UTS POSB - 2418122124 - Putu Diah Pramesti Astasani

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

UJIAN TENGAH SEMESTER

Disusun oleh:
Putu Diah Pramesti Astasani
NIM: 248112124

PROGRAM STUDI MAGISTER FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2024
1. a. Apa yang dimaksud dengan penggunaan obat rasional? Jelaskan!
Jawab :
Penggunaan Obat Rasional adalah penggunaan obat yang tepat
dan efektif sesuai dengan kebutuhan medis pasien. Obat digunakan
dengan cara yang benar, dosis yang tepat, untuk penyakit yang
tepat, dan pada pasien yang tepat. Tujuan utama dari penggunaan
obat rasional adalah untuk memaksimalkan manfaat obat bagi
pasien sambil meminimalkan risiko efek samping yang tidak
diinginkan. Ciri-ciri penggunaan obat rasional yaitu:
 Tepat diagnosis: Obat diberikan setelah diagnosis penyakit
ditegakkan secara akurat.
 Tepat indikasi: Obat yang diberikan sesuai dengan indikasi
penyakit.
 Tepat pemilihan obat: Dipilih obat yang paling efektif dan aman
untuk kondisi pasien.
 Tepat dosis: Dosis obat disesuaikan dengan berat badan, usia,
dan kondisi kesehatan pasien.
 Tepat cara pemberian: Obat diberikan melalui cara yang benar,
baik secara oral, injeksi, atau cara lainnya.
 Tepat pasien: Obat diberikan kepada pasien yang benar dan
sesuai dengan resep dokter.
 Tepat informasi: Pasien diberikan informasi yang lengkap dan
jelas tentang obat yang diberikan, termasuk efek samping yang
mungkin terjadi.
 Waspada terhadap efek samping: Dokter dan pasien selalu
waspada terhadap kemungkinan terjadinya efek samping.
 Tepat biaya: Penggunaan obat yang efisien dan tidak boros.
Penggunaan obat rasional sangat penting karena meningkatkan
efektivitas pengobatan yakni obat akan bekerja lebih optimal dalam
menyembuhkan penyakit. Mencegah resistensi obat, penggunaan
antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan bakteri menjadi
resisten terhadap obat dan mencegah efek samping yakni
penggunaan obat yang rasional dapat meminimalkan risiko
terjadinya efek samping yang berbahaya, serta menghemat biaya,
penggunaan obat yang tepat dapat mengurangi biaya pengobatan.

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan obat?


Jelaskan (score 10).
Jawab:
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Obat:
 Faktor Medis:
- Jenis penyakit: Penyakit kronis cenderung membutuhkan
pengobatan jangka panjang, sementara penyakit akut mungkin
hanya membutuhkan pengobatan sementara.
- Keparahan penyakit: Penyakit yang lebih parah membutuhkan
pengobatan yang lebih intensif.
- Efek samping obat: Kemungkinan terjadinya efek samping
dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam mengonsumsi
obat.
- Interaksi obat: Interaksi antara obat yang berbeda dapat
mempengaruhi efektivitas dan keamanan pengobatan.
 Faktor Sosial:
- Aksesibilitas: Ketersediaan fasilitas kesehatan, apotek, dan
obat-obatan sangat mempengaruhi penggunaan obat.
- Informasi: Ketersediaan informasi yang akurat tentang obat
dapat mempengaruhi keputusan pasien untuk menggunakan
obat.
- Dukungan sosial: Dukungan dari keluarga, teman, dan
komunitas dapat mendorong pasien untuk patuh pada
pengobatan.
- Budaya: Keyakinan dan praktik budaya dapat mempengaruhi
penggunaan obat, misalnya penggunaan obat tradisional.
 Faktor Ekonomi:
- Biaya obat: Harga obat yang tinggi dapat menjadi penghalang
bagi pasien, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan
ekonomi.
- Asuransi kesehatan: Ketersediaan asuransi kesehatan dapat
mempengaruhi kemampuan pasien untuk membeli obat.
 Faktor Psikologis:
- Kepatuhan pasien: Kepercayaan pasien terhadap dokter,
kepatuhan pada pengobatan, dan motivasi untuk sembuh dapat
mempengaruhi penggunaan obat.
- Persepsi risiko: Persepsi pasien terhadap risiko dan manfaat
obat dapat mempengaruhi keputusannya untuk mengonsumsi
obat.
- Kecemasan: Kecemasan yang terkait dengan penyakit atau
efek samping obat dapat mempengaruhi penggunaan obat.

2. Sebutkan dan jelaskan indikator penggunaan obat rasional menurut


WHO? (score 20).
Jawab:
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merumuskan beberapa
indikator untuk menilai penggunaan obat yang rasional di suatu fasilitas
kesehatan. Indikator-indikator ini mencakup berbagai aspek, mulai dari
proses peresepan, pelayanan farmasi, hingga faktor-faktor yang
mendukung penggunaan obat yang baik.
 Indikator Peresepan
- Jumlah rata-rata item obat per resep: Menunjukkan kecenderungan
polifarmasi (penggunaan banyak obat dalam satu resep).
- Persentase penggunaan obat generik: Menunjukkan sejauh mana
obat generik digunakan.
- Persentase penggunaan injeksi: Menunjukkan sejauh mana injeksi
digunakan
- Persentase penggunaan antibiotik: Menunjukkan pola
penggunaan antibiotik, yang seringkali menjadi masalah karena
potensi resistensi.
- Persentase penggunaan obat sesuai formularium atau DOEN:
Menunjukkan kepatuhan terhadap daftar obat yang telah disetujui.
 Indikator Pelayanan Pasien
- Akurasi pengisian resep: Menunjukkan ketepatan apoteker dalam
memberikan obat sesuai resep.
- Ketersediaan obat: Menunjukkan ketersediaan obat yang
dibutuhkan pasien.
- Konseling: Menunjukkan sejauh mana apoteker memberikan
informasi kepada pasien tentang obat yang digunakan.
- Rata-rata lama konsultasi
- Rata-rata lama penyerahan obat
- Persentase obat yang benar-benar diserahkan pasien
- Persentase obat yang diberi etiket secara benar
- Persentase pasien yang mengetahui cara menggunakan obat
dengan benar
 Indikator Fasilitas Pelayanan
- Ketersediaan DOEN, Formularium (Fornas, Formularium
RS/Puskesmas)
- Ketersediaan obat-obat penting (obat indkator)
- Ketersediaan Pedoman pengobatan
 Indikator Komplementer (Tambahan)
- Biaya pengobatan: Mengukur efisiensi penggunaan obat dari segi
biaya.
- Kejadian terkait obat (KTO): Menunjukkan keamanan penggunaan
obat.
- Kepuasan pasien: Mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan farmasi.
- Persentase pasien yang dirawat tanpa obat
- Rata-rata biaya obat per pasien
- Persentase biaya obat yang digunakan untuk antibiotika
- Persentase biaya obat yang digunakan untuk injeksi
- Persentase resep yang sesuai pedoman pengobatan
- Persentase pasien yang puas dengan pelayanan yang diberikan
Dengan menggunakan indikator-indikator ini, kita dapat
mengevaluasi kualitas pelayanan farmasi dengan melihat sejauh mana
pelayanan farmasi telah memenuhi standar, mengidentifikasi masalah
dengan menemukan masalah-masalah yang terkait dengan
penggunaan obat, mengembangkan program perbaikan dengan
membuat program untuk meningkatkan penggunaan obat yang
rasional, membandingkan kinerja dengan membandingkan kinerja
berbagai fasilitas kesehatan.

3. Gambarkan siklus untuk memperbaiki penggunaan obat beserta


penjelasannya dari masing-masing tahapan! (score 20)

Siklus untuk memperbaiki penggunaan obat

1. EXAMINE

4. Follow up Memperbaiki diagnosis 2. Diagnose

3. TREAT

 EXAMINE (Menyelidiki)
- Identifikasi Masalah: Mencari tahu masalah apa yang terjadi
dalam penggunaan obat, misalnya tingkat kepatuhan pasien
rendah, penggunaan antibiotik berlebihan, atau banyaknya
kejadian efek samping obat.
- Kumpulkan Data: Mengumpulkan data yang relevan seperti data
resep, data pasien, data stok obat, dan data kejadian terkait obat
(KTD). Data ini bisa diperoleh dari rekam medis, sistem informasi
farmasi, atau laporan KTD.
- Analisis Data: Menganalisis data untuk mengidentifikasi pola atau
tren yang terkait dengan masalah yang ditemukan. Misalnya, obat
apa yang sering menyebabkan masalah, kelompok pasien mana
yang paling berisiko, atau waktu terjadinya masalah.
- Tahap ini melibatkan penilaian terhadap seluruh proses
penggunaan obat, mulai dari peresepan, dispensasi, hingga
pemantauan efek samping.
 DIAGNOSE (Mendiagnosis)
- Tentukan Penyebab Akar: Mencari tahu mengapa masalah
tersebut terjadi. Apakah karena kurangnya pengetahuan tenaga
kesehatan, keterbatasan akses obat, atau faktor lain
- Evaluasi Terhadap Standar: Membandingkan praktik yang ada
dengan standar yang telah ditetapkan, seperti pedoman
pengobatan, formularium nasional, atau indikator penggunaan
obat rasional dari WHO.
 TREAT (Mengobati)
- Buat Rencana Aksi: Menyusun rencana tindakan yang spesifik,
terukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu (SMART)
untuk mengatasi masalah.
- Implementasi: Melaksanakan rencana aksi yang telah dibuat.
Misalnya, mengadakan pelatihan bagi tenaga kesehatan,
membuat program edukasi untuk pasien, atau memperbaiki sistem
informasi farmasi.
 FOLLOW UP (Tindak Lanjut)
- Monitoring: Melakukan pemantauan secara berkala untuk melihat
apakah tindakan perbaikan yang dilakukan sudah berjalan sesuai
rencana dan efektif.
- Evaluasi: Mengevaluasi hasil yang dicapai. Apakah masalah yang
diidentifikasi sudah teratasi? Jika belum, apa yang perlu
dilakukan?
- Siklus Ulang: Jika masalah belum teratasi sepenuhnya, kembali
ke tahap awal (examine) untuk melakukan penyesuaian dan
perbaikan.

4. a. Bagaimana cara mengidentifikasi penggunaan obat di suatu


unit/fasyankes? Indikator apa yang akan Anda pilih?
Jawab:
Untuk mengidentifikasi penggunaan obat di suatu unit atau
fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes), dilakukan analisis
terhadap data penggunaan obat. Analisis ini bertujuan untuk
mengetahui pola penggunaan obat, mengidentifikasi potensi
masalah, dan mengevaluasi sejauh mana penggunaan obat tersebut
sudah rasional.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Pengumpulan Data:
o Data Resep: Kumpulkan data resep dari semua pasien dalam
periode waktu tertentu. Data ini akan memberikan informasi
mengenai jenis obat yang diresepkan, dosis, frekuensi
pemberian, dan indikasi penggunaan.
o Data Stok Obat: Periksa data stok obat untuk mengetahui
jenis obat yang tersedia, jumlah penggunaan, dan perputaran
obat.
o Data Pasien: Kumpulkan data demografi pasien, riwayat
penyakit, dan pengobatan sebelumnya.
o Data Kejadian Terkait Obat (KTO): Catat semua kejadian yang
berkaitan dengan obat, seperti reaksi alergi, interaksi obat,
atau kesalahan pemberian obat.
2. Analisis Data:
o Hitung Frekuensi Penggunaan: Hitung frekuensi penggunaan
setiap jenis obat untuk mengetahui obat mana yang paling
sering digunakan.
o Hitung Rata-rata Jumlah Obat per Resep: Hitung rata-rata
jumlah obat yang diresepkan per pasien untuk menilai adanya
polifarmasi (penggunaan obat dalam jumlah banyak).
o Hitung Persentase Penggunaan Obat Generik: Hitung
persentase penggunaan obat generik dibandingkan dengan
obat bermerek.
o Hitung Persentase Penggunaan Antibiotik: Hitung persentase
penggunaan antibiotik untuk menilai apakah penggunaan
antibiotik sudah sesuai indikasi.
o Analisis Pola Penggunaan: Analisis pola penggunaan obat
berdasarkan kelompok pasien, jenis penyakit, atau faktor
lainnya.
o Bandingkan dengan Standar: Bandingkan hasil analisis
dengan standar yang telah ditetapkan, seperti pedoman
pengobatan, formularium nasional, dan indikator penggunaan
obat rasional dari WHO.
Indikator yang Dapat Dipilih:
1. Indikator Peresepan:
o Jumlah rata-rata obat per resep
o Persentase penggunaan obat generik
o Persentase penggunaan antibiotik
o Persentase penggunaan obat sesuai dengan daftar obat
esensial nasional (DOEN) atau Formularium
o Persentase penggunaan obat injeksi
2. Indikator Dispensasi:
o Akurasi pengisian resep
o Ketersediaan obat
o Konseling kepada pasien
3. Indikator Penggunaan Obat oleh Pasien:
o Kepatuhan pasien dalam minum obat
o Penggunaan obat secara mandiri
4. Indikator Biaya:
o Biaya obat per pasien
o Biaya total obat per periode
Alat Bantu untuk Analisis:
Untuk memudahkan analisis data, Anda dapat menggunakan
perangkat lunak statistik seperti SPSS atau Microsoft Excel.
Beberapa fasyankes juga telah memiliki sistem informasi farmasi
yang dapat membantu dalam pengumpulan dan analisis data.Tujuan
analisis untuk mengetahui pola penggunaan obat, untuk menilai
apakah penggunaan obat sudah sesuai dengan standar yang
ditetapkan untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait
dengan penggunaan obat, seperti polifarmasi, penggunaan antibiotik
yang tidak rasional, atau kesalahan dalam pemberian obat dan untuk
mengembangkan program perbaikan yang bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Dengan melakukan
analisis penggunaan obat secara berkala memastikan bahwa obat
digunakan secara tepat, efektif, dan aman.

b. Metode apa saja yang digunakan untuk mendiagnosis penyebab


penggunaan obat di suatu faskes termasuk yang rasional atau tidak
rasional?
Jawab:
 Analisis Data Resep
- Kuantitatif: Menghitung frekuensi penggunaan obat, rata-rata
jumlah obat per resep, persentase penggunaan obat generik,
dan persentase penggunaan antibiotik.
- Kualitatif: Menganalisis indikasi penggunaan obat, dosis, durasi
terapi, dan apakah sesuai dengan pedoman pengobatan.
 Wawancara
- Tenaga Kesehatan: Melakukan wawancara dengan dokter,
apoteker, dan perawat untuk mengetahui persepsi mereka
tentang penggunaan obat, kendala yang dihadapi, dan faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan mereka dalam
meresepkan obat.
- Pasien: Melakukan wawancara dengan pasien untuk
mengetahui pemahaman mereka tentang obat yang
dikonsumsi, kepatuhan dalam penggunaan obat, dan adanya
efek samping yang dialami.
 Observasi
- Proses Peresepan: Mengamati langsung proses peresepan
obat untuk melihat apakah ada kesalahan atau ketidaksesuaian
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
- Dispensasi Obat: Mengamati proses dispensasi obat di apotek
untuk melihat apakah obat yang diberikan sesuai dengan resep
dan apakah pasien mendapatkan informasi yang cukup.
 Tinjauan Literatur
- Pedoman Pengobatan: Membandingkan praktik penggunaan
obat di fasyankes dengan pedoman pengobatan yang berlaku.
- Penelitian Sebelumnya: Mencari penelitian yang relevan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan obat
di fasyankes lain.
 Survei
- Survei Kepuasan Pasien: Melakukan survei untuk mengetahui
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi dan
informasi yang diberikan tentang obat.
- Survei Tenaga Kesehatan: Melakukan survei untuk mengetahui
pengetahuan, sikap, dan praktik tenaga kesehatan terkait
penggunaan obat.
c. Jelaskan strategi dalam rangka perbaikan penggunaan obat, beserta
contohnya. (score 25).
Jawab:
 Pendidikan dan Pelatihan
- Sasaran: Tenaga kesehatan (dokter, apoteker, perawat),
pasien, dan masyarakat umum.
- Materi: Indikasi penggunaan obat, efek samping, interaksi obat,
cara penggunaan yang benar, pentingnya kepatuhan
pengobatan.
- Metode: Pelatihan tatap muka, workshop, seminar, e-learning,
atau penyediaan materi edukasi.
- Contoh: Pelatihan penggunaan antibiotik yang rasional bagi
dokter umum, program edukasi tentang diabetes melitus dan
pentingnya kontrol gula darah bagi pasien.
 Standarisasi Prosedur
- Pengembangan SOP: Membuat prosedur standar operasional
(SOP) yang jelas untuk setiap tahapan penggunaan obat, mulai
dari peresepan hingga pemantauan efek samping.
- Implementasi: Melaksanakan SOP secara konsisten oleh
seluruh tenaga kesehatan.
- Contoh: SOP penggunaan obat-obat high alert, SOP pelaporan
kejadian terkait obat (KTO).
 Pemantauan dan Evaluasi
- Pengumpulan Data: Mengumpulkan data penggunaan obat
secara berkala, seperti data resep, data stok obat, dan data
KTO.
- Analisis Data: Menganalisis data untuk mengidentifikasi
masalah dan tren penggunaan obat.
- Evaluasi Program: Mengevaluasi efektivitas perbaikan program
yang telah dilakukan.
- Contoh: Monitoring penggunaan antibiotik secara bulanan,
evaluasi program edukasi pasien diabetes.
 Peningkatan Sistem Informasi
- Implementasi Sistem Informasi Farmasi: Menggunakan sistem
informasi farmasi untuk mengelola data obat, pasien, dan
resep.
- Pengembangan Alat Bantu Keputusan Klinis: Menggunakan
alat bantu seperti formularium elektronik atau sistem
pendukung keputusan klinis untuk membantu tenaga kesehatan
dalam memilih obat yang tepat.
- Contoh: Penggunaan sistem informasi farmasi untuk menjaga
stok obat dan mencegah terjadinya kekurangan obat.
 Peningkatan Ketersediaan Obat
- Manajemen Farmasi: Melakukan manajemen farmasi yang baik
untuk memastikan ketersediaan obat yang cukup dan tepat
waktu.
- Pengadaan Obat: Melakukan pengadaan obat secara efektif
dan efisien.
- Contoh: Membuat perencanaan kebutuhan obat berdasarkan
data penggunaan sebelumnya.
 Promosi Penggunaan Obat Generik
- Edukasi: Memberikan edukasi kepada tenaga kesehatan dan
pasien tentang keunggulan obat generik.
- Penyediaan Obat Generik: Menjamin ketersediaan obat generik
di fasilitas kesehatan.
- Contoh: Membuat program promosi penggunaan obat generik
di rumah sakit.
5. Pelajari artikel penelitian dengan judul “Evaluasi Penggunaan Obat
Rasional berdasarkan indikator WHO di Puskesmas “, Penulis Dewi
Perwito Sari dkk, yang dimuat pada “Jurnal Sains Farmasi, Volume 4
No 1 Maret 2023”. Artikel terlampir.
a. Lakukan kajian kritis terkait situasi penggunaan obat di puskesmas
tsb, baik secara teori, kebijakan atau aturan yang ada.
Jawab:
Seluruh puskesmas di Kabupaten Pasuruan melakukan kegiatan
pencatatan laporan peresepan obat pada Formulir Laporan Indikator
Peresepan yang terdiri atas empat (4) parameter, yaitu persen
penggunaan antibiotik pada ISPA non penumonia, persen
penggunaan antibiotik pada diare non spesifik, persen penggunaan
injeksi pada kasus myalgia, dan ratarata item obat yang diterima
pasien. Beberapa faktor yang mempengaruhi rasionalitas
penggunaan obat, antara lain ketersediaan tenaga farmasi di
puskesmas, pendidikan penulis resep yang cukup, lama kerja
seorang dokter, dukungan buku pedoman pengobatan, SOP
pelayanan dan pengelolaan kefarmasian puskesmas.

b. Strategi apa yang tepat untuk memperbaiki penggunaan obat di


Puskesmas di Kabupaten Pasuruan tsb? Jelaskan strategi tersebut
secara lebih spesifik? (score 25)
Jawab:
 Analisis Situasi: Lakukan analisis mendalam terhadap situasi
penggunaan obat di Kabupaten Pasuruan untuk mengidentifikasi
masalah spesifik yang dihadapi.
 Pelibatan Masyarakat: Libatkan masyarakat dalam program
penggunaan obat rasional melalui kegiatan edukasi kesehatan.
 Pemanfaatan Teknologi Informasi: Memanfaatkan teknologi
informasi yang ada untuk mempermudah pelaksanaan program.

Anda mungkin juga menyukai