Makalah Kepdas Pert 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEPERAWATAN DASAR

“Prosedur Keperawatan Dalam Memenuhi Kebutuhan Oksigen Sesuai SOP”

DOSEN PENGAMPU :

Ns. Idrawati,S.Kep,M.Kep

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

1. Rani Putri Aprilya (223110267)

2. Refi Ananda Putri (223110268)

3. Resti Futri Zularmi (223110269)

4. Salsa Billa Muharamah (223110270)

5. Santi Irmila Nasution (223110271)

6. Savana JPP Rafel (223110272)

7. Silvi Yuliani (223110273)

D3 KEPERAWATAN PADANG
POLTEKKES KEMENKES RI PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah kelompok Keperawatan Dasar “ Prosedur Keperawatan dalam
Memenuhi Kebutuhan Oksigen Sesuai SOP”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang , 18 Januari 2023

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1. Latar Belakang................................................................................................................4
2. Rumusan masalah............................................................................................................4
3. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
a. Memberikan oksigen nasal kanul....................................................................................5
b. Melatih nafas dalam........................................................................................................7
c. Melatih batuk efektif.......................................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................12
PENUTUP................................................................................................................................12
a. Simpulan.......................................................................................................................12
b. Saran..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses
metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara dalam setiap kali bernapas. Penyampaian
02 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem respirasi, kardiovaskuler dan keadaan
hematologis. Adanya kekurangan 02 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses
lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Oleh
karena itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi
tubuh.

Kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan bila salah satu organ sistem respirasi
terganggu. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan
diantaranya karena ada massa oleh karena pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Pada
kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen (Kusnanto, 2016).

2. Rumusan masalah
a. Bagaimana cara memberikan oksigen nasal kanul
b. Bagaimana melatih nafas dalam
c. Bagaimana melatih batuk efektif

3. Tujuan
a. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan oksigen nasal kanul
b. Untuk mengetahui bagaimana melatih nafas dalam
c. Untuk mengetahui bagaimana melatih batuk efektif
BAB II
PEMBAHASAN
a. Memberikan oksigen nasal kanul
Pemberian terapi okesigen dengan menggunakan nasal kanul adalah pemberian oksigen
kepada klien yang memerlukan oksigen ekstra dengan cara memasukkan selang yang terbuat
dari plastik kedalam lubang hidung dan mengaitkannya di belakang telinga. Panjang selang
yang di masukkan ke dalam lubang hidung hanya berkisar 0,6 sampai dengan 1,3 cm.
Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah, relative
nyaman, mudah di gunakan, cocok untuk segala umur, cocok untuk pemasangan jangka
pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan oksigen. Pemakaian nasal kanul
juga tidak menggangu klien untuk melakukan aktifitas, seperti berbicara atau makan.

Perawat harus memahami dan mengetahui rata-rata aliran oksigen yang diberikan setiap
persentase FiO2. Atur aliran oksigen sesuai kolaborasi dengan dokter.

Tujuan :

1. Memberi oksigen dengan konsentrasi relative rendah jika hanya membutuhkan


oksigen minimal.
2. Memberi oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau klien minum.

Persiapan Persiapan Alat :

1. Tabung Oksigen dengan/flow meter


2. Humidivier menggunakan cairan steril, airdistilisasi atau air kran yang dimasak sesuai
dengan kebijakan Rumah Sakit.
3. Kanula nasal dan selang
4. Plester
5. Kassa jika perlu

Persiapan Pasien :

1. Pasien diberikan penjelasan tentang hal-hal yang akan diberikan


2. Posisi yang aman dan nyaman
Persiapan mahasiswa :

1. Melakukan tindakan dengan sistematis


2. Komunikatif dengan klien
3. Percaya diri

Pengkajian

1. Program dokter yang berisi konsentrasi oksigen, metode pemberian, dan parameter
pengaturan (kadar gas darah, nilai oksimetri nadi)
2. Data dasar : tingkat kesadaran, status pernafasan (frekuensi, kedalaman, tanda
distress) tekanan darah, dan nadi
3. Warna kulit dan membrane mukosa

Diagnosis keperawatan

1. Ketidakefektifan pola nafas yang berhubungan dengan kerusakan neuromuscular


2. Ansietas yang berhubungan dengan ketidakmampuan bernafas
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan (kardiopulmoner) yang berhubngan dengan ditribusi
oksigen yang buruk

Prosedur Pelaksanaan

1. Kaji kebutuhan terapi oksigen dan klarifikasi intruksi terapi


2. Siapkan pasien dan keluarga
a) Bantu pasien memperoleh posisi semi-flower jika memungkinkan. Posisi ini
memudahkan ekspansi dada sehingga pasien lebih mudah bernapas.
b) Jelaskan bahwa oksigen akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea
dan tidak menimbulkan bahaya jika petunjuk keamanan diperhatikan.
Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang
berhubungan dengan penggunaan oksigen.
3. Siapkan peralatan oksigen dan humidifier.
4. Putar kenop oksigen hingga diperoleh kecepatan oksigen yang sesuai dengan intruksi
dan pastikan peralatan berfungsi dengan baik.
a) Pastikan oksigen mengalir dengan bebas melalui slang dan anda dapat
merasakan oksigen keluar dari kanula nasal. Tidak terdengar bunyi pada slang,
sambungan tidak bocor, dan terdapat gelembung udara pada humidifier saat
oksigen mengalir melewati air.
b) Atur kecepatan aliran oksigen sesuai dengan terapi yang direkomendasikan.

5. Pasang kanula nasal pada wajah klien dengan lubang kanula masuk kedalam hidung
dan karet pengikat melingkari kepala pasien. Beberapa model memiliki karet pengikat
yang ditarik ke bawah dagu.
6. Fiksasi kanula nasal menggunakan flester
7. Gunakan kassa segabai alas karet pengikat pada area telinga dan tulang pipi jika perlu
8. Lakukan evaluasi umum pada klien dalam 15-30 menit pertama, bergantung pada
kondisi pasien. Selanjutnya, lakukan evaluasi umum secara teratur yang meliputi
pengkajian tingkat kecemasan; kemudahan bernapas ketika alat dipasang; TTV; pola
napas; pergerakan dada; warna kulit; kuku; bibir; telinga; membran mukosa hidung;
mulut dan faring; tanda hipoksia; tanda hiperkarbia; bunyi napas bilateral; AGD;
toleransi aktivitas; adanya takikardia; dispnea; konfusi; kelelahan; dan sianosis.
9. Kaji adanya iritasi pasa hidung pasien dan berikan pelumas pada membran mukosa
jika perlu.
10. Inspeksi peralatan secara teratur. Periksa volume kecepatan aliran oksigen dan
ketingian cairan steril pada humidifier dalam 30 menit dan ketika memberi perawatan
pada pasien . pertahankan ketinggian air di dalam humidifier dan pastikan petunjuk
keamanan dipatuhi.
11. Dokumentasikan hasil pegkajian, terapi yang diberikan, dan data yang relevan dalam
dokumntasi keperawatan.

Identifikasi hasil dan perencanaan Hasil yang diharapkan :

 Rentang frekuensi pernafasan dari 14-20×/menit; kedalaman nafas normal,


lembut,dan simestri; lapang paru bersih, tidak sianosis
 Klien tidak memperlihatkan masalah pernafasan

Pertimbangan khusus dalam perencanaan dan implementasi

 Periksa kembali kebijakan institusi tentang perlunya mendapatkan program dokter


sebelum terapi oksigen dimulai.
 Pada sebagian besar kasus akut, peberian oksigen merupakan wewenang perawat dan
tidak memerlukan intruksi dokter atau tindak selanjutnya. Gunakan masker wajah
daripada kanula nasal untuk memberikan kontrol konsentrasi oksigen inspirasi yang
lebih baik. Jika diperlukan konsentrasi oksigen yang tinggi, penggunaan kanula nasal
mungkin tidak tepat untuk pemberian oksigen dalam situasi darurat. Jika klien tidak
memiliki riwayat penyakit paru menahun atau penyalahgunaan tembakau yang kronis.

b. Melatih nafas dalam


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK RELAKSASI NAPAS DALAM

1. Menjelaskan maksud, tujuan, dan cara dilakukannya teknik relaksasi Pernapasan


2. Persiapan sebelum pelaksanaan:
a. Persiapan ruangan: ruangan yang nyaman dan minimalkan kebisingan dan
gangguan.
b. Persiapan pasien: Minta pasien untuk berbaring dengan rileks.
3. Langkah-langkah tindakan keperawatan Teknik Relaksasi Napas Dalam:
a. Mencari posisi yang paling nyaman
b. Pasien meletakkan lengan disamping pasien
c. Kaki jangan di silangkan
d. Tarik napas dalam, rasakan perut dan dada anda terangkat perlahan
e. Rileks, keluarkan napas dengan perlahan-lahan
f. Hitung sampai 4, tarik napas pada hitungan 1 dan 2, keluarkan napas pada
hitungan 3 dan 4 7.
g. Lanjutkan bernapas dengan perlahan, rilekskan tubuh, perhatikan setiap
ketegangan pada otot.
h. Lanjutkan untuk bernapas dan rileks.
i. Konsentrasi pada wajah anda, rahang anda, leher anda, perhatikan setiap
kesulitan
j. Napas dalam kehangatan dan relaksasi kosentrasi setiap ketegangan di tangan
anda, perhatikan bagaimana rasanya
k. Sekarang buat kepalan-kepalan tangan yang kuat, saat anda mulai
mengeluarkan napas, relaksasikan kepala dan tangan anda.
l. Perhatikan apa yang dirasakan tangan anda, pikir “rileks” tangan anda terasa
hangat, berat atau ringan.
m. Upayakan untuk lebih rileks dan lebih rileks lagi. n. Sekarang fokus pada
lengan atas anda, perhatikan setiap ketegangan,
n. relaksasikan lengan anda, biarkan perasaan relaksasi menyebar dari jari-jari
dan tangan anda melalui otot lengan anda. (Sumber: Murni, 2014)

c. Melatih batuk efektif


Pengertian batuk efektif

Menurut Ambarawati & Nasution, (2015)Batuk efektif merupakan cara untuk melatih
pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk
membersihakan laring, trakea, dan bronchioles dari secret atau benda asing dijalan
nafas.Menurut Rochimah, (2011) batuk efektif mengandung makna dengan batuk yang benar,
akan dapat mengeluarkan benda asing, seperti secret semaksimal mungkin. Bila pasien
mengalami gangguan pernafasan karena akumulasi secret, maka sangat dianjurkan untuk
melakukan latihan batuk efektif.

Menurut Andarmoyo, (2012) latihan batuk efektif merupakan cara untuk melatih pasien
yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif dengan tujuan untuk membersihkan
laring, trachea, dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan nafas.

Tujuan batuk efektif

Menurut Rosyidi & Wulansari, (2013), batuk efektif dilakukan dengan tujuan untuk
membersihkan jalan nafas, mencegah komplikasi : infeksi saluran nafas, pneumonia dan
mengurangi kelelahan. Menurut Muttaqin, (2008) tujuan batuk efektif adalah meningkatkan
mobilisasi sekresi dan mencegah risiko tinggi retensi sekresi (pneumonia, atelektasis, dan
demam). Pemberian latihan batuk efektif dilaksananakan terutama pada klien dengan masalah
keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif dan masalah risiko tinggi infeksi saluran
pernafasan bagian bawah yang berhubungan dengan akumulasi secret pada jalan nafas yang

Standar Operasional Prosedur (SOP) Melatih batuk efektif sering disebabkan oleh
kemampuan batuk yang menurun. Menurut Somantri, (2012) Batuk yang efektif sangat
penting karena dapat meningkatkan mekanisme pembersihan jalan nafas (Normal Cleansing
Mechanism).

Mekanisme pengeluaran secret dengan batuk efektif

Batuk efektif adalah teknik batuk untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas. Batuk
memungkinkan pasien mengeluarkan secret dari jalan nafas bagian atas dan jalan nafas
bagian bawah. Rangkian normal peristiwa dalam mekanisme batuk adalah inhalasi dalam,
penutupan glottis, kontraksi aktif otot –otot ekspirasi, dan pembukaan glottis. Inhalasi dalam
meningkatkan volume paru dan diameter jalan nafas memungkinkan udara melewati sebagian
plak lendir yang mengobstruksi atau melewati benda asing lain. Kontraksi otot – otot
ekspirasi melawan glottis yang menutup menyebabkan terjadinya tekanan intratorak yang
tinggi. Aliran udara yang besar keluar dengan kecepatan tinggi saat glotis terbuka,
memberikan secret kesempatan untuk bergerak ke jalan nafas bagian atas, tempat secret dapat
di keluarkan(Potter & Perry, 2010).

Menurut PPU RS Panti Rapih (2015) batuk efektif ini dapat dilakukan sebanyak 3 – 4
kali dalam sehari.

Indikasi batuk efektif

Menurut (Rosyidi & Wulansari, 2013) indikasi klien yang dilakukan batuk efektif adalah :

1. Jalan nafas tidak efektif.


2. Pre dan post operasi.
3. Klien imobilisasi.

Kontraindikasi batuk efektif

Menurut Rosyidi & Wulansari, (2013)pelaksanaan prosedur batuk efektif adalah :

1. Klien yang mengalami peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK) gangguan fungsi
otak.
2. Gangguang kardiovaskular : Hipertensi berat, aneurisma, gagal jantung, infrak
miocard.
3. Emphysema karena dapat menyebabkan rupture dinding alveolar.

Prosedur pelaksanaan batuk efektif

Menurut Rosyidi & Wulansari, (2013) kontraindikasi pada batuk efektif adalah :

1. Meletakkan kedua tangan di atas abdomen bagian atas (dibawah mamae) dan
mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri di atas processus xyphoideus.
2. Menarik nafas dalam melalui hidung sebanyak 3-4 kali, lalu hembuskan melalui bibir
yang terbuka sedikit (purs lip breathing).
3. Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih 2-3 detik.
4. Angkat bahu, dada dilonggarkan dan batukkan dengan kuat.
5. Lakukanlah 4 kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan
pasien.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Melatih Batuk Efektif

 Pengertian

Suatu tindakan melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan batuk secara efektif untuk
membersihkan laring, trakea, dan bronkiolus dari sekret atau benda asing di jalan napas

 Tujuan
a. Membersihkan jalan nafas
b. Mencegah komplikasi infeksi saluran nafas
c. Mengurangi kelelahan saat batuk
 Indikasi dan ketentuan
a. Pasien dengan gangguan bersihan jalan napas akibat akumulasi sekret.
b. Pasien pre dan post operasi
c. Pasien imobilisasi
d. Pasien sadar dan mampu mengikuti perintah.
 Kontra indikasi
a. klien yang mengalami peningkatan tekanan intra kranial (TIK)
b. gangguan fungsi otak
c. Gangguang kardiovaskular (hipertensi berat, aneurisma, gagal jantung, infrak
miocard), dan emfisema karena dapat menyebabkan ruptur dinding alveolar.
 Peralatan
a. Tempat sputum (misalnya bengkok, gelas, dan yang lainnya)
b. Perlak/alas
c. Lap wajah (misalnya saputangan atau kertas tissue)
d. Stestoskop
e. Sarung tangan
f. Masker
 Prosedur kegiatan
1.Tahap prainteraksi
 Mengecek program terapi
 Mencuci tangan
 Menyiapkan alat
2. Tahap orientasi
 Memberikan salam dan nama klien
 Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien
3. Tahap kerja
 Menjaga privasi klien
 Mempersiapkan klien
 Meletakkan kedua tangan di atas abdomen bagian atas (dibawah mamae) dan
mempertemukan kedua ujung jari tengah kanan dan kiri di atas processus
xyphoideus.
 Menarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, lalu
hembuskan melalui bibir mencucu (pursed lip breathing) selama 8 detik. Lakukan
berulang sebanyak 3-4 kali.
 Pada tarikan nafas dalam terkahir, nafas ditahan selama kurang lebih 2-3 detik.
 Angkat bahu, dada dilonggarkan dan batukkan dengan kuat.
 Lakukanlah 4 kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhan
pasien.
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan diantaranya karena ada
massa oleh karena pertumbuhan jaringan yang tidak normal.

Tujuan untuk mengetahui bagaimana cara memberikan oksigen nasal kanul Untuk
mengetahui bagaimana melatih nafas dalam Untuk mengetahui bagaimana melatih batuk
efektif

Pemasangan nasal kanula merupakan cara yang paling mudah, sederhana, murah,
relative nyaman, mudah di gunakan, cocok untuk segala umur, cocok untuk pemasangan
jangka pendek dan jangka panjang, dan efektif dalam mengirimkan oksigen.

Menurut Muttaqin, (2008) tujuan batuk efektif adalah meningkatkan mobilisasi sekresi
dan mencegah risiko tinggi retensi sekresi (pneumonia, atelektasis, dan demam). Pemberian
latihan batuk efektif dilaksananakan terutama pada klien dengan masalah keperawatan
bersihan jalan nafas tidak efektif dan masalah risiko tinggi infeksi saluran pernafasan bagian
bawah yang berhubungan dengan akumulasi secret pada jalan nafas yang Standar
Operasional Prosedur (SOP) Melatih batuk efektif sering disebabkan oleh kemampuan batuk
yang menurun.

Mekanisme pengeluaran secret dengan batuk efektif Batuk efektif adalah teknik batuk
untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas. Batuk memungkinkan pasien mengeluarkan
secret dari jalan nafas bagian atas dan jalan nafas bagian bawah.

b. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan
terutama dalam prosedur keperawatan dalam memenuhi kebutuhan oksigen sesuai SOP.
DAFTAR PUSTAKA

Rosyidi & Wulansari (2013)

PPNI (2019)

Anda mungkin juga menyukai