Laporan Pelaksanaan Pengembangan Unit Produksi Kewirausahaan 2022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PELAKSANAAN PROGRAM
PENGEMBANGAN UNIT PRODUKSI
KEWIRAUSAHAAN

SMP NEGERI 3 PAYAKUMBUH


DINAS PENDIDIKAN
KOTA PAYAKUMBUH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, Laporan Pelaksanaan Program Pengembangan Unit Produksi
Kewirausahaan SMP Negeri 3 Payakumbuh dapat diselesaikan. Penulisan program
ini adalah sebagai laporan pengelolaan sekolah dalam mengembangkan unit
produksi kewirausahaan peserta didik.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.

Payakumbuh, November 2022


Kepala SMP Negeri 3 Payakumbuh

M. Isral, S.Pd
NIP. 197209072006041014

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1


B. Pengertian Kewirausahaan ......................................................... 2
C. Tujuan Kewirausahaan ............................................................... 4
D. Faktor Penentu Keberhasilan Usaha ........................................... 5

BAB II PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI KEWIRAUSAHAAN


DI SMP NEGERI 3 PAYAKUMBUH ........................................... 10
A. Koperasi Siswa ........................................................................... 10
B. Budidaya HISASE (Hidroponik Sayur Sederhana) .................... 10
C. KERTASE (Kerajinan Tangan Sederhana) ................................ 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12

A. Penutup ....................................................................................... 12
B. Saran ........................................................................................... 12

Lampiran

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan pintu gerbang generasi penerus bangsa untuk


membentuk pribadi yang unggul, baik secara individu maupun kelompok.
Kewirausahaan sebagai salah satu alternatif solusi dalam mengembangkan
segala potensi bangsa kini dapat diajarkan melalui pembelajaran di sekolah.
Hal ini ini diperkuat oleh pendapat Ir. Ciputra dalam Yasar (2010: 79), bahwa
jumlah entrepreneur minimal dua persen dari polupasi suatu bangsa, mampu
mendobrak dan mendorong kemajuan ekonomi. Saat ini, bangsa kita mulai
menggalakkan pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah, agar para
siswa dapat siap mental dan berkompetensi setelah keluar dari dunia sekolah
dan masuk kedalam dunia kerja.
Pendidikan kewirausahaan ini alangkah baiknya dimulai dari lingkup
pendidikan dasar, dan menengah seperti halnya di SMP. Kewirausahaan untuk
siswa SMP bukan bermaksud untuk mempekerjakan anak, namun
menanamkan nilai-nilai kewirausahaan sejak dini.
Nilai-nilai kewirausahaan mengandung karakter-karakter baik dalam
kehidupan anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Wibowo(2010: 22) bahwa
pendidikan kewirausahaan seharusya memang dilakukan sejak dini diajarkan
di jenjang awal pendidikan yaitu taman kanak-kanak peserta didik dan
menengah. Tentunya materi yang disampaikan disesuaikan dengan jenjang
pendidikan dan usia siswa.
Jiwa entrepreneurship ini memberikan kontribusi yang positif
bagi kehidupan anak. Pendapat Sandiaga Uno dalam Wardhana (2013:141)
menyatakan bahwa kewirausahaan bertujuan untuk menjadikan seseorang
menjadi lebih baik, bukan semata- mata membuat seseorang menjadi kaya.
Melalui pendidikan kewirausahaan ini diharapkan kelak anak dapat
mandiri dan memberikan kesempatan bekerja bagi orang lain. Jiwa

1
entrepreneurship ini dapat melatih anak untuk mampu bertindak dan bersikap
cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Ciputra (2009: 12)
juga menyebutkan bahwa salah satu kategori entrepreneurship adalah
academic entrepreneur, hal ini menggambarkan akademisi yang mengajar
atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil
menjaga tujuan mulia pendidikan.
Sebagai bentuk academic entrepreneur, dicontohkan oleh kegiatan
pendidikan kewirausahaan sekolah, misalnya dengan memberikan tugas
kepada siswa peserta didik untuk mengamati dan terjun langsung pada kegiatan
usaha di sekitar mereka. Para orang tua siswa juga ikut mendukung adanya
program dari sekolah tersebut, dan menilai baik untuk mengembangkan
potensi anak, yang sebelumnya berpendapat bahwa kewirausahaan ini baru
bisa diajarkan ketika anak dewasa kelak.

B. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah tentang kerjasama dengan orang lain, karena
kewirausahaan juga berbicara tentang bagaimana memberikan manfaat bagi
orang lain. Pengertian kewirausahaan secara umum adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang
bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu
keberanian untuk melakukan upaya memenuhi kebutuhan hidup yang
dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan
segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain.
Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994)
kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
Pengertian kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997)
adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan

2
mengembangkan usaha. Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (1959)
bahwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996)
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha.
Pengertian kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989)
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting
mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras
dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk
mewujudkan gagasannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
inovatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai lebih untuk dirinya,
keluarga dan masyarakat dalam kegiatan usahanya dengan cara bekerja
sama dengan orang lain serta manfaatkan segala potensi yang dimiliki
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Pakar kepribadian dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta
Bangsa Mien Rachman Uno dalaam Wijatno (2009: 125) menyebutkan
bahwa untuk menjadi wirausahawan handal, dibutuhkan karakter seperti
kemampuan untuk:
1. berkomunikasi dengan baik
2. membawa diri di berbagai lingkungan,
3. menghargai waktu (time orientation),
4. mempunyai rasa empati,
5. mau berbagi dengan orang lain,
6. dapat mengatasi stress,
7. dapat mengendalikan emosi, dan
8. dapat membuat keputusan.

3
C. Tujuan Kewirausahaan
Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya:
1. berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang
baik dengan kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon
wirausaha untuk membangun jaringan bisnis yang lebih baik.
2. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan negaranya
3. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta
orientasi kewirausahaan yang kokoh.
4. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri-ciri kewirausahaan
disekitarnya terutama dalam masyarakat.
5. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika
dalam kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat
tercapai.
6. Membantu orang lain dan berbagi dengan sesama.

Tujuan Kewirausahaan juga terdapat dan terintegrasi ke dalam


pembelajaran mata pelajaran tertentu, kegiatan intrakurikuler, kegiatan
kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan yang bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan
nilai-nilai yang ada dalam pendidikan kewirausahaan adalah pengembangan
nilai-nilai dari ciri-ciri seorang wirausaha. Menurut para ahli kewirausahaan,
ada banyak nilai-nilai kewirausahaan yang mestinya dimiliki oleh peserta didik
maupun warga sekolah yang lain. Namun, di dalam pengembangan model
naskah akademik ini dipilih beberapa nilai-nilai kewirausahaan yang
dianggap paling pokok dan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik sebanyak 17 (tujuh belas) nilai. Beberapa nilai-nilai kewirausahaan
beserta diskripsinya yang akan diintegrasikan melalui pendidikan
kewirausahaan adalah sebagai berikut:
1. Mandiri
2. Kreatif

4
3. Berani mengambil resiko
4. Berintegrasi pada tindakan
5. Kepemimpinan
6. Kerja keras
7. Jujur
8. Disiplin
9. Inovatif
10. Tanggungjawab
11. Kerja keras
12. Pantang menyerah
13. Komitmen
14. Realistis
15. Rasa ingin tahu
16. Komunikatif
17. Motivasi kuat untuk sukses
Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan
tersebut di atas tidak serta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus
oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama
implementasi nilai-nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu :
1. Mandiri
2. Kreatif
3. Berani mengambil resiko
4. Berorientasi pada tindakan
5. Kepemimpinan
6. Kerja Keras

D. Faktor Penentu Keberhasilan Usaha


Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat anak untuk
berwirausaha adalah
1. Kemauan

5
Kemauan merupakan suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu
untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan
adanya kemauan seseorang untuk berwirausaha, ini merupakan suatu hal
baik
2. Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada
sesuatu. Saat ada ketertarikan maka terdapat daya juang dari diri seseorang
untuk meraih apa yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, jika anak tertarik untuk berwirausaha maka anak dapat
dikatakan pula bahwa anak tersebut memiliki minat untuk berwirausaha.
Ketertarikan ini muncul dapat dikarenkan banyak hal, misal karena hobby
dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.
3. Lingkungan Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama, maka orang tualah yang banyak
memberikan pengaruh dan warna kepribadian anak. Orang perlu
mengambil peran untuk mendorong anak menemukan minat dan bakat
yang dimiliki anak. Selain itu, orang tua diharapkan ikut mengevaluasi dan
mengapresiasi kerja keras anak, agar mereka merasa diperhatikan dan
disayangi oleh orangtua sepenuhnya.
4. Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru, dimana proses
pendidikan di sekolah merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan
untuk diterapkan anak dalam kehidupan bermasarakat. Guru dalam
proses mendidik dan membimbing siswa juga dapat memberikan motivasi
kepada siswa untuk menumbuhkan minatnya. Dlam hal ini, tentunya
sekolah memiliki konsep untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan
sejak dini dengan cara menanamkan nilai- nilai kewirausahaan. Mendidik
anak menjadi seorang wirausahawan tidak dalam hitungan satu, dua, dan
tiga bulan saja, melainkan harus menjadi sebuah proses yang panjang dan
sistematis.

6
Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi minat anak
berwirausaha tersebut, maka sekolah sebagai lembaga formal wajib
membimbing siswa, mengarahkan, dan menanamkan pendidikan
kewirausahaan sejak dini. Melalui pembelajaran sehari hari, guru dapat
memahami karakter anak, minat anak, dan potensi anak. Jika mereka
memiliki keinginan untuk berwirausaha kelak, maka sebagai guru harus
memotivasi cita- cita mereka tesebut.
Tidak bisa dipungkiri, mungkin tidak semua siswa senang berwirausaha,
namun paling tidak sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan guna
menyalurkan nilai-nilai kebaikan dari memiliki jiwa entreprenurship.
Sesuai pembahasan sebelumnya, karakter wirausaha yang dapat
ditanamkan kepada siswa SMP Negeri 3 Payakumbuh dapat dimulai dari
karakter-karakter baik, seperti, kreatif, mandiri, leadership,
mampu memecahkann masalah, tidak mudah putus asa, mampu
mengelola uang, dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Hal penting dalam kewirausahaan adalah:
a. kreatif. Jiwa kreatif; dalam pendidikan kewirausahaan ini meliputi
kreatif dalam menemukan dan mengaplikasikan ide penambahan nilai
guna dari suatu barang dan jasa. Guru dapat mengembangkan jiwa
kreatif anak dengan memberikan tugas mengeksplorasi barang-
barang yang dianggap tidak ada nilai gunanya, atau kebutuhan
kebutuhan masyarakat akan jasa. Lalu siswa diberikan tugas untuk
memberikan ide agar barang yang awalnya dinilai sepele menjadi
sesuatu yang lebih berharga dan dapat menghasilkan keuntungan,
misalnya siswa membangun kreativitas dari kain perca yang diubah
menjadi berbagai bentuk kerajinan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari- hari. Siswa diberi kesempatan untuk membuat
sendiri kerajinan dari kain perca tersebut dan guru.
b. Karakter mandiri sangat penting juga sebagai bekal kehidupan anak,
karena anak yang mandiri mampu mengatasi persoalan yang dihadapi.
Penumbuhan karakter mandiri sebenarnya dapat dimulai dari

7
lingkungan keluarga. Orang tua dapat menumbuhkan sikap mandiri
sejak usia 2 tahun, dengan mengajari anak untuk berpakaian sendiri,
makan sendiri, mandi sendiri, dan lain- lain. Orang tua hendaknya
tidak banyak melarang anak untuk melakukan berbagai
aktivitassendiri, agar mereka berani dan mandiri. Anak yang terlalu
banyak mendapatkan sikap protektif dari keluarga cenderung menjadi
anak yang penakut dan tidak mandiri.
c. Keterampilan memecahkan masalah memiliki keterkaitan dengan
pentingnya sikap mandiri pada anak. Anak yang mandiri biasanya
dengan mudah memiliki solusi untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Guru dapat memberikan berbagai tugas pemecahan masalah
yang berbasis masalah sosial di sekitar siswa. Siswa diminta untuk
mengesplorasi dan menemukan masalah yang ada, mengidentifikasi
penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah itu, yang pada
akhirnya siswa mampu memberikan solusi pemecahan. Kendati solusi
yang dipilih anak mungkin belumm menjadi keputusan yang terbaik,
setidaknya guru mengapresiasi atas tindakan mereka memberikan
solusi. Berdasarkan neuroscience, menyebutkan bahwa bermain juga
merupakan salah satu cara anak dalam mempelajari problem solving.
Penelitian tersebut membandingkan kemampuan problem solving
anak yang lebih sering bermain dengan permainan konvergen
seperti puzzle dengan anak yang bermain dengan permainan divergen
seperti balok kayu. Hasilnya, anak yang bermain dengan permainan
divergen lebih kreatif dalam mencari pemecahan masalah. Contoh
permaianan lain yang juga memiliki manfaat pada kemaampuan
problem solving adalah permaianan sandiwara. Permainan
pura-pura ini sering dilakukan oleh anak, misalnya anak berpura pura
menjadi dokter yang memeriksa pasiennya. Penelitian menunjukkan
bahwa anak yang sering melakukan permainan sandiwara memiliki
kemampuan problem solving yang baik, dan anak yang memiliki
kemampuan problem solving yang baik cenderung menyukai

