dan
pembentukan jumantik dengan tujuan akhir adalah pembentukan prilaku pengendalian DBD
dari dini sehingga diharapkan secara tidak langsung akan menurunkan IR dan CFR pada
Kota Makassar. Ovitrap standar berupa gelas kecil bermulut lebar dicat hitam bagian luarnya
dan dilengkapi dengan bilah kayu atau bambu (pedal) yang dijepitkan vertikal pada dinding
dalam. Gelas diisi air setengahnya dan ditempatkan di dalam dan di luar rumah yang diduga
menjadi habitat nyamuk Aedes. Pengabdian ini menerapkan metode yakni :

a. Tahap Persiapan
1. Persiapan lokasi yang menjadi sasaran pengabdian, persiapan lokasi ini
dilakukan sebelum melakukan kegiatan. Lokasi atau tempat yang dibutuhkan di
lapangan maupun di aula kelurahan. Sasaran yakni masyarakat yang ada di
Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala, Kota Makassar.
2. Persuratan kepada pihak yang terkait seperti ditujukan pada Pemda setempat
Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala Kota Makassar dan surat tugas
bagi tim pengusul untuk turun ke lapangan dalam melaksanakan kegiatan
terkait.
b. Tahap Pelaksanan
Pada tahapan ini akan dilakukan dua metode pelaksanaan yakni :
1. Edukasi tentang DBD dan Ovitrap Dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini
metode yang digunakan adalah melakukan penyuluhan kepada masyarakat
dengan pemberian materi DBD dan ovitrap dalam mematikan larva nyamuk
Aedes Aegypti dalam rangka mengendalikan penyebaran penyakit DBD
2. Pembuatan Ovitrap : Pembuatan ovitrap sederhana dilakukan dengan mengajari
partisipan yakni masyarakat Kelurahan Tamangapa, Kecamatan Manggala.
Teknik Pembuatan Ovitrap

Alat dan Bahan :


a) Botol bekas/Pot kecil
b) Kertas kasa atau Kertas buffalo
c) Cat Hitam
d) Kuas
e) Kawat
f) Gayung
g) Pisau pemotong/gunting

40 | Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (2023) 3(1)


Cara kerja

a) Botol Bekas/Pot di cat hitam


b) Pengeringan dilakukan supaya cat bisa lebih terserap
c) Kertas kasa dimasukan ke Ovitrap
d) Penambahan kawat kecil sebagai perangkap nyamuk
e) Ovitrap dibedakan menjadi ovitrap yang memiliki atraktan dan ovoitrap tanpa
atraktan.
f) Ovitrap yang telah jadi dimasukan air setengah dari ovitrap
g) Ovitrap diletakan di tempat yang berpotensi adanya nyamuk seperti kolong
tempat tidur dan vas bunga

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan diikuti sebanyak 50 partisipan yang terdiri dari kader posyandu, ibu-ibu
PKK, karang taruna dan pegawai kelurahan. Kegiatan ini dilakukan dalam 4 tahapan.
Tahapan pertama dilakukan dengan memberikan kuisioner pre test dengan tujuan untuk
mengukur tingkat pengetahuan partisipan.

Gambar 1. Pre dan Post Test

Tahapan kedua yakni pemberian edukasi tentang DBD dan Pengendaliannnya


dengan menggunakan metode ovitrap. Kegiatan ini dilakukan setelah pemberian edukasi
tentang DBD. Pada tahapan ini peserta mendapatkan informasi tentang DBD dan cara
pengendalian penyakit DBD khususnya pada nyamuk aedes aegypty salah satunya dengan
menggunakan metode ovitrap.

Iwan Suryadi, Virny Dwiya Lestari, Nugraheni Widyatuti, Nurlaila Fitriani, Edukasi Dan Pendampingan
Pembuatan Ovitrap Sebagai Upaya Pengendalian Demam Berdarah | 41
Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 3, No. 1, Bulan Juni, 2023, Hal 38-44
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/shihatuna/index

Gambar 2. Edukasi kegiatan Ovitrap

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Sebelum Intervensi/Edukasi

Tingkat Pengetahuan n %
Kurang 25 50.0
Cukup 10 20.0
Tinggi 15 30.0
Total 50 100.0
Sumber : Data Primer 2022

Tahapan ketiga yakni pemberian pelatihan pembuatan ovitrap. Pelaksanaan


kegiatan ini dilakukan dengan metode presentasi. Presentasi dibantu oleh mahasiswa untuk
memperagakan pembuatan ovitrap.

Gambar 3. Pendampingan Pembuatan Ovitrap

Tahapan keempat yakni evaluasi pelaksanaan kegiatan. Tahap keempat ini yakni
tanya jawab dengan peserta pengabdian. Para partisipan sangat antusias melontarkan
beberapa pertanyaan terkait DBD dan ovitrap. Di sela pertanyaan, warga juga antusias agar
kegiatan ini dapat dilakukan kembali dan tidak berhenti sampai disini. Di tahap ini juga
dilakukan pembagian kuesioner post test. Hasil dari post test didapatkan bahwa
pengetahuan warga tentang DBD dan ovotrap mengalami peningkatan pengetahuan setelah
dilakukan penyuluhan dan pendampingan pembuatan ovitrap, sebagaimana pada table 2.

Tabel 2. Tingkat Pengetahuan Sesudah Intervensi

Tingkat Pengetahuan n %
Kurang 4 8.0
Cukup 6 12.0
Tinggi 40 80.0
Total 50 100.0

42 | Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (2023) 3(1)


Ovitrap (Oviposition trap) ialah perlengkapan yang dipakai buat menjerat telur
nyamuk dan nyamuk dewasa kemudian dapat digunakan sebagai teknik menemukan
adanya nyamuk dan telur nyamuk. Ovitrape juga dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan
nyamuk dan jentik nyamuk dalam sebuah lingkungan. Adanya ovitrape akan membuat
nyamuk betina akan bertelur di dinding ovitrape kemudian pengendalian nyamuk akan
semakin mudah dilakukan. Ovitrap bisa berbentuk bejana (kaleng, plastik ataupun bagian
bambu) yang pada bagian dalamnya diberi air serta kertas buat menaruh telur (Nurjana,
2017). Ovitrap ditaruh di dekat kamar mandi dengan peletakkan yang sesuai kriteria yaitu
tempatnya tidak bercahaya, lembab, dan sedikit angin. Ovitrape diletakkan selama 14 hari di
tempat yang sudah ditentukan. Ovitrape akan diletakkan berbagai traktan agar dapat
menarik nyamuk betina untuk bertelur, kemudian telur akan menetas menjadi jentik dan
kemudian terperanjat didalam ovitrape yang sudah dipasang kawat kassa (Fadlilah, 2017).

Pengendalian nyamuk menggunakan ovitrape sangat ekonomis karena murah


harganya, pembuatannya mudah saat dipraktekkan dan sangat efektif dalam mengendalian
jentik nyamuk Aedes aegypty. Dorongan yang besar pada kader bisa jadi dasar buat
mengaktifkan kedudukan kader selaku agent of change dalam kesehatan masyarakat
kelurahan yang bisa jadi aspek determinan kesuksesan program PSN 3M Plus lewat
enggunaan ovitrape buat mengurangi populasi nyamuk Aedes aegypty (Kurniawati, 2020).

Peningkatan pengetahuan yang terjadi pada kader yang mendapatkan pelatihan, hal
ini dapat terjadi karena pengetahuan merupakan hasil dari proses belajar yang memberikan
kader informasi atau pesan melalui pesan dalam bentuk gambar dan suara sehingga kader
mendapatkan informasi tentang pembuatan ovitrap dari gambar dan suara yang ditampilkan.
Diharapkan dengan peningkatan pengetahuan kader mengenai informasi tentang
pembuatan ovitrap dapat meningkatkan keinginan dan kemampuan kader. Saragih, et all
(2021). Pelatihan Pembuatan Ovitrap sebagai Upaya Menurunkan DBD di Nagori Pamatang
Simalungun dalam membuat ovitrap sehingga dapat mengurangi kejadian demam berdarah
di Nagori Pematang Simalungun sehingga sangat penting diperhatikan oleh petugas
kesehatan untuk memberikan pelatihan dangan menggunakan film kepada kader dalam
roses pembelajaran.

Peningkatan keterampilan yang terjadi pada kader sejalan dengan peningkatan


pengetahuan kader tentang pembuatan ovitrap dalam pengendalian pencegahan DBD,
peningkatan pengetahuan partisipan tentang pembuatan ovitrap dalam mengendalikan
penyaki DBD menjadi landasan kader dalam meningkatkan keterampilan yang semakin
baik. Peningkatan keterampilan partisipan setelah diberikan pelatihan dengan media film
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kader dalam pembuatan ovitrap sehingga
terjadi pencegahan penyakit DBD yang dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian
karena DBD pada kader di Nagori Pematang Simalungun.

KESIMPULAN
Ovitrap merupakan salah satu metode pengendalian penyakit DBD dengan menurunkan
populasi nyamuk Aedes Aegypty. Pembuatan ovitrap sangat mudah dilakukan dan bisa
dilakukan oleh semua orang. Informasi dan pendampingan pembuatan ovitrap menjadi
langkah awal untuk menurunkan angka kejadian DBD khususnya di Kota Makassar. Adapun

Iwan Suryadi, Virny Dwiya Lestari, Nugraheni Widyatuti, Nurlaila Fitriani, Edukasi Dan Pendampingan
Pembuatan Ovitrap Sebagai Upaya Pengendalian Demam Berdarah | 43
Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat
Vol. 3, No. 1, Bulan Juni, 2023, Hal 38-44
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/shihatuna/index

saran dari kegiatan ini adalah diharapkan hasil pembuatan ovitrap bisa dikembangkan lagi
dengan penambahan atraktan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada lurah dan staf serta partisipan dari
Kelurahan Tamangapa atas partisipasi dalam kegiatan pengabmas ini dan ucapan terima
kasih juga kami sampaikan kepada Poltekkes Kemenkes Makassar atas dukungan baik
moril dan materil sehingga kegiatan pengabmas ini bisa dilaksanakan dengan lancar.

DAFTAR REFERENSI
Almeida, J.F., Belchior, H.C.M., Ríos-Velásquez, C.M. and Pessoa, F.A.C. 2020. Diversity of
Mosquitoes (Diptera: Culicidae) Collected in Different Types of Larvitraps in an
Amazon Rural Settlement. PLoS ONE, 15, e0235726.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0235726
Deming, R., Manrique-Saide, P., Medina Barreiro, A., Cardenã, E.U.K., Che-Mendoza,
A., Jones, B., Liebman, K., Vizcaino, L., Vazquez-Prokopec, G. and Lenhart, A.
2016. Spatial Variation of Insecticide Resistance in the Dengue Vector Aedes aegypti
Presents Unique Vector Control Challenges. Parasites & Vectors, 9, Article
No. 67. https://doi.org/10.1186/s13071-016-1346-3
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2014. Petunjuk
teknis jumantik - PSN anak sekolah. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
Fadlilah, I. 2017. Pengaruh Berbagai Jenis Atraktan Pada Lethal Ovitrap Terhadap
Nyamuk Yang Terperangkap Di Kelurahan Karangklesem Kecamatan Purwokerto
Selatan Kabupaten Banyumas Tahun 2016. Keslingmas, 37 (1), 12–19
James, Lester D., Nikhella Winter, Akilah T. M. Stewart, Rachel Shui Feng, Naresh
Nandram, Azad Mohammed, Molly Duman-Scheel, Ethan Romero-Severson & David
W. Severson. 2022. Field trials reveal the complexities of deploying and evaluating
the impacts of yeast-baited ovitraps on Aedes mosquito densities in Trinidad, West
Indies. Nature.
Johnson, B. J., Ritchie, S. A. & Fonseca, D. M. 2017. Te state of the art of lethal oviposition
trap-based mass interventions for arboviral control. Insects 8, 5
Kemenkes. 2012. Pengendalian Demam Berdarah Dengue. Jakarta. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Kemenkes. 2016. Profil Kesehatan Republik Indonesia 2016. Jakarta
Kurniawati, R. D. 2020. Analisis Pengetahuan dan Motivasi Pemakaian Ovitrap Sebagai
Upaya Pengendalian Jentik Nyamuk Aedes Aegepty. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat, 9 (4), 248–253. https://doi.org/https://doi.org/10.33221/jikm.v9i04.813
Nurjana, M. A. (2017). Preferensi Aedes aegypti Meletakkan Telur pada Berbagai Warna
Ovitrap di Laboratorium. BALABA, 13 (1), 37–42.
https://doi.org/doi.org/10.22435/blb.v13i1.256
Saragih, Fitri Sari dan Putra Apriadi Siregar. 2021. Pelatihan Pembuatan Ovitrap Sebagai
Upaya Menurunkan DBD di Nagori Pematang Simalungun
Ramos-Castañeda, J., Barreto dos Santos, F., Martínez-Vega, R., Galvão de Araujo,
J.M., Joint, G. and Sarti, E. (2017) Dengue in Latin America: Systematic Review of
Molecular Epidemiological Trends. PLoS Neglected Tropical Diseases, 11, 1-24.
https://doi.org/10.1371/journal.pntd.0005224
World Health Organization. 2016. Entomological Surveillance for Aedes spp. in the
Context of Zika Virus: Interim Guidance for Entomologists. World Health
Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/204624

44 | Shihatuna: Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (2023) 3(1)


Wu HH, Wang CY, Teng HJ, Lin C, Lu LC, Jian SW, Chang NT, Wen TH, Wu
JW, Liu DP, Lin LJ, Norris DE, Wu HS. 2013. A dengue vector surveillance by
human population-stratified ovitrap survey for Aedes (Diptera: Culicidae)
adult and egg collections in high dengue-risk areas of Taiwan. J Med
Entomol, 50:261–269

Iwan Suryadi, Virny Dwiya Lestari, Nugraheni Widyatuti, Nurlaila Fitriani, Edukasi Dan Pendampingan
Pembuatan Ovitrap Sebagai Upaya Pengendalian Demam Berdarah | 45

Anda mungkin juga menyukai