Jurnal Pendidikan Inklusif Syahruddin, S.PD
Jurnal Pendidikan Inklusif Syahruddin, S.PD
Jurnal Pendidikan Inklusif Syahruddin, S.PD
PENDIDIKAN INKLUSIF
OLEH
SYAHRUDDIN, S.Pd
SDN 66 KUTA KOTA BIMA
LPTK.UNIVERSITAS MANADO
Pendidikan Inklusif
Pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang memberikan akses kepada semua
peserta didik, termasuk mereka yang memiliki kelainan, bakat istimewa, atau potensi
tertentu, untuk mengikuti pendidikan dan pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan
yang sama dengan peserta didik lainnya.
Pendidikan inklusif bertujuan memastikan bahwa semua siswa, termasuk yang memiliki
kebutuhan khusus, mendapatkan akses yang sama ke pendidikan berkualitas. Aksi nyata
dalam pendidikan inklusif penting untuk:
1. Memenuhi Hak Pendidikan: Menjamin hak setiap anak untuk mendapatkan pendidikan
tanpa diskriminasi.
2. Menghargai Keberagaman: Meningkatkan kesadaran dan penerimaan terhadap
perbedaan di antara siswa.
3. Mengatasi Hambatan: Menyediakan dukungan dan adaptasi untuk mengatasi hambatan
dalam pembelajaran.
4. Meningkatkan Pengajaran: Mendorong metode pengajaran yang kreatif dan fleksibel.
5. Dukungan Sosial dan Emosional: Memperhatikan kesejahteraan emosional dan sosial
siswa.
6. Mengurangi Stigma: Mengatasi stigma dan diskriminasi terhadap siswa dengan
kebutuhan khusus.
7. Keterampilan Hidup: Mempersiapkan siswa untuk hidup di masyarakat yang beragam.
Secara keseluruhan, di sekolah kami tidak ditemukan peserta didik dengan kebutuhan
khusus berupa disabilitas. Namun, beberapa peserta didik mengalami gangguan keterlambatan
belajar, atau yang sering disebut slow learner, dan hiper aktif. Oleh karena itu, saya merasa
tertantang untuk merancang pendekatan pembelajaran bersama rekan sejawat guna mengatasi
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik tersebut.
Rencana Kegiatan Pembelajaran
1. Memberikan keterbukaan kepada siswa dengan kebutuhan khusus untuk bertanya tentang
apa yang belum mereka ketahui, apa yang mereka inginkan dalam belajar, dan apa yang
mereka butuhkan selama proses pembelajaran (Assessment Diagnostic).
2. Memberikan perhatian tambahan secara khusus kepada peserta didik dengan kebutuhan
khusus dalam berbagai hal agar mereka lebih memahami materi yang dipelajari.
3. Melakukan pengulangan pada proses pembelajaran mengenai materi yang telah diajarkan
agar peserta didik dengan kebutuhan khusus dapat memahaminya secara perlahan. Hal ini
juga bisa dilakukan dengan memberikan jam tambahan setelah sekolah, seperti
melibatkan teman sebaya sebagai tutor dalam pembelajaran ekstra.
4. Membangun komunikasi yang baik dengan orang tua untuk memastikan sekolah dan
orang tua dapat bekerja sama dalam memantau dan mendukung perkembangan anak
dengan kebutuhan khusus.
Dokumentasi Kegiatan
Kegiatan diskusi untuk merancang perubahan yang berdampak besar dalam menciptakan
lingkungan belajar yang lebih inklusif dengan rekan sejawat melibatkan beberapa langkah
berikut:
Dokumentasi kegiatan