3 Artikel Nafizatunni'am Revisi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

JCAR 6 (3) (2024)

Journal of Classroom Action Research


http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir


Kreatif Dan Hasil Belajar Biologi Siswa

Nafizatunni’am1*, AA Sukarso1,3,4*, Tri Ayu Lestari1, Jamaluddin1,2


1Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram, Kota Mataram
2Program Studi Pendidikan IPA Pascasarjana Universitas Mataram
3Program Studi Pendidikan Dasar FKIP Universitas Mataram
4Program Studi Doktor Pendidikan IPA Pascasarjana Universitas Mataram

DOI: https://doi.org/10.29303/jcar.v6i3.8477

Received : 20 Maret 2024 Revised : 13 Juli 2024 Accepted : 20 Juli2024

Abstract: 21st century learning is an approach that prioritizes the development of critical skills such as creative
thinking, collaboration and problem solving. The Problem Based Learning (PBL) model in 21st century learning
effectively develops these skills and improves student learning outcomes. This study aims to determine the effect
of problem-based learning model on creative thinking skills and biology learning outcomes of science class XI
students at MAN 1 Mataram. This research was conducted using a non-equivalent control group design and the
sampling technique was purposive sampling method, namely class XI IPA 3 as the experimental class and XI IPA
2 as the control class. The instrument used to measure creative thinking skills is a test in the form of essay questions
with a total of 4 questions and learning outcomes are measured using a test in the form of multiple choice
questions with a total of 15 questions. The indicators of creative thinking skills are fluency, flexibility, originality,
and elaboration. Data were analyzed using prerequisite tests, namely normality test and homogeneity test and
hypothesis testing using non-parametric statistical test, namely Mann-Whitney test with the help of SPSS 25 for
windows application. The results of creative thinking skills research obtained Sig value. (ɑ) = 0.000 <0.05, while
learning outcomes obtained Sig. (ɑ) = 0,002 < 0,05. From the results of the study it can be concluded that the
problem-based learning model has a significant effect on students' creative thinking skills and biology learning
outcomes.

Keywords: Creative Thinking Skills, Learning Outcomes, Problem Based Learning.

Abstrak: Pembelajaran abad 21 adalah pendekatan yang mengutamakan pengembangan keterampilan kritis
seperti berpikir kreatif, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Model Problem Based Learning (PBL) dalam
pembelajaran abad 21 efektif mengembangkan keterampilan tersebut dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem based learning terhadap keterampilan berpikir
kreatif dan hasil belajar biologi siswa kelas XI IPA di MAN 1 Mataram. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan non-equivalent control grup design dan teknik pengambilan sampel yaitu dengan metode purposive
sampling, yakni kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen yang
digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif adalah tes berupa soal essay dengan jumlah 4 soal dan
hasil belajar diukur dengan menggunakan tes berupa soal pilihan ganda dengan jumlah 15 soal. Adapun indikator
keterampilan berpikir kreatif yaitu kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), keaslian (originality), dan merinci
(elaboration). Data dianalisis menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas serta uji
hipotesis menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji Mann-Whitney dengan bantuan aplikasi SPSS 25 for
windows. Hasil penelitian keterampilan berpikir kreatif diperoleh nilai Sig. (ɑ) = 0,000 < 0,05, sementara hasil
belajar diperoleh nilai Sig. (ɑ) = 0,002 < 0,05. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model problem based
learning berpengaruh signifikan terhadap keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar biologi siswa.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Berpikir Kreatif, Problem Based Learning.
___________
Email: [email protected]

Copyright © 2024, Nafizatunni’am et al.


This open access article is distributed under a (CC-BY License)
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

Pendahuluan mendorong keterampilan berpikir kreatif dan


kemampuan inovatif pada siswa dapat menjadi langkah
Pembelajaran abad 21 menekankan pada penting dalam mengatasi tantangan ini.
kemampuan (critical thinking), berkomunikasi secara Materi pembelajaran biologi yang sangat luas dan
efektif (communication), berkolaborasi (collaboration), dan kompleks sering kali sulit untuk dipahami oleh siswa
berkreasi (creativity) (Rahayu et al., 2022). Guru memiliki karena melibatkan proses internal tubuh yang tidak
tanggung jawab penting untuk mengkomunikasikan terlihat. Oleh karena itu, penting untuk mengajarkan
konsep-konsep pembelajaran dengan cara yang materi ini dengan cara yang memudahkan pemahaman
memudahkan pemahaman siswa pada pembelajaran siswa dan merangsang keterampilan berpikir kreatif
abad 21. Kemampuan guru dalam memvisualisasikan serta pemecahan masalah. Jika kemampuan siswa
materi pembelajaran, menggunakan teknologi, dan dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
menyajikan informasi secara menarik sehingga dapat materi meningkat maka hal tersebut dapat dianggap
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Di sisi lain sebagai indikator bahwa hasil belajar siswa juga
siswa juga memiliki peran aktif dengan meningkat. Selain itu, peningkatan dalam kemampuan
mengembangkan keterampilan kolaborasi dan siswa dalam memecahkan permasalahan ini sering kali
komunikasi. Keterampilan ini memungkinkan siswa berhubungan dengan perkembangan keterampilan
untuk berinteraksi dengan baik, berbagi ide, bekerja berpikir kreatif mereka. Keterampilan berpikir kreatif
dalam kelompok, dan memecahkan masalah bersama seperti melihat berbagai sudut pandang, mencari solusi
yang sesuai dengan tuntunan pembelajaran abad 21 inovatif, dan menghubungkan konsep-konsep yang
yang berfokus pada keterampilan sosial dan berbeda dapat membantu siswa lebih efektif dalam
kemampuan beradaptasi (Ampo, 2021). mengatasi tantangan yang kompleks.
Pendekatan pembelajaran teacher centered telah Permasalahan lain terdapat dalam pembelajaran
mengalami pergeseran signifikan menuju pendekatan biologi salah satunya adalah kurangnya keterkaitan
student centered. Pendekatan pembelajaran teacher antara materi biologi dengan konteks kehidupan sehari-
centered membuat peserta didik menjadi tidak aktif di hari siswa, karena pada dasarnya mempelajari biologi
kelas dan pembelajaran terasa bosan (Hapsari et al., tidak hanya dengan menghafal segala aspek materi
2023). Pendekatan student centered memberikan melainkan memahami konsep yang ada didalamnya
kesempatan kepada siswa untuk mengambil alih peran (Yusup, 2018). Pembelajaran biologi yang terlalu
aktif dalam mengelola pembelajaran sendiri, terfokus pada aspek teoritis tanpa memberikan konteks
mendorong keterlibatan yang lebih dalam, dan praktis dapat menyebabkan kehilangan minat siswa dan
mengaktifkan proses belajar yang lebih personal dan membatasi pemahaman mereka tentang penerapan
relevan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan di mana konsep-konsep biologi dalam kehidupan sehari-hari.
kreativitas, kolaborasi, inisiatif, dan kemandirian Kurangnya relevansi ini dapat mengakibatkan
menjadi lebih ditekankan. Hal ini sesuai dengan hasil rendahnya motivasi siswa untuk memahami dan
penelitian (Suhariami et al., 2019) bahwa siswa harus mengeksplorasi lebih jauh materi biologi. Oleh karena
mampu mandiri dalam mengoptimalkan belajarnya itu, perlu diatasi dengan pendekatan pembelajaran yang
melalui penyeimbangan kemampuan kognitif dan lebih kontekstual dan aplikatif, yang dapat memberikan
emosional. Pendekatan ini tidak hanya memungkinkan siswa pemahaman yang lebih mendalam dan memicu
siswa untuk menjadi pusat pembelajaran, tetapi juga minat mereka terhadap keajaiban dunia biologi.
memfasilitasi pemahaman yang lebih baik dengan Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
menyajikan informasi secara terstruktur dan lengkap. memiliki hubungan erat dengan peningkatan hasil
Hasil studi yang dilakukan oleh World Economic belajar biologi dan keterampilan berpikir kreatif siswa.
Forum dalam laporan The Global Competitiveness (2012- Melalui PBL, siswa dihadapkan pada masalah nyata
2013), seperti yang dikutip dalam (Aliyah, 2017), yang memerlukan solusi kreatif, mendorong mereka
mengungkapkan bahwa Indonesia mengalami untuk berpikir kritis dan inovatif dalam menemukan
tantangan dalam bidang kemampuan inovasi, jawaban. Studi oleh Sulistiyono et al, (2017)
kreativitas, dan daya saing. Lebih lanjut Aliyah (2017) menunjukkan bahwa PBL dapat meningkatkan
menyatakan bahwa skor yang tercatat antara 40-50 pemahaman konsep biologi dan keterampilan berpikir
menunjukkan tingkat yang cukup rendah dalam hal kreatif siswa, karena mereka lebih terlibat dalam proses
tersebut. Dampak dari skor tersebut menggaris bawahi belajar yang mendalam dan reflektif. Selain itu,
perlunya upaya yang lebih kuat untuk meningkatkan penelitian yang dilakukan oleh Sumarta (2017)
inovasi dan kreativitas dalam berbagai aspek mengungkapkan bahwa penerapan PBL membantu
kehidupan, termasuk pendidikan. Pendidikan yang siswa dalam mengorganisir informasi dan memecahkan
495
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

masalah secara efektif, yang berkontribusi pada kritis dan pemecahan masalah, yang merupakan
peningkatan hasil belajar dan kreativitas mereka dalam komponen penting dari berpikir kreatif. Savery dan
mata pelajaran biologi. Duffy (2019) menyoroti bahwa PBL mendorong siswa
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh untuk berpikir secara kreatif dengan menghadapi dan
peneliti pada kegiatan pembelajaran biologi di salah menyelesaikan masalah yang terbuka, yang
satu sekolah di Kota Mataram sudah menerapkan memperkaya proses belajar dan hasil akademik. Dengan
beberapa model pembelajaran, seperti problem based memfasilitasi pembelajaran yang interaktif dan berbasis
learning, project based learning, dan pembelajaran yang masalah, PBL tidak hanya meningkatkan hasil belajar
yang masih bersifat konvensional. Model-model biologi tetapi juga mengembangkan keterampilan
pembelajaran yang sudah diterapkan tersebut hanya berpikir kreatif yang esensial bagi siswa.
dilakukan secara terbatas dan lebih sering Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu
menggunakan metode konvensional seperti ceramah, dilakukan penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan
diskusi, atau tanya jawab sehingga kurang mampu mampu meningkatkan keterampilan berpikir kreatif
mengembangkan potensi siswa yaitu keterampilan dan hasil belajar siswa, maka peneliti tertarik untuk
berpikir kreatif. Terbatasnya waktu dan materi yang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Model
kurang menarik dapat mempengaruhi daya tarik Problem Based Learning Terhadap Keterampilan Berpikir
pembelajaran. Oleh karena itu, penting untuk Kreatif dan Hasil Belajar Biologi Siswa”.
mengidentifikasi cara-cara untuk mengatasi tantangan
tersebut guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode
Upaya yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan inovasi, kreativitas, dan Penelitian ini menggunakan metode penelitian
daya saing Indonesia perlu dilakukan melalui eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan desain
pendekatan pembelajaran yang holistik dan berfokus penelitian non equivalen control group design. Desain
pada pengembangan keterampilan berpikir kreatif sejak penelitian ini memiliki dua kelompok, yaitu kelompok
dini. Model pembelajaran seperti Problem Based Learning eksperimen yang akan menerima perlakuan
(PBL), yang telah terbukti mendorong siswa untuk menggunakan Model PBL dalam pembelajaran biologi,
berpikir kritis, berkolaborasi, dan mencari solusi dan kelompok kontrol tetap menggunakan metode
inovatif terhadap masalah, dapat menjadi alat yang pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di
efektif. Hal ini juga didikung oleh hasil penelitian di MAN 1 Mataram yang bertempat di Jalan Pendidikan
(Wakano et al., 2020) bahwa melalui kegiatan No. 31, Dasan Agung Baru, Kec. Selaparang, Kota
pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan Mataram, Nusa Tenggara Barat pada bulan Maret-April
siswa dalam penguasaan konsep. Siswa dapat diajak 2024 di kelas XI semester genap tahun ajaran 2023/2024
untuk merumuskan solusi kreatif, berbicara dengan dengan populasi siswa kelas XI yang terdiri atas 3 kelas
percaya diri, dan membangun kemampuan adaptasi dengan total siswa berjumlah 116 siswa.
yang diperlukan dalam dunia yang terus berubah Pengambilan sampel menggunakan teknik
melalui kombinasi kurikulum yang mendukung pusposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel
pembelajaran berbasis masalah dan memanfaatkan menggunakan pertimbangan tertentu dalam hal ini
teknologi pendidikan yang relevan. peneliti menggunakan kemampuan akademik siswa
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Problem- sehingga di dapatkan kelas XI IPA 3 sebagai kelas
Based Learning (PBL) memiliki dampak positif yang eksperimen serta kelas XI IPA 2 sebagai kelas kontrol.
signifikan terhadap hasil belajar biologi dan Uji prasyarat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
keterampilan berpikir kreatif siswa. Dalam studi oleh uji normalitas dan uji homogenitas serta uji hipotesis
Yuan dan Zhang (2020), PBL terbukti meningkatkan menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji
pemahaman konsep biologi secara mendalam dengan Mann-Whitney.
memungkinkan siswa untuk menerapkan pengetahuan
dalam situasi praktis yang relevan. Hasil ini sejalan Hasil dan Pembahasan
dengan temuan Dole dan Sinatra (2018) yang
mengungkapkan bahwa PBL secara efektif mendukung Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap
pemahaman siswa terhadap konsep ilmiah kompleks, Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
termasuk dalam bidang biologi. Selain itu, PBL juga
berkontribusi pada pengembangan keterampilan Hasil penelitian pengaruh model problem based
berpikir kreatif siswa. Koh et al. (2016) menunjukkan learning terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa
bahwa PBL dapat meningkatkan keterampilan berpikir disajikan dalam bentuk ringkas seperti Gambar 1.
496
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan


kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model
pembelajaran berbasis masalah (Trijaya, 2020). Sejalan
dengan pendapat tersebut, (Khoiriyah & Husamah,
2018) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kreatif
adalah aspek penting dalam menciptakan dan
menemukan ide-ide untuk memecahkan masalah.
Dalam konteks pembelajaran, kemampuan berpikir
kreatif ini sangat penting bagi peserta didik untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan.
Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa
pada setiap aspek fluency, flexibility, originality dan
elaboration disajikan pada Gambar 2 dan Gambar 3.
Gambar 1. Hasil analisis data statistika keterampilan
berpikir kreatif

Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa


siswa pada kelas eksperimen mempunyai keterampilan
berpikir kreatif lebih baik dibandingkan dengan siswa
pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut terlihat
perbedaan yang signifkan nilai keterampilan berpikir
kreatif antara kedua kelompok setelah pembelajaran.
Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Mann-
Whitney diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,000 <
0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh model Gambar 2. Perbandingan rata-rata nilai kbk siswa per
pembelajaran PBL terhadap keterampilan berpikir indikator kelas eksperimen.
kreatif siswa. Hal ini sejalan dengan penelitian (Sukarso
et al., 2022) pembelajaran dengan bahan ajar kreatif lebih Berdasarkan Gambar 2 diperoleh hasil setelah
mampu mendorong siswa berpikir kreatif dibandingkan diterapkan model pembelajaran PBL, peningkatan
kegiatan pembelajaran menggunakan bahan ajar biasa. setiap aspek fluency, flexibility, originality dan elaboration
Model Problem Based Learning (PBL) telah masing-masing sebesar (74,51), (65,63), (64,8) dan (64,97)
terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berada pada kriteria baik (Riduwan, 2010).
berpikir kreatif siswa. PBL mendorong siswa untuk
menghadapi masalah nyata yang memerlukan
pemecahan melalui penalaran kritis dan kreatif. Dalam
proses PBL, siswa diajak untuk bekerja secara
kolaboratif, mengeksplorasi berbagai solusi, dan
menerapkan pengetahuan lintas disiplin untuk
menyelesaikan masalah yang diberikan. Penelitian
menunjukkan bahwa siswa yang terlibat dalam PBL
memiliki tingkat keterampilan berpikir kreatif yang
lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
metode pengajaran tradisional. Hal ini disebabkan oleh
pendekatan PBL yang memberikan ruang bagi siswa
untuk berinovasi dan mengembangkan ide-ide baru
secara mandiri (Savery, 2006). Gambar 3. Perbandingan rata-rata nilai kbk siswa per
Berpikir kreatif adalah kemampuan untuk indikator kelas kontrol.
menghasilkan gagasan baru dan merupakan salah satu
kemampuan kognitif yang dimiliki peserta didik. Berdasarkan Gambar 3 peningkatan aspek
Keterampilan berpikir kreatif siswa dapat ditingkatkan fluency pada kelas kontrol sebesar (70,07) berada pada
melalui pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk kriteria baik, sementara indikator flexibility, originality
melakukan eksplorasi, inkuiri, penemuan, dan dan elaboration masing-masing (60,53), (58,04), dan
pemecahan masalah. Oleh karena itu, salah satu model
497
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

(59,05) berada pada kategori cukup (Riduwan, 2010). dengan lebih dari satu cara, serta mampu menawarkan
Dari data tersebut menunjukkan bahwa indikator alternatif solusi lainnya (Rahayu et al., 2019).
kelancaran (fluency) dan fleksibilitas (flexibility) Hasil penelitian (Mahanani et al., 2017)
mempunyai rata-rata tertinggi sedangkan skor terendah mengindikasikan bahwa penerapan model PBL dapat
dimiliki oleh indikator originality. Fenomena ini berlaku meningkatkan kemampuan berpikir flexibility dan
untuk kedua kelompok kelas penelitian. Hasil penelitian elaboration. Sintaks PBL yang berfokus pada
ini sejalan dengan (Sukarso & Muslihatun, 2021) dimana membimbing kelompok investigasi dapat
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai indikator mempengaruhi indikator berpikir flexibility. Hal ini
kelancaran (fluency) dan fleksibilitas (flexibility) sejalan dengan penelitian (Herdiawan et al., 2019) yang
mempunyai rata-rata tertinggi sedangkan skor terendah menyatakan peningkatan keterampilan berpikir kreatif
dimiliki oleh indikator originality. Hasil penelitian Sawu siswa pada indikator flexibility terjadi karena siswa
et al (2023) menunjukkan bahwa nilai indikator dilatih untuk mengajukan berbagai pendekatan
kelancaran (fluency) dan keaslian (originaility) pemecahan masalah. Indikator flexibility dalam berpikir
mempunyai rata-rata tertinggi sedangkan skor terendah kreatif mengacu pada kemampuan untuk melihat
dimiliki oleh indikator elaboration. masalah dari berbagai sudut pandang dan
Menurut Munandar (2009) berpikir lancar menghasilkan berbagai solusi. (Budiawati et al., 2023)
(fluency) merupakan kemampuan mencetuskan banyak menyatakan kemampuan berpikir beda mengarahkan
ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, pikiran untuk memecahkan suatu masalah dari berbagai
banyak pertanyaan dengan lancar dan dapat sudut pandang, mengubah cara pendekatan atau
memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan pemikiran, dan mencari banyak alternatif yang berbeda-
berbagai hal. Semakin banyak ide, semakin besar beda. Jadi penekanan berpikir beda adalah pada segi
kemungkinan untuk menghasilkan banyak gagasan keragaman gagasan dan kekayaan alternatif jawaban.
atau konsep-konsep yang relevan dalam waktu yang Keterampilan berpikir orisinal atau originality,
singkat. Sintaks PBL yang diduga dapat meningkatkan menuntut kemampuan untuk menciptakan solusi
nilai dari indikator fluency adalah tahap orientasi inovatif yang benar-benar baru dan belum pernah
masalah, dimana pada tahap ini peserta didik sangat terpikirkan atau diungkapkan oleh orang lain
memperluas pemahaman tentang masalah yang sebelumnya. Hal ini melibatkan pemikiran yang kreatif
disajikan. Proses ini memicu berbagai perspektif dan dan unik, yang memungkinkan seseorang untuk
sudut pandang baru yang secara signifikan menghadirkan ide-ide segar dan berbeda yang dapat
meningkatkan jumlah ide yang dihasilkan oleh siswa. memecahkan masalah secara efektif dan orisinil (Palupi
Adanya masalah nyata yang relevan dan kompleks, et al., 2019). Sintaks PBL yang diduga dapat
siswa didorong untuk berpikir kreatif dan kritis meningkatkan indikator originality adalah
sehingga mampu menghasilkan berbagai solusi mengembangkan dan menyajikan hasil. Tahap ini
potensial. Metode ini tidak hanya memperkaya memiliki peran penting dalam meningkatkan
pemahaman mereka tetapi juga meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa, terutama dalam
keterampilan berpikir kreatif dengan mengutamakan indikator originality. Selama tahap pengembangan solusi
kuantitas ide dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan siswa didorong untuk mengasah ide-ide mereka
dengan penelitian (Nofida & Arif, 2020) yang menjadi solusi yang lebih terperinci dan inovatif,
mengatakan bahwa pada tahap orientasi masalah dapat memperluas pemikiran mereka. Saat menyajikan solusi
mengakomodasi fluency dimana peserta didik sangat kepada kelompok atau kelas siswa memiliki
antusias dalam mengajukan pertanyaan atau kesempatan untuk memperlihatkan dan mendengarkan
permasalahan dan mencoba mencari penyelesaian ide-ide orisinal mereka kepada orang lain, yang dapat
masalah tersebut. memperkaya gagasan yang dihasilkan dan mendorong
Kemampuan berpikir luwes (flexibility) adalah perspektif baru. Proses ini tidak hanya mengajarkan
kemampuan untuk mengamati dan menyajikan suatu siswa untuk menghasilkan solusi yang unik, tetapi juga
masalah dari berbagai sudut pandang serta meningkatkan kemampuan mereka dalam berpikir di
mempertimbangkan berbagai metode berbeda untuk luar batas konvensional, yang secara langsung
menyelesaikannya. Kemampuan luwes ini melibatkan meningkatkan indikator keterampilan berpikir kreatif
penciptaan dan penemuan ide-ide beragam yang yaitu originality.
berhubungan dengan suatu masalah, serta Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
menghasilkan berbagai macam solusi dan jawaban. (Sannomiya & Yamaguchi, 2016) yang menjelaskan
Siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah bahawa mendengar pemaparan ide-ide yang dihasilkan
orang lain berpotensi untuk melatih keterampilan
498
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

berpikir kreatif. Pemaparan ide yang disampaikan membimbing penyelidikan mandiri maupun kelompok
orang lain dapat merangsang pengahasilan ide sendiri. dapat meningkatan keterampilan berpikir kreatif yaitu
Hasil penelitiannya menjelaskan bahwa banyaknya ide indikator elaboration.
yang dihasilkan dipengaruhi oleh ide-ide orang lain
yang pernah didengarnya. Sehingga semakin banyak 1. Pengaruh Model Problem Based Learning
individu mendengar pemaparan ide orang lain semakin Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
banyak pula mereka menghasilkan berbagai ide.
Penelitian yang dilakukan oleh (Agogué et al., 2013) juga Hasil penelitian pengaruh model problem based
menunjukkan bahwa orang yang banyak mendengar learning terhadap keterampilan hasil belajar siswa
contoh ide unik dapat menghasilkan lebih banyak ide disajikan dalam bentuk ringkas seperti Gambar 4.
orisinal dibandingkan dengan siswa yang dihadapkan
dengan ide umum.
Menurut Munandar (2009), elaborasi
melibatkan kemampuan untuk mengembangkan
konsep-konsep atau materi pembelajaran dengan
menyajikan informasi tambahan, contoh konkret, atau
penjelasan yang lebih mendalam. Ini memungkinkan
siswa untuk memahami materi secara lebih menyeluruh
dan mendalam, serta mengaitkan informasi baru
dengan pengetahuan yang sudah ada. Pendekatan
pembelajaran yang mengutamakan elaborasi, siswa
dapat memperluas pemahaman mereka dan Gambar 4. Hasil analisis data statistika hasil belajar
mengembangkan keterampilan berpikir yang lebih siswa
kompleks. Sintaks PBL yang diduga memiliki dampak
besar pada peningkatan nilai indikator keterampilan Berdasarkan Gambar 4 hasil penelitian ini
berpikir kreatif, terutama dalam aspek elaboration yaitu menunjukkan bahwa siswa pada kelas eksperimen
pengorganisasian siswa untuk belajar dan membimbing mempunyai hasil belajar lebih baik dibandingkan
penyelidikan. Pertama, tahap pengorganisasian siswa dengan siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil
untuk belajar melibatkan pembagian siswa ke dalam tersebut terlihat perbedaan yang signifkan nilai hasil
kelompok-kelompok kecil, dimana mereka belajar antara kedua kelompok setelah pembelajaran.
berkolaborasi dalam mengeksplorasi dan memecahkan Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji Mann-
masalah yang kompleks. Siswa saling membagi ide dan Whitney diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,002 <
pengalaman mereka, merangsang pemikiran kreatif dan 0,05 yang berarti bahwa terdapat pengaruh model
meningkatkan kemampuan mereka untuk memperluas, pembelajaran PBL terhadap hasil belajar biologi siswa.
merinci, dan mengembangkan ide-ide secara mendalam Penggunaan model PBL dalam pembelajaran
pada lingkungan kolaboratif ini. Hal ini sejalan dengan biologi dapat memberikan dampak positif terhadap
penelitian (Herdiawan et al., 2019) yang mengatakan hasil belajar siswa. Sejalan dengan penelitian yang
bahawa sintaks PBL yang dapat melatih indikator dilakukan oleh (Ilmi & Lagiono, 2019), (Supriatna, 2020)
elaboration yaitu pengorganisasian siswa untuk belajar, menemukan bahwa siswa yang belajar dengan
dimana pada sintaks ini siswa mengajukan berbagai menggunakan model PBL memiliki tingkat pemahaman
pendekatan pemecahan masalah dengan cara yang lebih baik daripada siswa yang belajar dengan
mengumpulan informasi dari berbagai sumber. metode konvensional. Hasil penelitian (Hadi et al., 2023)
Sintaks membimbing penyelidikan menunjukkan bahwa model pembelajaran PBL cukup
memungkinkan guru untuk memberikan arahan dan berhasil peningkatkan partisipasi peserta didik dan
dukungan yang diperlukan kepada siswa dalam proses memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk
penyelidikan mereka. Ini termasuk memberikan mengeksplorasi pengetahuan dalam mengoptimalkan
bimbingan tentang sumber daya yang relevan, teknik potensi yang dimilikinya. Hal ini menunjukkan bahwa
penelitian, dan strategi pemecahan masalah. Siswa model PBL dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dapat mengeksplorasi topik secara lebih mendalam, dalam mata pelajaran biologi.
menyajikan argumen yang lebih terperinci, dan Peningkatan hasil belajar siswa pada setiap
menyempurnakan ide-ide mereka dengan elaborasi aspek mengingat (C1), memahami (C2),
yang lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan penelitian mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan
(Sihaloho et al., 2017) yang menyatakan bahwa
499
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

mengevaluasi (C5) disajikan pada Gambar 5 dan informasi, perspektif, dan pemahaman, yang secara
Gambar 6. efektif memperkuat ingatan melalui interaksi sosial dan
berbagai pendekatan belajar. Melalui proses ini, siswa
lebih mampu mengaitkan informasi baru dengan
pengetahuan yang sudah ada, membuatnya lebih
mudah diingat dan dipahami secara mendalam
(Schmidt et al., 2007).
Pada aspek memahami (C2) nilai rata-rata kelas
kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
eksperimen yang mengunakan model PBL. Penelitian
(Prince, 2004) mengulas berbagai metode pembelajaran
aktif termasuk Problem Based Learning (PBL) dan
membandingkannya dengan metode pembelajaran
konvensional. Salah satu temuan utama dari penelitian
ini adalah bahwa meskipun metode aktif seperti PBL
Gambar 5. Perbandingan rata-rata nilai hasil belajar dapat secara signifikan meningkatkan pemahaman
siswa per indikator kelas eksperimen. jangka panjang dan keterampilan pemecahan masalah
siswa, hasil ujian jangka pendek mereka mungkin tidak
Berdasarkan Gambar 5 diperoleh hasil setelah selalu lebih tinggi dibandingkan dengan metode
diterapkan model pembelajaran PBL, peningkatan konvensional. Hal ini disebabkan oleh adaptasi yang
setiap aspek mengingat (C1), memahami (C2), diperlukan oleh siswa untuk menyesuaikan diri dengan
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan pendekatan pembelajaran yang lebih mandiri dan
mengevaluasi (C5) masing-masing sebesar (99,12), kompleks, yang seringkali tidak langsung tercermin
(85,96), (62,28), (72,81), dan (85,96). dalam penilaian berbasis ujian tradisional.
Pada aspek mengaplikasikan (C3) model PBL
memberikan dampak positif pada prestasi akademik
siswa dan sikap siswa terhadap sains (Lestari et al.,
2017). Nilai rata-rata hasil belajar pada indikator
mengaplikasikan dari pretest ke posttest lebih tinggi
terjadi pada kelas eksperimen. Menurut (Barrett &
Moore, 2011) PBL adalah metode pembelajaran yang
menekankan proses pembelajaran yang aktif dan
mandiri. Siswa belajar melalui keterlibatan dalam
memecahkan masalah yang relevan dan menarik, yang
pada gilirannya meningkatkan pemahaman konsep-
konsep yang dipelajari dan kemampuan mereka untuk
menerapkannya dalam situasi yang berbeda. PBL dapat
Gambar 6. Perbandingan rata-rata nilai hasil belajar meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan
siswa per indikator kelas kontrol. kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa karena
mereka secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran
Berdasarkan Gambar 6 diperoleh hasil belajar dan pemecahan masalah. Pendekatan ini membantu
mengalami peningkatan tetapi tidak sebesar kelas siswa tidak hanya memahami teori tetapi juga
eksperimen yang menggunakan model PBL. Adapun bagaimana menerapkan pengetahuan tersebut dalam
niai setiap aspek mengingat (C1), memahami (C2), kehidupan nyata, yang sangat penting untuk
mengaplikasikan (C3), menganalisis (C4), dan pengembangan keterampilan abad ke-21.
mengevaluasi (C5) masing-masing sebesar (87,72), PBL merupakan model pembelajaran yang
(93,86), (50), (66,67), dan (75,44). Pada aspek mengingat menekankan pada pemecahan masalah secara aktif oleh
(C1) sintaks PBL yang diduga berpengaruh terhadap siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
kemampuan mengingat siswa adalah tahap analisis (C4) siswa. Menurut Hmelo dan Barrows (2017),
pengorganisasian belajar. Pada tahap ini, siswa bekerja PBL adalah pendekatan yang melibatkan siswa dalam
dalam kelompok untuk mengidentifikasi apa yang proses pembelajaran aktif melalui pemecahan masalah
mereka ketahui dan apa yang mereka perlu pelajari yang autentik dan kompleks. Hal ini mendorong siswa
lebih lanjut. Diskusi dan kolaborasi ini membantu untuk berpikir kritis, mengintegrasikan berbagai
memperkuat memori karena siswa saling bertukar
500
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

pengetahuan, dan mengembangkan kemampuan Penerapan model problem based learning (PBL) juga
analisis yang lebih baik. Penelitian yang dilakukan oleh berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas XI IPA di
(Strobel & van Barneveld, 2009) juga menunjukkan MAN 1 Mataram. Hal ini disebabkan karena
bahwa PBL efektif dalam meningkatkan keterampilan pembelajaran dengan model PBL melibatkan siswa
berpikir kritis dan analitis karena siswa belajar melalui secara aktif dalam memahami konsep dan prinsip dari
pengalaman langsung dan konteks nyata. Model PBL ini suatu materi karena karakteristik pembelajaran ini
siswa tidak hanya belajar tentang materi pelajaran, berupa orientasi masalah kepada siswa.
tetapi juga mengembangkan keterampilan penting
seperti analisis, penilaian, dan pemecahan masalah yang Referensi
esensial dalam aspek kognitif mereka. (Saryogo, 2016)
berpendapat model pembelajaran ini digunakan untuk Agogué, M., Kazakçi, A., Hatchuel, A., Masson, P. Le,
merangsang berfikir tingkat tinggi siswa dalam situasi Weil, B., Poirel, N., & Cassotti, M. (2013). The
berorientasi masalah yang bermakna, sehingga dapat impact of type of examples on originality:
memberikan kemudahan kepada siswa untuk Explaining fixation and stimulation effects. The
melakukan penyelidikan dan analisis. Journal of CreaTive Behavior, 48(1), 1–12.
Nilai rata-rata hasil belajar pada indikator https://doi.org/ 10.1002/jocb.37
mengevaluasi (C5) meningkat dari pretest ke posttest Ampo, I. (2021). Pemanfaatan media dan sumber belajar
lebih tinggi terjadi pada kelas eksperimen daripada abad 21. Paedagogia: Jurnal Pendidikan, 9(2), 93-
kelas kontrol. Penerapan model PBL membuat proses 112. https://doi.org/10.24239/pdg.Vol9.Iss2.72
pembelajaran tidak monoton karena melibatkan siswa Aliyah, H. (2017). Pengembangan model pembelajaran
secara aktif baik fisik maupun mental untuk tematik berbasis proyek untuk meningkatkan
memecahkan permasalahan yang dikonstruksi dalam kemampuan berpikir kreatif siswa. Jurnal
bentuk pertanyaan dalam diskusi kelompok sehingga Pendidikan Dasar, 8(2), 36–50.
menyebabkan peningkatan penguasaan konsep dan http://doi.org/10.21009/JPD
hasil belajar siswa (Rha'ifa et al., 2019). Kegiatan diskusi Barrett, T., & Moore, S. M. (2011). New approaches to
kelompok akan melatih kemampuan argumentasi siswa. problem-based learning. New York: Routledge.
Seperti yang dijelaskan oleh (Magdalena, 2016), bekerja Budiawati, I. J., Sukarso, A., Yamin, M., & Jufri, A. W.
dalam kelompok akan membantu siswa untuk (2023). Penggunaan media animasi powtoon
mengembangkan argumentasi dan pengajaran timbal dalam meningkatkan keterampilan berpikir
balik. Adanya interaksi timbal balik akan kreatif siswa pada materi biologi SMA. Jurnal
memaksimalkan pemahaman siswa dan menajamkan Ilmiah Profesi Pendidikan, 8(4), 2408–2414.
kemampuan analisisnya terhadap solusi dari https://doi.org/10.29303/jipp.v8i4.1707
pemecahan masalah yang disajikan, kemudian siswa Dole, J. A., & Sinatra, G. M. (2018). The influence of
akan dapat mengevaluasi proses dari pemecahan problem-based learning on students’
masalah tersebut, sehingga siswa dapat understanding of complex scientific concepts.
mengembangkan dan menyajikan hasil diskusinya Journal of Research in Science Teaching, 55(4), 493-
dengan baik melalui kegiatan presentasi. Kegiatan 511. https://doi.org/10.1002/tea.21404
presentasi di depan kelas saat menyajikan hasil diskusi Elizabeth, A., Sigahitong, M., Fisika, P. P., Nipa, U. N., &
akan dapat membuat siswa lebih memahami lagi No, J. K. (2018). Pengaruh model problem based
permasalahan dan materi agar penampilannya di depan learning terhadap kemampuan berpikir kreatif
kelas tidak mengecewakan (Utomo et al., 2014). peserta didik SMA. 6, 67–76.
https://doi.org/10.33394/j-ps.v6i2.1044
Kesimpulan Harahap, Y. K., Simbolon, P., & Siregar, N. (2019).
Pengaruh penggunaan model pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan problem based learning terhadap kemampuan
bahwa terdapat pengaruh penerapan model problem berpikir kreatif siswa biologi di kelas X SMA
based learning (PBL) terhadap keterampilan berpikir negeri 1 angkola barat. Jurnal Edugenesis,
kreatif siswa kelas XI IPA di MAN 1 Mataram terutama 02(April), 936–950.
pada aspek kelancaran (fluency) dan fleksibilitas Hadi, Y. S., Setiadi, D., & Yani, A. (2023). Penerapan
(flexibility) untuk mata pelajaran biologi materi sistem model pembelajaran problem based learning
ekskresi . Hal ini disebabkan oleh pendekatan PBL yang (pbl) dengan pola lesson study untuk
memberikan ruang bagi siswa untuk berinovasi dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.
mengembangkan ide-ide baru secara mandiri.
501
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

Journal of Classroom Action Research, 5(4), 455– Mahanani, N. L., Rinanto, Y., & Probosari, R. M. (2017).
459. https://doi.org/10.29303/jcar.v5i4.5487 Peningkatan kemampuan berpikir flexibility dan
Hapsari, R. A., Rahmawati, N. ., & Setiadi, D. . (2023). elaboration siswa kelas XII MIPA I melalui
Penerapan model pembelajaran problem based problem based learning di SMAN X surakarta.
learning (PBL) untuk meningkatkan hasil Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains
belajar peserta didik kelas XI MIPA 3 SMAN 2 (SNPS), 21, 187–192.
Mataram. Journal of Classroom Action Research, https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps/
5(4). https://doi.org/10.29303/jcar.v5i4.5760 article/view/11412
Herdiawan, H., Langitasari, I., & Solfarina, S. (2019). Nofida, A., & Arif, S. (2020). The Effect of problem based
Penerapan PBL untuk meningkatkan learning (pbl) model based on audio visual
keterampilan berpikir kreatif siswa pada media to creative thinking skills of students.
konsep koloid. EduChemia (Jurnal Kimia Dan Insecta: Integrative Science Education and Teaching
Pendidikan), 4(1), 24. Activity Journal, 1(1), 59.
https://doi.org/10.30870/educhemia.v4i1.4867 https://doi.org/10.21154/insecta.v1i1.2057
Hmelo-Silver, C. E., & Barrows, H. S. (2017). Facilitating Palupi, W. D., Fadiawati, N., & Diawati, C. (2019).
and assessing learning in problem-based Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa
learning environments. Instructional Science, sma menggunakan model pembelajaran
45(4), 475-488. https://doi.org/10.1007/s11251- berbasis masalah pencemaran oleh limbah cair
017-9430-2 tahu. 8(2). http://dx.doi.org/10.23960/jpmipa
Ilmi, M., & Lagiono. (2019). Pengaruh model problem Prince, M. (2004). Does active learning work? A review
based learning terhadap hasil belajar kognitif of the research. Journal of Engineering Education,
dan berpikir kritis siswa kelas X MIA SMAN 2 93(3), 223–231. https://doi.org/10.1002/j.2168-
kandangan pada konsep ekosistem. Jurnal 9830.2004.tb00809.x
Pendidikan Hayati, 5(2), 39–51. Rahayu, A. S., Asfar, A., Asfar, A. (2019). Peningkatan
10.33654/JPH.V5I2.645 kemampuan berfikir luwes siswa melalui
Khoiriyah, A. J., & Husamah, H. (2018). Problem-based penerapan model pembelajaran open time. Hasil
learning: Creative thinking skills, problem- Penelitian, 2019, 412 – 416.
solving skills, and learning outcome of seventh http://118.98.121.208/index.php/snp2m/articl
grade students. JPBI (Jurnal Pendidikan Biologi e/download/1980/1823
Indonesia), 4(2), 151–160. Rahayu, R., Iskandar, S., & Abidin, Y. (2022). Inovasi
https://doi.org/10.22219/jpbi.v4i2.5804 pembelajaran abad 21 dan penerapannya di
Koh, G. C. H., Khoo, H. E., Wong, M. L., & Koh, D. R. indonesia. Jurnal Basicedu, 6(2), 2099–2104.
(2016). The effectiveness of problem-based https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2082
learning on development of critical thinking, Rha'ifa, F. A., Khairuddin, K., & Merta, I. W. (2019).
problem-solving skills, and knowledge Perbedaan hasil belajar ipa biologi
retention: A review of systematic reviews. BMC menggunakan model reciprocal learning dan
Medical Education, 16, 229. problem based learning. Jurnal Pijar Mipa, 14(1),
https://doi.org/10.1186/s12909-016-0736-6 107–112.
Lestari, D. D., Ansori, I., & Karyadi, B. (2017). Penerapan https://doi.org/10.29303/jpm.v14i1.973
model PBL untuk meningkatkan kinerja dan Sannomiya, M., & Yamaguchi, Y. (2016). Creativity
kemampuan berpikir kritis siswa sma. Diklabio: training in causal inference using the idea post-
Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, exposure paradigm: Effects on idea generation
1(1), 45–53. in junior high school students. Thinking Skills
https://doi.org/10.33369/diklabio.1.1.45-53 and Creativity, 22(July 2015), 152–158.
Magdalena, R. (2016). Penerapan model pembelajaran https://doi.org/10.1016/j.tsc.2016.09.006
problem based learning (PBL) serta Saryogo, M. H. (2016). Penerapan model problem based
pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi learning dalam proses pembelajaran standar
siswa SMA negeri 5 kelas xi kota samarinda kompetensi mengukur dengan alat ukur
tahun ajaran 2015. Proceeding Biology Education mekanik presisi di kelas X SMK negeri kudu
Conference, 13(1), 299–306. jombang. Jptm, Volume 05, 84–90.
https://jurnal.uns.ac.id/prosbi/article/view/ Savery, J. . (2006). Overview of problem-based learning:
5728 Devinition and distinction interdisciplinary.

502
Journal of Clasroom Action Research Agustus 2024, Volume 5 Nomor 4, 494-503

Journal Problem-Based Learning, 1(1), 9–20. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(3), 467–475.
https://doi.org/10.7771/1541-5015.1002 https://doi.org/10.29303/jipp.v6i3.268
Savery, J. R., & Duffy, T. M. (2019). Problem-Based Sukarso, A., Artayasa, I. P., Bahri, S., & Azizah, A. (2022).
Learning: An introduction to key elements. Provision of creative teaching materials in
Interdisciplinary Journal of Problem-Based improving creative disposition and creative
Learning, 13(1), 8-20. thinking skills of high school students. Jurnal
https://doi.org/10.7771/1541-5015.1818 Penelitian Pendidikan IPA, 8(6), 2728–2736.
Sawu, M. R. F. ., Sukarso, A. ., Lestari, T. A. ., & https://doi.org/10.29303/jppipa.v8i6.2514
Handayani, B. S. . (2023). The effect of STEM Sumarta, I. G. B. (2017). Pengaruh pembelajaran berbasis
learning in building creative dispositions and masalah berbantuan mind map terhadap
creative thinking skills of junior high school keterampilan berpikir kreatif dan hasil belajar
students. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 9(8), biologi pada peserta didik SMK. Jurnal Ilmiah
6219–6229. Pendidikan dan Pembelajaran, 1(1), 68-77.
https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i8.4180 Tomi Utomo, Dwi Wahyuni, dan S. H. (2014). Pengaruh
Schmidt, H. G., Loyens, S. M. M., Van Gog, T., & Paas, F. model pembelajaran berbasis masalah (problem
(2007). Problem-based learning is compatible based learning) terhadap pemahaman konsep
with human cognitive architecture: dan kemampuan berpikir kreatif siswa (siswa
Commentary on Kirschner, Sweller, and Clark kelas VIII semester gasal SMPN 1
(2006). Educational Psychologist, 42(2), 91–97. sumbermalang kabupaten situbondo tahun
https://doi.org/10.1080/00461520701263350 ajaran 2012/2013). Jurnal Edukasi Unej, 1, 5–9.
Sihaloho, R. R., Sahyar, S., & Ginting, E. M. (2017). The https://doi.org/10.4271/902340
effect of problem based learning (PBL) model Torrance, E. P. (1979). An Instructional model for
toward student’s creative thinking and problem enhancing incubation. The Journal of Creative
solving ability in senior high school. IOSR Behavior, 13(1), 23–35.
Journal of Research & Method in Education Trijaya, R. (2020). Pengaruh model PBL terhadap
(IOSRJRME), 07(04), 11–18. kemampuan berpikir kreatif ditinjau dari
https://doi.org/10.9790/7388-0704011118 kemandirian belajar siswa. Prosiding Seminar
Strobel, J., & van Barneveld, A. (2009). When is pbl more Dan Diskusi Pendidikan
effective? A meta-synthesis of meta-analyses http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/psdpd
comparing pbl to conventional classrooms. /article/view/17794%0Ahttp://journal.unj.ac.
Interdisciplinary Journal of Problem-Based id/unj/index.php/psdpd/article/download/1
Learning, 3(1). https://doi.org/10.7771/1541- 7794/9436
5015.1046 Wakano, H., Tamaela, K., Namakule, U., Selehulano, K.,
Suhariami, Y., Hariani, L. S., & Firdaus, R. M. (2019). & Sopratu, P. (2020). Penerapan model
Berpikir kritis : student centered learning (scl) pembelajaran problem based learning untuk
dan reciprocal teaching. Jurnal Riset Pendidikan meningkatkan penguasaan konsep materi
Ekonomi, 4(1), 1–8. ruang lingkup biologi di SMA negeri 51 maluku
https://doi.org/10.21067/jrpe.v4i1.3775 tengah. Biodik, 6(4), 468–475.
Sulistiyono, Mahanal, & Saptasari. (2017). Penerapan https://doi.org/10.22437/bio.v6i4.10965
model pembelajaran berbasis proyek terhadap Yuan, H., & Zhang, X. (2020). Effectiveness of problem-
pemahaman konsep kimia dan keterampilan based learning in nursing education: A
berpikir kritis. Jurnal Ilmiah Pendidikan dan systematic review and meta-analysis.
Pembelajaran Biologi, 2(1), 10-14. International Journal of Nursing Studies, 109,
Supriatna, E. (2020). Penerapan model pembelajaran 103611.
problem based learning (PBL) untuk https://doi.org/10.1016/j.ijnurstu.2020.103611
meningkatkan hasil belajar siswa. Journal of Yusup, I. R. (2018). Kesulitan guru pada pembelaran
Classroom Action Research, 2(1), 15–19. biologi tingkat madrasah/sekolah di provinsi
https://doi.org/10.29303/jcar.v2i1.398 jawa barat (Studi kasus wilayah priangan
Sukarso, A. A., & Muslihatun, M. (2021). timur). Jurnal Bioeduin : Program Studi Pendidikan
Mengembangkan keterampilan berpikir kreatif, Biologi, 8(2), 34–42.
sikap dan kemampuan bekerja ilmiah melalui https://doi.org/10.15575/bioeduin.v8i2.3187
pembelajaran praktikum proyek riset otentik.

503

Anda mungkin juga menyukai