A005 - Agustina Alverasima Nugra - 38-44

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Penggunaan Problem Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas

Belajar pada Peserta Didik Kelas VII H SMP Negeri 1 Semarang

Agustina Alverasima Nugraheni1, Agust Winarno2, Fidia Fibriana3


1
Universitas Negeri Semarang, Kota Semarang
2
SMP Negeri 1 Semarang, Kota Semarang
*Email korespondensi: [email protected]

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas peserta didik pada materi Bumi
dan Tata Surya melalui model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian dilaksanakan
di SMP Negeri 1 Semarang pada semester genap tahun ajaran 2022/2023. Ruang lingkup
materi penelitian ini adalah Bumi dan Tata Surya. Metode pada penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang terbagi dua siklus pembelajaran. Masing-masing siklus meliputi
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observasing), dan refleksi
(reflecting). Subjek Penelitian adalah 35 siswa Kelas VII H SMP Negeri 1 Semarang. Data
diperoleh dari hasil nilai tes dan observasi produk hasil belajar siswa. Teknik analisis data
adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa mengalami
peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Persentase kreativitas peserta didik pada siklus 1 yaitu
51,8 %. Persentase meningkat pada siklus 2 menjadi 80,6 %. Artinya, penerapan Model
Problem Based Learning meningkatkan ketuntasan klasikal siswa Kelas VII H di SMP Negeri
1 Semarang.

Kata kunci: Kreativitas; Problem Based Learning

38
PENDAHULUAN
Standar proses pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwasannya proses
pembelajaran yang ada pada satuan pendidikan dilaksanakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, motivasi peserta didik untuk dapat mengikuti secara aktif, serta
memberikan ruang yang sesuai bagi peserta didik untuk menyalurkan kreativitas dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik (Mashitoh et al., 2021). Penggunaan pendekatan, metode, dan strategi yang tepat dalam
pelaksanaan pembelajaran perluditingkatkan demi mencapai kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan. Penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat memperkuat pendekatan ilmiah
baik dalam suatu mata pelajaran maupun non mata pelajaran dalam pendidikan (Widiyanti,
2018).
Salah satu aspek pendorong prestasi siswa adalah kreativitas. Kreativitas merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai
kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan dalam
pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan- hubungan baru antara
unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 2016). Kreativitas menentukan
pencapaian kemampuan belajar secara optimal (Supardi, 2015). Pada penelitian Ginting (2019)
menunjukkan semakin tinggi kreativitas siswa maka prestasi belajarnya juga semakin tinggi.
Siswa yang kreatif selalu mempunyai minat tinggi, percaya diri, serta pantang menyerahdalam
belajar. Menurut Salsabila & Ramdhini (2020), ini menyebabkan prestasi belajar siswa
memuaskan. Di samping itu, meningkatkan kemampuan berpikir divergen dapat menggali
kreativitas siswa. Lebih lanjut kreativitas juga dapat dipupuk melalui aktualisasi diri. Proses ini
melibatkan diskusi penyampaian ide dan gagasan. Untuk mengakomodir hal tersebut, guru
perlu menyajikan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, tujuan, dan karakteristik materi
pelajaran.
Peningkatan kreativitas dapat dilakukan menggunakan Model PBL (Problem Based
Learning). Hasil penelitian Simangunsong dkk. (2023) menunjukkan kreativitas dapat
meningkat melalui Model Problem Based Learning. Menurut Oktaviani dkk. (2017),
kreativitas siswa dapat berkembang baik dan dihasilkan lebih tinggi setelah
diimplementasikan Model PBL. Menurut Yulianingtias dkk. (2016), penggunaan Model PBL
pada pembelajaran memberi kesempatan bagi siswa untuk mengungkapkan gagasan-
gagasan. Hal ini menyebabkan keterampilan berpikir siswa dalam menghasilkan ide-ide yang
kreatif meningkat. Selain itu, Model PBL juga berimplikasi pada meningkatnya keterampilan
proses, penguasaan konsep, pengetahuan dan keterampilan siswa. Oleh sebab itu, Mulyadi
dkk. (2022)menyarankan penerapan Model PBL dalam upaya peningkatan kreativitas hasil
belajar siswa.
Indikator kreativitas adalah kefasihan/kelancaran (fluency), keluwesan/luwes
(flexibility), orisinal, dan keterincian (elaboration). Kreativitas adalah kemampuan untuk
menciptakan suatu hal yang baru, sehingga peserta didik dapat memberikan pendapat atau
gagasan untuk memecahkan masalah dalam penerapannya atau untuk mendapatkan
pandangan lain tentang hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya. Kreativitas peserta didik dapat tumbuh ketika terlibat langsung dalam proses
pembelajaran (Siregar, 2020).
Selaras dengan itu, menurut Hartini dkk.(2014), dan Wahyu & Syaadah (2018),
Model PBL meningkatkan prestasi belajar siswa dalam berpikir kreatif untuk memecahkan
masalah. PBL mewadahi eksplorasi aktivitas dan keterampilan siswa terhadap konsep IPA.
Menurut Fauzan dkk. (2017), hal ini menunjang peningkatan kinerja siswa saat proses
pembelajaran. Selain itu, pengaruh PBL terhadap prestasi siswa telah diteliti oleh Belt dkk.

39
(2002). Hasilnya menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas eksperimen menggunakan
PBL mengalami peningkatan signifikan dibandingkan siswa kelas kontrol. Penelitian serupa
oleh Wirata (2019), membuktikan penggunaan model PBL (Problem Based Learning) dapat
meningkatkan prestasi belajar IPA. Oleh sebab itu, Wirata (2019) merekomendasikan
implementasi Model PBL (Problem Based Learning) untuk meningkatkan prestasi belajar
IPA.
Di samping itu, penerapan Model PBL (Problem Based Learning) dinilai relevan bagi
siswa kelas VII. Menurut Teori Piaget, pemetaan tingkat perkembangan kognitif siswa SMP
mengarah pada operasional formal. Kemampuan penyusunan planning dan problem solving
siswa sudah mulai berkembang sistematis untuk menguji solusi (Rifai & Anni, 2016). Siswa
juga mulai mempersiapkan pengalaman di luar pengalaman konkret. Pengalaman ini
dirancang lebih abstrak, idealis, dan logis (Mutammam & Budiarto, 2013). Di tahap ini siswa
sudah mampu sebagai pemecah masalah, memahami dan menganalisis permasalahan
sederhana. Problem Based Learning membantu siswa mengembangkan keterampilan
berpikir, pemecahan masalah, dan mempelajari peran otentik orang dewasa (Arends, 2012).
Sehingga PBL memungkinkan siswa merepresentasikan konsep baru terhadap pengalaman
sebelumnya.
Dengan demikian, peningkatan kreativitas siswa di kelas VII H SMP Negeri 1
Semarang dapat diatasi dengan Model PBL (Problem Based Learning). Model PBL
merupakan model pembelajaran berbasis permasalahan dengan pendekatan contextual
learning. Model PBL membantu siswa memperjelas cara berpikir kreatif dalam memecahkan
masalah (Surya dkk., 2017; Nuraini, 2017). Menurut Rizkia (2017), untuk merangsang
pemikiran kreatif, siswa disuguhkan permasalahan terkait kehidupan sehari-hari. Hal ini
menurut Amalia dkk. (2017), membangun pengetahuan baru yang lebih bermakna bagi
siswa. Selain itu proses pembelajaran PBL memberikan siswa ruang untuk berperan aktif,
kebebasan berpikir kreatif, dan berpartisipasi aktif. Implikasinya terlihat pada pengembangan
penalaran dan pemecahan permasalahan

METODE PENELITIAN
Penelitian merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian
tindakan kelas menurut Arikunto (2008) adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan
tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Penelitian dilakukan
secara kolaboratif antara peneliti dengan guru. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1
Semarang. Data diambil pada semester genap tahun ajaran 2023/2024. Subjek penelitian adalah
seluruh siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Semarang berjumlah 35. Teknik pengumpulan data
adalah tes dan observasi. Tes diambil setelah selesai siklus I maupun siklus II. Nilai tes
digunakan untuk mengetahui peningkatan kreativitas belajar IPA menggunakan Model PBL
(Problem Based Learning). Nilai tes dan lembar observasi digunakan untuk mengetahui nilai
kreativitas siswa.
Penelitian mencakup dua siklus. Siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan yang dilaksanakan
pada tanggal 19 Maret 2024, 21 Maret 2024, dan 25 Maret 2024. Siklus 2 terdiri dari 4 kali
pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2024, 28 Maret 2024, 2 April 2023, dan
4 April 2023. Setiap siklus meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (acting),
pengamatan (observasing), dan refleksi (reflecting).
Prosedur penelitian mempunyai struktur seperti pada Gambar 1.

40
Gambar 1. Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Arikunto
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini terletak pada penilaian kreativitas pada
ranah kognitif yang menilai tentang empat aspek yaitu; orisinalitas ( originality), kefasihan (
fluency ), fleksibilitas ( flexibility ), dan kerincian ( elaborasi ) dengan rumusan sebagai
berikut:

P=∑ x 100%
Dengan kategori ketercapaian kemampuan berfikir kreatif pada siswa sebagai berikut

Tabel 1. Kategori Kemampuan Berfikir kreatif Siswa

Kategori Persentase Aktivitas Belajar (%)


Sangat Kreatif 80,1% - 100%
Kreatif 60,1% - 80%
Cukup Kreatif 40,1% - 60%
Kurang Kreatif 20,1% - 40 %
Tidak Kreatif 0% - 20%
Sumber: Arikunto (2013)

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL
Penggunaan Problem Based Learning pada materi Bumi dan TataSurya untuk
meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Semarang, dilakukan
setelah melalui melewati tahapan Pra siklus, siklus I dan siklus II dengan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2. Hasil Kreativitas Siswa Kelas VII H

Siklus Persentase (%) Kriteria


Pra Siklus 22,7 Kurang Kreatif
Siklus I 51,8 Cukup Kreatif
Siklus II 80,6 Sangat Kreatif
Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas
kreativitas pada hasil belajar yang dialami oleh siswa kelas VII H SMP Negeri 1 Semarang.

