Revisi 1 Laporan Kasus KDP Dengan Oksigenisasi KLPK 13
Revisi 1 Laporan Kasus KDP Dengan Oksigenisasi KLPK 13
Revisi 1 Laporan Kasus KDP Dengan Oksigenisasi KLPK 13
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
DAHLINI
NUR AYU
LILI UTAMI
SAPARUDIN
ZULKIBLI
Puji syukur kami ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
Laporan kasus yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenisasi Pada Pasien Tb Paru Di RSUD Pemangkat
Ruang Pd 1bulan Oktober tahun 2023 dapat terselesaikan.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga kami sampaikan
kepada bapak Ns. Ery Sandi, S.Kep selaku pembimbing klinik dan bapak Ns
Egidius Umbu Ndeta S,Kep.,M.Kes selaku pembimbing akademik yang penuh
kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga Laporan kasus
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan terselesaikannya Laporan kasus ini, perkenankan pula kami untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
2. Bapak Ns. Raju Kapadia, S.Kep, M.Med. Ed, selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
3. Ibu Ns. Halina Rahayu, S.Kep, M.Kep, selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan dan Profesi Ners Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Bapak dr. Yana Sumartana, M.A.P selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Pemangkat.
5. Bapak Ns. Donnie Al Ifhan, S.kep. MAP selaku ketua diklat Rumah Sakit
Umum Daerah Pemangkat.
6. Seluruh Dosen, Instruktur dan Staf Program Studi Profesi Ners Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak.
7. Seluruh perawat dan staf di Ruang Penyakit Dalam 1 Rumah Sakit Umum
Daerah Pemangkat.
8. Teman-teman seperjuangan Program Studi Profesi Ners Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Pontianak yang senantiasa memberikan semangat dan
motivasi serta bantuan.
i
9. Serta semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan Laporan kasus ini.
Kelompok kami telah berusaha sebaik-baiknya untuk menyusun Laporan
kasus ini. Kami tetap mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
perbaikan Laporan kasus ini. Semoga nanti laporan kasus kelompok 13 ini dapat
bermanfaat dan dapat digunakan bagi yang membutuhkan.
ii
ABSTRAK
Dahlini1), Nur Ayu1), Lili Utami1), Saparudin1), Zulkibli1), Ns. Ery Sandi, S.Kep 2), Ns Egidius
Umbu Ndeta S,Kep.,M.Kes ³), Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Pontianak, Jurusan
Keperawatan Singkawang, Program Studi profesi ners4)
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
ABSTRAK..........................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................6
A. Latar Belakang.............................................................................6
B. Rumusan Masalah........................................................................7
C. Tujuan Penulisan..........................................................................7
D. Manfaat Penulisan........................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................9
2.1. Definisi.........................................................................................9
2.2. Etiologi.........................................................................................9
2.3. Klasifikasi....................................................................................10
2. 4.Tanda dan Gejala.........................................................................10
2. 5.Komplikasi...................................................................................12
2. 6.Pemeriksaan Diagnostik...............................................................12
2. 7.Penatalaksanaan...........................................................................12
2. 8.Asuhan keperawatan....................................................................13
2. 9.Aplikasi pemikiran kritis dalam asuhan keperawatan pasien......21
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN...................................................22
A. Kerangka Konsep.........................................................................22
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................23
4.1. Analisa Kasus...............................................................................23
4.2. Analisa Intervensi Keperawatan..................................................23
4.3. Rancangan ide-ide baru................................................................24
BAB V PENUTUP............................................................................................33
5.1. Kesimpulan..................................................................................33
5.2. Saran............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................35
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk
mempertahankan hidupnya, dan untuk aktivitas berbagai organ atau sel.
Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan oksigen maka akan
berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan biasanya pasien
akan meninggal.
Kebutuhan dasar oksigenasi merupakan kebutuhan dasar paling vital
dalam kehidupan manusia. Didalam tubuh oksigen berperan penting dalam
proses metabolisme sel. Kekurangan oksigen akan menimbulkan dampak yang
sangat bermakna bagi tubuh. Salah satu gangguan kebutuhan oksigenasi
adalah bersihan jalan napas tidak efektif, pola napas tidak efektif dan
gangguan pertukaran gas.
