Uji Kompaksi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIK MEKANIKA TANAH

UJI KOMPAKSI

Dosen Pengampu: Dra. Daryati, M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 1

Daftar Anggota Kelompok:

1. Ahmad Mudakir (1503619012)


2. Fina Luthfiyah (1503619005)
3. Hevi Triayunna (1503619006)

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
UJI KOMPAKSI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 TEORI DASAR
Tanah di alam terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau
tanpa kandungan bahan organik. Butiran-butiran tersebut dapat dengan mudah
dipisahkan satu sama lain dengan analisis gradasi butiran. Material ini berasal
dari pelapukan batuan, baik secara fisik maupun kimia. Sifat-sifat teknis tanah,
kecuali oleh sifat batuan induk yang merupakan material asal, juga dipengaruhi
oleh unsur-unsur luar yang menjadi penyebab terjadinya pelapukan batuan
tersebut. Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara,air, dan bahan padat. Udara
dianggap tidak mempunyai pengaruh teknis, sedangkan air sangat
mempengaruhi sifat-sifat teknis tanah. Ruang diantara butiran-butiran, sebagian atau
seluruhnya dapat terisi oleh air atau udara. Tanah dikatakan dalam kondisi jenuh
apabila rongga tersebut terisi air seluruhnya. Tanah pada kondisi jenuh sebagian
(partially saturated) apabila rongga terisi udara dan air. Tanah kering adalah tanah
yang tidak mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol.
Dasar teori hubungan antara kadar air dan kepadatan kering tanah dapat
diperolehdengan metode pemadatan tumbuk. Pada kadar tertentu, air akan
berfungsi sebagai pelumas yang membantu proses pemadatan tanah. Akan tetapi,
setelah kadar air melebihi kadar air yang memberikan dry unit weight maksimum,
maka air tersebut tidak lagi berfungsi sebagai pelumas. Penambahan air pada kondisi
yang sudah melebihi batas ini justru akan mengurangi dry unit weight. Kadar air
ketika tanah mencapaidry unit weight maksimum disebut sebagai kadar air optimum.
Dalam uji tumbukan beberapa sampel tanah dicampur dengan jumlah kadar air yang
berbeda-beda (dari kadar air terendah hingga ke kadar air tertinggi). Kemudian
masing-masing sampel dengan kadar air yang berbeda dipadatkan dalam cetakan
dan ditimbang.

1.2 Tujuan
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kadar air dan
nilai kepadatan tanah. Dapat disebut juga proctor test dandapat dilakukan secara
standard maupun modified. Pemeriksaan ini juga dapat ditentukan kadar airoptimum untuk
harga berat isi kering maksimum.

BAB II. ALAT DAN BAHAN


a. Alat
1. Tabung standar proctor dan collar dengan diameter 102 mm dan tinggi 11,5cm
2. Penumbuk (rammer) dengan diameter 50,88 mm dan berat sekitar 2,6 kg serta
tinggi jatuh 30 cm
3. Cawan alumunium
4. Timbangan digital dan manual
5. Oven pemanas
6. Saringan nomor 4
7. Palu karet
8. Kuas
9. Bejana besar
10. Cawan poselen beserta penumbuk
11. Alat untuk menggulung tanah
12. Paku diameter 3 mm
13. Spatula
14. Gelas ukur
15. Sendok semen
16. Plastik

b. Bahan
1. Air Suling
2. Benda uji : tanah

BAB III. LANGKAH PENGUJIAN


A. Persiapan Benda Uji
1. Keringkan tanah sampai kering permukaan hingga gembur, kemudian tumbuk
menggunakan palu karet, tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan no 4
dengan jumlah tanah 15 kg
2. Sebelum benda diuji digunakan praktikum, terlebih dahulu diuji kadar air batas
plastis sampel tanah tersebut
3. Masukkan beberapa sampel tanah ke cawan porselen, campurkan dengan air lalu
aduk dan tumbuk sampai merata (homogen)
4. Jika sudah homogen, ambil contoh tanah kurang lebih 8 gram
5. Buat gulungan tanah diatas keramik sampai mencapai batangan dengan diameter
3 mm (sama dengan diameter paku)
6. Contoh tanah yang tepat pada diameter 3 mm sudah menunjukan retak –retak,
lalu buat 3 gulungan dengan cara yang sama
7. Masukan ke cawan lalu timbang dan uji kadar airnya
8. Keringkan didalam oven pemanas
9. Timbang kembali setelah di oven pemanas, lalu hitung kadar air plastis ke3 sampel
tersebut
10. Setelah kadar batas air plastis tanah tersebut didapatkan benda uji dibagimenjadi 6
bagian
11. Berat tiap bagian 2 kg, lalu dicampur air yang sudah ditentukan dan diaduksampai
rata, penambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai berikut
12. Ada 3 contoh dicampur air dibawah kadar air optimum (20%); sampel A sebanyak
14% berat tanah (280 gram); sampel B sebanyak 16% berat tanah (320 gram);
sampel C sebanyak 18% berat tanah (360 gram)
13. Ada 3 contoh dicampur air diatas kadar air optimum (20%); sampel D sebanyak
22% berat tanah (440 gram); sampel E sebanyak 24% berat
tanah (480 gram); sampel E sebanyak 26% berat tanah (520 gram), perbedaan kadar
air benda uji masing – masing 1 – 3%
14. Sampel tanah dicampur dengan air yang sudah ditentukan), diaduk sampai merata,
lalu masing – masing benda uji setelah dicampur dengan air masukkan kedalam
plastik dan disimpan selama 12 jam atau sampai tanahjenuh
B. Percobaan dengan Standar Proctor
1. Lepaskan collar (tabung tambahan) dari proctor
2. Timbang cetakan dan alasnya, berat cetakan dan alas (1.136 gr)
3. Cetakan leher dan keeping dijadikan satu dan ditempatkan pada alasyang
kokoh.
4. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi 1/3 tinggi tabung
5. Ambil salah satu dari contoh tanah, diaduk dan dipadatkan dengan cara
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standard 2,5 kg dengan tinggi jatuh
30,5cm (tiga putaran 25 tumbukan)
6. Memasukan sampel tanah kke dalam tabung setinggi 2/3 tinggi tabung.
7. Tanah dipadatkan dalam 3 putaran dengan 25 tumbukan
8. Memasukan sampel tanah ke dalam tabung setinggi tabung atau minimallebih
tinggi dari mold. (lapisan ketiga)
9. Tanah dipadatkan dalam 3 putaran dengan 25 tumbukan
10. Potong kelebihan tanah dari bagian keliing leher dengan pisau (spatula)dan
lepaskan leher sambung
11. Gunakan alat perata untuk meratakan kelebihan tanah sehingga betul-betul rata
dengan permukaan cetakan.
12. Bersihkan sisa-sisa pasir yang menempel.
13. Timbang cetakan yang berisi benda uji (5.893 gr)
14. Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian kecil untuk pemeriksaankadar air.
15. Ulangi langkah tersebut pada 5 sampe tanah yang lain

BAB IV. HASIL PERHITUNGAN


A. Data Praktikum
1. Kadar air batas plastis sebelum Praktikum
Sampel Cawan 1 2 3
Berat cawan 13,5 gram 13,3 gram 13,7 gram
Berat tanah basah + Cawan (W2) 87,5 gram 97,7 gram 93,9 gram
Berat tanah kering + Cawan (W3) 80 gram 86 gram 89 gram
Kadar Air (W) 11,278 % 16,1 % 6,5 %
(W2 – W3)/(W3– W1)×100%

Dari data di atas, kadar air batas plastis pada sampel tanah rata-rata yang
dipergunakan untuk perhitungan adalah sebesar

11,278 % + 16,1 % + 6,5 %


= 11,29 %
3
2. Kadar air setelah compaction
Tanah yang sudah mengalami compaction dikeluarkan dari mold dengan bantuan
extruder. Diambil tanah bagian tengah dari layer atas, tengah, dan bawah.
Kode Sampel 1 2 3
Berat Cetakan + alas (W1) 3900 gr 3900 gr 3900 gr
𝑊𝑤 11,278 16,1 6,5
Kadar Air (𝑊𝑛 = × 100%)
𝑊𝑠 % % %

B. Analisis Perhitungan
1. Menentukan Kerapatan Basah atau Berat Volume Tanah Kondisi Basah
(𝜸𝒘𝒆𝒕)

𝛾 𝑊2−𝑊1
𝑤𝑒𝑡= 𝑉
Keterangan :
W2 = Berat Tanah + Mold + Alas
W1 = Berat Tanah + Mold
V = Volume tabung Standard Proctor berdiameter 10,2 cm, tinggi 11,5 cm
1
= 4 𝜋 𝑥 10,22 𝑥 11,5

= 939,3 𝑐𝑚3
𝛾𝑤𝑒𝑡 = Berat volume tanah kondisi basah

Kode Sampel 1 2 3
Berat Tanah + Mold (W1) 8350 gr 6650 gr 4050 gr
Berat Tanah + Mold + Alas (W2) 8550 gr 6850 gr 5150 gr
Berat Volume Tanah 0,213 0,213 0,213
KondisiBasah (𝛾𝑤𝑒𝑡) 𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
⁄𝑐𝑚3 ⁄𝑐𝑚3 ⁄𝑐𝑚3

2. Menentukan Kerapatan Kering atau Berat Volume Tanah Kondisi Kering


(𝜸dry)
𝒚𝒘𝒆𝒕
𝜸𝒅𝒓𝒚 =
(𝟏+𝝎)
Keterangan
𝛾wet = Berat Volume tanah kondisi basah
𝛾dry = Berat volume tanah kondisi kering
𝜔 = kadar air
Kode Sampel 1 2 3
Berat Volume 0,191 0,183 0,200
Tanah KondisiKering 𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
⁄𝑐𝑚3 ⁄𝑐𝑚3 ⁄𝑐𝑚3
(γdry)
Berat Volume Tanah 0,213 0,213 0,213
Kondisi 𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
⁄𝑐𝑚3 ⁄𝑐𝑚3 ⁄𝑐𝑚3
Basah (γwet)
3. Menentukan Berat Volume Tanah Kondisi ZAV (𝜸𝒁𝑨𝑽)
𝑮𝒔 × 𝒚𝒘 𝒚𝒘
𝜸𝒁𝑨𝑽 = =
(𝟏 + 𝝎 × 𝑮𝒔) (𝒘 + 𝟏 )
𝑮𝒔
Keterangan
𝜸𝒁𝑨𝑽 = Berat Volume Kondisi Kering, zav
𝜸𝒘 = Berat isi air (1 gr/cm3)
𝝎 = Kadar air
𝑮𝒔 = Specific gravity (2,64)
Kode sample 1 2 3
Berat Volume Tanah 0,4333 0,3946 0,4800
Kondisi ZAV (γZAV) 𝒈𝒓 𝒈𝒓 𝒈𝒓
⁄𝒄𝒎𝟑 ⁄𝒄𝒎𝟑 ⁄𝒄𝒎𝟑

Tabel Hasil Pengujian Kepadatan Tanah Dengan Standard Proctor


Berat
Tabung Berat Vol.
Kadar Air Berat Vol. Berat Vol.
No dantanah Kering ZAV
(𝑚) Total (γwet) Kering (γdry)
basah (γZAV)
(W2)
𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
1 5925,5 gr 11,278 % 0,213 ⁄𝑐𝑚3 0,191 ⁄𝑐𝑚3 0,4336 ⁄𝑐𝑚3
𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
2 5929 gr 16,1 % 0,213 ⁄𝑐𝑚3 0,183 ⁄𝑐𝑚3 0,3946 ⁄𝑐𝑚3
𝑔𝑟 𝑔𝑟 𝑔𝑟
3 5937 gr 6,5 % 0,213 ⁄𝑐𝑚3 0,200 ⁄𝑐𝑚3 0,4800 ⁄𝑐𝑚3

GRAFIK
HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN BERAT VOLUME KERING

GRAFIK HUBUNGAN ANTARA KADAR AIR DAN BERAT


VOLUME KERING ZAV
kadar air Yzav

60%

50%
0,48
0,4336
40% 0,3946

30%

20%
16%
10% 11%
7%
0%
1 2 3
Dari Grafik Tersebut, Maka Hasil Pengujian Standard Proctor: γwet = 0,213 gr/cm3 pada
penambahan air sebesar 𝑚 = 13 %

BAB VI. PENUTUP


Uji Kompaksi tanah adalah salah satu kegiatan praktikum untuk mengetahui sifat-
sifatdaya dukung tanah. Tujuan uji kompaksi sendiri adalah untuk menentukan nilai
kerapatan kering (γ dry ) dan kadar air optimun (𝑚 optimum ) dari suatu sempel tanah.
Dengan dilakukannya praktikum ini, peserta didik diharapkan jauh lebih memahami uji
kompaksi ini dan juga dapat mengaplikasikannya didalam laboratorium maupun ketika
dilapangan nantinya. Adapun hasil yang didapat dalam kegiatan praktikum ini adalah:
• Kadar air optimum (𝑚 optimum ) yang didapatkan dari uji kompaksi yang dilakukan
sebesar 13%.
𝑔𝑟
• Nilai kerapatan kering (γ dry ) yang didapatkan sebesar 0,183 ⁄𝑐𝑚3
𝑔𝑟
• Nilai kerapatan basah (γwet ) yang didapatkan sebesar 0,213 ⁄𝑐𝑚3
𝑔𝑟
• Nilai volume kering (γZAV) yang didapatkan sebesar 0,3946 ⁄𝑐𝑚3

BAB V. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai