Peran Media Massa Dalam Mempengaruhi Public Trust

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

P ISSN : 2614 - 4077

E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Peran Media Massa dalam Mempengaruhi Public Trust di Masyarakat

Rina Ade Saputri*, Laras Ayu Pratiwi, Erina Setianingrum


Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Krisnadwipayana Jakarta

[email protected]

Submitted: 22/04/2022; Revised: 17/05/2022; Published: 22/06/2022

Abstract
Advances in Technology, Information and Communication (ICT) have an impact on the use of
mass media in people's daily lives. This can form a separate character for the community. The
characteristics of society can be seen from some of feedback given in the mass media. Through
the mass media, the public can convey various opinions, complaints, criticisms, and suggestions
regarding anything, therefore the mass media has an influence in society. The positive impact is
felt, namely the easier access to information quickly, while the negative impact is felt, namely the
easier access to information, of course, the public will be trapped in the spread of fake news
(hoaks). The solution to this problem is to become a wise society in sorting, processing, and
controlling what is received so that it does not become raw material that is consumed without
knowing the truth. In this study using the literature review (literature review). The use of this
method is based on analysis of literature studies, journals, articles, websites, and theses which
are adapted to the related title. The purpose of this study was to identify and analyze the role of
social media in influencing public trust in society.

Keywords: mass media, public trust

Pendahuluan.
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berperan penting dalam
perkembangan teknologi komunikasi hingga saat ini. Alat komunikasi sendiri mengalami
perkembangan yang disesuaikan pada era-nya, seperti menggunakan merpati pos,
telegraf, surat, bahkan telepon kaleng. Komunikasi tentunya merupakan salah satu hal
terpenting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan komunikasi, para komunikan
mendapatkan berbagai informasi satu sama lain, seperti halnya media massa yang
menjadi salah satu aspek terbentuknya komunikasi. Adanya media massa dapat
membantu masyarakat dalam mewujudkan komunikasi. Media massa sendiri berperan
dalam memberikan berbagai informasi dengan tujuan memberikan wawasan pada
masyarakat, sehingga dapat dengan mudah mengetahui berita-berita terkini.
Selain proses komunikasi yang mengalami perkembangan, media massa pun
mengalami kemajuan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), secara

13 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

harfiah, media merupakan 1) alat; 2) sarana komunikasi, seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster dan spanduk; serta 3) perantara dan penghubung. Selanjutnya, secara
eksplisit, media dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu media cetak dan elektronik.
Media cetak merupakan media yang memuat informasi dengan cara diterbitkan secara
berkala, seperti surat kabar, tabloid, dan majalah, sedangkan media elektronik adalah
media yang menggunakan alat-alat elektronik dengan memanfaatkan teknologi yang ada,
seperti radio, televisi, dan film. Adapun menurut R. Rivers, media massa dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu media massa cetak, media massa elektronik, dan media massa online yang
merupakan media dalam jaringan berupa internet atau media siber, seperti news sitte, dan
news portal.
Perkembangan teknologi tentunya memiliki dampak positif dan negatif dalam hal
mengakses informasi yang semakin cepat dan mudah. Perkembangan teknologi dan
media massa selalu beriringan, berbagai kemudahan diberikan untuk mempermudah
masyarakat dalam mengakses informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya sebuah media
massa, masyarakat dapat dengan mudah mengekspresikan diri. Kebebasan berpendapat
menjadi salah satu hal yang dilakukan masyarakat dalam mengakses media dengan
teknologi yang canggih. Fenomena ini memiliki keterkaitan dengan ekonomi, politik,
masyarakat dan budaya yang dianggap sebagai proses globalisasi.
Perubahan yang dialami oleh media akan selalu disertai oleh perubahan di
masyarakat. Masyarakat sebagai penerima informasi akan mengalami perubahan dan/atau
perkembangan dalam proses penerimaan data, berita, dan infomasi. Peran media massa
bagi masyarakat sangat penting dalam hal menambah wawasan. Media massa dan
masyarakat yang mengalami transformasi menjadikan sebuah budaya muncul.
Berdasarkan perspektif McQuail terdapat beberapa peran media massa bagi masyarakat
modern, yaitu a) melihat media massa sebagai window on event and experience; b) media
massa dilihat sebagai a mirror of event in society and the world, implying a faithful
reflection, yaitu cermin dari berbagai peristiwa di masyarakat dan dunia, karena pada
dasarnya pengelola media sering tidak merasa bersalah jika media dipenuhi dengan
kekerasan,konflik, dan keburukan lainnya; dan c) media massa sebagai forum untuk
mempresentasikan informasi serta ide-ide kepada khalayak umum, sehingga dapat
menimbulkan feedback.

14 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Jika dilihat dalam ruang lingkup pemerintahan, media massa dapat dijadikan
sebagai alat penyampaian berbagai kebijakan oleh pemerintah. Pemerintah dapat
memanfaatkan media massa untuk mewujudkan transparansi sehingga dapat
meningkatkan public trust (kepercayaan publik). Meningkatkan public trust dapat
diimplementasikan oleh pemerintah dengan mengupayakan inovasi-inovasi pelayanan
publik, akuntabilitas terhadap data yang dipublikasikan, dan perumusan kebijakan yang
diinisiasikan berdasarkan dengan urgensi di masyarakat.

Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode literature review (tinjauan literatur).
Metode literature review merupakan penelitian yang berfokus pada topik tertentu.
Penggunaan metode ini berdasarkan analisa dari studi pustaka, jurnal, artikel, website,
dan thesis yang disesuaikan dengan judul terkait. Metode literature review dapat
disebutkan sebagai salah satu metode yang efektif digunakan dalam publikasi karya
ilmiah, karena metode ini didasari oleh studi-studi literatur yang sudah dipublikasi.

Pembahasan
a. Pengaruh Media Massa dan Terbentuknya Karakter Masyarakat
Media massa memiliki tugas dalam memberikan informasi, oleh karena itu,
penyebarluasan informasi harus memiliki insight yang tinggi untuk menarik
perhatian masyarakat. Media massa merujuk pada teknologi yang digunakan
kelompok kecil untuk berkomunikasi dengan kelompok yang lebih besar. Adapun
beberapa fungsi media massa adalah sebagai a) media dalam mempublikasi beragam
informasi; b) merupakan bentuk persuasi dalam mengarahkan opini atau pandangan
masyarakat; c) sebagai bentuk korelasi dalam peristiwa yang sedang terjadi; d)
sebagai bentuk pengawasan yang digunakan masyarakat dalam melihat otoritas
tertentu; dan e) sebagai bentuk interpretasi yang membantu masyarakat dalam
memahami peristiwa tertentu.
Media massa adalah sarana bagi masyarakat dan pemerintah dalam
memberikan feedback. Melalui media massa, masyarakat mengetahui berbagai
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, begitu pula para pejabat publik yang
mengetahui berbagai persuasi atau opini publik terhadap kinerja aparatur negara.

15 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Secara tidak langsung, media massa merupakan alat yang digunakan masyarakat dan
pemerintah untuk saling berkomunkasi. Masyarakat dapat mengakses segala
informasi terkait berbagai peristiwa, bahkan di mancanegara.
Melalui media massa, masyarakat dapat menyampaikan berbagai opini,
keluhan, kritik, dan saran mengenai apapun, maka dari itu media massa memiliki
pengaruh di masyarakat. Penggunaan media massa dalam keseharian masyarakat,
dapat membentuk suatu karakteristik tertentu. Sebagai penerima informasi, tentunya
masyarakat memiliki hak untuk memilah, mengolah, dan mengontrol apa yang
diterima agar tidak menjadi bahan mentah yang dikonsumsi tanpa mengetahui
kebenarannya.
Mengapa media massa dapat membentuk suatu karakter masyarakat? Melalui
media massa masyarakat mendapatkan beragam informasi, serta dapat
menyampaikan berbagai bentuk saran dan kritik. Opini-opini masyarakat yang
terdapat di media massa, dapat dilihat sebagai bentuk sifat, watak, dan rasa yang
dipresentasikan melalui berbagai tulisan, audio, gambar, dan sebagainya. Dalam
menerima informasi, masyarakat akan memiliki pemikiran masing-masing terhadap
apa yang diterima. Hal ini dapat dilihat dari beberapa feedback yang dilakukan
masyarakat di media massa. Seperti pada media massa cetak, banyaknya opini
masyarakat yang dituangkan pada kolom-kolom yang terdapat di koran, lalu pada
media massa elektronik, yaitu radio, masyarakat dapat memberikan kritik dan saran
terutama terkait kebijakan-kebijakan pemerintah, lalu media massa online,
masyarakat dapat menyampaikan opini melalui unggahan ataupun komentar pada
suatu konten. Berdasarkan feedback yang terdapat di media massa, kita dapat melihat
berbagai macam sifat dan watak masyarakat melalui tulisan-tulisan ataupun audio.
Banyak masyarakat yang mengekspresikan dirinya melalui media massa.
Komunikasi publik yang terdapat di media, dapat dijadikan sebagai salah satu
contoh bahwa dalam menerima informasi, masyarakat akan memiliki responsivitas
yang tinggi, terlebih jika masyarakat satu memiliki opini yang sama dengan beberapa
masyarakat lainnya. Hal ini dapat membentuk sebuah kelompok dengan karakteristik
masyarakat yang sama melalui persamaan pendapat. Begitu pula dengan masyarakat
yang memiliki perbedaan pendapat dengan masyarakat lainnya. Melalui aspek
responsivitas dalam media massa, akan terbentuk karakteristik masyarakat yang

16 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

diusung dengan istilah pro, kontra dan netral. Dengan begitu, secara tidak langsung
akan terbentuk sebuah karakter yang menunjukkan bentuk respon masyarakat yang
bijaksana atau emosional. Karakter masyarakat yang terbentuk dari peran media
massa, akan memberikan pengaruh terhadap kepercayaan pada pemerintah. Dengan
berbagai informasi yang terdapat di media, masyarakat akan menilai bagaimana
kinerja, respon, transparansi, serta akuntabilitas yang diberikan pemerintah.
b. Media Massa dan Public Trust
Menurut Mayer, Davis, dan Schoorman (1995) kepercayaan terbentuk dari 3
buah aspek yaitu ability, benevolence, dan integrity. Media massa merupakan salah
satu jembatan informasi yang sangat strategis. Media masa yang objektif, kuat,
independen serta berpihak pada kepentingan umum merupakan kebutuhan publik.
Selain itu kecepatan penyampaian berita dan kebenaran informasi juga penting.
Tidak sekadar informasi, media yang menyediakan fakta dan data serta penjelasan
dan situasi.
Dengan adanya kemudahan dalam mengakses internet untuk mendapatkan
informasi yang cepat, maka muncul penyebaran informasi berita bohong (hoaks).
Dalam hal ini, jika masyarakat tidak berhati-hati tentu saja dengan mudah menjadi
korban dan bahkan ikut menjadi pihak yang menyebarkan informasi palsu. Oleh
karena itu, masyarakat harus menggunakan teknologi yang ada dengan bijak dan
tidak mudah terpengaruh oleh berita yang belum tentu benar.
Adapun informasi palsu yang beredar di tengah masyarakat saat ini sudah
mengkhawatirkan penyebarannya dan hal ini berdampak negatif bagi orang lain.
Dengan adanya hal tersebut, masyarakat harus bijak memilah informasi dan
memastikan kebenaran dari suatu informasi yang didapat. Selanjutnya, masyarakat
harus berhati-hati dan selektif dengan informasi yang beredar di tengah masyarakat.
Hoaks merupakan suatu informasi palsu atau berita bohong. Hoaks bertujuan
untuk membentuk opini publik, menggiring opini, hingga membentuk persepsi di
masyarakat. Adapun bentuk-bentuk penyebaran informasi bohong, yaitu (a) fake
news (berita bohong), clickbait (tautan jebakan) yang menarik perhatian pembaca,
(c) confirmation bias (konfirmasi bias), (d) misinformation (informasi yang tidak
akurat), (e) satire (sindiran), (f) post-truth (pasca-kebenaran), dan (g) propaganda.

17 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Informasi palsu yang beredar di tengah masyarakat saat ini sudah


mengkhawatirkan penyebarannya dan hal ini berdampak negatif bagi orang lain.
Dengan adanya hal tersebut, masyarakat harus bijak memilah informasi dan
memastikan kebenaran dari suatu informasi yang didapat. Selanjutnya, masyarakat
harus berhati-hati dan selektif dengan informasi yang beredar di tengah masyarakat.
Berdasarkan sebuah studi penelitian pada tahun 2015 yang dilakukan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud) bersama
dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menunjukkan bahwa,
seseorang yang menjadi korban berita bohong maupun pesan singkat sebuah
penipuan adalah orang-orang dengan tingkat intelektual yang tinggi.
Menurut Ketua PWI Jawa Timur, Ainur Rohim mengatakan bahwa, seiring
berkembangnya media di era digital saat ini, tentu saja public trust di masyarakat
terhadap media menurun disebabkan dari maraknya penyebaran informasi palsu,
independensi media dipertanyakan, dan media massa mengalami perkembangan
dengan kecepatan yang pesat. Berkaitan dengan hal tersebut, penyebaran informasi
berita hoaks tentu berperan dalam mempengaruhi public trust di masyarakat.
Penyebaran informasi berita hoaks di masyarakat dapat ditekan dengan
menempatkan posisi setiap orang di masyarakat dengan bijak menggunakan media
sosial.
Penyebaran hoaks di media sosial Indonesia, mulai marak sejak media sosial
popular sering digunakan oleh masyarakat Indonesia. Beberapa orang tidak
bertanggung jawab, menggunakan celah ini untuk menggunakan media sosial dalam
konteks negatif, yaitu menyebarkan fitnah, hasut dan hoaks. Hal ini semakin parah
ketika musim pemilu dan pilkada, media sosial digunakan untuk ajang kampanye
positif, namun banyak pula yang menggunakannya untuk kampanye negatif. Berikut
ini data yang menunjukkan meningkatnya penyebaran hoaks pada pemilu 2019.
Dengan penyebaran hoaks yang meningkat terutama pada pesta demokrasi di
Indonesia dianggap pemerintah gagal dalam membangun kepercayaan publik. Oleh
karena itu dibutuhkan strategi agar dapat mengembalikan kepercayaan publik
terhadap pemerintah, salah satunya melalui transparansi dan akuntabilitas yang
dipublikasikan melalui media massa. Pemulihan public trust dapat dilakukan dengan
menerapkan pemerintahan yang partisipatif.

18 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Gambar 1. Peningkatan jumlah hoaks pada bulan Februari, Maret dan April seiring
berlangsungnya pemilu.

Sumber: Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), 2020

Menurut Dwiyanto (2011:410), pemerintahan partisipatif merupakan tatanan


pemerintahan yang melibatkan publik dalam setiap pengambilan kebijakan.
Pemerintahan dengan sifat partisipatif memuat nilai intrinsic dengan memberikan
hak suara kepada warga negaranya sesuai dengan system demokrasi yang ada.
Adapun pemerintahan partisipatif memiliki karakteristik seperti yang disampaikan
oleh Hill & Hupe, yaitu a) pemerintah memiliki focus dalam memberikan arah dan
memberikan kesempatan masyaraka untuk berpartisipasi; b) menjalankan
pemerintahan dengan mandate demokratis; c) memiliki keterbukaan dalam menerima
aspirasi, dan lain lain.
Bagaimana peran media massa dalam mewujudkan pemerintah partisipatif?
Dengan publikasi yang menerapkan transparansi dan akuntabilitas, masyarakat dapat
menilai bentuk strategi pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan
sejahtera. Dengan peran media, pemerintah dan masyarakat dapat memberikan
feedback satu sama lain dalam pengimplementasian urgensi yang diprioritaskan.

19 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Simpulan
Adanya perkembangan teknologi menimbulkan perubahan dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam proses komunikasi media masa berperan penting sebagai alat atau
jembatan antara masyarakat dan pemerintah. Melalui media massa, masyarakat
mengetahui berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, begitu pula para
pejabat publik yang mengetahui berbagai persuasi atau opini publik terhadap kinerja
aparatur negara. Secara tidak langsung, media massa merupakan alat yang digunakan
masyarakat dan pemerintah untuk saling berkomunkasi. Melalui media massa,
masyarakat dapat menyampaikan berbagai opini, keluhan, kritik, dan saran terhadap
pemerintah, maka dari itu media massa memiliki pengaruh di masyarakat.
Penggunaan media massa dalam keseharian masyarakat, dapat membentuk suatu
karakteristik tertentu. Dalam menerima informasi, masyarakat akan memiliki pemikiran
masing-masing terhadap apa yang diterima. Hal ini dapat dilihat dari beberapa feedback
yang dilakukan masyarakat di media massa. Misalnya media massa online, dimana
masyarakat sangat mudah menyampaikan opini melalui unggahan ataupun komentar pada
suatu konten. Berdasarkan feedback yang terdapat di media massa, kita dapat melihat
berbagai macam sifat dan watak masyarakat melalui tulisan-tulisan ataupun audio.
Banyak masyarakat yang mengekspresikan dirinya melalui media massa.
Komunikasi publik di media dapat dijadikan sebagai salah satu contoh bahwa dalam
menerima informasi, masyarakat akan memiliki responsivitas yang tinggi, terlebih jika
masyarakat satu memiliki opini yang sama dengan beberapa masyarakat lainnya. Hal ini
dapat membentuk sebuah kelompok dengan karakteristik masyarakat yang sama melalui
persamaan pendapat. Begitu pula dengan masyarakat yang memiliki perbedaan pendapat
dengan masyarakat lainnya. Melalui aspek responsivitas dalam media massa, akan
terbentuk karakteristik masyarakat yang diusung dengan istilah pro, kontra dan netral.
Dengan begitu, secara tidak langsung akan terbentuk sebuah karakter yang menunjukkan
bentuk respon masyarakat yang bijaksana atau emosional. Karakter masyarakat yang
terbentuk dari peran media massa, akan memberikan pengaruh terhadap kepercayaan
pada pemerintah.
Adanya media massa menimbulkan beberapa masalah, salah satunya kemunculan
hoaks. Hoaks ini dapat berbentuk fake news (berita bohong), clickbait (tautan jebakan)
yang menarik perhatian pembaca, confirmation bias (konfirmasi bias), misinformation

20 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

(informasi yang tidak akurat), satire (sindiran), post-truth (pasca-kebenaran), dan


propaganda. Penyebaran hoaks yang ada di media sosial Indonesia, muncul sejak media
sosial popular digunakan oleh masyarakat Indonesia. Hoaks dapat dikatakan cukup
berbahaya karena hoaks dapat membentuk opini publik, menggiring opini, hingga
membentuk persepsi di masyarakat. Hoaks juga menyebabkan kepercayaan publik
(public trust) menurun. Mirisnya penyebaran hoaks yang meningkat terutama pada pesta
demokrasi di Indonesia. Tentu pemerintah dianggap gagal dalam membangun
kepercayaan publik.
Untuk mengembalikan kepercayaan publik dari sisi pemerintah dapat
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan. Selanjutnya media
massa berperan dengan publikasi yang menerapkan transparansi dan akuntabilitas,
masyarakat dapat menilai bentuk strategi pemerintah dalam mewujudkan masyarakat
yang adil dan sejahtera. Dengan peran media, pemerintah dan masyarakat dapat
memberikan feedback satu sama lain dalam pengimplementasian urgensi yang
diprioritaskan.

Daftar Pustaka

Aditya, R. (2021). Media Massa adalah Hal Penting, Berikut Fungsi dan Jenis-jenisnya.
https://www.suara.com/news/2021/09/15/150050/media-massa-adalah-hal-
penting-berikut-fungsi-dan-jenis-jenisnya. Diakses pada 27 Maret 2022

AR. M Fikri. (2018). Sejarah Media: Transformasi, Pemanfaatan, dan Tantangan.


Malang: UB Press.

Cahyono, E. A., Sutomo, N., & Hartono, A. (2019). Literatur Review: Panduan Penulisan
Dan Penyusunan. Jurnal Keperawatan, 12(2), 12-12.

Habibie, D.K. (2018). Dwi Fungsi Media Massa. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi. 7(2),
79.

Jatim. (2020). PWI Jatim: Berita Hoaks Sebabkan Public Trust Media Anjlok.
https://www.jatimpos.co/gubernuran/11-gapura/jatim/1594-pwi-jatim-berita-
hoaks-sebabkan-public-trust-media-anjlok. Diakses pada 27 Maret 2022

Khatimah, H. (2018). Posisi dan Peran Media Dalam Kehidupan Masyarakat. Tasamuh.
16(1), 129-130.

21 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]


P ISSN : 2614 - 4077
E ISSN : 2808 - 8131 PANDITA: Interdisciplinary Journal of Public Affairs, Vol. 5 No. 1 (2022)

Lararenjana, E. (2020). Mengenal Arti Hoaks atau Berita Bohong, Ketahui Jenis dan
Ciri-cirinya. https://www.merdeka.com/jatim/mengenal-arti-hoaks-atau-berita-
bohong-dan-cara-tepat-menyikapinya-kln.html. Diakses pada 28 Maret 2022

Pusparisa, Y. (2020). Puncak Penyebaran Hoaks Terjadi Menjelang Pilpres 2019.


https://databoks.katadata.co.id/tags/hoaks. Diakses pada 29 Maret 2022.

Putra, M. A. R. (2018). Peningkatan Kepercayaan Publik Melalui Pemerintahan


Partisipatif (Studi Pada Pelaksanaan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 30 Tahun
2013 Tentang Manajemen Inovasi Pembangunan Berbasis Partisipasi Publik).
Disertasi. Universitas Airlangga.

Raharja, T. (2020). Strategi Penanggulangan Informasi Hoaks di Media Sosial Oleh Unit
Cyber Crime di Kota Makassar. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Malang.

Vidi, A. (2021). Peran Media Massa Penting untuk Melawan Penyebaran Hoaks.
https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4626444/peran-media-massa-penting-
untuk-melawan-penyebaran-hoaks. Diakses pada 27 Maret 2022

Wahyudi, I. (2017). Melawan Hoaks.


https://kominfo.go.id/content/detail/8790/melawan-hoaks/0/sorotan_media.
Diakses pada 28 Maret 2022.

Yuliani, A. (2017). Ada 800.000 Situs Penyebar Hoaks di Indonesia.


https://kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-hoaks-di-
indonesia/0/sorotan_media. Diakses pada 27 Maret 2022.

Yunita. (2017). Ini Cara Mengatasi Berita “Hoaks” di Dunia Maya.


https://kominfo.go.id/content/detail/8949/ini-cara-mengatasi-berita-hoaks-di-
dunia-maya/0/sorotan_media. Diakses pada 27 Maret 2022.

22 | web: http://pandita-fia.unkris.ac.id/ e-mail: [email protected]

Anda mungkin juga menyukai