MAKALAH EVALUASI KINERJA KLP 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EVALUASI KINERJA

“EVALUASI KINERJA BERBASIS TUJUAN”

Disusun Oleh Kelompok 1:

1. Agung Setiawan (202110022)


2. Muhammad Irfandi Anas (202110016)
3. Ilham Taruna (202110069)
4. Muh Farid Dwi Andika (202110173)
5. Muhammad Alif Ricar (202110180)
6. Zidrawati (202110218)
7. Adinda Khalista (202110319)
8. Nur Ain Syaqira (202110372)

Evaluasi Kinerja (G)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA

STIEM BONGAYA

2024
BAB 1
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Prinsip Dasar Evaluasi Kinerja Berbasis Tujuan

Evaluasi kinerja berbasis tujuan, yang sering disebut Management by

Objectives (MBO), adalah sebuah pendekatan dalam penilaian kinerja yang

mengutamakan pencapaian tujuan yang spesifik dan terukur. Konsep ini

menekankan pada kolaborasi antara karyawan dan manajer dalam

menetapkan tujuan yang relevan dengan peran karyawan dalam organisasi.

Prinsip utama evaluasi ini adalah bahwa kinerja dinilai berdasarkan

pencapaian hasil yang nyata dibandingkan dengan target yang telah

disepakati.

Evaluasi kinerja berbasis tujuan biasanya menggunakan kerangka SMART

dalam penetapan tujuan, yaitu Specific (spesifik), Measurable (terukur),

Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Time-bound (memiliki

batas waktu). Dengan menggunakan pendekatan SMART, tujuan yang

ditetapkan menjadi lebih jelas, realistis, dan dapat diukur. Hal ini menjadikan

proses evaluasi lebih objektif dan berbasis pada hasil konkret, sehingga

meminimalisasi penilaian subjektif yang dapat muncul pada evaluasi kinerja

konvensional yang lebih berfokus pada aktivitas dan perilaku sehari-hari.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Implementasi

Evaluasi Kinerja Berbasis Tujuan

Keberhasilan implementasi evaluasi kinerja berbasis tujuan dalam sebuah

organisasi sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor penting, antara lain:


1. Keterlibatan Manajemen dan Karyawan:

Keberhasilan evaluasi ini sangat bergantung pada keterlibatan aktif

dari kedua belah pihak, yaitu karyawan dan manajer. Manajer harus

memastikan bahwa tujuan yang ditetapkan sesuai dengan prioritas

organisasi, sementara karyawan harus memahami dan setuju dengan

target yang diberikan. Proses ini memastikan bahwa karyawan memiliki

pemahaman yang jelas tentang harapan perusahaan dan termotivasi untuk

mencapai tujuan tersebut.

2. Keselarasan dengan Tujuan Organisasi:

Agar evaluasi kinerja berbasis tujuan berjalan efektif, tujuan individu

karyawan harus selaras dengan tujuan strategis organisasi. Hal ini

memastikan bahwa setiap karyawan tidak hanya fokus pada tujuan

pribadinya, tetapi juga berkontribusi langsung pada pencapaian tujuan

yang lebih besar di tingkat organisasi.

3. Pemantauan dan Umpan Balik Berkala:

Pemantauan yang berkelanjutan dan umpan balik secara rutin

sangat penting untuk menjaga karyawan tetap berada di jalur yang benar

dalam mencapai tujuan mereka. Tanpa pemantauan yang konsisten,

karyawan mungkin kehilangan fokus dan organisasi tidak dapat

mendeteksi masalah kinerja sejak dini. Oleh karena itu, evaluasi kinerja

harus mencakup mekanisme pemantauan yang memungkinkan

penyesuaian atau perbaikan ketika diperlukan.

4. Penyediaan Sumber Daya dan Dukungan yang Cukup:

Untuk memastikan karyawan mampu mencapai tujuan yang

ditetapkan, perusahaan harus menyediakan sumber daya, pelatihan, dan

dukungan yang memadai. Hal ini mencakup akses ke teknologi, informasi,


dan fasilitas kerja yang relevan, serta bimbingan dari manajer yang

mendukung keberhasilan pencapaian tujuan.

C. Evaluasi Kinerja Berbasis Tujuan dalam Mendukung Pencapaian

Tujuan Strategi Organisasi

Evaluasi kinerja berbasis tujuan memiliki peran yang sangat penting dalam

membantu organisasi mencapai tujuan strategisnya. Berikut adalah beberapa

aspek spesifik mengenai bagaimana evaluasi ini mendukung pencapaian

tujuan strategis organisasi:

1. Keselarasan Tujuan Individu dan Organisasi

Salah satu prinsip utama dari evaluasi kinerja berbasis tujuan

adalah memastikan bahwa setiap tujuan individu karyawan selaras dengan

tujuan strategis organisasi. Ketika manajemen menetapkan tujuan yang

jelas dan spesifik, karyawan dapat memahami bagaimana kontribusi

mereka berpengaruh terhadap keberhasilan organisasi secara

keseluruhan. Misalnya, jika sebuah perusahaan menetapkan tujuan untuk

meningkatkan pangsa pasar, maka karyawan di departemen penjualan

dapat memiliki target penjualan tertentu yang harus dicapai. Dengan cara

ini, upaya individu karyawan langsung berkontribusi terhadap pencapaian

visi jangka panjang perusahaan.

2. Fokus pada Hasil yang Terukur

Evaluasi kinerja berbasis tujuan menekankan pada pengukuran

hasil yang dapat diukur, bukan hanya pada proses atau aktivitas. Dengan

memiliki indikator kinerja yang jelas dan terukur, manajemen dapat menilai

sejauh mana karyawan mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini tidak

hanya memudahkan penilaian, tetapi juga memberikan informasi yang


diperlukan untuk mengambil keputusan strategis yang lebih baik. Misalnya,

jika suatu tujuan tidak tercapai, analisis terhadap faktor-faktor

penyebabnya dapat dilakukan untuk mengidentifikasi area yang

memerlukan perbaikan, baik dari segi pelatihan, sumber daya, atau strategi

yang digunakan.

3. Responsif terhadap Perubahan Lingkungan

Lingkungan bisnis saat ini seringkali berubah dengan cepat, baik

karena persaingan yang ketat, perubahan teknologi, maupun pergeseran

preferensi konsumen. Evaluasi kinerja berbasis tujuan memungkinkan

organisasi untuk tetap responsif terhadap perubahan tersebut. Misalnya,

jika sebuah organisasi perlu menyesuaikan tujuannya karena adanya

perubahan pasar, tujuan individu karyawan juga dapat disesuaikan dengan

cepat agar tetap relevan. Hal ini memberikan fleksibilitas yang diperlukan

untuk tetap kompetitif, tanpa kehilangan fokus pada hasil yang ingin

dicapai.

4. Mendorong Keterlibatan dan Komitmen Karyawan

Dengan melibatkan karyawan dalam proses penetapan tujuan,

evaluasi kinerja berbasis tujuan mendorong rasa keterlibatan dan

komitmen terhadap tujuan organisasi. Ketika karyawan merasa bahwa

mereka memiliki suara dalam menetapkan tujuan dan bahwa tujuan

tersebut berarti bagi mereka, mereka lebih cenderung untuk berusaha

keras mencapainya. Keterlibatan ini menciptakan budaya kerja yang positif

dan mendorong karyawan untuk berinovasi dan mencari cara baru untuk

mencapai hasil yang lebih baik.

5. Peningkatan Akuntabilitas

Evaluasi kinerja berbasis tujuan meningkatkan akuntabilitas di

antara karyawan. Dengan memiliki tujuan yang jelas, karyawan memahami


bahwa mereka bertanggung jawab atas pencapaian hasil tertentu. Hal ini

menciptakan tekanan positif untuk bekerja secara efisien dan efektif, serta

mendorong kolaborasi antar tim. Misalnya, jika satu tim tidak mencapai

tujuannya, tim lain yang terlibat dapat memberikan dukungan atau berbagi

best practices untuk membantu mereka meraih hasil yang lebih baik.

6. Umpan Balik yang Konstruktif dan Pengembangan Berkelanjutan

Evaluasi kinerja berbasis tujuan juga menyediakan kesempatan

untuk memberikan umpan balik yang konstruktif kepada karyawan. Setelah

periode evaluasi, manajer dapat memberikan penilaian yang jelas

mengenai pencapaian tujuan dan memberikan saran untuk perbaikan.

Umpan balik ini tidak hanya membantu karyawan dalam mengidentifikasi

area yang perlu ditingkatkan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi

mereka untuk merencanakan pengembangan karier yang sesuai. Dengan

demikian, evaluasi kinerja berbasis tujuan berfungsi sebagai alat untuk

pengembangan berkelanjutan yang mendukung pertumbuhan individu dan

organisasi

D. Dampak Evaluasi Kinerja Berbasis Tujuan terhadap

Pengembangan Karier dan Buday Kerja

Evaluasi kinerja berbasis tujuan memiliki dampak signifikan terhadap

pengembangan karier karyawan dan pembentukan budaya kerja yang

produktif di dalam organisasi. Berikut adalah penjelasan lebih lengkap

mengenai dampak ini:

1. Pengembangan Karier yang Terarah

Salah satu manfaat utama dari evaluasi kinerja berbasis tujuan

adalah kemampuannya untuk memfasilitasi pengembangan karier


karyawan secara terarah. Dengan menetapkan tujuan yang jelas dan

spesifik, karyawan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dalam

jangka waktu tertentu. Ketika tujuan tersebut selaras dengan kompetensi

dan keinginan pribadi mereka, karyawan lebih termotivasi untuk mencapai

target tersebut.

2. Meningkatkan Motivasi dan Kepuasan Kerja

Evaluasi kinerja berbasis tujuan meningkatkan motivasi karyawan

karena adanya hubungan langsung antara kinerja individu dan

penghargaan yang mereka terima. Ketika karyawan mencapai tujuan yang

telah disepakati, mereka merasa lebih dihargai dan mendapatkan

pengakuan atas kontribusi mereka. Hal ini meningkatkan kepuasan kerja

dan motivasi mereka untuk terus berkontribusi pada kesuksesan

organisasi.

3. Umpan Balik yang Konstruktif dan Berkala

Evaluasi kinerja berbasis tujuan tidak hanya berfokus pada hasil

akhir, tetapi juga memberikan umpan balik yang konstruktif kepada

karyawan selama proses pencapaian tujuan. Umpan balik ini bisa berupa

pujian atas kemajuan yang dicapai, atau saran untuk memperbaiki

kelemahan tertentu. Dengan menerima umpan balik yang teratur,

karyawan dapat memperbaiki kinerjanya secara berkelanjutan dan

mempercepat perkembangan profesional mereka.

4. Mendorong Tanggung Jawab Individu

Evaluasi kinerja berbasis tujuan mendorong adanya tanggung

jawab individu di dalam organisasi. Dengan menetapkan tujuan yang jelas,

karyawan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang mereka

harapkan untuk dicapai dan tanggung jawab mereka terhadap pencapaian

tersebut. Hal ini memotivasi karyawan untuk bekerja secara proaktif dan
mandiri untuk mencapai tujuan mereka. Setiap pencapaian memberikan

rasa kepuasan pribadi karena karyawan tahu bahwa kesuksesan mereka

adalah hasil dari usaha dan kerja keras mereka sendiri.

E. Tantangan dalam Implementasi Evaluasi Kinerja Berbasis Tujuan

dan Solusinya

Meskipun evaluasi kinerja berbasis tujuan memiliki banyak manfaat,

pelaksanaannya juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi agar

dapat berjalan dengan efektif. Beberapa tantangan yang sering dihadapi

antara lain:

1. Penetapan Tujuan yang Tidak Realistis:

Salah satu kesulitan yang muncul dalam implementasi evaluasi

berbasis tujuan adalah penetapan target yang terlalu tinggi atau sulit

dicapai. Hal ini dapat membuat karyawan merasa terbebani dan kehilangan

motivasi. Solusi untuk masalah ini adalah dengan memastikan bahwa

tujuan yang ditetapkan harus realistis dan sesuai dengan kemampuan

karyawan serta sumber daya yang tersedia. Penggunaan prinsip SMART

dalam penetapan tujuan dapat membantu menjaga keseimbangan antara

ambisi dan ketercapaian.

2. Komunikasi yang Kurang Efektif:

Evaluasi kinerja berbasis tujuan memerlukan komunikasi yang

terbuka antara manajer dan karyawan. Jika komunikasi tidak berjalan

dengan baik, baik dalam penetapan tujuan maupun dalam umpan balik

selama proses evaluasi, maka kesalahpahaman dapat terjadi. Untuk

mengatasi hal ini, perusahaan harus mengembangkan sistem komunikasi


yang efektif dan transparan, serta mendorong dialog terbuka yang

berkelanjutan antara manajer dan karyawan.

3. Kurangnya Dukungan atau Sumber Daya:

Dalam beberapa kasus, karyawan mungkin tidak memiliki

dukungan atau sumber daya yang memadai untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. Hal ini dapat menyebabkan frustrasi dan kegagalan dalam

pencapaian hasil yang diharapkan. Solusinya adalah dengan memastikan

bahwa karyawan memiliki akses ke pelatihan, informasi, dan peralatan

yang diperlukan, serta adanya bimbingan dari atasan yang dapat

membantu mereka mengatasi hambatan dalam pekerjaan.

4. Pengukuran Kinerja yang Tidak Konsisten:

Tantangan lainnya adalah ketidakseragaman dalam pengukuran

kinerja. Jika metode penilaian tidak konsisten atau tidak obyektif, maka

hasil evaluasi dapat dianggap tidak adil. Untuk mengatasi ini, organisasi

harus menggunakan indikator kinerja yang jelas dan obyektif, serta

menetapkan standar evaluasi yang seragam untuk semua karyawan agar

penilaian kinerja dapat diterima dengan baik dan adil.


BAB 2
PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi kinerja berbasis tujuan merupakan pendekatan yang

efektif dalam mengelola dan meningkatkan kinerja karyawan, serta

mendukung pencapaian tujuan strategis organisasi. Meskipun terdapat

tantangan dalam implementasinya, seperti penetapan tujuan yang realistis

dan komunikasi yang efektif, evaluasi ini memberikan manfaat yang

signifikan bagi organisasi maupun karyawan. Dengan perencanaan yang

baik, dukungan yang memadai, serta penerapan metode pengukuran yang

objektif, evaluasi kinerja berbasis tujuan dapat menjadi alat yang kuat untuk

meningkatkan produktivitas, akuntabilitas, dan motivasi di lingkungan

kerja.

B. Saran

Organisasi perlu melibatkan karyawan dalam penetapan tujuan

agar lebih relevan dan memotivasi pencapaian optimal. Sistem

pemantauan kinerja yang teratur juga penting untuk memberikan umpan

balik tepat waktu dan memungkinkan penyesuaian tujuan. Selain itu,

penyediaan pelatihan serta sumber daya yang memadai harus dijamin

untuk mendukung pencapaian tujuan karyawan. Evaluasi kinerja perlu

dilakukan dengan transparansi dan akuntabilitas menggunakan indikator

yang objektif, sehingga hasil penilaian dianggap adil. Terakhir, budaya

umpan balik yang konstruktif dan rutin harus diterapkan untuk membantu

karyawan memperbaiki performa dan mendorong pengembangan

berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai