Modul Pai KLS 9 Bab 10

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MODUL

MATERI 9.10.1
MENGAPRESIASI PERADABAN PADA MASA SYAFAWI DAN INDIA MUGHAL
Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase D Peserta Didik Peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari
kisah kisah penting bani umayyah, Abasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai pengantar
untuk memahami alursejarah masuknya Islam ke Indonesia.

INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Penyusun : HJ. YENI NURAENI S.Ag, M.Si
Institusi : SMP NEGERI 5 TANGERANG
Tahun : 2023/2024
Jenjang sekolah : SMP
Kelas : IX/Bab 10
Materi MENGAPRESIASI PERADABAN PADA MASA SYAFAWI DAN INDIA MUGHAL

Alokasi waktu : 3 JP
B. Kompetensi Awal
Peserta didik dapat memahami sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan pada masa
Abassiyah pada materi PAI kelas 8
C. Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman, bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
2. Gotong royong
3. Mandiri
D. Sarana dan Prasarana
Ruang kelas, LCD Projector, Speaker aktif, Note book, CD pembelajaran interaktif, HP,
kamera, kertas karton, spidol atau media audiovisual.
E. Target Peserta Didik
Peserta didik yang tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
F. Model pembelajaran
Pembelajaran pada pertemuan pertama tatap muka dengan model inquiry.

KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui metode mind mapping, peserta didik mampu:
1) Mendeskripsikan sejarah peradaban Islam serta kemajuan Islam masa Syafawi di
Persia.
2) Membuat timeline mengenai sejarah Islam masa Syafawi
3) Terbiasa berlaku gigih dalam berjuang dan menghargai perbedaan

1
B. Pemahaman Bermakna
Setelah mempelajari modul ajar ini, peserta didik akan memperoleh pelajaran yang sangat
bermakna yang dapat di implementasikan dalam kehidupan nyata, baik di rumah maupun
di masyarakat, seperti
-Terbiasa berperilaku menghargai sejarah peradan Islam dengan cara meneladani
perjuangan para tokoh pejuang Islam, diantaranya perilaku gigih, tanggung jawab, kerja
keras dan lainnya.
C. Pertanyaan Pemantik
1) Siapakah para tokoh pejuang Islam pada masa Syafawi dan India Mughal ?
2) Ceritakan secara singkat peradaban pada masa Syafawi dan India Mughal ?

D. Persiapan pembelajaran:
Pertemuan 1 : ( 3JP)
1) Sejarah lahirnya Daulah Syafawi
2) Perkembangan Daulah Syafawi
3) Masa Keemasan Daulah Syafawi
4) Masa kemunduran Daulah Syafawi
5) Perilaku gigih dalam berjuang dan menghargai perbedaan

E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke -1

Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu

Pendahuluan 1) Guru mempersiapkan media /alat peraga/ bahan berupa 15 menit


LCD/ Projekto, speaker aktif, note book, CD pembelajaran
interaktif, kertas karton, spidol atau media lain.
2) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Guru
dan peserta didik membaca surah/ayat pilihan. Kesiapan
belajar peserta didik diperhatikan dengan pemeriksaan
kehadiran, kerapihan pakaian, dan posisi tempat duduk.
3) Guru memberikan motivasi belajar
4) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi dan
tujuan pembelajaran, juga menyampaikan cakupan materi,
tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan, lingkup dan
teknik penilaian.
5) Guru memberikan pertanyaan pemantik terkait materi yang
akan dipelajari.
6) Guru membagi kelompok belajar dan mengkondisikan
peserta didik untuk duduk secara berkelompok.
Inti 1. Guru menyajikan materi sejarah peradaban Islam pada masa 90 menit

2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu

Daulah Syafawi secara umum.


2. Peserta didik duduk berkelompok berpasangan 2 orang atau
berkelompok
3. Guru memberikan kesempatan pada setiap peserta didik
atau setiap kelompok untuk membuat peta konsep dari
materi yang dipelajari
4. Menugaskan salah satu peserta didik dari pasangan (salah
satu kelompok) menjelaskan peta konsepnya dan
pasangannya (kelompok lain) memeperhatikan dan
memberikan tanggapan terhadap kelompok tersebut
5. Begitu seterusnya sampai kelompok lainnya melaksanakan
hasil presentasinya
6. Guru mengulangi atau menjelaskan Kembali materi yang
belum dipahami peserta didik
7. Peserta didik mendiskusikan aktivitas 2,3 dan 4 dengan
beberapa contoh perkembangan sains dan teknologi Syafawi
tokoh dan karyanya
8. Setiap kelompok presentasikan hasil diskusinya, kelompok
lain menanggapi
9. Guru mengingatkan dan mengajak peserta didik untuk
senantiasa meyakini bahwa Islam adalah agama yang
rahmatan lil alamin

Penutup 1. Guru memberikan asesmen 15 menit


2. Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa.
3. Guru memberikan refleksi dari materi pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
4. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas tidak
terstruktur.
5. Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta didik untuk
benar-benar menjaga ibadah dalam kehidupan.
6. Penutup dengan doa dan mengucapkan salam.
Apabila dilakukan PJJ alternatif yang digunakan adalah blended learning (pembelajaran
campuran).

F. Asesmen
1. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
Siswa mengisikan perasaannya sebelum dan setelah pembelajaran hari ini dengan
memberikan titik dibawah gambar emosi.

3
Kecewa Biasa Senang

2. Asesmen Individu dan Kelompok


3. Tertulis (PG dan Uraian)
Bsgian ini merupakan penilaian pengetahuan menggunakan tahnik tes tertulis terdiri
dari 10 soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, dan 5 soal uranain. Soal di
sediakan secara bervariasi dan mengarah kepada Hight Order Thinking skill (HOTS)
4. Performa (sikap dan keagamaan)
Rubrik ini berisi penilaian,diri untuk sikap sosial dan spiritual yang harus diisi peserta
didik secara jujur. Tehnik penilaian yang disajikan yaitu:
1) Peserta didik mengerjakan rubrik mari bermuhasabah, dengan memberikan
tanda centang (v) dibawah gambar gambar emotion sesuai dengan keadaan
sebenarnya, kemudian sertakan juga alasannya.
2) Guru memberikan tanggapan pada kolom ( catatan/penilaian guru).
3) Apabila pesserta belum menunjukan sikap yang diharapkan dapat ditindak
lanjuti dengan melakukan pembinaan oleh guru, wali kelas dan atau guru BK.

G.Pengayaan dan Remedial


1. Pengayaan
Peserata didik sudah mencapai ketuntasan belajar, atau peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar selanjutnya dapat mengikuti kegiatan pengayaan dengan tujuan untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran. Pengayaan dapat dilakukan dengan cara :
memberikan kesempatan kepada peserta didik tersebut tutor sebaya atau
mengembangkan Latihan praktis atau membuat hasil karya atau melakukan suatu
projek/membahas masalah/atau bentuk kegiatan pembelajaran lainnya seperti yang
terdapat dalam rubrik pengayaan.

2. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar bedasarkan kriteria ketuntasan
minimal, harus mengikuti kegiatan remedial. Langkahnya:
1) Guru menjelaskan atau membimbing kembali peserta didik agar memahami dan
terampil pada materi sejarah peradaban Islam pada masa Daulah Syafawi
2) Setelah pembelajaran remedial, kemudian harus dilakukan penilaian Kembali
sesuai dengan materi yang diremedialkan

4
3) Kegiatan remedial direncakan dan dilaksanakan bedasarkan kebutuhan individu
atau kelompok peserta didik, misalnya sebelum kegiatan pembelajaran, setelah
kegitan pembelajaran atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa
(pengembangan)
4) Metode dan media yang digunakan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi dan tingkat kemampuan peserta didik serta menekankan pada segi
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

H. Refleksi Peserta Didik dan Guru


Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi yang ada dalam rubrik yaitu: uswatun
hasanah, pribadi pelajar berkarakter.
a. Untuk menguatkan karakter peserta didik, guru meminta mereka membaca kisah
inspiratif dalam rubrik uswatun hasanah, kemudian mengerjakan aktivitas 11 buku
peserta didik, untuk menggali nilai nilai teladan yang bisa diambil dari kisah tersebut
dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari
b. Guru meminta peserta didik untuk mengukur sejauh mana karakter yang telah dimiliki
terkait materi bab ini pada rubrik pribadi pelajar berkarakter, sebagai Upaya refleksi
diri setelah mengikuti pembelajaran.

I. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


1. Sejarah Peradaban Islam masa Daulah Syafawi
Ketahuialh wahai generasi muslim, Daulah Syafawi memiliki perbedaan dengan Daulah
Turki Usmani dan Mughal di India, karena Daulah Syafawi menganut ajaran Syi’ah, yang
kemudian melahirkan negara Iran di Timur Tengah.

Secara politik kenegaraan, Daulah Syafawi memiliki perbedaan dengan Daulah Turki
Usmani dan Mughal di India, karena Daulah Syafawi mazhab negara yang dianutnya
adalah ajaran Syi’ah. Sistempolitik ini yang kemudian melahirkan negara Iran di Timur
Tengah.
Untuk memahami bagaimana perkembangan Islam di Persia, berikut ini adalah para
pemimpin atau raja dari Daulah Syafawi beserta upaya yang mereka lakukan:

a. Masa Awal Berdiri Daulah Syafawi di Persia (1502-1587)


Ketahuilah generasi muslim yang saleh, Daulah Syafawi awalnya merupakan gerakan
tarekat Syafawi yang didirikan Syafi Al-Din di Ardabil Azerbaijan, bertujuan untuk
membersihkan ajaran Islam dari kemungkaran dan kebidahan (bid’ah). Lambat laun gerakan
ini semakin besar, dan para pengikut tarikat Syafawi mulai terjun ke dalam urusan politik,
dan mampu bertahan hingga dua abad lamanya.
1) Daulah Syafawi didirikan oleh Abu Al-Muzafar Ismail bin Haydar as-Syafawi/Ismail I
(1502-1524) sebagai raja yang pertama. Daulah Syafawi masa ini mampu menguasai wilayah
Iran, Azerbaijan, Armenia, sebagian Gerorgia, Kaukasus, Irak, Kuwait, Afganistan, Suriah,
Pakistan, danTurkmenistan.
2) Selanjutnya kekuasaan dipegang oleh raja kedua Daulah Syafawi yaitu Tahmasap bin Shah
Ismail al-sayafawi al-Husayni al-Musavi/Tahmasp I (1525-1576). Beliau memangku jabatan

5
sebagai pemimpin Syafawi pada usia 14 tahun di bawah bimbingan Qizilbash atau pasukan
khusus Turki, baret merah.
3) Setelah Tahmasp I meninggal, kekuasaan dipegang oleh raja ke 3, yaitu Ismail
Mirza/Ismail II (1576-1577), yang memerintah hanya satu tahun yakni dari 1576-1577 M,
karena meninggal.
4) Tampuk kekuasaan selanjutnya dipegang oleh saudaranya yaitu Mohammad
Khodabandeh/Muhammad I (1577-1587) sebagai raja ke 4. Dia merupakan seorang penyair
ulung dengan nama pena “Fahmi”. Dia sempat tinggal di ibukota untuk sementara waktu,
kemudian diasingkan ke Alamut, sampai akhirnya dimakzulkan

b. Masa Kemajuan Daulah Syafawi di Persia (1587-1629)


Kemajuan Daulah Syafawi terjadi pada masa kepemimpinan raja kelima Daulah Syafawi,
yaitu Abbas bin Mohammad/Abbas I (1587-1629). Kemajuan yang diperoleh Daulah Syafawi
pada masa ini antara lain:
1) DaerahkekuasaanDaulahSyafawiterbentangdari SungaiTiggris hingga SungaiIndus.
2) Kemajuan dalam politik, ekonomi, social maupun keagamaan, dengan membentuk
pasukan Ghulam hingga berhasil menciptakan keamanan Daulah Syafawi.
3) Terjalin persahabatan dan diplomasi dengan Daulah Turki Usmani, Daulah Mughal di
India, bangsa Cremia dan Rusia.
4) Dibangunnya Bandar Abbas yang menjadi jalur perdagangan dunia.
5) Diterapkannya sistem toleransi antar umat beragama, dengan meberikan kebebasan kepada
masyarakat untuk memluk agama sesuai keyakinan masing-masing (Islam Sunni, Syi’ah,
Nasrani maupun Yahudi).
6) berhasil membangun peradaban Islam yang banyak menimbulkan kekaguman dunia,
seperti bangunan-bangunan megah di kota Isfahan yang dijuluki Nisf-e-Jahan (kota separuh
Dunia) yang UNESCO menjadikannya sebagai salah satu situs bersejarah warisan dunia.
7) Berkembangnya kesenian antara lain seni lukis, seni sastra, seni arsitek serta seni
kerajinan. Muncul Budaya upacara Rawdi Khani sebagai peringatan atas meninggalnya
Husein, imam besar Syi’ah yang dilaksanakan setiap tanggal sepuluh Muharam

c. Masa Kemunduran Daulah Syafawi di Persia (1529-1532)


1) Masa kemunduran Daulah Syafawi di Persia terjadi pada saat Safi Mirza/Safi (1629-1642),
pemimpin keenam Daulah Syafawi memimpin. Beliau adalah cucu Abbas I yang terkenal
sebagai raja kejam.
2) Selanjutnya kekuasaan beralih ke tangan raja ketujuh yakni Soltan Mohammad
Mirza/Abbas II (1642-1666). Dia dikenal sebagai raja yang cerdas dan tegas dalam
memimpin, walaupun saat dilantik usianya saat itu baru 9 tahun. Setelah dia meninggal, dia
digantikan oleh putranya
bernama Sulaiman.
3) Raja kedelapan Daulah Syafawi adalah Suleiman I (1666-1694), yaitu putra sulung dari
Abbas II. Dia memerintah dengan kejam, akibatnya rakyat bersikap masa bodoh, dan
menimbulkan terjadi beberapa pemberontakan sehingga beberapa mulai terlepas, seperti
Afghan.

6
4) Tampuk kekuasaan berikutnya beralih ke Sultan Husein (1694-1722) sebagai raja
kesembilan Daulah Syafawi. Pada masa ini terjadi penyerangan dari Afganistan dan raja
akhirnya turun tahta dan melepaskan kekuasaannya.
5) Pada tahun 1722-1729, Daulah Hotak menguasai Daulah Syafawi dan Iran.
6) Pada tahun 1729-1732, Tahmasp II raja ke 10 Daulah Syafawi, berhasil merebut kekuasaan
dari Shāh Ashraf Hotak. Dia berkuasa di kota Syafawi, Isfahan yang pemerintahannya di
bawah pengaruh Nader Shah. Namun pada tahun 1732, ia dikepung dan melarikan diri ke
Tabriz.

d. Masa Kehancuran Daulah Syafawi di Persia (1732-1736)


Masa kehancuran DaulahSyafawi di Persia terjadi ketika pemerintahan Abbas pada III (1732-
1736) raja ke 11 Daulah Syafawi. Dia diangkat menjadi pemimpin 1732 M, dan digulingkan
pada 1736, ketika Nader Khan dinobatkan sebagai Nader Shah. Setelah itu dia dimasukan ke
dalam penjara di Sabzevar, Khorasan bersama ayahnya. Ini menandai akhir Daulah Syafawi.

2. Keteladanan yang Bisa Diterapkan dari Sejarah Daulah Syafawi di Persia.

Dari perjalanan sejarah Daulah Syafawi banyak pelajaran yang bisa kita petik, antara lain
bahwa ada semangat gigih berjuang yang dilakukan oleh Daulah Syafawi. Berikut beberapa
semangat gigih berjuang sejarah Daulah Syafawi yang bisa dijadikan pembelajaran bagi
kalian:
a. Kegigihan Daulah Syafawi dalam bidang politik yang mampu mengatasi berbagai masalah
di dalam negeri dengan dibentuknya pasukan Ghulam, berhasil mengembalikan wilayah yang
terlepas, serta berhasil terjalin persahabatan dan diplomasi dengan bangsa asing.
b. Kegigihan Daulah Syafawi dalam bidang Ekonomi, ditandai dengan perkembangan
perekonomian negara yang stabil dibangun bandar Abbas, dikuasainya kepulauan Hormuz
dan pelabuhan Gumnrun, yang merupakan jalur dagang dunia antara Timur dan Barat
(biasanya
diperebutkan Belanda, Inggris, Perancis).
c. Kegigihan Daulah Syafawi dalam bidang keagamaan, yang menerapkan sistem toleransi
antar umat beragama, penduduk diberi kebebasan memeluk dan menjalankan ajaran agama
yang diyakininya
d. Kegigihan Daulah Syafawi dalam bidang Ilmu Pengetahuan, sehingga dikenal sebagai
negara penghasil ilmuwan dan cendekiawan ulung, sebagai bangsa yang berperadaban tinggi
dan berjasa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Di antara ilmuwan pada masa Daulah
Syafawi adalah Baha Al-Din Al-Syaerazi, seorang filosof, ahli sejarah, teolog. Peninggalan
sejarah di bidang pendidikan antara lain gedung Chahar Bagh Isfahan yang dibangun pada
masa Shah Husein tahun 1706 dan diperuntukkan bagi sarana pendidikan.
e. Kegigihan Daulah Syafawi dalam bidang Pembangunan Fisik, yang
berhasil menjadikan Isfahan sebagai ibukota kerajaan yang indah, dengan ratusan masjid,
puluhan akademi, ribuan penginapan, serta ratusan pemandian umum. Peninggalan bangunan
megah di kota Isfahan banyak yang dijadikan UNESCO sebagai situs warisan dunia.

7
f. Kegigihan Daulah Syafawi dalam bidang seni dan budaya seperti seni lukis, seni arsitektur,
seni sastra, seni kerajinan, seni arsitektur di masjid Syah serta masjid Syeikh Lutfiyah,
kerajinan tangan, keramik, permadani, karpet, permadani, kain tenun dan lainnya.

Generasi muslim, hadirnya Daulah Syafawi pada abad kelima belas, sebagai salah satu
kerajaan besar Islam, menjadi penanda kebangkitan Islam pada masa tersebut. Kemajuan
dalam berbagai bidang yang berkembang, menjadi pembelajaran bagi umat Islam, bahwa
ketika menghadapi permasalahan, seharusnya kita segera bangkit, sebab yakinlah wahai
generasi muslim, pasti Allah akan memberikan jalan kemudahan.
Demikian juga perjalanan sejarah Daulah Syafawi di Persia, harus kita jadikan contoh pada
kehidupan masa sekarang, agar umat muslim senantiasa bersatu padu agar
Islamkembalimencapai kejayaan. Memang bukan hal yang mudah, diperlukan perjuangan,
pengorbanan dan pemikiran yang istikamah. Kalian ingat bahwa Daulah Syafawi di Persia
mendapat serangan berkalikali dari beberapa bangsa, namun mereka terus semangat, gigih
berjuang sehingga mereka mampu melaluinya serta tetap bisa mempertahankan identitas
kerajaannya.

Demikian juga dengan penerapan toleransi antar umat beragama, yang mampu menciptakan
suasana damai, dan tetap menjaga persatuan. Hal ini tentu sangat cocok diimplementasikan di
negara kita yang memiliki berbagaiagama, keyakinan, ras, suku, wilayah, maupun bahasa.
Semua perbedaan tersebut jangan dijadikan penghambat untuk dapat hidup berdampingan
dengan rukun.
Pelajaran lain yang bisa diambil dari terjadinya kemunduran DaulahSyafawi. Sejak Abas I
turun tahta, enam raja penerusnya tidak bias meneruskan estafet kejayaan Daulah Syafawi,
bahkan sebaliknya semakin menunjukkan kemunduran
Berikut ini adalah beberapa penyebab kemunduran Daulah Syafawi.
a. Dominasi kalangan tertentu dalam pemerintahan.
b. Disintegrasi bangsa yang disebabkan ketidakcocokan antar pemimpin.
c. Terjadinya konflik dengan Turki Uṡmani.
d. Munculnya pemimpin yang kurang kompeten dan juga amoral.
e. Pasukan militer yang tidak terlatih dan tidak memiliki semangat perang.
Hal tersebut menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dalam memimpin sebuah negara
diperlukan banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seperti Syah
Abas I yang memiliki kepemimpinan handal, sehingga mampu membawa kerajaanya menjadi
daulah yang maju dalam berbagai bidang. Namun tidak demikian dengan nasib Syafawi
pasca kekuasaan Abbas I, semakin hari semakin merosot dikarenakan kompetensi raja yang
kurang kompeten. Dari sejarah ini, kita dapat mengambil pelajaran bahwa menjadi seorang
pemimpin, maka harus memiliki ilmu kepemimpinan yang baik, mampu memimpin dengan
handal, memiliki sikap perangai yang baik dan dicintai rakyatnya, sehingga mampu
membawa perubahan ke arah yang lebih baik.

J.Glosarium
 Daulah Syafawi di Persia berawal dari gerakan tarekat keagamaan yang

8
memasuki gerakan politik hingga memproklamirkan berdirinya sebagai Daulah
Syafawi pada tahun 1501 M.
 Ukhuwah Islamiyah : Persaudaraan sesama umat Islam

K.Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2022. Iis Suyatini, Hasyim Asyari, 2022. Buku Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX. Cetakan ke-1
Kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2022. Iis Suyatini, Hasyim Asyari, 2022. Buku siswa
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX. Cetakan ke-1
Tim Riset dan Studi Islam Mesir. 2005. Ensiklopedi Sejarah Islam, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar.
Yatim,Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Yusuf, Mundzirin, dkk.2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Yogyakarta.

LAMPIRAN
A. Lembar Kerja Siswa
a) Asesmen Individu dan Kelompok
b) Tertulis (Uraian)
c) Performa (sikap dan keagamaan)

9
MODUL
MATERI 9.10.2
MENGAPRESIASI PERADABAN PADA MASA SYAFAWI DAN INDIA MUGHAL

Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase D Peserta Didik Peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari
kisah kisah penting bani umayyah, Abasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai pengantar
untuk memahami alursejarah masuknya Islam ke Indonesia.

INFORMASI UMUM
A. Identitas Modul
Penyusun : HJ. YENI NURAENI S.Ag, M.Si
Institusi : SMP NEGERI 5 TANGERANG
Tahun : 2023/2024
Jenjang sekolah : SMP
Kelas : IX/ Bab 10
Materi : MENGAPRESIASI PERADABAN PADA MASA SYAFAWI DAN INDIA
MUGHAL
Alokasi waktu : 3 JP

B. Kompetensi Awal
Peserta didik memahami sejarah pertumbuhan bani Abasiyyah pada materi PAI di kelas 8.

C. Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman, bertakwa kepada tuhan yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
2. Gotong royong
3. Mandiri
D. Sarana dan Prasarana
Ruang kelas, LCD Projector, Speaker aktif, Note book, CD pembelajaran interaktif, HP,
kamera, kertas karton, spidol atau media audiovisual.
E. Target Peserta Didik
Peserta didik yang tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.
F. Model pembelajaran
Pembelajaran pada pertemuan ke dua tatap muka dengan model jigsaw.

KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran berbasis produk peserta didik mampu:

10
1) Mendeskripsikan sejarah peradaban Islam serta kemajuan Islam masa Mughal di
India.
2) Membuat karya berupa timeline mengenai sejarah Islam pada masa Daulah Mughal
di India.
3) Berperilaku gigih dalam berjuang dan menghargai perbedaan.

B. Pemahaman Bermakna
Setelah mempelajari modul ajar ini, peserta didik akan memperoleh pelajaran yang sangat
bermakna yang dapat di implementasikan dalam kehidupan nyata, baik di rumah maupun
di masyarakat, seperti:
 Mempelajari sejarah peradaban Islam dan masa kemajuannya memberikan teladan
agar memiliki sipat berjuang, gigih pantang menyerah dan bertanggung jawab.
C. Pertanyaan Pemantik
1) Siapakah tokoh yang mendirikan Daulah Mughal di India ?
2) Apa yang membuat Daulah Mughal di India mengalami kemajuan ?
D. Persiapan pembelajaran:
Pertemuan 2 : ( 3JP)
 Sejarah lahirnya Daulah Mughal di India.
 Masa keemasan Daulah Mughal di India .
 Masa kemunduran Daulah Mughal di India
 Perilaku gigih dalam berjuang dan menghargai perbedaan
E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke -2
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan 1) Guru mempersiapkan media /alat peraga/ bahan berupa 15 menit
LCD/ Projekto, speaker aktif, note book, CD pembelajaran
interaktif, kertas karton, spidol atau media lain.
2) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa. Guru
dan peserta didik membaca surah/ayat pilihan. Kesiapan
belajar peserta didik diperhatikan dengan pemeriksaan
kehadiran, kerapihan pakaian, dan posisi tempat duduk.
3) Guru memberikan motivasi belajar
4) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi dan
tujuan pembelajaran, juga menyampaikan cakupan materi,
tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan, lingkup dan
teknik penilaian.
5) Guru memberikan pertanyaan pemantik terkait materi
yang akan dipelajari.
6) Guru membagi kelompok belajar dan mengkondisikan
peserta didik untuk duduk secara berkelompok.
Inti 1. Secara berkelompok, mengerjakan aktivitas 5, yaitu 90 menit
membuat karya berupa timeline mengenai sejarah Islam
pada masa Daulah Mughal di India dan kontribusinya untuk

11
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
peradaban
2. tiap kelompok secara bergiliran, mempresentasikan hasil
produk
3. mengevaluasi pengalaman saat membuat produk, dan
melakukan refleksi
4. guru mengingatkan dan mengajak peserta didik untuk
senantiasa berperilaku menghargai perjuangan dan
peradaban Islam, serta motivasi bekerja keras dan tidak
mudah putus asa
Penutup 1. Guru memberikan asesmen 15 menit
2. Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa.
3. Guru memberikan refleksi dari materi pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
4. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas tidak
terstruktur.
5. Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta didik untuk
benar-benar menjaga ibadah dalam kehidupan.
6. Penutup dengan doa dan mengucapkan salam.

Apabila dilakukan PJJ alternatif yang digunakan adalah blended learning (pembelajaran
campuran).

F. Asesmen
1. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
Siswa mengisikan perasaannya sebelum dan setelah pembelajaran hari ini dengan
memberikan titik dibawah gambar emosi.

Kecewa Biasa Senang

2. Asesmen Individu dan Kelompok


3. Tertulis (PG dan Uraian)

12
Bsgian ini merupakan penilaian pengetahuan menggunakan tahnik tes tertulis terdiri
dari 10 soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, dan 5 soal uranain. Soal di
sediakan secara bervariasi dan mengarah kepada Hight Order Thinking skill (HOTS)
4. Performa (sikap dan keagamaan)
Rubrik ini berisi penilaian,diri untuk sikap sosial dan spiritual yang harus diisi peserta
didik secara jujur. Tehnik penilaian yang disajikan yaitu:
1) Peserta didik mengerjakan rubrik mari bermuhasabah, dengan memberikan
tanda centang (v) dibawah gambar gambar emotion sesuai dengan keadaan
sebenarnya, kemudian sertakan juga alasannya.
2) Guru memberikan tanggapan pada kolom ( catatan/penilaian guru)
3) Apabila pesserta belum menunjjukan sikap yang diharapkan dapat ditindak
lanjuti dengan melakukan pembinaan oleh guru, wali kelas dan atau guru BK

G.Pengayaan dan Remedial


1. Pengayaan
Peserata didik sudah mencapai ketuntasan belajar, atau peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar selanjutnya dapat mengikuti kegiatan pengayaan dengan tujuan untuk
memperdalam penguasaan materi pelajaran. Pengayaan dapat dilakukan dengan cara :
memberikan kesempatan kepada peserta didik tersebut tutor sebaya atau
mengembangkan Latihan praktis atau membuat hasil karya atau melakukan suatu
projek/membahas masalah/atau bentuk kegiatan pembelajaran lainnya seperti yang
terdapat dalam rubrik pengayaan.
2. Remedial
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar bedasarkan kriteria ketuntasan
minimal, harus mengikuti kegiatan remedial. Langkahnya:
5) Guru menjelaskan atau membimbing kembali peserta didik agar memahami dan
terampil pada materi sejarah peradaban Islam pada masa Daulah Mughal di India
6) Setelah pembelajaran remdial, kemudian harus dilakukan penilaian Kembali sesuai
dengan materi yang diremedialkan
7) Kegiatan remedial direncakan dan dilaksanakan bedasarkan kebutuhan individua
tau kelompok peserta didik, misalnya sebelum kegiatan pembelajaran, setelah
kegitan pembelajaran atau selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa
(pengembangan)
8) Metode dan media yang digunakan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi dan tingkat kemampuan peserta didik serta menekankan pada segi
kemampuan yang dimiliki peserta didik

H. Refleksi Peserta Didik dan Guru


Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi yang ada dalam rubrik yaitu: uswatun
hasanah, pribadi pelajar berkarakter.
1. Untuk menguatkan karakter peserta didik, guru meminta mereka membaca kisah
inspiratif dalam rubrik uswatun hasanah, kemudian mengerjakan aktivitas 12
buku peserta didik, untuk menggali nilai nilai teladan yang bisa diambil dari kisah
tersebut dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari

13
2. Guru meminta peserta didik untuk mengukur sejauh mana karakter yang telah
dimiliki terkait materi bab ini pada rubrik pribadi pelajar berkarakter, sebagai
Upaya refleksi diri setelah mengikuti pembelajaran.

I. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


a. Masa Awal Berdiri Daulah Mughal di India (1526-1556)
1) Zahirudin Muhammad Babur (1526-1539M), pendiri Daulah Mughal yang juga cucu
Umar Syeikh Mirza dari Timur Lenk. Selama kepemimpinan, beliau melakukan beberapa
kali misi perluasan wilayah sampai ke Samarkhand, Kabul, Afghanistan, dan India.
Keberhasilan Babur dalam ini menjadi titik lahirnya Kerajaan Islam baru di India, yaitu
Daulah Mughal.
Sultan Babur fokus pada penataan negara untuk membangun pemerintahannya. Pada
masa ini muncul para penulis, sufi, dan pujangga yang melakukan beberapa kegiatan
pendidikan dan dakwah Islam. Beliau wafat tahun 1539 M, dan kekuasaan diberikan
kepada putranya yaitu Nashirudin Humayun
2) Nashirudin Humayun (1530-1556 M) beliau raja yang sangat pemaaf.
Beliau mengatur ulang tatakelola kepemerintahan, dengan membagi kantorlayanan
masyarakat menjadi beberapa departemen. Pada masa ini beliau berhasil menggagalkan
pemberontakan Bahadur Syah (penguasa Gujarat) dan Sher Khan. Akibatnya tahun 1540
Humayun melarikan diri mencari pertolongan kepada Tahmasp, pemimpin Daulah
Syafawiyah. Pada tahun 1555 M dia berhasil merebut kembali Daulah Mughal di Delhi,
hingga setahun kemudian beliau meninggal dunia dimakamkan di benteng Dinapanah.
Tampuk kekuasaannya kemudian diserahkan kepada putranya, Jalaludin Muhammad Akbar.

b. Masa Kemajuan Daulah Mughal di India (1556-1712)


1) Jalaludin Muhammad Akbar (1556-1605 M) membawa Mughal sebagai kerajaan besar
yang mengalami banyak kemajuan, seperti dalam bidang militer, pendidikan, politik, seni,
budaya, sosial, dan keagamaan. Akbar berhasil melakukan perluasan wilayah sampai ke
wilayah Ahmanagar. Arsirgah, Bengal, Bihal, Chitor, Chundar
Deccan,Gawilgarh,Ghond,Gujarat,Kalinjar, Kashmir, Narhala, Orissa, Ranthabar dan Surat.
Akbar juga berhasil menguasai gerbang kota Kabul sebagai gerbang menuju Turkistan dan
garbang di Kandahar sebagai gerbang menuju Persia. Akbar dikenal
sebagai nasionalis dan fokus terhadap penyatuan suku dan etnis di India. Tahun 1605 M
beliau meninggal dunia, digantikan Jahangir Pasha Ghazi
2) Nuruddin Muhammad Jahangir Pasha Ghazi (1605-1628 M) memerintah dengan didukung
kekuatan militer yang besar sehingga tidak banyak pemberontakan yang muncul. Sultan
Jahangir meninggal pada 1628 M dan meninggalkan dua orang putra, yaitu Syah Jihan dan
Shahriar yang bersaing merebut tahta kerajaan hingga tahta itu pun dipegang Syah Jihan.
3) Shah-Jahan-e-Azam (1628-1658 M) merupakan seorang pemimpin terpelajar dan berjiwa
intelektual. Beliau memiliki minat besar terhadap seni, seperti lukisan, bernyanyi, dan
kesusasteraan. Pada masanya terjadi pemberontakan yang dipimpin Raja Jujhar Singh

14
Bundela dan yang dipimpin oleh Afghan Pir Lodi/Khan Jahan seorang gubernur dari provinsi
India bagian selatan, yang berhasil digagalkan. Pada Masa ini terjadi gangguan sistem
perpolitikan dan mengganggu toleransi beragama di India, dengan penculikan anak-anak.
Pada 1657 M, Syah Jihan meninggal dan kekuasaannya diambil alih oleh anaknya bernama
Aurangzeb
4) Sultan Aurangzeb Alamgir (1659-1707 M) merupakan pemimpin yang sederhana,
memegang teguh ajaran Islam jugs hafal Al-Qur’an. Beliau berhasil memperluas wilayah
pemerintahannya hingga luas negaranyamelebihi masa Sultan Akbar. Pada masa ini terjadi
upaya mengembalikan keberadaan syariat Islam yang mulai kabur karena kebijakan Sultan
Akbar yang lebih nasionalis. Pada masa ini terjadi perang saudara yang saling
memperebutkan kekuasaan, bahkan beliau pernah bberapa kali akan dijatuhkan oleh putranya
sendiri yaitu Bahadur Shah, namun upaya ini berhasil digagalkan.
5) Masa Bahadur Syah (1707-1712 M) beliau memerintah setelah terjadi pertempuran Jajau
dengan saudaranya yang bernama Muhammad Azam Syah karena perebutan kekuasaan.
Ketika memerintah, Bahadur berhasil mengambil alih Jodhpur dan Amber tanpa pertumpahan
darah.
Pada masa ini Mughal sudah mulai mengalami kekisruhan politik akibat perebutan
kekuasaan, sehingga banyak daerah kekuasaan Mughal yang menyatakan merdeka. Beliau
meninggal dunia karena sakit, setelah memerintah selama 5 tahun. Tambuk kekuasaan
diperebutkan para
putranya dan dimenangkan oleh Jehander (Jahandar Shah).

c. Masa Kemerosotan Daulah Mughal di India (1712-1837 M)


Dari tahun 1712-1837 terdapat beberapa kaisar yang memegang tahta kekuasaan Mughal
secara bergantian, antara lain;
1) Jahandar Shah (memerintah tahun 1712-1713 M)
2) Muhammad Fakhrukhsiyar (memerintah tahun (1713-1719 M)
3) Rafi ud-Darajat (memerintah sekitar 4 bulan di tahun 1719 M)
4) Shah Jahan II (memerintah sekitar 3 bulan di tahun 1719 M
5) Muhammad Syah/Roshan Akhtar (memerintah tahun 1719-1748 M
6) Ahmad Syah Bahadur (memerintah tahun 1748-1754 M)
7) Azizudin/Alamgir II (memerintah tahun 1754-1759 M)
8) Muhi ul milat/Shah Jahan III (memerintah tahun 1759-1760 M).
9) Ali Ghauhar/Shah Alam II (memerintah tahun 1760-1806 M)
10) Mirza Akbar/Akbar Shah II (memerintah tahun 1806-1837 M)
d. Masa Kehancuran Daulah Mughal di India (1837-1857 M)
Mirza Abu Zafar Sirajudin Muhammad Bahadur Shah Zafar yang bergelar Bahadur Syah II,
merupakan penerus terakhir Mughal. Pada periode ini Daulah Mughal mengalami
kehancuran. Pada 1857 M beliau diasingkan ke Burma oleh Inggris karena tidak menyepakati
konsensus yang dibuat pemegang kekuasaan sebelumnya (Farrukh Siyar) dengan pihak

15
Inggris yang memang ingin menguasai tanah India. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan
Daulah Mughal di India dan penguasaan Inggris di India semakin terbuka lebar.

J. Glosarium
 Daulah Mughal didirikan Zahirudin Muhammad Babur (1526-1539M), yang juga
cucu Umar Syeikh Mirza dari Timur Lenk.
 Ukhuwah Islamiyah : Persaudaraan sesama umat Islam
 Istiqomah : Sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen

K. Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2022. Iis Suyatini, Hasyim Asyari, 2022. Buku Guru
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX. Cetakan ke-1
Kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2022. Iis Suyatini, Hasyim Asyari, 2022. Buku siswa
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX. Cetakan ke-1
Tim Riset dan Studi Islam Mesir. 2005. Ensiklopedi Sejarah Islam, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Yatim,Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Yusuf, Mundzirin, dkk.2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Yogyakarta.

LAMPIRAN
a) Lembar Kerja Siswa
b) Asesmen Individu dan Kelompok
c) Tertulis (Uraian)
d) Performa (sikap dan keagamaan)

16
MODUL
MATERI 9.10.3
MENGAPRESIASI PERADABAN PADA MASA SYAFAWI DAN INDIA MUGHAL

Capaian Pembelajaran
Pada akhir fase D Peserta Didik Peserta didik mampu menghayati penerapan akhlak mulia dari
kisah kisah penting bani umayyah, Abasiyyah, Turki Usmani, Syafawi dan Mughal sebagai pengantar
untuk memahami alursejarah masuknya Islam ke Indonesia.

INFORMASI UMUM
A.Identitas Modul
Penyusun : HJ. YENI NURAENI S.Ag, M.Si
Institusi : SMP NEGERI 5 TANGERANG
Tahun : 2023/2024
Jenjang sekolah : SMP
Kelas : IX / Bab 5
Materi : MENGAPRESIASI PERADABAN PADA MASA SYAFAWI DAN INDIA
MUGHAL
Alokasi waktu : 3 JP

B.Kompetensi Awal
Peserta didik mampu memahami pertumbuhan dan perkembangan Dailah Syafawi dan
Daulah Mughal di India

C.Profil Pelajar Pancasila


1. Beriman, bertakwa kepada tuhan yang maha esa, dan berakhlak mulia.
2. Gotong royong
3. Mandiri

D.Sarana dan Prasarana


Ruang kelas, LCD Projector, Speaker aktif, Note book, CD pembelajaran interaktif, HP,
kamera, kertas karton, spidol atau media audiovisual.

17
3. Target Peserta Didik
Peserta didik yang tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar.

4. Model pembelajaran
Pembelajaran pertemuan ke tiga tatap muka dengan model berbasis produk.

KOMPONEN INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Melalui model PBL peserta didik dapat :
1) Menjelaskan keteladanan dari sejarah peradaban Islam masa Daulah Syafawi
2) Menjelaskan keteladanan dari sejarah peradaban Islam masa Daulah Mughal
3) Tertanam sikap meyakini bahwa Islam merupakan agama yang rahmatan lila’lamin

B. Pemahaman Bermakna
Setelah mempelajari modul ajar ini, peserta didik akan memperoleh pelajaran yang sangat
bermakna yang dapat di implementasikan dalam kehidupan nyata, baik di rumah maupun
di masyarakat, seperti:
1) Mempelajari sejarah peradaban Islam dan masa kemajuannya memberikan teladan
agar memiliki sipat berjuang, gigih pantang menyerah dan bertanggung jawab, dan
tidak mudah putus asa.

C. Pertanyaan Pemantik
1) Sikap yang bagaimana yang dapat diteladani dari tokoh-tokoh Daulah Syafawi dan
Daulah Mughal ?
D. Persiapan pembelajaran:
Pertemuan 3 : ( 3JP)
 keteladanan dari sejarah peradaban Islam masa Daulah Syafawi
 keteladanan dari sejarah peradaban Islam masa Daulah Mughal
 Motivasi bekerja keras dan tidak mudah putus asa
 Islam agama yang rahmatan lil’alamin

E. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan ke -3


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
Pendahuluan 1) Guru mempersiapkan media /alat peraga/ bahan berupa 15 menit
LCD/ Projekto, speaker aktif, note book, CD
pembelajaran interaktif, kertas karton, spidol atau media
lain.
2) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa.
Guru dan peserta didik membaca surah/ayat pilihan.
Kesiapan belajar peserta didik diperhatikan dengan
pemeriksaan kehadiran, kerapihan pakaian, dan posisi

18
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
waktu
tempat duduk.
3) Guru memberikan motivasi belajar
4) Guru mengajukan pertanyaan berkaitan dengan materi
dan tujuan pembelajaran, juga menyampaikan cakupan
materi, tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan, lingkup
dan teknik penilaian.
5) Guru memberikan pertanyaan pemantik terkait materi
yang akan dipelajari.
6) Guru membagi kelompok belajar dan mengkondisikan
peserta didik untuk duduk secara berkelompok.
Inti 1. Guru menggambarkan secara singkat beberapa peristiwa 90 menit
terkait kemajuan, kemunduran dan kehancuran Daulah
Usmani
2. Peserta didik beserta kelompoknya merumuskan
masalahnyadalam kalimat sederhana seperti tertuang dalam
aktivitas 10
3. Peserta didik beserta kelompoknya membaca berbagai
sumber untuk mengumpulkan informasi terkait masalah
yang diberikan
4. Peserta didik dalam kelompoknya berbagi informasi dan
berdiskusi untuk menemukan jawaban atas masalah yang
diberikan
5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan
ditanggapi oleh kelompok lain
6. Guru memberikan klarifikasi terhadapa hasil diskusi setiap
kelompok
7. Peserta didik secara individu mengerjakan aktivitas 11, dan
guru memberikan respon terhadap hasil tugas peserta didik
8. Guru mengingatkan dan mengajak peserta didik untuk
senantiasa berprilaku meneladani tokoh-tokoh dalam
peradaban Islam Daulah Syafawi dan Daulah Mughal.
Penutup 1. Guru memberikan asesmen 15 menit
2. Guru memberi apresiasi terhadap hasil kerja siswa.
3. Guru memberikan refleksi dari materi pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan.
4. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya dan menyampaikan tugas tidak
terstruktur.
5. Sebelum berdoa, guru mengingatkan peserta didik untuk
benar-benar menjaga ibadah dalam kehidupan.
6. Penutup dengan doa dan mengucapkan salam.

Apabila dilakukan PJJ alternatif yang digunakan adalah blended learning (pembelajaran
campuran).

F. Asesmen
1. Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)

19
Siswa mengisikan perasaannya sebelum dan setelah pembelajaran hari ini dengan
memberikan titik dibawah gambar emosi.

Kecewa Biasa Senang

2. Asesmen Individu dan Kelompok


3. Tes Tulis (PG dan Uraian)
Bagian ini merupakan penilaian pengetahuan menggunakan tahnik tes tertulis terdiri
dari 10 soal pilihan ganda dengan 4 pilihan jawaban, dan 5 soal uranain. Soal di
sediakan secara bervariasi dan mengarah kepada Hight Order Thinking skill (HOTS)
4. Performa sikap (sosial/keagamaan)
Rubrik ini berisi penilaian,diri untuk sikap sosial dan spiritual yang harus diisi peserta
didik secara jujur. Tehnik penilaian yang disajikan yaitu:
1) Peserta didik mengerjakan rubrik mari bermuhasabah, dengan memberikan tanda
centang (v) dibawah gambar gambar emotion sesuai dengan keadaan sebenarnya,
kemudian sertakan juga alasannya.
2) Guru memberikan tanggapan pada kolom ( catatan/penilaian guru)
Apabila pesserta belum menunjjukan sikap yang diharapkan dapat ditindak lanjuti
dengan melakukan pembinaan oleh guru, wali kelas dan atau guru BK

G.Pengayaan dan Remedial


1) Pengayaan
Peserta didik sudah mencapai ketuntasan belajar, atau peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar selanjutnya dapat mengikuti kegiatan pengayaan dengan tujuan
untuk memperdalam penguasaan materi pelajaran. Pengayaan dapat dilakukan dengan
cara : memberikan kesempatan kepada peserta didik tersebut tutor sebaya atau
mengembangkan Latihan praktis atau memberikan contoh perilaku meneladani dari
peradaban Islam Daulah Syafawi dan Daulah Mughal di India atau melakukan suatu
projek/membahas masalah/atau bentuk kegiatan pembelajaran lainnya seperti yang
terdapat dalam rubrik pengayaan.
2) Remedial
Peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar bedasarkan kriteria ketuntasan
minimal, harus mengikuti kegiatan remedial. Langkahnya:
1. Guru menjelaskan atau membimbing kembali peserta didik agar memahami
dan terampil pada materi sejarah peradaban islam pada masa Daulah Syafawi
dan Daulah Mughal di India.

20
2. Setelah pembelajaran remdial, kemudian harus dilakukan penilaian Kembali
sesuai dengan materi yang diremedialkan
5. Kegiatan remedial direncakan dan dilaksanakan bedasarkan kebutuhan
individua tau kelompok peserta didik, misalnya sebelum kegiatan
pembelajaran, setelah kegitan pembelajaran atau selama berlangsungnya
kegiatan pembelajaran biasa (pengembangan)
6. Metode dan media yang digunakan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang
dihadapi dan tingkat kemampuan peserta didik serta menekankan pada segi
kemampuan yang dimiliki peserta didik.

H. Refleksi Peserta Didik dan Guru


Peserta didik diajak untuk melakukan refleksi yang ada dalam rubrik yaitu: uswatun
hasanah, pribadi pelajar berkarakter.
1. Untuk menguatkan karakter peserta didik, guru meminta mereka membaca kisah
inspiratif dalam rubrik uswatun hasanah, kemudian mengerjakan aktivitas 12
buku peserta didik, untuk menggali nilai nilai teladan yang bisa diambil dari kisah
tersebut dan diterapkan dalam kehidupan sehari hari
2. Guru meminta peserta didik untuk mengukur sejauh mana karakter yang telah
dimiliki terkait materi bab ini pada rubrik pribadi pelajar berkarakter, sebagai
Upaya refleksi diri setelah mengikuti pembelajaran..

I. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


e. Keteladanan yang Bisa Diterapkan dari Sejarah Daulah Mughal India

Mughal pada saat itu menjadi salah satu kerajaan terbesar di dunia dan menjadi negara
adikuasa. Semua itu tidak terlepas dari semangat dan kegigihan berjuang yang dimiliki
bangsa Mughal yang bisa dijadikan pembelajaran bagi kalian: Kegigihan Daulah Mughal
dalam menguasai India yang luas, mencakup Kabul, Lahore, Multan, Delhi, Agra, Oud,
Allahabad, Ajmer, Gujarat, Melwa, Bihar, Bengal, Khandes, Berar, Kasmir, Bajipur,
Galkanda, Tahore, dan Tricinopoli.
b. Kegigihan Daulah Mughal dalam penataan pemerintahan yang menggunakan konsep
militer. Setiap pejabat pemerintahan akan memimpin suatu daerah pada periode tertentu
dan periode berikutnya akan dipindahkan ke daerah lain. Kegigihan para pejabat yang
disiplin menjalankan tugas seperti ini, hendaknya diteladani oleh kalian agar senantiasa
disiplin dalam mempergunakan waktu, disiplin dalam melakukan ibadah, dan juga
disiplin dalam hal lainnya, sehingga mampu membentuk pribadi yang bertanggung jawab.
c. Kegigihan Daulah Mughal dalam menerapkan kebijakan yang bersifat universal, yakni
setiap warga negara diberikan hak yang sama, tidak dibedakan dari segi agama, suku, ras,
atau golongan tertentu. Demikian juga kalian hendaknya memliki sikap menghagai,

21
bergaul dengan sesama tanpa membeda-bedakan agama, suku, ras, golongan ataupun hal
lainnya
d. Kegigihan Daulah Mughal dalam bidang ekonomi dengan memberikan perlindungan
kepada kaum petani atas kepemilikan tanah dan hak waris tanahnya sehingga mampu
menekspor ke luar negeri. Kegigihan seperti dalam sejarah ini, hendaknya dilakukan oleh
kalian dengan mengasah daya kreatif dan inovatif kalian, sehingga mampu meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan.
e. Kegigihan Daulah Mughal dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan yang
berhasil membangun beberapa madrasah, masjid dan perpustakaan, sehingga banyak para
pencari ilmu datang ke Mughal Kemajuan ilmu pengetahuan tidak terlepas dari dukungan
para penguasa, bangsawan dan para ulama, sehingga istana Mughal dijadikan sebagai
pusat kebudayaan. Kegigihan yang telah dicontohkan seperti dalam sejarah ini,
hendaknya dilakukan oleh kalian sebagai generasi muslim agar terus mengasah daya
kreatif, inovatif, kerjasama,serta daya berpikir kritis kalian dalam mencari ilmu. Kalian
harus terus mengembangkan potensi diri, sehingga mampu mengangkat derajat seseorang
baik di dunia maupun di akhirat.
f. Kegigihan Daulah Mughal dan upaya menghargai seni bidang arsitektur dibuktikan
dengan beberapa peninggalan berupa bangunan megah, seperti Benteng Merah, Masjid
Jami, Taj Mahal, istana di Delhi, di Lahore dan juga di Agra, serta bangunan makam
Mumtaz Mahal yang sangat mengagumkan. Kalian sebagai generasi muslim hendaknya
menghargai peninggalan di mana pun berada dengan cara memelihara peninggalan
bersejarah dengan sebaik-baiknya, melestarikannya, tidak mencoret-coretnya,senantiasa
turut menjaga kebersihandan keutuhannya, mentaati tata tertib dan lain sebagainya.
g. KegigihanDaulahMughaldalammenghasilkan dan menghargai seni karya sastra seperti
biografi Raja Akbar, biografi Jahangir yang bertajuk Tzuk-i-Jahangiri,serta biografi Shah
Jahan dalam kitab Patchah Nama.

Dari sejaran peradaban Islam di Mughal India tersebut, kita dapat mengambil pelajaran
bahwa kemajuan Mughal dalam berbagai bidang yang berkembang, merupakan buah
manis dari perjuangan yang dilakukan, terbangkit dari keterpurukan dan terus berjuang.
Sebagai umat muslim dalam menghadapi masalah kehidupan hendaknya segera bangkit,
cari solusinya dan teruslah berdoa. Ubahlah kegagalan yang kalian alami menjadi sebuah
harapan, sulaplah kesedihan menjadi kebahagiaan, serta jangan lupa abadikan semua
keberhasilan dengan bersyukur kepada Allah Swt. Dengan demikian insya allah kalian
akan menjadi pribadi yang kuat, pribadi yang dewasa dan pribadi yang maju.

Pelajaran lain yang bisa diambil dari terjadinya kemunduran Daulah Mughal adalah
dikarenakan lemahnya kompetensi dan kepemimpinan penguasa sehingga menimbulkan
perebutan kekuasaan, kebijakan politik yang tidak tepat dan menjadi bumerang bagi
pemerintahan, tumbuhnya fanatisme, sampai terjadi disintegrasi bangsa. Hal tersebut
menjadi pembelajaran bagi kita bahwa dalam memimpin diperlukan kompetensi dari
seorang pemimpin. Maju mundurnya sebuah pemerintahan akan banyak ditentukan juga
oleh kemampuan pemimpin dalam menentukan kebijakan, dalam menangani masalah-
masalah. Untuk peradaban Islam yang lebih maju, dibutuhkan generasi yang cerdas dan

22
berkualitas. Oleh karenanya, kalian harus mengasah jiwa kepemimpinan kalian,
mengasah jiwa peduli kalian, mengasah daya kritis kalian sehingga mampu memberikan
gagasan untuk pemecahan atas permasalahan yang dihadapi. Rasulullah saw. Bersabda
bahwa setiap orang adalah pemimpin, akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang
dipimpinnya.

J. Glosarium
Daulah Mughal didirikan Zahirudin Muhammad Babur (1526-1539M), yang juga cucu
Umar Syeikh Mirza dari Timur Lenk.
Ukhuwah Islamiyah : Persaudaraan sesama umat Islam
Istiqomah : Sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen
Daulah Syafawi di Persia berawal dari gerakan tarekat keagamaan yangmemasuki
gerakan politik hingga memproklamirkan berdirinya sebagai Daulah Syafawi pada tahun
1501 M.

K. Daftar Pustaka
Kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Kementerian Agama Republik
Indonesia, 2022. Iis Suyatini, Hasyim Asyari, 2022. Buku Guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kelas IX. Cetakan ke-1
Kementerian Pendidikan kebudayaan riset dan teknologi. Kementerian Agama Republik
Indonesia, 2022. Iis Suyatini, Hasyim Asyari, 2022. Buku siswa Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti Kelas IX. Cetakan ke-1
Tim Riset dan Studi Islam Mesir. 2005. Ensiklopedi Sejarah Islam, Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.
Yatim,Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Yusuf, Mundzirin, dkk.2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Yogyakarta: Pustaka
Yogyakarta.

LAMPIRAN
a) Lembar Kerja Siswa
b) Asesmen Individu dan Kelompok
c) Tertulis (Uraian)
d) Performa (sikap dan keagamaan

23
Mengetahui, Tangerang, Juni 2023
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

HJ. SUDJIAWATI S.Pd. M. Pd HJ.YENI NURAENI S.Ag,


NIP. 196408141984122006 M.Si
NIP. 197008182005012001

24

Anda mungkin juga menyukai