PTK Evi Elisa
PTK Evi Elisa
PTK Evi Elisa
siklus II sebagai bentuk perbaikan dari siklus sebelumnya. Pelaksanaan penelitian Tindakan
kelas dalam penelitian ini, peneliti akan berusaha lebih baik lagi dalam model pembelajaran
Problem Based Learning agar bisa meningkatkan hasil belajar siswa.pada siklus II ini
refleksi.
siklus II antara lain; guru menyiapkan Modul ajar dengan materi Prosedur operasi baku
perangkatnya untuk menjelaskan materi menyiapkan soal pre test. Metode yang digunakan
dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, kuis, diskusi kelompok dengan model
Problem Based Learning. Penilaian yang digunakan adalah hasil pre test, dan post test.
selama 80 menit (2×40 menit). Pada tahap awal, peneliti melakukan perencanaan dan
pelaksanaan tindakan yaitu kembali merancang Modul Ajar untuk siklus II dan melakukan
kegiatan belajar mengajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dan
dikonsultasikan dengan Kepala Sekolah. Menggunakan materi Misi dakwah Rasulullah Saw
di Mekah sebagai Rahmat bagi semesta alam , kemudian peneliti menyusun alat evaluasi
berupa lembar kerja siswa, alat-alat penyelidikan, dan soal tes yang berhubungan dengan
materi Misi Dakwah Rasulullah Saw di Mekah sebagai Rahmat bagi semesta alam. Asesmen
yang disiapkan sebanyak 5 nomor dan hasil tes akhir dapat diketahui bahwa kelemahan-
Pelaksanaan Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada Hari Kamis, 02 November 2023
selama 2 jam Pelajaran dengan alokasi waktu 2 x 40 menit tepatnya pada pukul 09.10 - 10.10
wib. Materi yang digunakan adalah tentang Kearifan Nabi Muhammad Saw Wujudkan
Kedamaian dengan merumuskan hasil analisis Kearifan Nabi Muhammad Saw wujudkan
1) Pertemuan siklus II
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas VII di MtsS Zawiyah Cot Kala dimulai pukul 09.10 wib. Adapun pelaksanaan
Pembelajaran
Pendahuluan • Presensi.
• Pengantar (apersepsi)
Kegiatan Inti • Mengerjakan Soal Pre test siklus II
hari.
macam browser.
internet.
Penutup • Evaluasi
• Menutup Pelajaran
a) Kegiatan Awal
- Guru memasuki kelas dan memberikan salam kepada para siswa. Kemudian
- Guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang mata Pelajaran yang akan
guru memberikan soal pre test II untuk mengeahui kemampuan siswa tentang
dan download)
- Setelah kegiatan diskusi selesai, guru mempersilahkan salah satu kelompok maju
c) Kegiatan Akhir
- Guru mengajak siswa untuk mereview materi yang baru saja disampaikan. Dan
- Guru memberi salam penutup, memimpin doa penutup, dan keluar ruangan.
c. Observasi Siklus II
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Hal-hal yang diamati dan
dicatat oleh observer adalah Hasil Belajar siswa selama proses pembelajaran mata Pelajaran
Sejarah Kebudayaan Islam dengan menerapkan model Problem Based Learning. Dan pada
siklus II ini hasil belajar siswa meningkat dengan pesat dikarenakan siswa sudah terbiasa
12
10
8
6 4
4
2
0
tuntas Belum tuntas
Seri1 15 4
Seri2
Tabel Hasil Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan diagram 4.5 hasil pengamatan guru siklus II mengungkapkan bahwa kegiatan
pembelajaran SKI melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
pada siklus II mendapatkan total skor 94 dengan kategori sangat baik. Guru memperoleh nilai
A sebanyak 76, nilai B sebanyak 18, dan tidak mendapatkan nilai C dan D. (tabel hasil
pengamatan guru secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.6). Hal ini terlihat jelas dari
tabel hasil pengolahan data aktivitas guru dalam mengelola kelas sudah baik sekali. Ini
disebabkan guru telah memperbaiki atau meningkatkan aspek – aspek yang terdapat pada
proses pembelajaran Siklus I, terutama ketika memberi penguatan pada akhir pembelajaran
ketika siswa menjawab pertanyaan dari guru sehingga proses pembelajaran di Siklus II telah
tercapai. Peneliti juga melakukan refleksi guna mengkaji proses pembelajaran dan hasil
foto, gambar, dan internet sehingga guru lebih menguasai materi bahan ajar.
pembelajaran.
- Guru memberi kesempatan kelompok lainnya untuk menanggapi hasil kerja dari
kelompok penyaji.
- Pada akhir pertemuan guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi yang
selanjutnya.
Learning (PBL) pada diagram 4.6 mengungkapkan bahwa siklus II mengalami peningkatan dari
aspek pengetahuan, keaktifan dan kerjasama siswa dibandingkan dengan Siklus I (tabel hasil
pengamatan siswa secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.7). Siswa sudah mulai menjawab
pertanyaan sesuai dengan kemampuan. Mereka juga turut aktif dalam pembelajaran dikelas.
Yang semula masih terlihat acuh, pada Siklus II ini sudah terlihat mulai memperhatikan serta
aktif menjawab maupun bertanya. Kerjasama kelompok berjalan dengan baik, para siswa saling
melengkapi kekurangan yang ada dikelompok masing-masing. Sehingga dalam Siklus II ini
pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan. Peneliti juga melakukan refleksi
guna mengkaji proses pembelajaran dan hasil pengamatan pada tindakan siklus II difokuskan
pada masalah-masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan siklus I. Kegaiatan diperoleh
dari beberapa hal yang dapat dicatat sebagai masukan untuk kemajuan pada hasil belajar siswa
yaitu:
- Peningkatan hasil belajar dengan dorongan rasa ingin tahu yang besar berusaha
Berdasarkan hasil analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan data hasil belajar.
Rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus melalui model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) (tabel rekapitulasi hasil belajar siswa per siklus lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.7).
Diagram 4.7 menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah dilakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan pada setiap
siklus merupakan bukti keberhasilan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada proses pembelajaran.Model Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu
model pembelajaran yang direkomendasikan pada kurikulum merdeka sebagai salah satu model
pembelajaran yang inovatif yang menyediakan perangkat pembelajaran segala alat dan bahan
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yaitu pada tahap Pra
Siklus terdapat 8 siswa (40%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
(dibawah KKTP) 9 siswa (60%) dengan nilai rata- rata 69. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan belum memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal maka penelitian dilanjutkan
pada Siklus I dengan materi dan waktu yang berbeda. Data hasil belajar siswa pada Siklus I
terdapat terdapat 11 siswa (60%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar
(dibawah KKTP) 6 siswa (40%) dengan nilai rata-rata 74. Berdasarkan hasil tersebut dapat
dikatakan terjadi peningkatan dari tahap Siklus I meskipun masih belum memenuhi indikator
keberhasilan secara klasikal, maka penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan materi dan waktu
yang berbeda.
Menurut Susanto (2015:31) Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) akan membuat
peserta didik terbiasa menghadapi masalah dan tertantang untuk menyelesaikan masalah baik di
dalam kelas maupun dikehidupan sehari-hari (real world). Lebih lanjut Atmojo (2013: 140)
explorasi lingkungan yang digunakan berupa pengalaman keseharian peserta didik sehingga
dapat meletakkan dasar-dasar yanng nyata untuk berpikir. Selain itu, Sulistyarini & Santoso
(2015: 61) menyatakan bahwa lingkungan belajar dalam Problem Based Learning (PBL) bersifat
terbuka, menggunakan proses demokrasi, dan menekankan pada peran aktif siswa. Hasil belajar
siswa pada Siklus II terdapat terdapat 16 siswa (80%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang
tidak tuntas belajar (dibawah KKTP) 3 siswa (20%) dengan nilai rata-rata 81. Berdasarkan hasil
tersebut dapat dikatakan sudah memenuhi indikator keberhasilan secara klasikal yaitu siswa
mencapai nilai melebihi KKTP yaitu mendapat nilai ≥ 75 pada mata Pelajaran SKI Materi Misi
Dakwah Rasulullah Saw sebagai Rahmat bagi seluruh alam.dengan persentase ≥ 85% dari
jumlah siswa total dalam satu kelas sebanyak 19 siswa (80%). Maka dari itu penelitian
dihentikan siswa yang belum tuntas pada Siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa
latihan- latihan atau remidi yang dipantau oleh guru sehingga seluruh siswa diharapkan dapat
tuntas belajar. Pembahasan ketuntansan hasil belajar siswa Pra Siklus – Siklus II dapat dicermati
Diagram 4.8 menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus.
Dari data nilai ulangan harian siswa diperoleh nilai rata- rata 69 dengan jumlah siswa 8 siswa
(40%) tuntas belajar, pada Siklus I diperoleh nilai rata- rata 74 dengan jumlah siswa 12 siswa
(60%) tuntas belajar, dan pada Siklus II diperoleh nilai rata- rata 81 dengan jumlah 16 siswa
(80%) tuntas belajar. Berdasarkan ketetapan indikator keberhasilan, yaitu persentase ketuntasan
belajar siswa telah mencapai ≥ 80% maka pembelajaran SKI materi dakwah Rasulullah Saw di
Mekah sebagai Rahmat bagi semesta alam dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL), dikatakan telah berhasil. Sehingga Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
bahwa penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Pada kondisi awal prasiklus, perolehan hasil belajar siswa kelas VII MTsS
Zawiyah Cot Kala dalam mata pelajaran SKI, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah memenuhi
KKTP yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Sedangkan sebanyak 10 orang atau 41,67%
belum memenuhi KKTP. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar SKI siswa
kelas VII MTsS Zawiyah Cot Kala tergolong rendah. Setelah diberikan tindakan dengan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran SKI, terdapat peningkatan
nilai rata- rata 78,58. Sebanyak 19 siswa atau 95,83% memenuhi KKTP dan hanya 1 siswa atau
d. Refleksi Siklus II
Berdasarkan tindakan pada siklus II meliputi perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta
hasil observasi dapat dilakukan hasil refleksi. Peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil
pelaksanaan tindakan. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui strategi
pembelajaran PBL sudah cukup menunjukkan hasil yang maksimal. Hal ini ditunjukkan
dengan sebagian siswa sangat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan hasil dari pre
Refleksi dilakukan oleh peneliti selaku Guru Sejarah Kebudayaan Islam, diskusi yang
saya dapatkan. Saya sudah merasa nyaman menerapkan model pembelajaran Problem Based
Learning, dan saya juga sudah melihat siswa sudah tidak malu-malu untuk menyampaikan
sub materi yang mereka pegang masing-masing, ya meskipun masih perlu kita arahkan. Dan
saya melihat hasil belajar siswa sudah semakin meningkat jauh lebih bagus dibandingkan
sebelumnya dan saya sangat senang karena model pembelajaran ini siswa dapat memecahkan
masalah dalam materi, artinya tanpa siswa sadari mereka juga belajar memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tidak dapat dipungkiri masih ada kekurangan-
kekurangan, namun untuk tahap pemula saya pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran Problem Based Learning sudah dapat berjalan baik “ungkap guru” Iya bu,
Alhamdulillah saya juga senang melihat sudah ada peningkatan yang positif dari pertemuan
sebelumnya, tapi bu saya harap penerapan model ini tidak dapat berhenti sampai disini, tapi
diterapkan untuk proses pembelajaran selanjutnya” jawab peneliti. Iya bu , insyaAllah saya
selanjutnya” jawab guru. Hasil catatan lapangan, hasil belajar siswa dengan penerapan model
Data tentang hasil belajar siswa sebelum Tindakan (Pre test) siklus II digunakan untuk
mengetahui nilai siswa sebelum dilaksanakan Tindakan siklus II dan pada post test II
diberikan untuk mengukur sejauh mana keberhasilan setelah dilakukan Tindakan siklus II.
