Laporan Pelaksanaan Pengembangan Unit Produksi Kewirausahaan 2022
Laporan Pelaksanaan Pengembangan Unit Produksi Kewirausahaan 2022
Laporan Pelaksanaan Pengembangan Unit Produksi Kewirausahaan 2022
PELAKSANAAN PROGRAM
PENGEMBANGAN UNIT PRODUKSI
KEWIRAUSAHAAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, Laporan Pelaksanaan Program Pengembangan Unit Produksi
Kewirausahaan SMP Negeri 3 Payakumbuh dapat diselesaikan. Penulisan program
ini adalah sebagai laporan pengelolaan sekolah dalam mengembangkan unit
produksi kewirausahaan peserta didik.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari
semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan di masa mendatang.
M. Isral, S.Pd
NIP. 197209072006041014
i
DAFTAR ISI
A. Penutup ....................................................................................... 12
B. Saran ........................................................................................... 12
Lampiran
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
entrepreneurship ini dapat melatih anak untuk mampu bertindak dan bersikap
cerdas dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Ciputra (2009: 12)
juga menyebutkan bahwa salah satu kategori entrepreneurship adalah
academic entrepreneur, hal ini menggambarkan akademisi yang mengajar
atau mengelola lembaga pendidikan dengan pola dan gaya entrepreneur sambil
menjaga tujuan mulia pendidikan.
Sebagai bentuk academic entrepreneur, dicontohkan oleh kegiatan
pendidikan kewirausahaan sekolah, misalnya dengan memberikan tugas
kepada siswa peserta didik untuk mengamati dan terjun langsung pada kegiatan
usaha di sekitar mereka. Para orang tua siswa juga ikut mendukung adanya
program dari sekolah tersebut, dan menilai baik untuk mengembangkan
potensi anak, yang sebelumnya berpendapat bahwa kewirausahaan ini baru
bisa diajarkan ketika anak dewasa kelak.
B. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah tentang kerjasama dengan orang lain, karena
kewirausahaan juga berbicara tentang bagaimana memberikan manfaat bagi
orang lain. Pengertian kewirausahaan secara umum adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang
bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
Menurut Drs. Joko Untoro bahwa kewirausahaan adalah suatu
keberanian untuk melakukan upaya memenuhi kebutuhan hidup yang
dilakukan oleh seseorang, atas dasar kemampuan dengan cara manfaatkan
segala potensi yang dimiliki untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi dirinya dan orang lain.
Pengertian kewirausahaan menurut Ahmad Sanusi (1994)
kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil
bisnis.
Pengertian kewirausahaan menurut bapak Soeharto Prawiro (1997)
adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai usaha dan
2
mengembangkan usaha. Pengertian kewirausahaan menurut Drucker (1959)
bahwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Pengertian kewirausahaan menurut Zimmerer (1996)
adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan usaha.
Pengertian kewirausahaan menurut Siswanto Sudomo (1989)
Kewirausahaan atau entrepreneurship adalah segala sesuatu yang penting
mengenai seorang wirausaha, yakni orang yang memiliki sifat bekerja keras
dan berkorban, memusatkan segala daya dan berani mengambil risiko untuk
mewujudkan gagasannya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kewirausahaan adalah sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif,
inovatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam
rangka meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai lebih untuk dirinya,
keluarga dan masyarakat dalam kegiatan usahanya dengan cara bekerja
sama dengan orang lain serta manfaatkan segala potensi yang dimiliki
untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Pakar kepribadian dan Presiden Direktur Lembaga Pendidikan Duta
Bangsa Mien Rachman Uno dalaam Wijatno (2009: 125) menyebutkan
bahwa untuk menjadi wirausahawan handal, dibutuhkan karakter seperti
kemampuan untuk:
1. berkomunikasi dengan baik
2. membawa diri di berbagai lingkungan,
3. menghargai waktu (time orientation),
4. mempunyai rasa empati,
5. mau berbagi dengan orang lain,
6. dapat mengatasi stress,
7. dapat mengendalikan emosi, dan
8. dapat membuat keputusan.
3
C. Tujuan Kewirausahaan
Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya:
1. berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang
baik dengan kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon
wirausaha untuk membangun jaringan bisnis yang lebih baik.
2. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan negaranya
3. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta
orientasi kewirausahaan yang kokoh.
4. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri-ciri kewirausahaan
disekitarnya terutama dalam masyarakat.
5. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika
dalam kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat
tercapai.
