98-Article Text-471-1-10-20220707

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia

Vol 1, No 1, Juni 2022


ifi-bekasi.e-journal.id/jpmfki

UPAYA PENGUATAN INTERVENSI DALAM PENCEGAHAN DEMAM


BERDARAH DENGUE (DBD) PADA MASYARAKAT RW 006, KELURAHAN
CIREUNDEU, KECAMATAN CIPUTAT TIMUR, KOTA TANGERANG
SELATAN TAHUN 2022
Marini Astuti1), Yudha Rizky Karim2), Resti Fatma Utami3), Ahmad Muhajir4), Fernanda
Putri Bima AzhZahra5), Arfa Noviani6), Fanny Rahmasari7), Zulfa Khairunnisa8) Putri
Anggraini9), Sarah Anggita Larasati10) Cornelis Novianus 11)
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
Email: [email protected]
Abstract
The Community Health Field Learning Experience (PBL KESMAS) activity in 2022 was
carried out by a Group of 20 in the area of RW 006, Cireundeu Village, East Ciputat District, South
Tangerang City, Banten Province. The purpose of this PBL KESMAS activity is to describe the
health problems that are prioritized, namely Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) in RW 006,
Cireundeu Village, Ciputat Timur District, South Tangerang City, Banten Province in 2022.
Secondary data was obtained from one of the health workers at the Cireundeu Health Center said
that the number of cases of Dangue Hemorrhagic Fever (DHF) at the Cireundeu Health Center in
2021 from April to December was 18 cases and in 2022 from January to June as many as 26 cases
of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). From the secondary data, it is clear that in the RW 006
area, Cireundeu Village, East Ciputat District, South Tangerang City, Banten Province, 10 cases
were in the highest position in January 2022. The method in the Community Health Field Learning
Experience (PBL KESMAS) has been carried out in six stages. The first stage begins with a Self-
Insight Survey (SMD) activity, which is to collect several cross-sectors to discuss issues that you
want to prioritize. The second stage is by setting three priority health problems using the Bryant
method, in order to obtain details of each health problem so that it will get an overview of the
health problems that exist in the area by providing a score for the three disease problems that have
been determined. The third stage is compiling several statements related to Dengue Hemorrhagic
Fever (DHF), then conducting validity and reliability tests in Cireundeu Village. The fourth stage
is distributing questionnaires regarding the prevention of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
conducted to the community of RW 006, the sample is 150 people, this is done by Random Sampling
Technique with the Cluster Random Sampling method. The fifth stage, namely the Village
Deliberation Community (MMD) activity, the purpose of implementing the Village Deliberation
Community (MMD) is to recognize and believe that there are health problems in the RW 006 area
obtained through the Self-Insight Survey (SMD), so that the community agrees and plays an active
role in overcoming health problems through several efforts to prevent Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF). The sixth stage is intervention activities carried out to improve health and change the
spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF).

Keywords: Dengue Hemorrhagic Fever; Prevention; Intervention


Abstrak

Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL KESMAS) tahun


2022 dilakukan oleh Kelompok 20 di wilayah RW 006 Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui
gambaran permasalahan kesehatan yang dijadikan sebagai prioritas, yaitu Demam Berdarah
Dangue (DBD) di RW 006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan, Provinsi Banten tahun 2022. Diperoleh data sekunder dari salah satu petugas kesehatan di
Puskesmas Cireundeu bahwa jumlah kasus penyakit DBD di Puskesmas Cireundeu tahun 2021 dari
Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi
| 30
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

bulan April sampai Desember sebanyak 18 kasus dan tahun 2022 dari Januari sampai Juni sebanyak
26 kasus DBD. Dari data sekunder tersebut bahwa di wilayah RW 006, Kelurahan Cireundeu,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten menempati posisi tertinggi
pada bulan Januari 2022 sebanyak 10 kasus. Metode pada PBL KESMAS ini telah dilakukan
dengan enam tahapan. Tahap pertama diawali dengan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) yaitu
mengumpulkan beberapa lintas sektor untuk mendiskusikan terkait permasalahan yang ingin
dijadikan prioritas. Tahap kedua dengan menetapkan tiga prioritas masalah kesehatan dengan
metode Bryant, guna memperoleh rincian tiap-tiap masalah kesehatan sehingga akan mendapatkan
gambaran terkait permasalahan kesehatan yang ada di wilayah tersebut dengan memberikan nilai
(score) untuk tiga permasalahan penyakit yang telah di tetapkan. Tahap ketiga yaitu menyusun
beberapa pernyataan terkait DBD, kemudian melakukan uji validitas dan reliabilitas di Kelurahan
Cireundeu. Tahap keempat yaitu menyebar Kuesioner mengenai pencegahan DBD yang dilakukan
kepada masyarakat RW 006, sampel tersebut berjumlah 150 orang. Tahap kelima, yaitu kegiatan
Masyarakat Musyawarah Desa (MMD), bertujuan mengenali dan meyakini bahwa terdapat
masalah kesehatan di wilayah RW 006 yang diperoleh melalui Survei Mawas Diri (SMD), sehingga
masyarakat bersepakat dan berperan aktif untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui
beberapa upaya pencegahan penyakit DBD. Tahap keenam yaitu kegiatan intervensi yang
dilakukan untuk meningkatkan kesehatan serta mengubah penyebaran penyakit Demam Berdarah
Dengue (DBD).

Kata Kunci: Demam Berdarah Dengue; Pencegahan; Intervensi

PENDAHULUAN
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue.
Dengue adalah virus penyakit yang ditularkan dari nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk tersebut paling
cepat berkembang biak di dunia. Nyamuk tersebut berhasil menyebabkan 390 juta orang terinfeksi
setiap tahunnya. Virus Dengue biasanya ditemukan di daerah tropis dan subtropis, kebanyakan
berada diwilayah perkotaan dan pinggiran kota di dunia. Di Indonesia iklim tropis sangat cocok
untuk perkembangan hewan maupun tumbuhan dan baik pula tempat berkembangnya beragam
penyakit, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia yang jumlah penderitanya terus mengalami peningkatan dan dikarenakan mudahnya
penyebaran virus dengue. Menurut World Health Organization (WHO), Tahun 2004 dan 2010,
persentase penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Benua Asia Pasifik Sebesar 75%,
sementara itu Indonesia memegang urutan ke-2 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terbesar
diantara 30 negara wilayah endemis.
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Indonesia sebanyak 68.407 kasus
tahun 2017 dan mengalami penurunan yang signifikan dari tahun 2016 sebanyak 204.171 kasus.
Provinsi dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di tiga provinsi di Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat
dengan 10.016 kasus, Jawa Timur dengan 7.838 kasus dan Jawa Tengah dengan 7.400 kasus.
Sedangkan untuk jumlah kasus terendah terjadi di Provinsi Maluku Utara dengan jumlah 37 kasus
(PUSDATIN, 2017).
Sedangkan Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu daerah endemis Demam
Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Kasus DBD di Kota Tangerang Selatan berfluktuasi selama
tiga tahun terakhir dan cenderung meningkat. Selama tahun 2017-2019, jumlah kasus DBD di
wilayah Tangerang Selatan sebanyak 245, 484 dan 417 kasus. Jumlah kasus tersebut menurun
selama tiga tahun terakhir dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 655 kasus.
Memasuki puncak musim hujan, wilayah Puskesmas Cireundeu, tepatnya di RW 006,
Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, fokus
memetakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai prioritas permasalahan
kesehatan. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari pihak puskesmas Cireundeu, wilayah

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 31
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

RW 006 merupakan wilayah dengan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi sebanyak 4
kasus di bulan Mei tahun 2022.

TINJAUAN PUSTAKA
Empat faktor penentu yang mempengaruhi determinan kesehatan menurut teori H. L.
Bloom (1974) adalah, yaitu gaya hidup (lifestyle), lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya),
pelayanan kesehatan dan faktor genetik (keturunan). Keempat faktor tersebut dapat saling
berinteraksi dan mempengaruhi derajat kesehatan seseorang. Pada Demam Berdarah Dengue
(DBD), faktor lingkungan merupakan faktor yang paling berpengaruh. Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan ke manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Beberapa faktor yang mempengaruhi
timbulnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) antara lain: rendahnya status imun pada
kelompok masyarakat, tingginya migrasi populasi nyamuk akibat banyaknya daerah
perkembangbiakan nyamuk yang biasanya terjadi pada musim hujan, potensi tersebut membuat
nyamuk timbul pada genangan-genangan air.
Gejala pertama Demam Berdarah Dengue (DBD) antara lain: demam tinggi mendadak
yang berlangsung sepanjang hari, sakit kepala, nyeri saat menggerakkan mata dan nyeri punggung,
terkadang disertai tanda-tanda perdarahan. Pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan
hiperasiditas lambung (nyeri ulu hati), perdarahan saluran pencernaan, bahkan kematian. Masa
inkubasi Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah 3 sampai 14 hari, tetapi umumnya 4 sampai 7
hari.
Dalam rangka mengantisipasi munculnya kembali kasus Demam Berdarah Dengue (DBD)
pada akhir 2018 dan awal 2019, Pemerintah termasuk Kementerian Kesehatan, telah mengirimkan
surat imbauan kepada pemerintah daerah untuk mengesahkan Surat Edaran Kepala Kementerian
Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. PV.02.01/Menkes/721/2018
tanggal 22/11/2018 tentang Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD. Dalam surat tersebut, Menteri
Kesehatan menghimbau pemerintah daerah untuk:
1. Memperkuat upaya mobilisasi masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan menguras, menutup dan menggunakan kembali barang bekas, serta mencegah
gigitan nyamuk (3M Plus), dan melaksanakan gerakan pencegahan Jumantik 1 Rumah 1
(G1R1J).
2. Penguatan surveilans kasus dan surveilans faktor risiko DBD, antara lain melalui kegiatan
Pemantauan Jentik Berkala (PJB) dan pengaktifan Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
3. Pengaktifan kembali Satgas Penanggulangan Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) di
berbagai tingkat RT/RW, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya untuk pencegahan dan pengendalian Demam
Berdarah Dengue (DBD), termasuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia, biaya dan
material serta peralatan.
5. Menerbitkan surat Edaran Gubernur kepada Bupati/Walikota sebagai bagian dari persiapan
peningkatan kasus DBD.

METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Kesehatan
Tempat dilaksanakan Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat Universitas
Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (PBL KESMAS UHAMKA) berpusat di RW 006, Kelurahan
Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Pelaksanaan
Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL KESMAS) dilakukan pada RW 006
(RT 001, RT 002, RT 003, RT 004, RT 005, dan RT 006) yang berjumlah 150 orang.
Metode pada Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL KESMAS)
ini telah dilakukan enam tahap kegiatan. Diawali dengan Survei Mawas Diri (SMD), kemudian
menetapkan prioritas masalah kesehatan, melakukan uji coba kuesioner selanjutnya
menyebarkan kuesioner kepada masyarakat RW 006, lalu melaksanakan kegiatan Masyarakat
Musyawarah Desa (MMD), kemudian yang terakhir adalah kegiatan intervensi. Pada penentuan
Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi
| 32
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

prioritas masalah diawali dengan menentukan analisis situasi di RW 006, Kelurahan Cireundeu
dengan metode Bryant guna memperoleh gambaran terkait permasalahan kesehatan yang ada di
wilayah tersebut untuk menetapkan prioritas masalah dan melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap permasalahan yang akan dijadikan prioritas. Analisis situasi yang dilakukan dengan
menelaah data sekunder yang telah di peroleh dari Puskesmas Cireundeu, kemudian dilanjutkan
dengan menyebar Kuesioner mengenai pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Terkait
data primer dilakukan saat penyebaran kuesioner kepada 150 orang. Kemudian data sekunder
maupun data primer yang didapat selama di lapangan diarahkan kepada Dosen Pembimbing
Kelompok 20.
Setelah menetapkan prioritas masalah, kemudian menyusun kuesioner untuk
mengetahui secara menyeluruh terkait gambaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di
RW 006, Kelurahan Cireundeu. Kuesioner yang telah disusun telah disetujui oleh Dosen
Pembimbing Kelompok 20 kemudian disebarkan secara offline dengan bantuan Ketua RW 006
dan Ketua RT beserta Kader setempat.

Gambar 1. Uji Coba Kuesioner Penelitian.

Pada tahapan kegiatan juga dilakukan uji coba kuesioner pada RW 006 Kelurahan
Cireundeu yang sudah ditentukan untuk mengetahui sejauh mana kuesioner yang disusun sejauh
mana kuesioner yang disusun, dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel dalam mengukur
variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel perilaku yang diteliti sehingga menghasilkan
data yang valid dan reliabel. Penyebaran kuesioner uji coba dilakukan dalam satu kali pertemuan
untuk masyarakat yang berdomisili di wilayah Kelurahan Cireundeu.

Gambar 2. Pembagian dan Pengisian Kuesioner RW 006 Kelurahan Cireundeu.

Pada tahapan kegiatan selanjutnya, kami resmi melakukan penyebaran kuesioner


setelah melakukan uji coba pada masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Cireundeu. Data
primer yang telah terkumpul kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan aplikasi SPSS.
Kemudian jenis analisis yang digunakan adalah Analisis Univariat. Analisis Univariat
Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi
| 33
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

digunakan untuk melihat gambaran secara umum terkait pengetahuan, sikap dan perilaku
masyarakat RW 006 mengenai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Populasi pada penelitian ini mencakup seluruh masyarakat yang berada di wilayah RW
006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan sebanyak 880
per Kartu Keluarga. Dengan demikian sampel dari penelitian ini adalah sebagian masyarakat
RW 006, yaitu berjumlah 150 orang. Kriteria inklusi pada sampel penelitian adalah masyarakat
yang tinggal di RW 006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan. Sedangkan kriteria ekslusi penelitian ini adalah masyarakat yang menolak menjadi
responden dan keadaan yang tidak memungkinkan, seperti mengeluh karena banyaknya
pernyataan kuesioner, dan waktu yang lama dalam pengisian kuesioner.
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Non-Random
Sampling dengan metode Cluster Random Sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik secara acak, dikarenakan pada masyarakat RW 006 yang terdiri dari 6 RT
(RT 001, RT 002, RT 003, RT 004, RT 005, dan RT 006) dianggap memiliki karakteristik yang
sama. Sampel diambil sebanyak 25 orang/ Kartu Keluarga (KK) per masing-masing RT yang
terdiri dari RT 001, RT 002, RT 003, RT 004, RT 005, dan RT 006.
Gambar 3. Pelaksanaan Masyarakat Masyawarah Desa (MMD)

Masyarakat Musyawarah Desa (MMD) dilakukan secara offline yang dilaksanakan pada
Selasa, 14 Juni 2022. Tujuan dilaksanakannya Masyarakat Musyawarah Desa (MMD) adalah
mengenali dan meyakini bahwa terdapat masalah kesehatan di wilayahnya, sehingga
masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayah RW 006 melalui
upaya beberapa pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Dalam kegiatan
Masyarakat Musyawarah Desa (MMD) ini dihadiri oleh Kepala Puskesmas Cireundeu, Wakil
Kepala Kelurahan Cireundeu, Perwakilan Dari Dinas Kesehatan, Kader Jumantik Puskesmas
Cireundeu, dan Tokoh Masyarakat RW 006.
Kegiatan Masyarakat Musyawarah Desa (MMD) tersebut memaparkan data demografi
penduduk RW 006, seperti jenis kelamin, usia, penghasilan, pekerjaan, dan pendidikan.
Kemudian memaparkan hasil dari Survei Mawas Diri (SMD) yang dimana terdapat tiga
permasalahan yaitu Diabetes Melitus (DM), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Hipertensi.
Dari ketiga permasalahan kesehatan tersebut bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
menjadi prioritas masalah kesehatan. Selanjutnya memberikan pemaparan terkait penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan menggunakan metode fishbone yang dimana Demam
Berdarah Dengue (DBD) ini dijadikan sebagai permasalahan utama. Guna dipaparkannya
diagram fishbone untuk membantu memecahkan masalah yang ada dengan melakukan analisis
sebab dan akibat dari suatu keadaan dalam diagram fishbone. Dan yang terakhir adalah
pemaparan Plan Of Action (POA) terkait intervensi yang akan dilakukan terhadap prioritas
permasalahan yaitu Demam Berdarah Dengue (DBD).

B. Metode Intervensi Kesehatan

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 34
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

Setelah melakukan kegiatan penyebaran kuesioner, maka dilakukannya intervensi


pendidikan Kesehatan mengenai pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD). Intervensi yang
dilakukan adalah secara oflline di wilayah RW 006. Kegiatan intervensi kesehatan yang sesuai
dengan Plan Of Action (POA) Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu gerebek jentik
nyamuk, penyuluhan dan pemasangan poster.

Gambar 4 . Pelaksanaan Gerebek Jentik Nyamuk Di Wilayah RW 006

Pelaksanaan Gerebek Jentik Nyamuk sebagai bentuk kegiatan intervensi dilakukan pada
Rabu,15 Juni 2022 Pukul 10.00 WIB s/d selesai sasaran dari intervensi adalah masyarakat RW
006, Kelurahan Cireundeu. Penyuluhan dilakukan pada Kamis, 16 Juni 2022 Pukul 11.00 WIB
s/d selesai dengan sasaran intevensi adalah masyarakat RW 006, Kelurahan Cireundeu.
Kemudian dilanjut dengan kegiatan Pemasangan Poster pada Kamis, 16 Juni 2022 pukul 15.00
WIB s/d selesai sasaran kegiatan intervensi adalah masyarakat RW 006.

Gambar 5 . Penyuluhan Demam Berdarah Dengue dengan Poster 3M Plus.

Gambar 6. Anggota Kelompok 20 dan Masyarakat RW 006 Kelurahan Cireundeu

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 35
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

Adapun tujuan dari kegiatan intervensi guna memberikan edukasi kepada masyarakat RW
006, Kelurahan Cireundeu untuk meningkatkan pengetahuan, mengukur objek pada sikap serta
peningkatan perilaku mengenai pentingnya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
dengan melaksanakan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk yang berada ditampungan air melalui
program gerebek jentik.
Media yang digunakan adalah menampilkan Print out Power Point dan Poster yang
berisikan materi terkait pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), kemudian melakukan
presentasi penyuluhan dengan Rangkaian acara kegiatan penyuluhan offline ini adalah
pembukaan, sambutan, penyampaian materi, sesi tanya jawab.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Adapun target Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL KESMAS) ini
adalah peningkatan pemahaman pengetahuan, mengukur objek sikap dan mengubah perilaku
dengan:
a. Menjadikan masyarakat paham akan pentingnya perilaku yang baik dan sehat. Sehingga
masyarakat tahu, mau dan mampu untuk terus melakukan pengendalian dan pencegahan
Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan
metode gerakan 3M Plus.
b. Menjadikan masyarakat paham akan pentingnya menjaga kebersihan tempat-tempat
penampungan air yang dikatakan sebagai sumber penghasil nyamuk.
c. Menjadikan masyarakat lebih mudah mengakses informasi terkait pencegahan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD), sehingga menjadi tahu dan tertarik untuk peduli terhadap
personal hygiene maupun sanitasi tempat-tempat umum.
d. Melalui pemberian intervensi mengenai pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
kepada masyarakat RW 006, diharapkan RW 006 menjadi lebih peduli terhadap
kesehatannya untuk sama-sama memberantas nyamuk melalui pemberantasan sarang
nyamuk.
e. Setelah dilakukan intervensi berupa gerebek jentik, penyuluhan dan pemasangan poster
kesehatan diharapkan masyarakat RW 006 dapat memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku
yang cukup baik untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya mencegah
terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
f. Identifikasi masalah yang dilakukan berdasarkan sumber data sekunder yang diperoleh dari
Puskesmas Cireundeu. Kemudian melakukan analisis terhadap prevalensi masalah kesehatan
dalam data hasil survei. Selanjutnya pada hasil survei tersebut, terdapat beberapa
permasalahan kesehatan di RW 005, Kelurahan Cireundeu yang menjadi perhatian yang
dimasukkan ke dalam tabel metode Bryant untuk menentukan prioritas masalah.

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 36
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

Tabel 1. Metode Bryant untuk Menetapkan Prioritas Masalah Kesehatan di Wilayah RW


006 Kelurahan Cireundeu Tahun 2022

Daftar P S C M Urutan
N Masalah (Prevalence) (Seriousness) (Community (Manage Total Prioritas
o Kesehatan Concern) bility)
1 Diabetes 2 4 3 2 48 II
Melitus
2 Hipertensi 3 3 3 1 27 III
3 Demam 4 4 4 2 128 I
Berdarah
Dengue
(DBD)

Perhitungan prioritas masalah menggunakan metode Bryant diberi skor 1-5. Pemberian
skor prevalence dihitung dari jumlah atau kelompok masyarakat yang terkena dampak dari
permasalah kesehatan tersebut. Skor seriousness dihitung dari tingginya morbiditas atau
mortalitas serta kecenderungannya. Skor community concern dinilai dari perhatian atau
kepentingan masyarakat dan pemerintah atau instansi terhadap masalah tersebut. Sedangkan
skor manageability dinilai dari ketersediaan sumber daya (tenaga, sarana dan metode/cara).
Nilai tertinggi yang dijadikan prioritas adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) sebesar 128.
Oleh karena itu, kelompok 20 mengambil masalah tersebut dengan skor dari perhitungan metode
Bryant sebagai prioritas utama yang harus diberikan intervensi kesehatan kepada masyarakat
RW 006.
Berdasarkan metode Bryant masalah yang di prioritaskan adalah Demam Berdarah Dengue
(DBD). Hal tersebut juga diperkuat oleh Ketua Puskesmas, Petugas Puskesmas, Ketua RW 006,
Kelurahan Cireundeu beserta kader di wilayah tersebut melalui wawancara informal yang
menyatakan bahwa memasuki puncak musim hujan, Puskesmas Cireundeu fokus memetakan
daerah endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai prioritas permasalahan kesehatan.
Oleh karena itu, Kelompok 20 memutuskan untuk menjadikan Demam Berdarah Dengue
(DBD) sebagai masalah prioritas yang akan kami intervensi dalam Pengalaman Belajar
Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL KESMAS).

Tabel 2 Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah RW 006


Kelurahan Cireundeu Tahun 2022

Variabel Kategori Frekuensi Presentase


Usia <25 tahun 9 6
25 - 55 tahun 96 64
56 - 65 tahun 31 20,7
>65 tahun 14 9,3
Jenis Kelamin Laki-laki 26 17, 3
Perempuan 124 82, 7
Rukun RT 001 25 16,7
Tetangga (RT)
RT 002 25 16,7
RT 003 25 16,7

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 37
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

Variabel Kategori Frekuensi Presentase


RT 004 25 16,7
RT 005 25 16,7
RT 006 25 16,7
Pekerjaan Tidak atau Belum Bekerja 94 62, 7
Pelajar atau Mahasiswa 3 2
PNS atau Tentara atau POLRI 2 1,3
atau BUMN
Pegawai Swasta 11 7,3
Wiraswasta/Swasta 14 9,3
Buruh Harian/Supir/ART 7 4,7
Lainnya 19 12,7
Pendidikan Tidak Bersekolah 8 6,3
Sekolah Dasar (SD) 32 21,3
Sekolah Menengah Pertama 32 21,3
(SMP)
Sekolah Menengah Atas 68 45,3
(SMA)
Perguruan Tinggi 10 6,7
Penghasilan Belum atau Tidak 93 62
Berpenghasilan
Kurang dari UMR 40 26,7
(<Rp.4.000.000,-)
Lebih dari UMR 17 11,3
(>Rp.4.000.000,-)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai demografi responden RW 006 (Tabel 2),
menurut kelompok umur, responden didominasi oleh kelompok umur 25 - 55 tahun yaitu
sebanyak 96 orang (64%). Kemudian berdasarkan jenis kelamin menunjukkan responden
perempuan sebanyak 125 orang (82,7%) lebih banyak daripada responden laki-laki sebanyak 26
orang (17,3%). Sedangkan masyarakat RW 006 pekerjaan didominasi oleh kategori pekerjaan
belum atau tidak bekerja yaitu sebanyak 94 orang (62,7%). Yang dimana pendidikan terakhir
yang ditempuh oleh masyarakat RW 006 adalah responden yang lulus Sekolah Menengah Atas
(SMA) memiliki presentase lebih banyak yaitu sebanyak 68 orang (45,3%). Diikuti dengan
penghasilan yang dimana responden didominasi oleh kelompok yang Belum Berpenghasilan
yaitu sebanyak 93 orang (62%).

Tabel 3. Hasil Kuesioner Survei Mawas Diri (SMD) yang Menjadi


Faktor Penyebab Permasalahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah RW 006
Kelurahan Cireundeu Tahun 2022

Variabel Valid Percent Pvalue


n %
Pengetahuan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Tinggi 46 30,3 0,000


Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi
| 38
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

Variabel Valid Percent Pvalue


n %
Rendah 104 69,7

Sikap Demam Berdarah Dengue (DBD)


Baik 0 0 0,000
Kurang Baik 150 100
Perilaku Demam Berdarah Dengue (DBD)
Baik 67 44,7 0,000
Kurang Baik 83 55,3

Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) paling banyak pada responden yang memiliki
pengetahuan yang rendah sebanyak 104 orang (69,7%), selain itu kejadian Demam Berdarah
Dengue (DBD) paling banyak pada responden yang memiliki sikap kurang baik terhadap
pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 150 orang (100%), paling banyak pada
responden perilaku yang kurang baik terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
sebanyak 83 orang (55,3%).

B. Pembahasan
1. Pengetahuan Demam Berdarah Dengue
Hasil survei yang dilakukan di RW 006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa responden didominasi oleh kategori
pengetahuan yang rendah mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu sebanyak 104
orang (69,7%). Kemudian untuk kategori pengetahuan yang tinggi mengenai Demam
Berdarah Dengue (DBD) yaitu sebanyak 46 orang (30,3%).
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh beberapa masyarakat RW 006,
Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan hal tersebut
disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang masih tidak tahu bahwa pentingnya kebersihan
lingkungan sekitar terutama yang bisa menjadi tempat air menggenang, karena nyamuk
Aedes aegypti itu tinggal dan berkembang biak di air bersih, Kemudian banyak dari
Masyarakat mengandalkan foging sebagai cara efektif dari Pemberantasan sarang nyamuk
Demam Berdarah Dengue.

2. Sikap Demam Berdarah Dengue


Hasil survei yang dilakukan di RW 006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa responden didominasi oleh mereka
yang memiliki sikap kurang baik terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)
sebanyak 150 orang (100%).
Hal ini disebabkan karena masih ada masyarakat yang hanya membersihkan tempat
penyimpanan air jika saat air kotor saja, membiarkan kolam tanpa ikan yang mana ikan di
kolam bisa berfungsi untuk memakan jentik nyamuk dan tidak ditemukannya tanaman
pengusir nyamuk dilingkungan sekitar RW 006.

3. Perilaku Demam Berdarah Dengue


Hasil survei yang dilakukan di RW 006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat
Timur, Kota Tangerang Selatan, menunjukkan bahwa responden lebih banyak memiliki
perilaku yang kurang baik mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) sebanyak 83
responden (57,3%) daripada responden yang memiliki perilaku baik sebanyak 67 responden
(44,7 %).
Setelah dilakukan survei, tidak menanam tanaman pengusir nyamuk di lingkungan,
dan tidak memakai lotion atau baju lengan panjang saat keluar rumah atau didalam rumah,
kebiasaan menggantung pakaian setelah pakai didalam rumah dan tidak jarang masyarakat

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 39
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

menyimpan saja barang bekas dihalaman rumah yang nantinya akan menjadi tampungan air
hujan dan menjadi sarang jentik nyamuk.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL


KESMAS) yang dicapai, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan Kesehatan Masyarakat (PBL KESMAS) oleh
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Program Studi
Kesehatan Masyarakat Tahun 2022 Kelompok 20 dilakukan di wilayah RW 006, Kelurahan
Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.
b. Setelah didapatkan data sekunder, terdapat tiga permasalahan kesehatan di wilayah RW
006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, yaitu
Diabetes Melitus (DM), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Hipertensi.
c. Kemudian dilakukan penyusunan kuesioner uji coba (Uji Validitas dan Reliabilitas) dengan
kriteria inklusi yang dilakukan pada masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Cireundeu.
d. Tahap Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) dengan mengumpulkan perwakilan pihak
lintas sektor untuk mendiskusikan permasalahan kesehatan apa saja yang akan dijadikan
sebagai prioritas masalah kesehatan di wilayah RW 006.
e. Memasuki puncak musim hujan, Puskesmas Cireundeu fokus memetakan daerah endemis
Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai prioritas masalah di wilayah RW 006, Kelurahan
Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan. Hasil pemetaan tersebut
akan menjadi bahan bagi Jumantik, Kader RW 006, dan Kelompok 20 untuk mencegah
merebaknya Demam Berdarah Dengue (DBD).
f. Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, kami melakukan penyebaran kuesioner
yang dilakukan pada 150 orang yang dilakukan secara acak di wilayah RW 006 dengan
penelitian univariat (deskriptif). Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengetahui
gambaran jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, pengetahuan, sikap dan
perilaku terhadap pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).
g. Tahap pelaksanaan Masyarakat Musyawarah Desa (MMD) yang dilaksanakan secara
offline yang dihadiri oleh lintas sektor RW 006. Kegiatan tersebut memaparkan mengenai
gambaran demografi di wilayah RW 006, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan serta memaparkan hasil terkait Survei Mawas Diri (SMD).
h. Tahap pelaksanaan intervensi dilaksanakan secara offline dengan menggunakan media
penyuluhan Slide Power Point, melaksanakan kegiatan gerebek jentik nyamuk dan
pemasangan poster. Tujuan dilakukannya intervensi adalah memberikan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, mengukur objek pada sikap serta peningkatan perilaku
mengenai pentingnya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan melaksanakan
pemeriksaan jentik-jentik nyamuk yang berada ditampungan air melalui program gerebek
jentik.

SARAN
Berdasarkan pemaparan simpulan diatas, saran yang dapat kami berikan adalah:
1. Untuk Puskesmas Cireundeu
Meningkatkan pengawasan berupa monitoring dalam kegiatan pemberian edukasi
terkait perilaku pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) serta mengajak masyarakat
untuk ikut serta berperan aktif dalam pemberian edukasi tersebut terkait pemberantasan
sarang nyamuk, sehingga masyarakat bisa mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya.
2. Untuk Masyarakat RW 006
Diharapkan masyarakat selalu peduli, sadar dan waspada terhadap penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan melakukan pengendalian dan pencegahan

Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi


| 40
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fisioterapi dan Kesehatan Indonesia Vol 1, No 1, Juni 2022

Demam Berdarah Dengue (DBD) melalui pemberantasan sarang nyamuk dengan metode
gerakan 3M Plus.
3. Untuk Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
a) Mahasiswa dapat melaksanakan kegiatan PBL KESMAS dengan penuh tanggung jawab
dan mengikuti seluruh peraturan yang telah ditetapkan.
b) Mahasiswa diharapkan mampu berlapang dada dan memiliki semangat yang tinggi
dalam menghadapi segala tantangan terkait kendala PBL KESMAS, dan perlu menjaga
kekompakan, kerukunan dan menjalin kerjasama yang baik antar anggota kelompok.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penyusunan artikel ini, semaksimal mungkin Kelompok 20 mengupayakan


dukungan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk
itu, penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dian Kholika Hamal, S.KM., M.Kes selaku Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat
FakultasIlmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
2. Cornelis Novianus, S.KM., MKM selaku Dosen Pembimbing Kelompok 20.
3. Bapak dan Ibu Dosen Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.
4. Unit Pelaksana Teknis Puskesmas Cireundeu, Drg. Asih selaku Kepala Puskesmas Cireundeu,
Della Andina Suladiah S.K.M., selaku Pembimbing Lapangan, Sri Endah Wahyuningsih,
S.K.M., selaku Kepala Tata Usaha serta jajarannya.
5. Ketua RW 006 beserta jajarannya yang telah menerima dan membimbing kami selama
di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Puskesmas Cireundeu, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang


Selatan, Provinsi Banten.

Kementerian Kesehatan. (2018, Oktober 27). Apa saja akibat dari kurang melakukan aktivitas
fisik?. Diakses April 2022, Dari p2ptm.kemkes.go.id:
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/apa-saja-akibat-dari-kurang-
melakukan-aktivitas-fisik

Kementerian Kesehatan. (2017, Mei 17). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.
Diakses April 2022, dari https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-
penyakit-paling-banyak-diidap-masyarakat.html

Kementrian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. (2016,


Desember 17). Demam Berdarah. Diakses Juni 2022, dari
https://promkes.kemkes.go.id/?p=7443

Kementrian Kesehatan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. (2019, Januari
30). Kesiapsiagaan Menghadapi Peningkatan Kejadian Demam Berdarah Dengue Tahun
2019. Diakses Juni 2022, dari http://p2p.kemkes.go.id/kesiapsiagaan-menghadapi-
peningkatan-kejadian-demam-berdarah-dengue-tahun-2019/
Pusdatin Kemenkes, R. I. (2017). Situasi Penyakit Demam Berdarah di Indonesia Tahun
2017. Diambil dari
https://pusdatin.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/InfoDatin
-Situasi-Demam-Berdarah-Dengue.pdf
Jurnal Vol 1, No 1, Juni 2022 © Ikatan Fisioterapi Cabang Kota Bekasi
| 41

Anda mungkin juga menyukai