41
Keberadaan peningkatan dibuktikan dengan angka persentase aktivitas belajar peserta didik
yang meningkat dari pra siklus sebesar 22,7% dengan kriteria kurang kreatif meningkat
menjadi 51,8% dengan kriteria cukup kreatif pada siklus I dan meningkat menjadi 80,6%
dengan kriteria sangat kreatif pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada siklus I diperoleh
karena adanya perbaikan proses pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dari pra siklus.
Lebih lanjut mengenai perbaikan, aktivitas belajar peserta didik yang meningkat pada siklus
II diperoleh karena adanya hasil refleksi dari siklus I.
PEMBAHASAN
Peningkatan kreativitas siswa melalui Model PBL (Problem Based Learning) diukur
dengan nilai kreativitas. Nilai ini didasarkan pada rubrik kreativitas. Komponen kreativitas
berpikir meliputi: keterampilan berpikir orisinil (orisinalitas), keterampilan berpikir luwes
(flexibility), keterampilan berpikir lancar (fluency), dan keterampilan berpikir rinci
(elaboration). Perbandingan hasil kreativitas siswa pada prasiklus, siklus 1 dan siklus 2
terdapat pada Tabel 2 dengan jabaran yang lebih lengkap sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil Kreativitas Siswa Kelas VIII B

Siklus Komponen Kreativitas


Orisinalitas Fluency Flexibility Elaboration
Pra Siklus 22,8% 25,3% 22,8% 20%
Siklus I 47,1% 52,5% 58,5% 49,2%
Siklus II 80,7% 79,7% 85% 77,1%

Berdasarkan tabel 3, Pada PraSiklus menghasilkan persentasi dari keempat komponen


kreativitas dengan kisaran 22,8%; 25,3%; 22,8% dan 20% yang mengkategorikan hasil
kreativitas siswa pada tahap pra siklus ini pada kategori kurang kreatif. Peneliti melakukan
siklus pertama dengan penggunaan model pembelajaran PBL ( Problem Based Learning) pada
LKPD yang menyajikan suatu permasalahan sesuai sintaks PBL ( Problem Based Learning )
sehingga menghasilkan komponen kreativitas yang meningkat menjadi 47,1%; 52,5%; 58,5%;
dan 49,2% yang memiliki kategori cukup kreatif. Siklus dilanjutkan dengan siklus kedua
dimana pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran PBL ( Problem Based
Learning ) dengan LKPD yang di modifikasi dengan video pembelajaran serta hasil output
berupa poster dari kegiatan tersebut dalam siklus II menghasilkan komponen kreaitvitas yang
meningkat dibanding siklus I yaitu 80,7%; 79,7%;85%; dan 77,1% dengan kategori sangat
kreatif. Hasil ini secara keseluruhan menunjukkan ketercapaian target penelitian. Peningkatan
kreativitas terjadi karenakontribusi aspek pembentuk kreativitas berpikir terealisasikan dengan
baik. Hasil analisis menunjukkan ide-ide kreatif siswa berkembang dengan baik. Kreativitas
siswa pada penelitian ini termanifestasi dalam bentuk poster hasil pembelajaran akhir. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa Model PBL (Problem Based Learning) efektif ditinjau
dari kreativitas siswa. Hasil ini sesuai dengan penelitian Widiasari (2019), di mana Model
Problem Based Learning meningkatkan kreativitas siswa. Potensi kreativitas siswa
berkembang melalui aplikasi sintaks-sintaks PBL (Problem Based Learning) secara tepat.
Melalui implementasi PBL, guru memfasilitasi siswa belajar sesuai dengan karakteristik dan
kecenderungan gaya belajarnya. Mengakibatkan siswa terlibatlangsung dalam pembelajaran.
Siswa dapat mengeksplorasi melalui bacaan, video, gambar, diskusi dan presentasi. Proses
PBL membantu siswa mengkonstruksi permasalahan dan materi pelajaran menjadi sebuah
pengalaman dan pengetahuan bermakna yangsaling berkaitan. Proses ini mendukung siswa
berkomunikasi dan menghasilkan karya kreatif. Kreativitas siswa dikembangkan dengan

42
permasalahan yang diberikan. Permasalahan mengembangkan kemampuan siswa
memecahkan masalah dan mencari solusi permasalahan.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas, kesimpulan yang diambil adalah
penggunaan Problem Based Learning dapat meningkatkan kreativitas pada hasil belajar
siswa pada materi Bumi dan Tata Surya pada kelas VII H SMP Negeri 1 Semarang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kreativitas siswa meningkat dari persentase pra siklus
sebesar 22,7% dengan kriteria kurang kreatif menjadi persentase sebesar 51,8% pada siklus
I dan meningkat menjadi persentase sebesar 80,6% pada siklus II. Model Problem Based
Learning dapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan kreativitas belajar pada siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, E., Surya, E., & Syahputra, E. (2017). The Effectiveness of Using Problem Based
Learning (PBL) in Mathematics Problem Solving Ability for Junior High School
Students. IJARIIE, 3(2), P. 3402–3406. Retrieved from www.ijariie.com
Arikunto. S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakata: Rineka Cipta.
Arends, R.I. (2017, April 21). Learning to Teach Ninth Edition (9th ed.). USA: Library
of
Congress Cataloging.
Available:
https://hasanahummi.files.wordpress.com/2017/04/connect-learn-succeed-richard-
arends-learning-to-teach-mcgraw-hill-2012.pdf [June 9, 2023].
Belt, S.T., Evans, E.H., McCreedy, T., Overton, T.L., & Summerfield, S. (2002). A Problem
Based Learning Approach to Analytical and Applied Chemistry. University
Chemistry Education, 6(2), 65-72.
Hartini, T.I., Kusdiwelirawan, A., & Fitriana, I. (2014). Pengaruh Berpikir Kreatif dengan
Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa dengan
Menggunakan Tes Open Ended. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 3(1).
Mashitoh, N. L. D., Sukestiyarno, Y., & Wardono, W. (2021). Creative Thinking Ability
Based on Self Efficacy on an Independent Learning Through Google Classroom
Support.Journal of Primary Education, 10(1), 79–
88.https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe/article/view/45248
Mulyadi, E., Erlangga, S.Y., & Setyawan, D.N. (2022). Penerapan Problem Based Learning
untuk Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Hasil Belajar Fisika Siswa SMK Negeri
3Yogyakarta. Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan, 6(3), 333-346.
Munandar, U. (2016). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Oktaviani, C., Nurmaliah, C., & Mahidin, M. (2017). Implementasi Model Problem Based
Learning Terhadap Kreativitas Peserta Didik pada Materi Laju Reaksi di SMAN 4
Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, 5(1), 12-19.
Salsabila, S., & Ramdhini, S.A. (2020). Hubungan Tingkat Kreativitas dengan Prestasi
Belajarpada Siswa Sekolah Dasar Kelas III SDN Karang Tengah 7. AS-SABIQUN,
2(1), 18-27. Septian, R., Irianto, S., & Andriani, A. (2019). Pengembangan Lembar
Kerja Peserta Didik (LKPD) Matematika Berbasis Model Realistic Mathematics
Education. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 5(1), 59-67.
Simangunsong, I.T., Panggabean, D.D., & Damanik, D.P. (2023). Problem Based Learning
untuk Meningkatan Kreativitas Mahasiswa Berbasis Literasi Digital. Journal on
Education, 5(2), 5231-5237.

43
Supardi, U.S. (2015). Peran Berpikir Kreatif dalam Proses Pembelajaran Matematika.
Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(3).
Surya, E., Syahputra, E., Eviyanti, C.Y., & Simbolon, M. (2017). Improving the Learning
Model in VII Grade at SMPN 1 Banda Aceh Indonesia. International Journal of Novel
Research in Education and Learning, 4(2), 138-144. Retrieved from
https://www.researchgate.net/publication/318529138
Wahyu, W., & Syaadah, R. S. (2018). Implementation of Problem-Based Learning (PBL)
Approach to Improve Student’s Academic Achievement and Creativity on The Topic
of Electrolyte and Non-Electrolyte Solutions at Vocational School. In Journal of
Physics: Conference Series (Vol. 1013, No. 1, p. 012096). IOP Publishing.
Widiasari, F.O. “Penerapan Model Pembelajaran Problem based Learning untuk
MeningkatkanKreativitas Belajar Siswa Kelas VII C Mata Pelajaran IPS di SMP Al-
Islam 1 Surakarta.” in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Call for Papers
(SNDIK) I2019, 2019, pp. 45-51.
Yulianingtias, H.P., Tiwow, V.M.A. dan Diah, A.W.M. (2016). Pengaruh Model Problem-
Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar
SiswaPelajaran IPA Kelas VII SMP Negeri 3 Palu. Jurnal Mitra Sains, 4(2):62-70

44

Anda mungkin juga menyukai