Hasil dari analisis kemempuan guru dalam menelola pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning pada Pelajaran SKI dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dalam Mengelola Pembelajaran dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning pada siklus I
Skor
mengkondisikan kelas
pelajaran Sebelumnya
tujuan
memotivasi/apersep sisiswa
learning
perhatian siswa
Learning
media pembelajaran
membentuk kelompoksiswa
mengarahkan siswa
siswa
pembelajaran berlangsung
pembelajaran
Jumlah 73
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.6 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa dengan Menggunakan Model Problem Based
Skor
Kegiatan Aspek yang Diamati 1 2 3 4
Awal 1. Kemampuan siswa untuk belajar ✓
ditampilkan
disampaikan guru
dijelaskan guru
disampaikan guru
Video pembelajaran
antar kelompok
bisa dipahami
hasil kerjanya
pembelajaran
Jumlah 71 Baik
Sumber: Hasil Penelitian di MTsS Zawiyah Cot Kala pada Tanggal 26 oktober 2023
Keterangan:
P = 71
×100%
19
= 3,73%
Berdasarkan tabel (4.6) hasil lembar aktivitas siswa pada hari kamis tanggal 26 oktober 2023
menunjukkan bahwa hasil pengamatan pada siswa dengan menggunakan pembelajaran model
problem based learning pada siklus I termasuk ke dalam kategori kurang baik, ini berdasarkan
e. Refleksi Siklus I
Berdasarkan Tindakan pada siklus II meliputi perencanaan dan pelaksanaan Tindakan serta
hasil observasi dapat dilakkan hasil refleksi. Peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil
pelaksanaan tindakan. Upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui strategi
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menunjukkan hasil yang meningkat. Adapun
1. Aktivitas guru
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus ini sudah ada perbaikan
diantanya ialah
- Kemampuan guru dalam menjelaskan mengenai aturan dan tata cara menggunakan model
Dalam siklus II ini sudah ada peningkatan hasil persentase menjadi lebih baik dari siklus
sebelumnya.Aktivitas siswa
Ada beberapa aspek yang sudah Nampak peningkatan kemampuan-kemampuan siswa yang
baik yaitu:
- Aktivitas siswa telah aktif dalam pembelajaran dan mendengarkan arahan dari peneliti
Data tentang hasil belajar siswa sebelum tindakan (pre test) siklus I digunakan untuk
mengetahui nilai siswa sebelum nilai siswa sebelum dilaksanakan tindakan siklus I dan post
test I untuk mengukur sejauh mana keberhasilan setelah dilakukan Tindakan siklus I. Adapun
Tabel
Hasil Belajar
1 Awal Lia 75 90
2 Azzam Pradita 70 90
3 Fazar Ramadhan 80 95
4 Hafiza 80 100
5 Irza Maulana 75 85
6 Klaudi Johana 90 95
7 Maula Zikri 60 85
9 Muhammad Zulvi 65 95
10 Nara Sasfika 80 95
11 Nurmala Sari 85 95
13 Rehan Prasetio 80 85
16 Selvi Maulida 90 95
17 Sigit Pramana 85 95
19 Syahputra 85 95
Berdasarkan tabel diatas dapat diperoleh hasil belajar siswa sebelum Tindakan siklus II
menunjukkan bahwa nilai pre test siklus I terdapat peserta didik mencapai ketuntasan 13 siswa
dengan persentase adalah 68,38% sedabgkan peserta didik yang hasil belajarnya belum tuntas
mencapai 6 siswa dengan persentase 31,62 % sedangkan hasil post test peserta didik mencapai
ketuntasan terdapat 18 siswa dengan persentase 94,73 %. Sedangkan peserta didik yang belum
tuntas mencapai 1 siswa, dengan persentase 5,27 % dengan demikian penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II hasil belajar siswa terdapat peningkatan
sebelum pelaksanaan, yaitu mencapai ketuntasan pretest mencapai 84,21 %, dan ketuntasan dari
hasil post test siklus II 94,74% terdapat peningkatan 16,79%, sedangkan siswa yang belum
mencapai ketuntasan pada hasil pretest 15,74% dan siswa yang belum mencapai ketuntasan 5,26
% terdapat siswa yang belum mencapai ketuntasan menurun sebesar 16,75%. Hal ini
menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari hasil siklus I,meskipun masih
terdapat beberapa siswa yang belum menguasai materi pembelajaran sebelumnya dan hasilnya
Sehingga dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan Tindakan pada siklus II ini berjalan dengan
lancer dan terlihat membaik dari siklus I. penguasaan materi pembelajaran pada siklus II ini
sudah meningkat dan dibuktikan dengan adanya hasil kuis pada siklus II. Siswa sudah mulai
belajar Bersama dalam kelompok, dan siswa tidak terlihat kebingungan lagi Ketika dalam
menemukan suatu masalah karena bisa memecahkan suatu masalah dengan temannya dan juga
bisa bertanya kepada guru Ketika temannya tidak bisa memecahkan suatu masalah.