Masalah tersebut sering terjadi pada kasus infeksi saluran napas. Salah
satunya adalah TB Paru. Tuberkulosis (TB) paru merupakan penyakit menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Proses terjadinya infeksi
oleh M. tuberculosis biasanya secara inhalasi, sehingga TB paru merupakan
manifestasi klinis yang paling sering dibandingkan dengan organ lain.
Penularan penyakit ini sebagian besar melalui inhalasi basil yang
mengandung droplet nuclei, khususnya yang didapat dari pasien TB paru
dengan batuk berdarah atau berdahak yang mengandung Basil Tahan Asam.
Gejala utama tuberkulosis adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu
atau lebih. Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur
batuk darah. Sesak napas, badan lemas nafsu makan menurun berat badan
menurun malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, deman meriang
lebih dari 1bulan.
Sesak napas dan adanya penumpukan sekret pada saluran napas yang
terjadi pada pasien berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi.
Untuk itu diperlukan upaya penanganan yang baik sesuai dengan asuhan
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam
proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh
sel-sel tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2015). Oksigen adalah kebutuhan
dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh,
mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel (Carpenito, Lynda
Juall 2012). Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel.
2.2. Etiologi
Seseorang biasanya mengalami masalah oksigenasi disebabkan
oleh:
a. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif adalah ketidak ketidakmampuan
membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk mempertahankan
jalan nafas tetap paten. (PPNI, 2017). Suatu keadaan ketika seorang
individu mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada
status pernapasan sehubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk
secara efektif.( Carpenito,Lynda Juall 2012).
b. Pola napas tidak efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak
memberikan ventilasi yang adekuat (PPNI, 2017). Keadaan ketika
seorang individu mengalami kehilangan ventilasi yang aktual atau
potensial yang berhubungan dengan perubahan pola pernapasan.
(Carpenito, Lynda Juall 2012).
c. Gangguan Pertukaran Gas adalah keadaan karbondioksida pada
membran alveolus-kapiler (PPNI, 2017). Kelebihan atau kekurangan
oksigenasi dan/atau eliminasi ketika seorang individu mengalami
penurunan jalannya gas (oksigen dan karbondioksida ) yang aktual
(atau dapat mengalami potensial) antara alveoli paru-paru dan sistem
vaskular. (Carpenito, Lynda Juall 2012).
5
2.3. Klasifikasi
Ada tiga langkah dalam proses oksigenisasi yaitu ventilasi, perfusi
paru, dan difusi. Penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan keparu-paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. Udara yang masuk dan keluar terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara intrapleural lebih negative (725
mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan
masuk ke alveoli.
b. Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah dioksigenasi
yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.
Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dikapiler dan alveolus.
Sirkulasi merupakan 8-9 % dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat
fleksibel dan dapat mengakomodasi variasi volume darah yang besar
sehingga dapat dipergunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan
volume atau tekanan darah sistemik.
c. Difusi yaitu oksigen yang terus menerus berdifusi dari udara dalam
alveoli kedalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) dan terus
berdifusi dari darah kedalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul
dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi
udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler.
Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi
proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 dialveoli sekitar
100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60
mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dalam darah. Berbeda
halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan
pada alveoli 40 mmHg, maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
2. 4. Tanda dan Gejala
1. Bersihan Jalan Nafas tidak efektif
Gejala dan tanda mayor
Subjektif : tidak tersedia
6
2. 5. Komplikasi
Komplikasi dalam oksigenasi dapat terjadi ketika tubuh tidak
mampu memperoleh atau memanfaatkan oksigen dengan baik. Beberapa
komplikasi yang mungkin terjadi akibat kurangnya oksigen dalam tubuh
antara lain:
a. Frekuensi nadi dan pernapasan naik.
b. Lemas.
c. Gangguan pada cara berpikir dan berkonsentrasi.
d. Sianosis, yaitu warna kulit, kuku dan bibir berubah menjadi biru.
e. Pingsan.
f. Gelisah.
