Kelompok 2 Manajemen

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Standar Global untuk Kompetensi

Bidan dan Kompetensi Essensial


Kebidanan Indonesia
kelompok 2:
1.Ade Fitri​​( P05140321001)
2. Forara Sari​​( P05140321014)
3. Khairia​​( P05140321017)
4. Putri Ramadhani​​( P05140321024)
5. Yemi Rahmadania​( P05140321036)
Standar Kompetensi Global Kebidanan
Standar Kompetensi Bidan terdiri atas 7 (tujuh) area
kompetensi yang diturunkan dari gambaran tugas,
peran, dan fungsi Bidan.

Standar Kompetensi Bidan ini dilengkapi dengan daftar


pokok bahasan, masalah, dan keterampilan klinis. Fungsi
utama ketiga rincian tersebut sebagai pedoman bidan
melakukan praktik kebidanan dan pedoman bagi institusi
pendidikan kebidanan dalam mengembangkan kurikulum
pendidikan kebidanan.
Standar Kompetensi Global Kebidanan
Kompetensi Bidan terdiri dari 7 (tujuh) area kompetensi
meliputi:
(1) Etik legal dan keselamatan klien,
(2) Komunikasi efektif,
(3) Pengembangan diri dan profesionalisme,
(4) Landasan ilmiah praktik kebidanan,
(5) Keterampilan klinis dalam praktik kebidanan,
(6) Promosi kesehatan dan konseling, dan
(7) Manajemen dan kepemimpinan.
Kompetensi Essensial dalam Kebidanan
Indonesia :
A. Standar Kompetensi Bidan
B. Pengetahuan Dasar
C. Pengetahuan Tambahan
D. Keterampilan Dasar
E. Keterampilan Tambahan
Contoh penerapannya:
Bidan harus mengetahui indikator komplikasi persalinan seperti ketika tali
pusat melilit. Biasanya kebanyakan orang awam langsung memotong tali
pusat begitu saja dan tidak menggunakan alat yang steril. Disini bidan
juga dituntut untuk bisa mengetahui manajemen fisiologi dan prinsip
manajemen aktif kala III (ketika plasenta lahir).Bidan harus mempunyai
kemampuan untuk member pelayanan yang bukan hanya memprioritaskan
materi keuangan. Yang mampu memberi upaya keselamatan tau member
ketenangan kepada ibu yang akan bersalin ataupun kepada keluarga yang
mendampingi agar proses persalinan lancar dan tidak terjadi kericuhan
ataupun kegelisahan pada kedua belah pihak. Melakukan tindakan
persalinan yang mengutamakan keselamatan dan kenyamanan, memberikan
fasilitas yang memadai dan mendukung.
Contoh penerapannya :
Bidan harus memberikan asuhan menyusui yang benar. Misalnya dengan
menerapkan Rooming in yaitu dimana ibu dan anak tidak dipisahkan
setelah persalinan dan bayi dibersihkan terlebih dulu, dengan bayi
ditelungkupkan di dada ibu agar terjadi hubungan positif antara batin
ibu dan anak. Setelah itu berikan teknik menyusui yang benar dengan
posisi simetris antara putting susu dan bayi, jangan sampai hidung
tertekan atau tertutup, karena biasanya kebanyakan orang tidak
memperhatikan posisi menyusui sehingga banyak kejadian bayi
meninggal tak terduga akibat posisi menyusui yang tidak benar. Selain
itu, berikan juga pengetahuan tentang pemberian ASI dan mendukung
pelaksanaan pemberian ASI ekslusif yaitu sampai bayi berusia 6.
lanjutan :
BiBerikan pengetahuan bagaimana dan kapan harus memandikan bayi
baru lahir. Kebanyakan orang langsung meandikannya, sebenarnya untuk
mencegah terjadinya hipotermia bayi dimandikan setelah 4-6 jam setelah
ia lahir. Karena dalam tubuh bayi terdapat putih lemak yang berfungsi
untuk melindungi bayi yang sedang transisi dari rahim ke luar rahim. Lalu,
kita juga harus memberikan penyuluhan tentang pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang normal serta asuhannya. Kondisi bayi baru lahir
akan mengalami kebutuhan nutrisi yang bermutu tinggi, apalagi dengan
kondisi dia yang mudah sekali terkena penyakit. Tidak hanya sang ibu
saja yang harus memenuhi kebutuhan nutrisinya, maka peran bidan disini
yaitu dengan melakukan pendekatan pada sang ibu dan keluarga agar
klien lebih peduli akan perkembangan sang bayi, apalagi dimasa yang
emas ini.
kesimpulan
Standar komptensi bidan yang didalamnya terdapat pengetahuan dasar,
pengetahuan tambahan, keterampilan dasar, dan keterampilan. Ada 9 standar
kompetensi bidan yang terdiri dari pengetahuan keterampilan yang membentuk
dasar pengasuhan berkualitas sesuai budaya, prakonsepsi KB dan keschatani,
asuhan konseling selama kehamilan, asuhan tambahan selama hamil dan kehamilan,
pengasuhan pada ibu nifas dan menyusui, pengasuhan pada bayi baru lahir,
pengasuhan padabayi dan balita, kebidanan komunitas dan pengasuhan pada
ibu/wanita dengan gangguan reproduksi. Fakta di lahan praktek banyak terjadi
gambaran antara teori dengan kenyataan. tambahan.merupakan modal seorang
bidan untuk menjalankan pelayanan.
- Terima Kasih -

Anda mungkin juga menyukai