Pengembangan Sumber Daya Aparatur

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULU AN

A. Latar Belakang

Sangat disadari oleh suatu bangsa dan Negara manapun bahwa

aparatur Negara atau birokrasi pemerintahan Negara memegang peranan

yang sangat vital dan strategis dalam menjalankan roda pemerintahan

Negara. Baik-buruknya, efektif tidaknya suatu pemerintahan sangat

tergantung pada mesin Birokrasi sebagai penyelenggara pemerintahan

Negara yang bersangkutan dalam hal ini aparatur sipil Negara.

Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan teknologi informasi

dan komunikasi telah membuat dunia seolah-olah tanpa batas (Borderless

Work). Dalam sekejap setiap peristiwa penting yang terjadi pada satu

belahan dunia dapat diketahui oleh warga masyarakat dibelahan dunia

lainnya. Tentu ini adalah sinyal bahwa tantangan yang akan dihadapi oleh

birokrasi pemerintahan dimasa depan akan semakin besar dan kompleks.

Hal ini menuntut birokrasi pemerintahan untuk bagaiamana kemudian

memberikan respon terhadap beraneka ragam perubahan yang akan terjadi

dalam lingkungan masyrakat. Oleh karena itu, salah satu penting dan

strategis dalam merespons perubahan terjadi yaitu dengan menata Sumber

Daya Manusia dalam birokrasi pemerintahan, agar tetap eksis dan mampu

bersaing secara positif dalam kancah nasional maupun global.

1
2

Salah satu upaya pemerintah dalam pembenahan penyelenggaraan

pemerintahan Negara yang patut menjadi perhatian besar bagi seluruh

elemen masyarakat di Indonesia adalah adanya arah kebijakan Pemerintah

dalam melakukan reformasi Birokrasi. Arah kebijakan tersebut mulai

diterapkan sejak ditetapkannya PERPRES No. 81 tahun 2010 tentang

Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025 dan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 20 Tahun

2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014. Reformasi

Birokrasi dipandang perlu untuk diterapkan sebab Birokrasi di Indonesia

masi memiliki banyak permasalahan tak lebih lagi pada masalah sumber

daya aparatur yang dimiliki oleh Birokrasi. Menurut dokumen Evaluasi

Kebijakan Reformasi Birokrasi (2013), Birokrasi di Indonesia setidaknya

terdapat 7 poin permasalahan yang sering kali memperoleh perhatian dan

kritikan tajam, diantaranya yakni; (1) Buruknya pelayanan public, (2)

Besarnya angka kebocoran anggaran, (3) Sulitnya koordinasi antar

instansi, (4) Kewenangan antar instansi yang mengalami tumpah tindih,

(5) Birokrasi yang lamban dan enggan terhadap perubahan, (6)

Melonjaknya legal dan illegal cost, dan terakhir yang tidak kalah penting

adalah (7) Rendahnya profesionalisme dan Kompetensi Aparatur Sipil

Negara (ASN).

Berdasarkan Undang-Undang No 5 Tahun 2014 tentang ASN pasal

70, Pemerintah dipandang perlu untuk memfasilitasi hak SDM aparatur

untuk memperoleh pengembangan kompetensi. Namun sayangnya


3

implementasi dari amanat Undang-Undang itu masih jauh dari harapan.

Hasil riset yang dilakukan oleh Tim Peneliti STIA LAN Makassar (2018)

mengungkapkan bahwa Aparatur Sipil Negara masih sangat kekurangan

aparatur yang memiliki keahlian atau keterampilan yang spesifik dibidang

tertentu. Sementara dalam kajian Arah Kebijakan Pengembangan SDM

aparatur yang diterbitkan oleh Kementrian Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi RI (2017) dijelaskan bahwa masalah

pengembangan SDM aparatur dalam Birokrasi tidak hanya berkutat pada

masalah keterampilan namun terdapat juga masalah pada penempatan

pegawai dalam jabatan yang tidak berdasarkan pada kompetensi (Politisasi

Birokrasi).

Masalah-masalah umum yang sering di jumpai dalam Birokrasi

pemerintahan di Indonesia adalah kendala terkait aparatur Negara yang

kurang berkompeten, buruknya pelayanan, rendahnya motivasi dan

kedisplinan, kurangnya etika, serta rendanya keterampilan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai aparatur Negara. Tak lebih

halnya aparatur dalam lingkup Dinas Parawisata Provinsi Sulawesi Barat,

kenyaataan yang terjadi berkaitan dengan Pengembangan Sumber Daya

Aparatur sebagai mana UU No 5 tahun 2014 pasal 70 masi belum dapat

dikatakan ideal. Banyak masalah yang kemudian terjadi salah satunya

adalah kurangnya kesadaran aparatur dalam menjalankan tugas dan

fungsinya sebagai abdi Negara terkhusus mengenai pengembangan

kualitas diri. Dari hasil observasi awal, ditemukan masalah-masalah yang


4

terjadi dilokasi diantaranya adalah masalah kehadiran pegawai, minimya

kedisiplinan, kurangnya inovasi, rendahnya keterampialan dan

kemampuan manajerial, serta minimnya kompetensi pegawai. Hal ini

sebagai mana diungkapkan oleh Sekda Provinsi Sulawesi Barat Dr.

Muhammad Idris mengatakan bahwa ”Pola kerja pegawai di Pemrov

Sulawesi Barat jika dirata-ratakan masi sangat buruk mulai dari kehadiran,

kedisiplinan, dan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) masi perlu

ditata dan diperhatikan agar benar-benar baik dalam bekerja.”

(Tribunews.com, 2018).

Dalam mengembang amanat reformasi birokrasi dalam hal

sinergitas pembangunan Nasional, Provinsi Sulawesi Barat selain menata

pemerintahan dan menjalankan fungsi-fungsi administrasi serta

pembangunan ekonomi, politik. Pemerintah Sulawesi Barat akan

memfokuskan pada program pengembangan parawisata. Hal ini, Farid

Wajdi selaku Kepala Dinas Parawisata Provinsi Sulawesi Barat

mengungkapkan bahwa pemertintah provinsi Sulawesi barat dalam hal ini

dinas parawisata akan berupaya meningkatkan jumlah kunjungan

wisatawan, mengingat Sulbar kaya akan potensi wisata. Untuk itu sektor

parawisata diharapkan untuk terus melakukan pembenahan sehingga dapat

memberikan sumbangsi yang signifikan terhadap pembangun daerah dan

meningkatkan PAD sulbar. (Antarnews. Sulsel, 2018). Komitmen

pengembangan parawisata tentu tidak akan maksimal dan tidak akan

berjalan efektif jika tidak ditopang oleh kesiapan sumber daya aparatur
5

yang berkompeten, berpengetahuan luas, terampil, profesional, dan

mampu merancang sebuah inovasi jangka panjang dalam hal

pengembangan dan kemajuan daerah.

Sedarmayanti (2017) mengatakan, pengembangan sumber daya

manusia aparatur sispil negara merupakan aktivitas memelihara dan

meningkatkan kompetensi pegawai guna mencapai produktifitas organisasi

dan penguatan daya saing pegawai untuk bekerja dalam menghadapi

beragam tantangan global. Pengembangan pegawai dapat diwujudkan

melalui suatu kegaiatan pendidikan, pelatihan, serta pengembangan karir.

Oleh sebab itu aparatur pemerintah haruslah memiliki karakteristik

diantaranya adalah ketrampilan dan keahlian yang tinggi, wawasan dan

pengetahuan yang luas, bakat dan potensi, kepribadian dan motivasi kerja,

serta yang tak kalah penting ialah moral dan etos kerja yang tinggi.

Sumber Daya Aparatur selain menimbulkan berbagai pertanyaan

tentu memerlukan jawaban dan respon yang tepat untuk bagaimana

merancang dan mengembangkan Sumber Daya yang dimiliki. Hal ini

memerlukan manajemen yang strategis dan bedasar ilmiah serta

mengandung suatu kebijaksanaan dalam pelaksanaannya. Selain itu juga

harus mempertimbangkan keadaan serta kondisi bagaiamana lingkungan

atau budaya suatu Birokrasi. Hal ini membuat para pemimpin puncak

dalam sebuah birokrasi untuk sedikit menguras energi baik fikiran serta

menatalitas untuk bagaiamana kemudian merancang, menata, membina,

dan mengembangkan sumber manusia dalam hal ini aparatur sipil Negara
6

untuk lebih produktif dan berkompeten serta peka terhadap kondisi

maupun perubahan yang terjadi.

Riyadi (2008) mengungkapkan bahwa aparatur pemerintah adalah

suatu perangkat Administrasi Negara yang dimana menjalankan fungsi-

fungsi regulasi, perijinan, pelayanan public, dan pengawasan terhadap

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki. Selain itu, juga memiliki aspek

yang besar untuk membuat suatu kebijakan yang efektif dan tepat sasaran,

berdasarakan kompetensi dan kewenangan yang melekat padanya. Tidak

hanya itu, birokrasi juga sepatutnya memiliki kompetensi-kompetensi

teknis yang spesifik kemudian diterapkan dalam perencanaan

pembangunan, pengelolaan infrastruktur, penyelenggaraan pendidikan,

pengelolaan transportasi dan lain-lain.

Dalam rangka meningkatkan daya saing sebuah Negara dan

pencapaian tujuan Nasional, diperlukan Aparatur Sipil Negara yang

berkompeten dan professional (Sancoko, 2010). Oleh karena itu,

pengembangan sumber daya aparatur kiranya menjadi aspek yang sangat

penting dilakukan untuk meningkatkan kompetensi dan professiona dan

tentunya meningkatkan produktivitas aparatur dan organisasi. Negara

sering kali lupa menempatkan dan menitikberatkan pada pengembangan

sumber daya aparatur. Padahal seharusnya pemerintah bagaiamana

kemudian berupaya untuk lebih besar menekankan pada kegiatan

Pengembangan Sumber Daya Manusia selain menjalankan fungsi

adminsitrasi, ekonomi, dan politik.


7

Kondisi ini menggambarkan betapa pentingnya masalah

pengembangan sumber daya aparatur di dalam tubuh birokrasi.

Berdasarkan berbagai uraian masalah tentang pengembangan sumber daya

aparatur dan mengacu pada Peraturan Pemerintah dengan dasar hukum

Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, menentukan arah

kebijakan untuk pengembangan kompetensi pegawai, menuju

keterampilan dan profesionalisme pegawai. Penulis kemudian tertarik

untuk melakukan penelitian secara mendalam mengenai “Pengembangan

Sumber Daya Aparatur Dinas Parawisata Provinsi Sulawesi Barat”

B. Rumusan Masalah

Berdasrkan uraian dari latar belakang diatas Terkait Pengembangan

Sumber Daya Aparatur Dinas Parawisata Provinsi Sulawesi Barat, maka

permasalahan yang akan diteliti yaitu sebagai berikut : “Bagaiamana

Pengembangan Sumber Daya Aparatur Dinas Parawisata Provinsi

Sulawesi Barat.?”

C. Tujuan Penelitian

Adapaun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

“Pengembangan Sumber Daya Aparatur Dinas Parawisata Provinsi

Sulawesi Barat.”

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


8

1. Manfaat secara teoritis

a. Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, dapat menambah

wawasan bagi penulis maupun para pembaca khususnya mengenai

masalah Pengembangan Sumber Daya Aparatur.

b. Dapat menjadi bahan reverensi atau rujukan bagi para peneliti

berikutnya yang mengangkat fokus yang sama namun dengan

lokus yang berbeda.

2. Manfaat secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi suatu

gagasan penulisan atau rekomendasi bagi pemerintah Provisi Sulawesi

Barat dalam upaya meningkatkan dan mengembangkan Sumber Daya

Aparatur terkhusus Dinas Parawisata Provinsi Sulawesi Barat.

Anda mungkin juga menyukai