8
permainan sandiwara. Jadi, ini dapat dijadikan ide bagi guru untuk
mengaplikasikan berbagai permainan kreatif dalam pembelajaran
untuk dapat mengasah kemampuan anak dalam memecahkan
masalah.
d. Mampu berinteraksi dengan orang lain.
Sangkanparan (2012: 112) penelitian menemukan bahwa 69% - 90%
kegagalan dalam dunia bisnis adalah kegagalan dalam hubungan
antar manusia. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi guru
untuk mengajarkan anak bagaimana berinteraksi yang baik dan benar
dengan orang lain. Dari aspek bahasa yang diucapkan, anak diajarkan
untuk mampu berkomunikasi yang santun, jelas, dan tidak berkata
kotor ketika berbicara dengan orang lain. Menghargai orang lain
ketika berbicara, tidak menyela, dan selalu menjaga perasaan orang
lain juga wajib dipahami oleh anak. Dalam mengajarkan seni
komunikasi yang efektif kepada anak, dapat dilakukan dengan
kegiatan apapaun asalkan kegiatan tersebut mendorong anak
untuk berbicara dan mendengarkan. Kegiatan itu bisa berupa
cerita/story telling, menelpon seseorang, menceritakan kembali
dengan kata- katanya sendiri, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya diharapkan anak-anak akan memahami bahwa
mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang lain akan
menciptakan hubungan yang harmonis.

9
BAB II
LAPORAN PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI
KEWIRAUSAHAAN

Dalam laporan pelaksanaan kegiatan, hal yang dilaporkan harus mencakup


tujuan dan manfaat serta apa saja kegiatan dari awal hingga akhir pelaksanaannya
secara rinci. Hal ini untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan dalam acara
tersebut sudah tepat sasaran atau belum, serta untuk melihat apakah diperlukan
perbaikan untuk pelaksanaan kedepannya.
Selain itu laporan pelaksanaan kegiatan harus sesuai dengan program yang
sudah dibuat dan ditargetkan sebelumnya. Jika ada ketidaksesuaian atau ketidak
terlaksanaan harus di jelaskan secara rinci dan menyeluruh terkait alas an mengapa
tidak sesuai atau tyidak terlaksana sesuai dengan program yang sudah
direncanakan. Untuk itu dalam hal ini akan dijelaskan bahwa program unit produksi
kewirausahaan yang sudah direncanakan dan ditetapkan pada sekolah SMP Negeri
3 Payakumbuh dinyatakan ada yangbterlaksana dan ada yang tidak dapat terlaksana
sesuai dengan waktu dan rencana kegiatannya, dikarenakan keterbatasan personil
dan waktu pelaksanaan kegiatan, proses kewirausahaan yang sudah
direncanakan yang sudah terlaksana dan yang belum dapat dilaksankan sesuai
program yang dibuat adalah:

A. Koperasi Siswa
Sudah terlaksana, dibuka setiap hari senin sampai jum’at jam 08.00 sampai
jam 12.30

B. Budidaya HISASE (Hidroponik Sayur Sederhana)


Tidak terlaksana karena karena tidak cukupnya personil dan waktu pelaksaan.

C. KERTASE (Kerajinan Tangan Sederahana)

10
Tidak terlaksana karena karena tidak cukupnya personil dan waktu
pelaksanaan

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan nilai/jiwa kewirausahaan diharapkan mampu mendobrak


mental generasi penerus bangsa agar tidak mudah putus asa dalam
menghadapi tantangan kehidupan, serta siap bersaing secara cerdas dengan
negara lain. Sekali lagi, guru sebagai agen perubahan bangsa
bertanggungjawab dalam mengembangkan segala potensi dan minat anak,
khususnya bidang kewirausahaan.
Mencetak anak-anak kreatif dan mampu memecahkan permasalahan
merupakan dambaan bagi setiap guru dan orang tua. Jadi, mulai saat ini mari
bersama-sama membangun bangsa dari penanaman nilai-nilai baik dari
kewirausahaan ini melalui strategi pembelajaran dan berbagai pengalaman
belajar.
Pepatah mengatakan, Experience is a good teacher, jadi guru
diharapkan jangan menyiaa-nyiakan kesempatan untuk mencerdaskan siswa
melalui pengalaman dan berbagai pelajaran kehidupan. Memberikan
kesempatan penuh kepada siswa untuk memahami lingkungan masyarakat dan
menyiapkan mereka dengan amunisi terbaik berupa sikap mandiri, kreatif,
pandai mengelola uang, pandai berinteraksi, dan leadership.

B. Saran

Beranjak dari hal tesrsebut di atas, sangat diharapkan program unit


produksi kewirausahaan yang sudah dibuat sebelum nya dan belum dapat
terlaksana karena adanya kendala semoga bisa terlaksana untuk tahun
berikutnya.

12
DOKUMENTASI UNIT PRODUKSI KEWIRAUSAHAAN
BAGIAN KOPERASI

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai