140-Article Text-365-2-10-20230612
140-Article Text-365-2-10-20230612
140-Article Text-365-2-10-20230612
ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a mosquito-borne disease that spreads rapidly. (DHF) is
widespread throughout the tropics, with local risk variations influenced by rainfall, temperature,
and urbanization. The research design uses a quantitative correlation with a Cross Sectional
approach. The population in the study were all heads of families in Tanjung Baru village in the
working area of UPTD Tanjung Baru health center in 2021, totaling 1544 familiesBased on
univariate analysis, 70.1% of respondents did not take any effort to prevent . DHF, 64.3% of
respondents had poor knowledge, 62.7% had a negative attitude, 59.7% of respondents did not
regularly sprinkle abate and 61 ,4% there is no jumantik cadre. The results of the bivariate
analysis showed that there was a relationship between knowledge, attitude, abate and jumantik
cadres with efforts to prevent DHF with p values of 0.000, 0.000, 0.008 and 0.000. Knowledge,
attitude, abate and jumantik cadres proved to have a significant relationship with efforts to prevent
DHF.
ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang menyebar
dengan cepat. (DBD) tersebar luas di seluruh daerah tropis, dengan variasi risiko local yang di
pengaruhi oleh curah hujan, suhu,dan urbanisasi. Rancangan penelitian menggunakan kuantitatif
korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian adalah seluruh Kepala
Keluarga desa Tanjung Baru di wilayah kerja UPTD puskesmas Tanjung Baru tahun 2021 yang
berjumlah 1544 Kepala Keluarga. Berdasarkan analisis univariat diperoleh hasil sebanyak 70.1%
responden tidak ada upaya pencegahan DBD, sebanyak 64,3% responden pengetahuan kurang baik,
sebanyak 62,7% memiliki sikap negatif, sebanyak 59,7% responden yang tidak rutin menaburkan
abate dan sebanyak 61,4% tidak adanya kader jumantik. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan, sikap, abate dan kader jumantik dengan upaya pencegahan
penyakit DBD dengan p value 0,000, 0,000, 0,008 dan 0,000. Pengetahuan, sikap, abate dan kader
jumantik terbukti mempunyai hubungan yang bermakna dengan upaya pencegahan penyakit DBD.
Faktor resiko terjadi jika gerakan (PSN) Populasi pada penelitian adalah seluruh
tidak dilakukan akan munculnya berbagai kasus Kepala Keluarga desa Tanjung Baru di wilayah
penyakit menular, termasuk penyakit (DBD). kerja UPTD puskesmas Tanjung Baru tahun
selain itu perilaku masyarakat yang kurang 2021 yang berjumlah 1544 Kepala Keluarga.
sehat seperti mengabaikan kebersihan ling- Sampel pada penelitian ini diambil didesa
kungan menjadi pemicu merebaknya kasus Tanjung Baru di wilayah kerja UPTD
(DBD). Oleh karena itu, untuk mencegah puskesmas Tanjung Baru tahun 2021.
penyakit menular (DBD) diperlukan kesadaran Pelaksanaan pengumpulan data yang
masyarakat yang tinggi supaya terhindar dari digunakan dalam penelitian ini adalah data
penyakit (DBD). (Hendri, 2021) primer yang dikumpulkan dengan cara
melakukan wawancara pada responden dengan
METODE menggunakan alat bantu kuesioner yang berisi
Desain penelitian ini mengguna-kan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab boleh
kuantitatif korelasi dengan pendekatan Cross responden dan data sekunder dengan melihat
Sectional. Dalam penelitian ini yang dimaksud catatan tentang metode kontrasepsi yang
dengan variabel independen adalah Pengeta- digunakan responden. Adapun isi kuisioner
huan, Sikap, Abate dan Kader Jumantik. wawancara adalah beberapa pertanyaan dengan
Sedangkan yang dimaksud dengan variabel hasil ukur.
dependen adalah Pencegahan Penyakit (DBD).
HASIL
Analisa Data Univariat
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Upaya Pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021
Upaya Pencegahan
No Jumlah Persentase
DBD
1 TidakAda Upaya 216 70.1%
2 Ada Upaya 92 29.9%
Jumlah 308 100 %
Berdasarkan tabel 1 di ketahui bahwa dari responden lebih besar di bandingkan dengan
308 responden di dapatkan tidak ada upaya ada upaya pencegahan DBD sebanyak 92 (29,9)
pencegahan DBD sebanyak 216 (70,1%) responden.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Baru Tahun 2021
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Sikap di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Baru tahun 2021
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Abate di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Baru Tahun 2021
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Responden Menurut Kader Jumantik di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021
Berdasarkan tabel 5 di ketahui bahwa dari responden lebih besar di bandingkan dengan
308 responden di dapatkan responden yang ada kader jumantik sebanyak 119 (38,6%)
tidakada kader jumantik sebanyak 189 (61,4%) responden.
Tabel 6
Hubungan Pengetahuan Terhadap Upaya Pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021
Dari hasil analisis tabel 6 di ketahui bahwa pencegahan DBD sebanyak 47 (42.7%)
dari 308 proporsi responden yang pengetahuan responden. Hasil uji chi square didapatkan p
kurang baik dengan tidak ada upaya value 0,000< (0,05). Artinya terdapat hubungan
pencegahan DBD sebanyak 169 (85,4%) yang bermakna terhadap pengetahuan dengan
responden lebih besar di bandingkan dengan upaya pencegahan DBD di wilayah kerja UPTD
pengetahuan baik dengan tidak ada upaya Puskesmas Tanjung Baru tahun 2021.
Tabel 7
Hubungan Sikap Terhadap Upaya Pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Baru Tahun 2021
Dari hasil analisis tabel 7 di ketahui bahwa (45,2%) responden. Hasil uji chi square di
dari 308 proporsi responden yang memiliki dapatkan p value 0,000 < (0,05). Artinya
sikap negatif dengan tidak ada upaya terdapat hubungan yang bermakna terhadap
pencegahan DBD sebanyak 164 (85,0%) sikap dengan upaya pencegahan DBD di
responden lebih besar di bandingkan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Baru
responden yang memiliki sikap positif dengan tahun 2021.
tidak ada upaya pencegahan DBD sebanyak 52
Tabel 8
Hubungan Abate Terhadap Upaya Pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Tanjung Baru Tahun 2021
Dari hasil analisis tabel 8 di ketahui bahwa (61,3%) responden. Hasil uji chi square
dari 308 proporsi responden yang tidak rutin didapatkan p Value 0,004 < (0,05). Artinya
menaburkan abate dengan tidak ada upaya terdapat hubungan yang bermakna terhadap
pencegahan DBD sebanyak 140 (76,1%) abate dengan upaya pencegahan DBD di
responden lebih besar di bandingkan dengan wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung Baru
responden yangrutin menaburkan abate dengan tahun 2021.
tidak ada upaya pencegahan DBD sebanyak 76
Tabel 9
Hubungan Kader Jumantik Terhadap Upaya Pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021
Dari hasil analisis tabel 9 di ketahui bahwa (46,2%) responden. Hasil uji chi square di
dari 308 proporsiresponden yang tidak ada dapatkan p value 0,000 < (0,05). Artinya
kader jumantik dengan tidak ada upaya terdapat hubungan yang bermakna terhadap
pencegahan DBD sebanyak 161 (85,2%) kader jumantik dengan upaya pencegahan DBD
responden lebih besar di bandingkan dengan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Tanjung
responden yang ada kader jumantik dengan Baru tahun 2021.
tidak ada upaya pencegahan DBD sebanyak 55
sehingga praktik PSN-DBD semakin baik dan dengan rendahnya pengeta-huan dan partisipasi
dilakukan secara rutin. masyarakat terhadap PSN (Tomia, 2020).
Hubungan Sikap Terhadap Upaya Menurut peneliti bahwa masyarakat akan
Pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD melakukan PSN dengan baik ketika masyarakat
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021 mengetahui dan memahami bahwa demam
Hasil uji chi square di dapatkan p value berdarah itu adalah penyakit yang bisa
0,000 < (0,05). Artinya terdapat hubungan yang menimbulkan kematian yang ditularkan oleh
bermakna terhadap sikap dengan upaya vektor nyamuk Aedes aegypti. Demam
pencegahan DBD di wilayah kerja UPTD Berdarah Dengue dapat dicegah dengan
Puskesmas Tanjung Baru tahun 2021. melakukan PSN DBD secara rutin, sehingga
Berdasarkan hasil penelitian Sunaryanti masyarakat akan memiliki perilaku untuk
dan Iswahyuni (2020) bahwa terdapat hubungan melakukan pencegahan dengan melaku-kan
positif antara sikap dengan perilaku masyarakat PSN DBD secara rutin.
terhadap pencegahan penyakit demam berdarah Petugas kesehatan hendaknya selain
dengue di Desa Jelok, Cepogo, Boyolali dengan memberikan informasi tentang cara – cara
tindakan pencegahan terhadap kejadian DBD mencapai hidup sehat juga dapat
dengan p value 0,003. menerapkannya dengan contoh nyata, misal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dengan menggerakkan masyarakat untuk
hubungan antara sikap dengan upaya bergotong royong membersihkan lingkungan
pencegahan DBD. Hal ini sesuai dengan teori rumah, menaburkan bubuk abate, minimal 1
L. Green sikap merupakan faktor yang ada pada minggu sekali, sehinngga masyarakat yang
diri seseorang untuk berperilaku. Sikap bekerja maupun tidak bekerja dapat saling
berhubungan dengan motivasi individu atau bekerja sama dalam memberantas penyakit
kelompok dalam melakukan sesuatu. Jadi DBD. Mengenai waktu pelaksa-naan gotong
semakin baik sikap atau pandangan seseorang royong dapat dimusya-warahkan kepada warga
terhadap suatu hal maka semakin baik pula dan perangkat desa.
tindakan yang dilakukan terhadap hal tersebut Hubungan Abate Terhadap Upaya
dalam (Istiqomah, Syamsulhuda, & Husodo, Pencegahan DBD Di Wilayah Kerja UPTD
2017). Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021
Partisipasi masyarakat merupakan salah Hasil uji chi square di dapatkan p value
satu faktor penentu dalam keberhasilan 0,004 < (0,05). Artinya terdapat hubungan yang
pengendalian vektor dengue partisipasi aktif bermakna terhadap abate dengan upaya
masyarakat terhadap upaya pemberantasan pencegahan DBD di wilayah kerja UPTD
sarang nyamuk (PSN) dalam kegiatan 3M plus Puskesmas Tanjung Baru tahun 2021.
perlu diikuti dengan tindakan yang nyata. Sikap Penggunaan insektisida sebagai
aktif terlibat langsung dalam upaya pengendalian kimiawi bekerja efektif dari pada
pemberantasan sarang nyamuk akan sangat pengendalian biologi. Hal ini dikarenakan
berpengaruh dalam upaya penang-gulangan dan insektisida dapat membunuh jentik dalam
pencegahan penyakit yang ditularkan oleh waktu cepat sehingga penggunaannya lebih
nyamuk bahwa partisipasi masyarakat dapat efektif. Salah satu insektisida yang sering
dilihat dari kegiatan pengendalian vektor seperti digunakan untuk membunuh jentik nyamuk
modifikasi lingkungan, manipulasi lingkungan, yakni abate. Abate adalah bubuk pasir berwarna
pengendalian fisik, pengendalian kimia, dan coklat yang mengandung bahan aktif
pengendalian biologi. Peningkatan penularan temephos1%. Abate digunakan dengan cara
virus dengue terjadi pada daerah padat ditaburkan pada tempat perindukan nyamuk
penduduk dan pemukiman baru. Peningkatan sesuai takaran yang dianjurkan, yakni 1 ppm
kejadian DBD berkaitan dengan kondisi sanitasi atau 10 gram untuk 100 liter (Ebnudesita et al.,
ling-kungan dan banyak tersedianya tempat 2021).
perindukan bagi nyamuk betina yaitu wadah Abate merupakan larvasida yang
yang berisi air jernih. Kondisi ini diperburuk digunakan untuk membunuh jentik
nyamuk.Abate dapat digunakan pada tempat sebagai upaya pengendalian populasi jentik
penampungan air, seperti bak mandi, drum, dan nyamuk dilingkungan (WHO, 2018)
lain-lain, terutama pada tempat penampungan Hubungan Kader Jumantik Terhadap
air yang sulit dikuras. Abate ditaburkan pada Upaya Pencegahan DBD di Wilayah Kerja
tempat penampungan air dengan takaran UPTD Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021
10gram per 100 liter air. Takaran ini terbukti Hasil uji chi square di dapatkan p value
efektif untuk mematikan jentik dalam jangka 0,000 < (0,05). Artinya terdapat hubungan yang
waktu maksimal 3 bulan (Ebnudesita et al., bermakna terhadap kader jumantik dengan
2021). upaya pencegahan DBD diwilayah kerja UPTD
Perilaku penggunaan abate disebut dengan Puskesmas Tanjung Baru tahun 2021.
istilah abatisasi (Kemenkes RI, 2018). Abate Hasil penelitian ini diperkuat dengan
merupakan bahan kimia golongan organ penelitian yang dilakukan oleh Prastyabudi &
ophospat yang bekerja dengan menghambat Susilo (2013) yang menjelaskan bahwa ada
enzimkolinesterase. Penghambatan pada enzim hubungan antara peran kader jumantik dengan
ini akan menyebabkan tertumpuknya asetil perilaku masyarakat tentang 3M plus dengan p
kolin dan terjadi gangguan saraf pada jentik value 0,002 diwilayah kerja Puskesmas Sumber
nyamuk. Penggunaan abate sebagai insektisida sari Jember, namun sebaliknya jika peran kader
bersifat tidak berbahaya serta aman digunakan kurang baik maka perilaku masyarakat akan
pada manusia dan hewan peliharaan. Kelebihan berada di kategori kurang baik. Dalam
laindari abate adalah tidak menimbulkan penelitian tersebut menjelaskan bahwa semakin
perubahan bau, warna, dan rasa pada air ketika baik peran kader jumantik, maka perilaku
digunakan (Ebnudesita et al., 2021). masyarakat terkait 3M plus akan semakin baik
Pemberian edukasi mengambil peranan juga.
penting dalam bidang kesehatan. Pengetahuan Jumantik merupakan kelompok kerja yang
masyarakat mengenai program abatisasi adalah direkrut oleh masyarakat untuk melakukan
pemahaman masyarakat mengenai abate dan pemeriksaan jentik secara berkala dan terus-
penggunaan abate merupakan tindakan menerus serta menggerakan masyarakat dalam
masyarakat untuk menaburkan bubuk abate melak-sanakan pemberantasan sarang nyamuk
pada tempat penampungan air. Pengetahuan DBD. Peran jumantik sangat besar dalam
tentang kesehatan adalah dasar untuk membasmi dan memutus mata rantai vektor
memahami urgensi hidup sehat sehingga penyebab DBD khususnya jentik nyamuk
membantu pencegahan penularan penyakit, Aedes aegypti . Pada saat ini pemberdayaan
seperti penyakit DBD (Wittink, 2018). masyarakat menjadi sangat penting dalam
Berkaitan dengan dampak peng-gunaan penyelenggaraan upaya kesehatan. Begitu juga
abate pada tempat penampungan air, dengan masalah DBD, dimana pemberdayaan
sebagianbesar responden telah mengetahui masyarakat melalui Juru Pemantau Jentik
bahwa abate tidak memberi-kan efek apapun (Jumantik) merupakan subjek atau penye-
pada air, seperti tidak merubah rasa, warna, dan lenggara yang sangat penting dalam
baru pada air. Meskipun begitu, ada beberapa pengendalian vektor DBD (Tairas, dkk, 2015)
respon-den yang beranggapan bahwa abate Jumantik merupakan warga masya-rakat
tidak aman untuk digunakan karena setempat yang dilatih sebagai bentuk gerakan
mengandung bahan kimia berbahaya. Apabila atau partipasi aktif dalam menanggulangan
abate digunakan sesuai dengan takaran dan penyakit DBD . Adanya jumantik dapat
dengan tata cara yang benar, abate aman meningkatkan motivasi masyarakat untuk
digunakan untuk tempat penampungan air berpartisipasi untuk melakukan pengendalian
manusia, ikan, dan hewan peliharaan. vektor DBD (Kemenkes, 2015).
Penggunaan abate pada tempat penampungan Menurut peneliti Keaktifan kader jumantik
air juga telah mendapat persetujuan dari WHO dalam memantau lingkungan-nya merupakan
sehingga program abatisasi dapat dilaksanakan langkah penting yang dapat mempengaruhi
terjadinya perubah-an perilaku keluarga dalam
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk begitu masyarakat akan lebih tertarik dan tetap
(PSN) seperti melakukan 4M Plus untuk fokus selama penyuluhan diberkikan.
mencegah meningkatnya angka kasus DBD. Petugas kesehatan hendaknya selain
Peran Kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik) memberikan informasi tentang cara – cara
Dengan Perilaku Keluarga Dalam mencapai hidup sehat juga dapat mene-
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) rapkannya dengan contoh nyata, misal dengan
Penyebab DBD, dari hasil uji statistik menggerakkan masyarakat untuk bergotong
menunjukan adanya hubungan bermakna antara royong membersihkan ling-kungan rumah,
peran kader juru pemantau jentik (Jumantik) menaburkan bubuk abate, minimal satu minggu
dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk sekali, sehinngga masyarakat yang bekerja
(PSN) penyebab DBD. maupun tidak bekerja dapat saling bekerja sama
dalam memberantas penyakit DBD. Mengenai
PENUTUP waktu pelaksanaan gotong royong dapat
Kesimpulan dimusyawarahkan kepada warga dan perangkat
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis desa.
lakukan tentang faktor - faktor yang Diharapkan untuk peneliti selanjut-nya
berhubungan dengan pelaksanaan upaya untuk meneliti berbagai faktor-faktor lainnya
pencegahan penyakit demam berdarah dengue seperti, pemakaian kelambu, pemakaian obat
(DBD) di wilayah kerja UPTD Puskesmas nyamuk, dan pemakaian selimut.
Tanjung Baru Tahun 2021 disimpulkan sebagai
berikut : DAFTAR PUSTAKA
Ada hubungan pengetahuan terhadap
upaya pencegahan DBD di Wilayah Kerja Adnan, A. B., & Siswani, S. (2019). Peran
UPTD Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021 Kader Jumantik Terhadap Perilaku
dengan p value 0,000. Masyarakat Dalam Upaya Pencegahan
Ada hubungan sikap terhadap upaya Penyakit Demam Berdarah Dengue
pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD (DBD) Di Wilayah Kerja Kelurahan Tebet
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021 dengan p Timur Tahun 2019. Jurnal Untuk
value 0,000. Masyarakat Sehat (JUKMAS), 3(2).
Ada hubungan abate terhadap upaya http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/juk
pencegahan DBD di Wilayah Kerja UPTD mas/article/view/609
Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021 dengan p Ebnudesita, F. R., Sulistiawati, S., & Prasetyo,
value 0,004. R. H. (2021). Pengetahuan Abatisasi
Ada hubungan kader jumantik terhadap dengan Perilaku Penggunaan Abate.
upaya pencegahan DBD di Wilayah Kerja HIGEIA (Journal of Public Health
UPTD Puskesmas Tanjung Baru Tahun 2021 Research and Development), 5(1), 72–83.
dengan p value 0,000. https://doi.org/https://doi.org/10.15294/hig
Saran eia.v5i1.39447.
Diharapkan bagi petugas kesehatan, kader Istiqomah, Syamsulhuda, & Husodo, B. T.
dan tokoh masyarakat untuk dapat memberikan (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
penyuluhan/informasi ten-tang DBD dan cara Dengan Upaya Pencegahan Demam
pencegahan melalui media massa, sekolah, Berdarah Dengue (DBD) Pada Ibu Rumah
tempat ibadah, kader PKK atau kelompok Tangga Di Kelurahan Kramas Kota
masyarakat lainnya. Selain itu memberikan Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
pelatihan gerakan 3M Plus kepada masyarakat (e-Journal), Volume 5, (ISSN: 2356-3346).
sehingga praktik PSN-DBD semakin baik dan Kolondam, B. P., Nelwan, J. E., & Kandou, G.
dilakukan secara rutin. Media penyuluhan yang D. (2020). Gambaran Perilaku Masyarakat
dipakai diusahakan lebih interaktif dan tentang Upaya Pencegahan Penyakit
mengandung unsur multimedia. Karena dengan Demam Berdarah Dengue. Indonesian
Journal of Public Health and Community