Sedangkan, gagal napas hiperkapnia, hipoventilasi, atelektasis
serap, dan keracunan oksigen adalah beberapa komplikasi yang mungkin
terjadi terkait dengan terapi oksigen
2. 6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel
sputum/benda asing yang menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
8
2. 7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan secret
d. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu pemberian
oksigen jika diperlukan.
e. Penggunaan ventilator mekanik
f. Fisoterapi dada
2. 8. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik
secara fisik maupun psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu
dikaji untuk mengetahui hubungan dan pengaruhnya terhadap
terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang
masalahnya/penyakitnya.
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan mengganggu
oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan pengkajian tentang
riwayat keluhan utama seharusnya mengandung unsur PQRST
(Paliatif/Provokatif, Quality, Regio, Skala, dan Time)
3. Riwayat perkembangan
9
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital
menurun
4. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam hal ini perlu dikaji apakah ada anggota keluarga yang
mengalami masalah / penyakit yang sama.
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya :
merokok, pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor
alergen dll.
6. Riwayat Keperawatan
Pengkajain riwayat keperawatan pada masalah kebutuhan oksigen
meliputi; ada atau tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan
hidung dan tenggorokan), seperti epistaksis (kondisi akibat
luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi,
gangguan pada sistem peredaran darah dan kanker), obstruksi nasal (
akibat polip, hipertropi tulang hidung, tumor, dan influenza), dan
keadaan lain yang menyebabkan gangguan pernapasan. Pada tahap
pengkajian keluhan atau gejala, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah keadaan infeksi kronis dari hidung, sakit pada daerah sinus,
otitis media, keluhan nyeri pada tenggorokan, kenaikan suhu tubuh
hingga sekitar 38,50 C, sakit kepala, lemas, sakit perut hingga
muntah-muntah (pada anak-anak), faring berwarna merah, dan
adanya edema.
7. Pola batuk dan Produksi sputum
Tahap pengkajian pola batuk dilakukan dengan cara menilai apakah
batuk termasuk batuk kering, keras, dan kuat dengan suara
mendesing, berat dan berubah-ubah seperti kondisi pasien yang
mengalami penyakit kanker. Juga dilakukan pengkajian apakah
10
3. Perencanaan Keperawatan
14
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi dilakukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam perencanaan, membandingkan hasil tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menilai efektivitas proses keperawatan
mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan. Evaluasi
disusun menggunakan SOAP
17
19
BAB IV
PEMBAHASAN
40
41
Ditetapkan Oleh :
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
Tanggal Terbit :
OPERASIONAL
23 JANUARI 2020
NIP. 197112311992031010
PENGERTIAN NEBULASI adalah pemberian inhalasi uap dengan obat/tanpa obat menggunakan nebulator.
FISIOTERAPI DADA adalah salah satu intervensi untuk melepaskan sekresi dari berbagai
segmen paru dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi.
1. Postural Drainage : Merupakan cara klasik untuk mengeluarkan secret dari paru dengan
mempergunakan gaya berat (gravitasi) dari secret.
2. Vibrasi : merupakan kompresi dan getaran manual pada dinding dada dengan
tujuan menggerakkan secret ke jalan napas yang besar.
3. Perkusi adalah tepukan dilakukan pada dinding dada atau punggung dengan tangan dibentuk
seperti mangkok untuk melepaskan sekret yang tertahan atau melekat pada bronkhus.
TUJUAN Tujuan Nebulasi
BAB V
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Berdasarkan konsep asuhan keperawatan yang telah disusun dan
dilaksanakan kepada Ny. I meliputi pengkajian, rumusan masalah,
perencanaan, implementasi dengan hasil evaluasi bersihan jalan napas
meningkat, masalah nyeri cukup menurun, masalah defisit nutrisi dengan
status nutrisi membaik.
1.2. Saran
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi di rawat inap RSUD
Pemangkat, maka kelompok dapat memberikan saran sesuai tahap proses
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA