Fiqih doc-3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

1

MAKALAH

SOLAT SUNNAH DAN SUJUD

Disususn Untuk Memenuhi Tugas pendidikan Fiqih

DOSEN PEMBIMBING

Afif Kholidin,S.Ag.,M.Pd

DI SUSUN OLEH

A. Nova Laila Magfiroh [2312030018]


B. Habib Husain [231203005]
C. Indah Nur Hidayati [231203006]

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI )

ISLAMIC CENTRE DEMAK


2

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Pendidikan fiqih
yang berjudul Sholat Sunnah Dan Sujud.

Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad
SAW, Semoga dengan bacaan sholawat kita dapat di akui sebagai umatnya dan
mendapatkan syafaatul udzmah di yaumul qiyamah nanti. Aamiin ya robbal alamin.

Makalah ini merupakan tugas perdana mata kuliah Pendidikan Fiqih di progam studi
Pendidikan Agama Islam fakultas pendidikan pada Sekolah Tinggi Agama Islam Islamic
Centre ( STAI IC ) Demak. Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya kepada Bpk Afif Kholidin, S.Ag., M.Pd. Selaku dosen pengampu mata kuliah ini,
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pada pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Demak, 23 Oktober 2024

Penulis
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3

1.1 Latar Belakng................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah.............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5

2.1 Disyariatkanya Sholat Sunnah.......................................................................5

2.2 Pengertian Sujud Dan Macam Macam Sujud................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................19

3.1 Kesimpulan....................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................20


4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fiqih adalah suatu sistem norma atau aturan yang mengatur hubungan manusia
dengan Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan makhluk lainnya. Fiqih
memberikan pengetahuan tentang cara melaksanakan ibadah dan muamalah yang benar dan
baik. Fiqih diarahkan agar umat muslim mampu memahami pokok-pokok hukum dalam
Islam serta tata cara pelaksanaan sehingga mampu diaplikasikan dalam kehidupan untuk
menjadi muslim yang taat syariat Islam secara kaffah.

Dalam makalah ini akan dibahas beberapa produk fiqih, di antaranya adalah sujud
tilawah, sujud syukur, dan shalat sunnah. Sujud tilawah merupakan sujud yang dilakukan
ketika mendengar ayat sajdah pada Al-qur’an. Sujud syukur merupakan sujud yang
dilakukan ketika hendak mengungkapkan rasa syukur manusia kepada Allah.

Dalam syariat islam shalat terbagi dalam dua macam yaitu yang pertama shalat wajib
yakni shalat yang diwajibkan bagi umat muslim baik laki-laki ataupun perempuan untuk
mendirikannya. Shalat sunnah pun dibagi menjadi dua macam yakni shalat sunnah
muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad. Muakkad artinya dianjurkan, jadi shalat
sunnah itu ada yang dianjurkan untuk dilaksanakan setiap muslim, ada juga shalat sunnah
yang tidak dianjurkan untuk melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila
dikerjakan berpahala dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa. Walaupun demikian kita
sebagai umat muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah dan ketaqwaan.

Maka dalam makalah ini akan penulis kupas tuntas tentang sujud tilawah, sujud
syukur, dan shalat sunnah. Mulai dari hukumnya, syarat-syaratnya, rukun- rukunnya, tata
cara pelaksanaanya, dan lain sebagainya, yang berhubungan dengan ketiga ibadah tersebut.
5

1.2 Rumusan Masalah

A. Bagaimana pengertian dari sujud tilawah, sujud syukur, dan Shalat sunnah?

B. Bagaimana hukum, syarat-syarat, dan rukun-rukun dari sujud tilawah, sujud syukur,
dan shalat sunnah?

C. Bagaimana tata cara dan ketentuan-ketentuan sujud tilawah, sujud syukur, dan shalat
sunnah?

1.3 Tujuan

A. Untuk memahami pengertian dari sujud tilawah, sujud syukur, dan shalat sunnah.

B. Untuk mengetahui hukum, syarat-syarat, dan rukun-rukun dari sujud tilawah, sujud
syukur, dan shalat sunnah.

C. Untuk memahami tata cara dan ketentuan-ketentuan sujud tilawah, sujud syukur, dan
shalat sunnah
6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Disyariatkannya Shalat Sunnah

Shalat sunnah sengaja disyariatkan ialah untuk menambal kekurangan yang


mungkin terdapat pada shalat-shalat fardhu, Bahkan, kelak di akhirat, shalat sunnah juga
difungsikan sebagai shalat fardhu yang pernah ditinggalkan di dunia. 1juga karena shalat
itu mengandung keutamaan yang tidak terdapat pada ibadah-ibadah lain.

1. Macam-Macam Shalat Sunnah


a. Shalat Rawatib
Shalat sunnah rawatib ialah shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi
shalat fardhu, baik sebelumya (qobliyah) atau sesudahnya (ba’diyah).2 Jumlah
shalat sunnah rawatib ada 22 rakaat, yang sepuluh rakaat muakkad (sangat
dianjurkan)3 dan yang 12 ghoiru muakkad (dianjurkan). Perincianya adalah
sebagai berikut:

Sepuluh rakaat yang muakkad adalah:


1) Dua rakaat sebelum shalat fardhu shubuh

2) Dua rakaat sebelum shalat fardhu dzuhur atau jum’at

3) Dua rakaat setelah shalat fardhu dzuhur atau jum’at

4) Dua rakaat setelah shalat fardhu maghrib

5) Dua rakaat setelah shalat fardhu isya’

Hal tersebut sesuai dengan pendapat empat imam madzab dalam buku
Fiqih dzuhur dan sesudahnya, dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat
setelah shalat fardhu isya’.4

b. Shalat Tahajjud
1
A. Zainuddin Djazuli, Fiqih Ibadah, (Kediri: Lembaga Ta'lif Wannasyr Ponpes Al-Falah), 123.
2
Isnatin Ulfah, Fiqh Ibadah, 96.
3
A. Zainudin Djazuli, Fiqih Ibadah, 124.
7

Shalat tahajjud adalah shalat sunnah pada malam hari yang dikerjakan
setelah tidur. Jumlah rakaatnya minimal dua rakaat dan maksimal tidak terbatas. 5
Waktunya ialah mulai dari setelah melaksanakan sholat isya’ sampai terbit fajar,
Namun dikerjakan di sepertiga malam terakhir lebih utama, dan mengerjakan
sholat tahajud di rumah lebih utama daripada di masjid.

Jumlah rakaat shalat tahajud adalah 2 dan kelipatanya, setiap dua rakaat
melakukan salam. Tata cara melaksanakan shalat tahajud sama seperti shalat
fardhu pada umumnya yang membedakan hanya niatnya. Seseorang yang hendak
melaksanakan shalat tahajjud disunnahkan untuk melakukan hal-hal sebagai
berikut:6

1) Di waktu akan melakukan tidur, hendaklah berniat hendak bangun untuk


bersembahyang.
2) Sebaiknya, shalat malam dilakukan dimulai dengan mengerjakan dua
rakaat yang ringan dan selanjutnya bolehlah bersembayang sesuka hati.
3) Hendaklah menghentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat
mengantuk sampai hilang kantuknya
4) Hendaklah jangan memberatkan diri. Maksudnya ialah hendaknya
mengerjakanya dengan tekun dan jangan sampai meninggalkan kecuali
dalam keadaan yang sangat terpaksa.
5) Memperbanyak do’a, berdzikir dan istighfar setelah shalat tahajjud. Yaitu
di pertengahan malam, lebih khusus lagi pada sepertiga malam terakhir.7
Waktu pelaksanaan shalat tahajud itu dapat dilakukan di di permulaan,
di pertengahan, ataupun di penghabisan malam, asalkan sudah melaksanakan
shalat isya’. Tetapi, waktu yang paling utama untuk melaksanakan shalat

4
Syaikh Al-'Allamah Muhammad bin Abdurrahman Ad-Dinasyqi, Fiqih Empat Madzhab. (Bandung
Hasyimi Press, 2004), 79.
5
A. Zainuddin Djazuli, Fiqih Ibadah, 131.
6
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah, 51.
7
Teungku Muharumad Hasby Ash-Shiddiqicy, Mutiara Hadist 3 Shalat (Semarang: Pustaka Rizki
Putra, 2003), 374
8

tahajud adalah sepertiga malam terakhir.8


c. Shalat Witir
Witr menurut bahasa berarti ganjil. Sedangkan menurut syara’ adalah
shalat sunnah muakkad dengan bilangan rakaat ganjil yang dikerjakan setelah
shalat isya’ sebagai penutup rangkaian ibadah shalat hari itu. 9 Mayoritas
ulama’ selain Abu Hanifah, berpendapat bahwa witr hukumnya adalah sunnah
muakkad, bukan wajib. Hal tersebut sesuai dengan hadist berikut yang
diriwayatkan oleh Imam lima dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah:10

Waktu pelaksanaan shalat witir adalah setelah shalat isya’ sampai


terbitnya fajar. Sekiranya seseorang berniat bangun tengah malam untuk
shalat tahajjud, sebaiknya iya mengundurkan witirnya sebagai penutup shalat
malamnya.

Sedangkan jumlah bilangan rakaat shalat witir beberapa Imam Madzab


berbeda pendapat. Menurut Syafi’i dan Hambali jumlah minimal rakaat shalat
witir adalah satu rakaat, sedangkan maksimalnya adalah sebelas rakaat dan
jumlah rakaat yang sempurna adalah tiga rakaatTata cara melaksanakan shalat
witir adalah sama seperti shalat fardhu lainya namun hanya jumlah rakaatnya
yang berbeda

d. Shalat Dhuha
Shalat dhuha ialah shalat shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi
hari. Shalat dhuha merupakan shalat sunnah muakkad yaitu shalat sunnah yang
dianjurkan oleh Rasulullah Saw. Mengenai jumlah rakaat shalat dhuha boleh
dengan dua rakaat, empat rakaat, enam rakaat, delapan rakaat dan seterusnya.

Diantara banyak keutamakan shalat dhuha diantaranya adalah:


1) Allah akan mencukupkan rezeki

2) Jika mengerjakan shalat dhuha dengan langgeng maka Allah akan


8
Sayyid Sabiq. Fiqih Sunnah, 56-57.
9
Isnatin Ulfah, Fiqih Ibadah, 97
10
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Terjemahan Bulughul Marom. (Jogjakarta: Hikam Pustaka 2013), 96
9

mengampuni dosa-dosanyaTata cara melaksanakan shalat dhuha ialah seperti


shalat pada umumnya yang membedakan hanya niat dan bacaan suratnya.

Tata cara melaksanakan shalat dhuha ialah seperti shalat pada umumnya
yang membedakan hanya niat dan bacaan suratnya. Untuk rakaat pertama
ialah membaca surat Asy-syamsi dan pada rakaat ke dua adalah surat Ad-
dhuha.11

Waktu pelaksanaan shalat dhuha adalah sejak naiknya matahari di pagi hari,
setinggi tombak dan berakhir pada saat matahari tepat berada di atas tengah
langit (menjelang masuknya waktu dzuhur).

e. Shalat Hajat
Shalat hajat ialah shalat bagi seorang yang mempunyai keinginan, agar
keinginan tersebut diperkenankan oleh Allah swt

Jumlah rakaat shalat hajat ialah yang termashur adalah dua rakaat
sedangkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin shalat hajat bisa dilakukan sampai 12
rakaat dengan 2 kali salam. Cara melaksanakan shalat hajat sama dengan cara
pelaksanaan shalat fardhu, baik bacaan dan gerakannya yang membedakan
hanyalah niatnya. Tata cara melaksanakan shalat hajat adalah sebagai berikut:12

1) Melaksanakan shalat dua rakaat sebagaimana shalat-shalat lainDi rakaat


pertama, membaca surat Al-fatihah dan diteruskan dengan membaca surat
Al- kafirun sebanyak 10 kali.
2) Di rakaat kedua membaca surat Al-fatihah dan dilanjutkan dengan
membaca surat Al-ikhlas 10 kali.
3) Setelah salam kemudian membaca do’a

4) Setelah membaca doa kemudian melakukan sujud kembali dengan


maksud tadzallul (merendahkan diripada Allah), dan pada saat sujud
membaca: tasbih, tahmid, tahlil dan membaca doa sapu jagad.

11
Ibid, 83
12
A. Zainuddin Djazuli, Fiqih Ibadah, 133
10

5) Setelah selesai kemudian duduklah dan bertawassul.

6) Setelah bertawasul kemudian membaca surat Al-ikhlas, mu’awidzatain


dan ayat kursi masing-masing tiga kali.
Waktu pelaksanaan shalat hajat ialah boleh kapanpun baik siang hari
atau malam hari, asal bukan waktu-waktu terlarang shalat. Akan tetapi waktu
yang paling utama adalah sepertiga malam terakhir atau setiap selesai shalat
fardhu.

f. Shalat Tasbih
Shalat tasbih merupakan shalat sunnah yang dilakukan oleh Nabi saw
sebagaimana yang diajarkan beliau kepada pamannya yakni sahabat Abbas bin
Abdul Muthallib.13 Shalat tasbih dianjurkan untuk dilaksanakan pada setiap
malam dan apabila tidak mampu maka hendaknya dilakukan seminggu sekali,
apabila masih belum bisa juga dapat dilakukan sebulan atau setahun sekali.

Teknis pelaksanaan shalat tasbih adalah apabila shalat tasbih dikerjakan


empat rakaat, boleh dikerjakan dengan satu salam atau dua salam (tiap rakaat 2
salam) namun yang utama apabila dikerjakan pada siang hari hendaknya
dilakukan empat rakaat dengan satu kali salam, sedangkan apabila dikerjakan
saat malam hari maka empat rakaat tadi dijadikan satu salam. Tata cara
pelaksanaan shalat tasbih adalah sebagai berikut:14

1) Berdiri dan menghadap kiblat, kemudian mengucapkan niat

2) Setelah itu membaca doa iftitah kemudian dilanjutkan surat pendek dan
dilanjutkan membaca tasbih 15 kali
3) Kemudian ruku’ dan setelah membaca tasbih ruku’, membaca bacaan
tasbih 10 kali.
4) Setelah selesai membaca tahmid i’tidal membaca lagi tasbih 10 kali.

5) Di waktu sujud setelah tasbih sujud. Kemudian membaca tasbih 10 kali

13
A. Zainuddin Djazuli, Fiqih Ibadah, 135.
14
Ma'shum, Tuntunan shalat lengkap dan do'a-do'a, 178
11

lantas kemudian duduk diantara dua sujud.


6) Setelah selesai membaca doa duduk antara dua sujud lantas membaca
tasbih lagi 10 kali, kemudian sujud kedua.
7) Pada sujud kedua setelah selesai membaca tasbih 10 kali lantas sebelum
berdiri rakaat kedua kita hendaknya duduk istirahat lalu sambil duduk
istirahat kita membaca lagi tasbih sepuluh kali.
Andaikata kita kelupaan membaca tasbih disalah satu tempatnya, maka
boleh digantikan di tempat berikutnya, agar tetap tasbihnya berjumlah
300 tasbih.

g. Shalat Taubat
Shalat taubat adalah shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan sebagai
salah satu cara bertaubat memohon ampun kepada Allah atas dosa dan kesalahan
yang telah dilakukan.15

Hukum shalat taubah adalah sunnah menurut empat imam madzab fiqih
yaitu Madzab maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali berdasarkan hadist di atas.
Hadist di atas bermakna baha apaila seseorang muslim melakukan dosa dan
hendak bertaubat dari dosannya itu maka sunnah baginya untuk melakukan
shalat sunnah dua rakaat dan melakukan taubat dosannya dari Allah swt.

Tata cara pelaksanaan shalat taubah adalah seperti shalat-shalat sunnah


pada umumnya dan rakaatnya sebanyak 2 rakaat sampai 6 rakaat. Dengan
sekali salam setiap 2 rakaatnya

Waktu pelaksanaan shalat Tubat ialah kapan saja boleh siang atau
malam kecuali waktu-waktu yang dilarang dalam melakukan shalat.

h. Shalat ‘Idain ( Shalat Idul Fitri dan Idul Adha)


Shalat idul fitri dan idul adha adalah shalat sunnah muaka karena Nabi
saw.
Selalu melaksanakan dan memerintahkan pria ataupun wanita untuk
melaksanakannya. Waktu pelaksanaanya ialah sejak terbit matahari sampai
15
Ibid, 138
12

dimulainya shalat dzuhur. Disunnahkan mengundurkan sedikit pelaksanaan


shalat idul fitri untuk memberi kesempatan membagi zakat yang belum tuntas,
dan menyegerakan pelaksanaan shalat idul adha untuk segera memberi
kesempatan penyembelihan hewan qurban.16

Ketentuan pelaksanaan shalat ‘Idain adalah sebagai berikut:


1. Mengucapkan takbir sebelum membaca al fatihah setelah takbiratul ihram.
Menurut Imam Malik, jumlah takbir shalat id adalah tujuh kali sudah
termasuk takbiratul ihram untuk rakaat pertama dan enam kali pada rakaat
kedua termasuk takbir bangun dari Takbir, A-fatihah dan surat dibaca Jahr

2. Disunnahkan menyampaikan dua khutbah, sebagaimana shalat jum’at


setelah selesai shalat.

Hal-hal yang disunnahkan dalam shalat ‘Idain:


1. Membaca Takbir.
2. Mandi, berhias, memakai wangi-wangian, dan memakai pakaian yang
paling disukai.
3. Makan sebelum shalat idul fitri dan untuk idul adha makanya setelah
melaksanakan shalat idul adha.
4. Memilih jalan yang lebih panjang ketika berangkat, dan jalan yang lebih
dekat ketika pulang dari tempat shalat.
5. Ikut mengajak wanita-wanita haid untuk menyaksikan kebaikan dan
dakwah kaum muslim.

2.2 Pengertian Sujud Dan Macam Macam Sujud

Sujud merupakan salah satu gerakan salat. gerakan ini wajib dilakukan saat
melaksanakan salat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sujud berarti pernyataan
hormat dengan berlutut dan menundukkan kepala. Artinya saat bersujud kita menyembah

16
Isnatin Ulfah, Fiqih Ibadah, 101
13

Allah Swt. sebagai bentuk penghormatan karena Ia adalah Tuhan semesta alam.
a. Sujud Tilawah

Tilawah artinya bacaan atau membaca. Jadi, sujud tilawah adalah sujud yang
dilakukan karena membaca atau dibacakan ayat sajdah.17 Sujud tilawah ini hukumnya
sunah, tetapi menurut ulama Hanafi hukumnya wajib. Maka -menurut pendapat
pertama- sujud tilawah sunnah dikerjakan oleh yang membaca atau mendengar ayat
sajdah jika syarat-syarat yang diperlukan telah terpenuhi. Adapun dalil tentang
disyariatkannya sujud tilawah adalah sebagai berikut.18
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika anak Adam membaca ayat sajadah, lalu dia sujud, maka setan akan menjauhinya
sambil menangis. Setan pun akan berkata-kata: “Celaka aku. Anak Adam disuruh sujud,
dia pun bersujud, maka baginya surga. Sedangkan aku sendiri diperintahkan untuk
sujud, namun aku enggan, sehingga aku pantas mendapatkan neraka.” (HR. Muslim no.
81)
1. Syarat-syarat Sujud Tilawah
- Di Luar Sholat

a. Bacaan tersebut disyariatkan.

b. Bacaan tersebut disengaja.

c. Yang dibacanya adalah seluruh ayat sajdah.

d. Tidak memisahkan antara bacaan (ayat sajdah) dan sujudnya dalam jangka
waktu yang lama.
e. Bacaan ayat itu berasal dari satu orang.

f. Disyaratkan seperti yang berlaku dalam sholat, yakni suci dari dua hadats,
menghadap kiblat, menutup aurat, tidak berbicara, dan sebagainya.

17
Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, Jakarta: AMZAH,
2010), him.
18
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Solat Empat Mazhab, Jakarta: PT Mitra Kerjaya Indonesia, 1994),
him.377.
14

- Di Dalam Sholat.

Jika seseorang melakukan sujud tilawah di dalam sholat, maka selain syara
syarat yang telah disebutkan di atas ditambah dengan dua syarat, yakni sebagai
berikut:
a. Tidak menyengaja membaca ayat sajdah karena untuk melakukan sujud.

b. Yang melakukan sujud itu adalah orang yang membacanya. Namun, bagi
seorang makmum wajib mengikuti imam dalam sujud tilawah.19

2. Rukun Sujud Tilawah

 Niat.

 Takbiratul ihram. Menurut ulama Syafi’iyah rukun, sedangkan menurut ulama


lain adalah sunnah.
 Sujud satu kali, sebagaimana sujudnya sholat.

 Duduk sesudahnya denga thuma’ninah tanpa tasyahud. Rukun ini menurut


ulama Hanabilah dan Syafi’iyah, sedangkan menurut ulama lainnya sunnah.
 Mengucap salam sembari menoleh ke kanan. Sedangkan salam sembari
menoleh ke kiri adalah sunnah.20

3. Sunnah-sunnah Sujud Tilawah

 Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram bagi ulama yang


berpendapat bahwa takbiratul ihram adalah rukun.

 Takbir ketika bergerak menuju sujud dan ketika bangkit darinya.21

 Membaca doa ketika sujud

 Salam yang kedua.

19
Ahmad Nawawi Sadiil, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, Jakarta: AMZAH,
2010), hlm. 213.
20
Ahmad Nawawi Sadiil, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, Jakarta: AMZAH,
2010), hlm. 214.
21
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Solat Empat Mazhab, (Jakarta: PT Mitra Kerjaya Indonesia, 1994), him. 378.
15

 Jika ada orang yang membaca atau mendengar ayat sajdah tidak dapat
melakukan sujud tilawah karena udzur syar’i, atau ia sengaja tidak ingin
melakukan sujud tilawah,
4. Ayat-ayat Sajdah
Ayat sajdah adalah ayat-ayat tertentu dalam Al-Qur'an yang dianjurkan untuk
disujudinya jika didengar atau dibaca, baik sengaja maupun tidak sengaja. Ayat-
ayat ini memerintahkan hamba untuk bersujud dan menyembah kepada Allah SWT.
Hukum melakukan sujud tilawah atas ayat sajdah adalah sunah. Jika imam
melakukan sujud tilawah, maka makmum wajib untuk ikut sujud. Jika makmum
tidak ikut sujud, maka salat makmum tersebut batal.
Beberapa ayat sajdah yang disepakati ulama, di antaranya:

 QS. Al-A’raf: 206

 QS. Ar-Ra’d: 15

 QS. An-Nahl: 49

 QS. Al-Isra’: 107

 QS. Maryam: 58

 QS. Al-Hajj: 18

 QS. Al-Hajj: 77

 QS. Al-Furqon: 60

 QS. An-Nahl: 25

 QS. As-Sajdah: 15

 QS. Shaad: 24

 QS. Fushishillat: 37

 QS. An-Najm: 62

 QS. Al-Insyiqoq: 21
16

 QS. Al-Alaq: 19
b. Sujud Syukur

Syukur artinya berterima kasih. Jadi, sujud syukur adalah sujud di luar sholat yang
dilakukan karena ungkapan rasa syukur atau terima kasih kepada Allah SWT.

Sebab-sebab sujud syukur antara lain adalah sebagai berikut:


 Kedatangan nikmat.
 Kemenangan atas musuh.
 Kedatangan seorang yang diharapkan

 Terhindar dari musibah dan bahaya.

 Melihat orang yang diuji dengan musuh dunia (seperti melihat orang yang buta,
pincang, gila).

 Melihat orang yang diuji dengan musibah akhirat seperti melihat orang- orang
kafir yang durhaka).22

Sementara itu, ulama berbeda pendapat tentang sujud syukur ini. Ulama Hanafiyah
mengatakan bahwa sujud syukur bisa diniatkan bergabung dengan sujud atau ruku’.
Sementara ulama Malikiyah mengatakan bahwa sujud syukur adalah makruh. Menurut
mereka yang disunnahkan ketika mendapatkan kenikmatan atau berhasil menolak
keburukan adalah mengerjakan sholat dua raka’at.23

Syarat-syarat Sujud Syukur

 Islam.

 Berakal.

 Suci dari hadats.

 Menutup aurat.

 Menghadap kiblat.24

22
Ibid., hlm 221.
23
Abdul Qadir Ar-Rahbawi, Fikih Shalat Empat Madzhab, Jogjakarta: Hikam Pustaka, 2007), hlm.347
17

Rukun sujud syukur

 Niat

 Takbiratul ihram

 Sujud satu kali sebagaimana sujudnya shalat

 Duduk setelah sujud

 Salam yang pertama25

c. Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud yang dilakukan dua kali oleh umat Islam untuk menutupi
kesalahan dalam sholat, seperti lupa jumlah rakaat, meninggalkan rukun sholat, atau ragu.
Sujud sahwi dilakukan sebelum atau setelah salam, tergantung kapan seseorang ingat lupa.
Bacaan sujud sahwi adalah "Subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu" yang artinya "Maha
Suci Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa". Hukum sujud sahwi adalah
sunnah, sehingga sholat tidak batal jika ditinggalkan.

Tata Cara Sujud Sahwi menurut sejumlah hadits dan disepakati para ulama, sujud sahwi
dilakukan sebanyak dua kali sebelum salam seberapa pun kesalahan dalam sholatnya. Sujud
sahwi,menurut sunnah di lakukan di dalam salam.

Sebagaimana diriwayatkan dari 'Abdullah bin Buhainah dalam hadits riwayat Imam al-
Bukhari nomor1224 dan ImamMuslimnomor570:
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫َفَلَّما َتَّم َصاَل َتُه َس َجَد َس ْجَدَتْيِن َفَكَّبَر ِفي ُكِّل َس ْجَدٍة َوُهَو َج اِلٌس َقْبَل ْن ُيَس ِّلَم‬
Artinya: "Setelah beliau (Rasulullah SAW) menyempurnakan sholatnya, beliau sujud dua
kali. Ketika itu beliau bertakbir setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud
sahwi ini sebelum salam." (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim).

1. Didahului dengan Takbir. Sebagian ulama berpendapat, wajib untuk mengucap takbir
sebelum mengerjakan sujud sahwi yang dilakukan sebelum atau setelah memberi salam. Hal
ini pun disebut dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Muslim, dan
24
Ahmad Nawawi Sadili, Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan Sunnah, Jakarta: AMZAH,
2010), hlm. 223.
25
Ibid., hlm, 223.
18

Abu Hurairah.

"Beliau (Nabi) sholat dua rakaat kemudian memberi salam kemudian bertakbir lalu sujud
seperti sujud biasa atau lebih lama. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya lalu bertakbir
kemudian meletakkan kepalanya lalu bertakbir lalu sujud seperti sujudnya yang biasa atau
lebih panjang. Kemudian Beliau mengangkat kepalanya dan bertakbir," (HR. Imam
Bukhari, Muslim, dan Abu Hurairah).

2. Sujud sahwi dilakukan sesuai dengan adab sujud biasa artinya sujud dengan tujuh anggota
tubuh (kening, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua ujung kaki). Kemudian
menjauhkan kedua lengan dari kedua lambung, menjauhkan perut dari kedua paha,
merenggangkan kedua lutut dan saat sujud bisa membaca:

‫ُس ْبَح اَن َمْن اَل َيَناُم َواَل َيْسُهو‬

Bacaan latin: Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw.

Artinya: "Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa.

3. Bila lupa, dianjurkan diulang kembali

Menurut Syekh Abdullah Bafadhl, cara sujud sahwi dilakukan dengan melakukan dua
kali sujud sebelum salam. Bila seseorang lupa melakukan sujud sahwi, maka dianjurkan
untuk masuk kembali ke dalam sholat dan melakukan sujud sahwi.

"Sujud sahwi meski banyak (yang dilupakan dalam sholat) tetap dua sujud seperti sujud

sholat. Tempat sujud sahwi adalah waktu antara tasyahud akhir dan salam. Kesunahan sujud
sahwi luput sebab salam secara sengaja, demikian juga luput bila lupa tetapi jeda setelah
salam terlalu lama. Tetapi ketika jeda setelah salam cukup singkat, maka ia melakukan sujud
sahwi. Artinya, ia kembali masuk ke dalam sholat." (Lihat Syekh Abdullah Bafadhl, Al-
Muqaddimah Al-Hadhramiyyah, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman
244-246).
Hukum Sujud Sahwi masih mengutip dari buku yang sama, diperintahkan
mengerjakannya hanya sebab kelupaan di dalam pelaksanaan sholat fardhu atau sholat
19

sunnah. Oleh karena itu, hukum mengerjakannya dalam sholat sunnah adalah sama dengan
hukum mengerjakannya.dalam,sholat,fardhu.
Sementara itu, Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jaza'iri mengatakan, mayoritas ulama
berpendapat bahwa seorang makmum yang lupa di belakang imam tidak wajib melakukan
sujud sahwi. Kecuali imam yang lupa. "Maka ia (makmum) wajib melakukan sujud
bersamanya".

Tata Cara Sujud Sahwi menurut sejumlah hadits dan disepakati para ulama, sujud sahwi
dilakukan sebanyak dua kali sebelum salam seberapa pun kesalahan dalam sholatnya. Sujud
sahwi,menurut sunnah di lakukan di dalam salam.

Sebagaimana diriwayatkan dari 'Abdullah bin Buhainah dalam hadits riwayat Imam al-
Bukhari nomor1224 dan ImamMuslimnomor570:

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1) Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena membaca atau dibacakan
ayat sajdah, dan hukum melakukan sujud ini adalah sunah.
2) Sujud syukur adalah sujud di luar sholat yang dilakukan karena ungkapan rasa
syukur atau terima kasih kepada Allah SWT, hukumnya melaksanakannya juga
sunah seperti sujud tilawah.
20

3) Dalam syariat islam shalat terbagi dalam dua macam yaitu yang pertama shalat
wajib yakni shalat yang diwajibkan bagi umat muslim baik laki-laki ataupun
perempuan untuk mendirikannya. Shalat sunnah pun dibagi menjadi dua
macam yakni shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad.
Muakkad artinya dianjurkan, jadi shalat sunnah itu ada yang dianjurkan untuk
dilaksanakan setiap muslim, ada juga shalat sunnah yang tidak dianjurkan
untuk melaksanakannya, tapi sebagaimana hukumnya sunnah bila dikerjakan
berpahala dan apabila ditinggalkan tidak apa-apa. Walaupun demikian kita
sebagai umat muslim tentu ingin meningkatkan amalan ibadah dan ketakwaan.
2

DAFTAR PUSTAKA

Al-Hilali, Salim bin Id dan Hamid, Ali Hasan Abdul. 2007. Shalat sunnah Bersama Nabi.
Jakarta Timur: Darus Sunah Press.

Al-Zuhayly, Wahbah. 2005. Shalat sunnah dan Iktikaf Kajian Berbagai Mazhab.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Al-Qathani, Dr. Sa’id bin Ali bin Wahaf. 2008. Panduan Shalat Sunah & Shalat
Khusus. Jakarta: Almahira.

An-Nawawi, Imam. 2007. Raudhatuth-Thalibin. Jakarta Selatan: PustakaAzam Anggota


IKAPI DKI.

Ar-Rahbawi, Abdul Qadir. 1994. Salat Empat Mazhab. Jakarta: PT Mitra Kerjaya
Indonesia.

Ar-Rahbawi, Abdul Qadir. 2007. Fikih Shalat Empat Madzhab. Jogjakarta: Hikam
Pustaka.

Ar-Rahbawi, Abdul Qadir. 2007. Panduan Lengkap Shalat Menurut Empat Madzhab.
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Dyayadi. 2007. Shalat sunnah Sebagai Terapi. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Ja’far, Muhammadiyah. 1985. Zakat Shalat sunnah dn Haji. Malang: Kalam Mulia.

Sadili, Ahmad Nawawi. 2010. Panduan Praktis dan Lengkap Shalat Fardhu dan
Sunnah. Jakarta: AMZAH.

Anda mungkin juga menyukai