6. Membantu orang lain dan berbagi dengan sesama.
4
3. Berani mengambil resiko
4. Berintegrasi pada tindakan
5. Kepemimpinan
6. Kerja keras
7. Jujur
8. Disiplin
9. Inovatif
10. Tanggungjawab
11. Kerja keras
12. Pantang menyerah
13. Komitmen
14. Realistis
15. Rasa ingin tahu
16. Komunikatif
17. Motivasi kuat untuk sukses
Implementasi dari 17 (tujuh belas) nilai pokok kewirausahaan
tersebut di atas tidak serta merta secara langsung dilaksanakan sekaligus
oleh satuan pendidikan, namun dilakukan secara bertahap. Tahap pertama
implementasi nilai-nilai kewirausahaan diambil 6 (enam) nilai pokok, yaitu :
1. Mandiri
2. Kreatif
3. Berani mengambil resiko
4. Berorientasi pada tindakan
5. Kepemimpinan
6. Kerja Keras
5
Kemauan merupakan suatu kegiatan yang menyebabkan seseorang mampu
untuk melakukan tindakan dalam mencapai tujuan tertentu. Dengan
adanya kemauan seseorang untuk berwirausaha, ini merupakan suatu hal
baik
2. Ketertarikan
Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat kepada
sesuatu. Saat ada ketertarikan maka terdapat daya juang dari diri seseorang
untuk meraih apa yang ingin dicapai.
Dalam hal ini, jika anak tertarik untuk berwirausaha maka anak dapat
dikatakan pula bahwa anak tersebut memiliki minat untuk berwirausaha.
Ketertarikan ini muncul dapat dikarenkan banyak hal, misal karena hobby
dan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.
3. Lingkungan Keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam menumbuhkan minat anak. Orang tua
merupakan pendidik pertama dan utama, maka orang tualah yang banyak
memberikan pengaruh dan warna kepribadian anak. Orang perlu
mengambil peran untuk mendorong anak menemukan minat dan bakat
yang dimiliki anak. Selain itu, orang tua diharapkan ikut mengevaluasi dan
mengapresiasi kerja keras anak, agar mereka merasa diperhatikan dan
disayangi oleh orangtua sepenuhnya.
4. Lingkungan Sekolah
Pendidikan di sekolah menjadi tanggung jawab guru, dimana proses
pendidikan di sekolah merupakan bekal pengetahuan dan keterampilan
untuk diterapkan anak dalam kehidupan bermasarakat. Guru dalam
proses mendidik dan membimbing siswa juga dapat memberikan motivasi
kepada siswa untuk menumbuhkan minatnya. Dlam hal ini, tentunya
sekolah memiliki konsep untuk melaksanakan pendidikan kewirausahaan
sejak dini dengan cara menanamkan nilai- nilai kewirausahaan. Mendidik
anak menjadi seorang wirausahawan tidak dalam hitungan satu, dua, dan
tiga bulan saja, melainkan harus menjadi sebuah proses yang panjang dan
sistematis.
6
Berdasarkan berbagai faktor yang mempengaruhi minat anak
berwirausaha tersebut, maka sekolah sebagai lembaga formal wajib
membimbing siswa, mengarahkan, dan menanamkan pendidikan
kewirausahaan sejak dini. Melalui pembelajaran sehari hari, guru dapat
memahami karakter anak, minat anak, dan potensi anak. Jika mereka
memiliki keinginan untuk berwirausaha kelak, maka sebagai guru harus
memotivasi cita- cita mereka tesebut.
Tidak bisa dipungkiri, mungkin tidak semua siswa senang berwirausaha,
namun paling tidak sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan guna
menyalurkan nilai-nilai kebaikan dari memiliki jiwa entreprenurship.
Sesuai pembahasan sebelumnya, karakter wirausaha yang dapat
ditanamkan kepada siswa SMP Negeri 3 Payakumbuh dapat dimulai dari
karakter-karakter baik, seperti, kreatif, mandiri, leadership,
mampu memecahkann masalah, tidak mudah putus asa, mampu
mengelola uang, dan dapat berinteraksi dengan orang lain.
Hal penting dalam kewirausahaan adalah:
a. kreatif. Jiwa kreatif; dalam pendidikan kewirausahaan ini meliputi
kreatif dalam menemukan dan mengaplikasikan ide penambahan nilai
guna dari suatu barang dan jasa. Guru dapat mengembangkan jiwa
kreatif anak dengan memberikan tugas mengeksplorasi barang-
barang yang dianggap tidak ada nilai gunanya, atau kebutuhan
kebutuhan masyarakat akan jasa. Lalu siswa diberikan tugas untuk
memberikan ide agar barang yang awalnya dinilai sepele menjadi
sesuatu yang lebih berharga dan dapat menghasilkan keuntungan,
misalnya siswa membangun kreativitas dari kain perca yang diubah
menjadi berbagai bentuk kerajinan yang dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari- hari. Siswa diberi kesempatan untuk membuat
sendiri kerajinan dari kain perca tersebut dan guru.
b. Karakter mandiri sangat penting juga sebagai bekal kehidupan anak,
karena anak yang mandiri mampu mengatasi persoalan yang dihadapi.
Penumbuhan karakter mandiri sebenarnya dapat dimulai dari
7
lingkungan keluarga. Orang tua dapat menumbuhkan sikap mandiri
sejak usia 2 tahun, dengan mengajari anak untuk berpakaian sendiri,
makan sendiri, mandi sendiri, dan lain- lain. Orang tua hendaknya
tidak banyak melarang anak untuk melakukan berbagai
aktivitassendiri, agar mereka berani dan mandiri. Anak yang terlalu
banyak mendapatkan sikap protektif dari keluarga cenderung menjadi
anak yang penakut dan tidak mandiri.
c. Keterampilan memecahkan masalah memiliki keterkaitan dengan
pentingnya sikap mandiri pada anak. Anak yang mandiri biasanya
dengan mudah memiliki solusi untuk memecahkan masalah yang
dihadapi. Guru dapat memberikan berbagai tugas pemecahan masalah
yang berbasis masalah sosial di sekitar siswa. Siswa diminta untuk
mengesplorasi dan menemukan masalah yang ada, mengidentifikasi
penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah itu, yang pada
akhirnya siswa mampu memberikan solusi pemecahan. Kendati solusi
yang dipilih anak mungkin belumm menjadi keputusan yang terbaik,
setidaknya guru mengapresiasi atas tindakan mereka memberikan
solusi. Berdasarkan neuroscience, menyebutkan bahwa bermain juga
merupakan salah satu cara anak dalam mempelajari problem solving.
Penelitian tersebut membandingkan kemampuan problem solving
anak yang lebih sering bermain dengan permainan konvergen
seperti puzzle dengan anak yang bermain dengan permainan divergen
seperti balok kayu. Hasilnya, anak yang bermain dengan permainan
divergen lebih kreatif dalam mencari pemecahan masalah. Contoh
permaianan lain yang juga memiliki manfaat pada kemaampuan
problem solving adalah permaianan sandiwara. Permainan
pura-pura ini sering dilakukan oleh anak, misalnya anak berpura pura
menjadi dokter yang memeriksa pasiennya. Penelitian menunjukkan
bahwa anak yang sering melakukan permainan sandiwara memiliki
kemampuan problem solving yang baik, dan anak yang memiliki
kemampuan problem solving yang baik cenderung menyukai
8
permainan sandiwara. Jadi, ini dapat dijadikan ide bagi guru untuk
mengaplikasikan berbagai permainan kreatif dalam pembelajaran
untuk dapat mengasah kemampuan anak dalam memecahkan
masalah.
d. Mampu berinteraksi dengan orang lain.
Sangkanparan (2012: 112) penelitian menemukan bahwa 69% - 90%
kegagalan dalam dunia bisnis adalah kegagalan dalam hubungan
antar manusia. Berdasarkan hal tersebut, penting bagi guru
untuk mengajarkan anak bagaimana berinteraksi yang baik dan benar
dengan orang lain. Dari aspek bahasa yang diucapkan, anak diajarkan
untuk mampu berkomunikasi yang santun, jelas, dan tidak berkata
kotor ketika berbicara dengan orang lain. Menghargai orang lain
ketika berbicara, tidak menyela, dan selalu menjaga perasaan orang
lain juga wajib dipahami oleh anak. Dalam mengajarkan seni
komunikasi yang efektif kepada anak, dapat dilakukan dengan
kegiatan apapaun asalkan kegiatan tersebut mendorong anak
untuk berbicara dan mendengarkan. Kegiatan itu bisa berupa
cerita/story telling, menelpon seseorang, menceritakan kembali
dengan kata- katanya sendiri, dan lain sebagainya.
Pada akhirnya diharapkan anak-anak akan memahami bahwa
mengucapkan kata-kata yang baik kepada orang lain akan
menciptakan hubungan yang harmonis.
9
BAB II
LAPORAN PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI
KEWIRAUSAHAAN
A. Koperasi Siswa
Sudah terlaksana, dibuka setiap hari senin sampai jum’at jam 08.00 sampai
jam 12.30
10
Tidak terlaksana karena karena tidak cukupnya personil dan waktu
pelaksanaan
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DOKUMENTASI UNIT PRODUKSI KEWIRAUSAHAAN
BAGIAN KOPERASI
13
14
15