Pada siklus II ini guru dan siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based learning siswa yang biasanya pasif sudah mulai aktif, siswa yang
pada pertemuan sebelumnya dalam kerja kelompok hanya mengandalkan temannya kini siswa
sudah mulai bekerja sama dan saling memotivasi. Dan guru bisa mengondisikan siswa untuk
model pembelajaran Problem Based learning dan adanya tanggapan positif siswa sehingga
Sejarah Kebudayaan Islam pada saat penerapan model pembelajaran Problem Based Learning.
Guru telah berupaya memberikan motivasi dan membangkitkan minat siswa untuk berdiskusi
secara Bersama dalam kelompok dengan baik dan memotivasi siswa untuk lebih aktif.
Berdasarkan keterangan diatas dapat penulis pahami bahwa guru mata Pelajaran Sejarah
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning, hal tersebut merupakan
salah satu bagian untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan terlihat bahwa hasil belajar
Dari tabel diatas dapat ditentukan frekuensi dan persentase hasil belajar SKI siswa Siklus II
dibagi menjasi 5 kategori yang dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
Tabel Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Belajar Siswa Pre test Siklus II
Frekuensi (f)
Persen (%)
Interval Kategori Pre Test Post Test Pre Test II Post Test
Nilai II II
0 - 20 Sangat 0 0 0 0
Tinggi
21 - 40 Rendah 0 0 0 0
41 - 60 Sedang 0 0 0 0
Tinggi
Jumlah 19 19 100
100
Berdasarkan data dari hasil pre test pada siklus I, terdapat peserta didik yang mencapai
ketuntasanSehingga dapat di simpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berjalan
dengan lancar dan terlihat membaik dari siklus I. penguasaan materi pembelajaran pada siklus II
ini sudah meningkat dan dibuktikan dengan adanya hasil kuis pada siklus II. Siswa sudah mulai
belajar bersama dalam kelompok, dan siswa tidak terlihat kebingungan lagi ketika dalam
menemukan suatu masalah karena bisa memecahkan suatu masalah dengan temannya dan juga
bisa bertanya kepada guru ketika temannya tidak bisa memecahkan suatu masalah.
Pada siklus II ini guru dan siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based learning siswa yang biasanya pasif sudah mulai aktif, siswa yang
pada pertemuan sebelumnya dalam kerja kelompok hanya mengandalkan temannya kini siswa
sudah mulai bekerja sama dan saling memotivasi. Dan guru bisa mengondisikan siswa untuk
belajar Bersama. Dan guru sudah berusaha memaksimalkan penggunaan model pembelajaran
Problem Based learning dan adanya tanggapan positif siswa sehingga membuktikan adanya
pembelajaran pada mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada saat penerapan model
Guru telah berupaya memberikan motivasi dan membangkitkan minat siswa untuk berdiskusi
secara bersama dalam kelompok dengan baik dan memotivasi siswa untuk lebih aktif.
Berdasarkan keterangan diatas dapat penulis pahami bahwa Guru mata pelajaran Sejarah
salah satu bagian untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dan terlihat bahwa hasil belajar
A. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan diskusi kelompok peserta didik masih banyak
yang kurang memahami tata cara kelompok dan masih terlihat peserta didik belum biasa dan
bingung dalam melakukan kelompok belajara bersama dan terlihat hanya beberapa siswa saja
yang berdiskusi dalam belajar kelompok dan yang lainnya ada yang diam saja dan ada pula yang
bercanda. Dan kemudian guru kurang bisa mengontrol dan membimbing peserta didik dalam
berdiskusi secara berkelompok, dan guru hanya sekali-sekali mengawasi peserta didik dalam
berdiskusi
Berdasarkan data dari hasil post test pada siklus I,terdapat ketuntasan terdapat siswa yang
mencapai ketuntasan terdapat 15 siswa dengan persentase 78,95%, sedangkan siswa hasil
belajarnya belum tuntas 4 siswa dengan persentase 21,05% sedangkan hasil pretes siswa,
terdapat siswa yang mencapai ketuntasan terdapat 11 siswa dengan persentase 57,90%,
sedangkan siswa yang tidak tuntas mencapai 8 siswa dengan persentase 42,10% dengan
demikian, penerapan Problem Based Learning pada siklus I hasil belajar siswa terdapat
peningkatan sebelum pelaksanaan, yaitu siswa yang mencapai ketuntasan pada hasil pretest
mencapai 57,90% dan ketuntasan pada hasil postest siklus I mencapai ketuntasan 78.95%
terhadap peningkatan 21,05%, sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan menurun
20,04%. Dengan demikian, dilihat dari nilai postest setelah mengikuti pembelajaran dengan
namun masih banyak siswa yang belum menguasai materi pembelajaran dan hasl belajarnya
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada siklus II akan dilakukan perbaikan dengan rencana
1. Mempertahankan kinerja guru yang sudah baik di siklus I untuk tetap dilakukan pada di
siklus II
dalam kelompok 5)
5. Memotivasi peserta didik agar biasa kerja sama dengan baik pada saar kerja kelompok
Berdasarkan data dari post test pada siklus I, terdapat peserta didik untuk mencapai ketuntasan
terdapat 13 siswa dengan persentase adalah 68,38% sedangkan peserta didik yang hasil
belajarnya belum tuntas mencapai 6 siswa dengan persentase 31,62 % sedangkan hasil pre test
siswa,terdapat 8 peserta didik mencapai ketuntasan terdapat 18 siswa dengan persentase 94,73
%. Sedangkan peserta didik yang belum tuntas mencapai 1 siswa, dengan persentase 5,27 %
dengan demikian penerapan model pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II hasil
belajar siswa terdapat peningkatan sebelum pelaksanaan, yaitu mencapai ketuntasan pretest
mencapai 84,21 %, dan ketuntasan dari hasil post test siklus II 94,74% terdapat peningkatan
16,79%,
Sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan pada hasil pretest 15,74% dan siswa yang
belum mencapai ketuntasan 5,26 % terdapat siswa yang belum mencapai ketuntasan menurun
sebesar 16,75%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning pada siklus II sudah mengalami peningkatan dari hasil
siklus I,meskipun masih terdapat beberapa siswa yang belum menguasai materi pembelajaran
sebelumnya dan hasilnya masih dibawah KKTP yang telah ditentukan.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II ini berjalan dengan lancar dan terliha
membaik dari siklus I. Penguasaan pada siklus II ini sudah meningkat dan dibuktikan dengan
adanya hasil kuis pada siklus II. Siswa sudah mulai bisa belajar bersama dalam kelompok, dan
siswa tidak terlihat kebingungan lagi ketika menemukan suatu masalah karena bisa bertanya
kepada temannya dan juga bisa bertanya kepada guru ketika temannya tidak bisa menjawab.
Pada siklus II ini guru dan siswa sudah mulai terbiasa pada penerapan Problem Based Learning.
Siswa yang biasanya pasif sudah mulai termotivasi untuk menguasai materi maka pegang dan
aktif menjelaskan materi yang sudah meraka kuasi. Sehingga terjadi perubahan yang positif
dimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya siswa masih terlihat bingung dan pasif, dan
dengan berjalannya tindakan dengan penerapan Problem Based Learning, maka berangsur-
angsur guru dan siswa sudah mulai paham dan terlihat motivasi dan hasil belajar siswa sudah
meningkat. Pada siklus II ini guru dan siswa sudah mulai terbiasa dengan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning. Siswa yang biasa pasif sudah mulai aktif, siswa yang
pada pertemuaan sebelumnya dalam bekerja kelompok hanya mengadalkan temannya kini siswa
sudah mulai bisa bekerjasama dan selain memotivasi. Dan guru bias mengkondisikan siswa
pembelajaran Problem Based Learning dan adanya tanggapan positif dari siswa sehingga
Peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan mengacu kepada hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan dan mendapat hasil
bahwa terdapat peningkatan terhadap hasil belajar siswa pada mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam setelah diterapkannya model pembelajaran Problem Based Learning.Hal ini
terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Peningkatan hasil belajar dapat
Peningkatan Hasil Belajar Siswa SKI Melalui Model Problem Based Learning
Dari data tabel diatas dilihat bahwa hasil belajar siswa yang tuntas pada siklus I 68,38%,
meningkat 32,62%, siklus II 94,73%, meningkat 18,15%. Sedangkan hasil yang belum tuntas
Mengetahui
Kepala MTs Zawiyah cot kala Guru SKI