123 SOP Cutaneus Larva Migrant

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

SPO CUTANEUS LARVA MIGRANS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit:
Halaman :

PUSKESMAS Nama Kepala


ABCD Puskesmas

Pengertian No. ICPC-2 : D96 Worms/other parasites


No. ICD-10 : B76.9 Hookworm disease, unspecified
Tingkat Kemampuan 4A
Masalah Kesehatan
Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan
kulit berupa peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok,
menimbul dan progresif, yang disebabkan oleh invasi larva cacing
tambang yang berasal dari anjing dan kucing. Penularan melalui
kontak langsung dengan larva. Prevalensi Cutaneus Larva Migran
di Indonesia yang dilaporkan oleh sebuah penelitian pada tahun
2012 di Kulon Progo adalah sekitar 15%.
Tujuan Semua pasien cutaneus larva migrans yang datang ke
Puskesmas ABC mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
prosedur
Kebijakan Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Karanglewas
nomor : 440/C.VII/SK/06/I/2016 Tentang Kebijakan Pelayanan
Klinis Puskesmas Karanglewas
Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan
Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal
infeksi, lesi berbentuk papul yang kemudian diikuti dengan lesi
berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus menjalar
memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah
terpajan.

Faktor Risiko
Orang yang berjalan tanpa alas kaki, atau sering berkontak
dengan tanah atau pasir.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)
SPO CUTANEUS LARVA MIGRANS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit:
Halaman :

Pemeriksaan Fisik Patognomonis


Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear
atau berkelok-kelok meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm
per hari.

Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong,


genital dan tangan.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang khusus tidak ada.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik.

Diagnosis Banding
Dermatofitosis, Dermatitis, Dermatosis

Komplikasi
Dapat terjadi infeksi sekunder.

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki
dan sarung tangan pada saat melakukan aktifitas yang
berkontak dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
2. Terapi farmakologi dengan Albendazol 400 mg sekali
sehari, selama 3 hari.
3. Untuk mengurangi gejala pada penderita dapat dilakukan
penyemprotan Etil Klorida pada lokasi lesi, namun hal ini
tidak membunuh larva.
4. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan
tatalaksana pioderma.

Konseling dan Edukasi


Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan
SPO CUTANEUS LARVA MIGRANS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SPO
Tanggal Terbit:
Halaman :

menjaga kebersihan diri.

Kriteria Rujukan
Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik
dengan terapi.

Peralatan
Lup

Prognosis
Prognosis umumnya bonam. Penyakit ini bersifat self-limited,
karena sebagian besar larva mati dan lesi membaik dalam 2-8
minggu, jarang hingga 2 tahun.
Diagram Alur
Unit terkait
Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai