Tutorial Skenario 2 Hidung Meler
Tutorial Skenario 2 Hidung Meler
Tutorial Skenario 2 Hidung Meler
Kelompok 3B
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia
2016
Tujuan Pembelajaran
• Diagnosis rhinitis alergi
• Penatalaksanaan rhinitis alergi
• Komplikasi & prognosis rhinitis alergi
• Anatomi, histologi, fisiologi hidung
• Definisi & klasifikasi rhinitis
• Etiologi & faktor resiko rhinitis alergi
• Patogenesis rhinitis alergi
• Patofisiologi rhinitis alergi
DIAGNOSIS RHINITIS ALERGI
Anamnesis
Anamnesis
Identitas Nama: - perempuan
Jenis kelamin: - 21th
Umur:
Alamat:
Pekerjaan:
Status perkawinan:
Agama:
Suku:
Keluhan Utama Apa yang anda keluhkan? - Pilek
GEJALA KLINIK Rinore, bersin – bersin, Hidung tersumbat, rinore Hidung tersumbat
hidung buntu, demam, mukus atau serous,
sakit kepala gejala memburuk
disertai perubahan suhu
yang ekstrim, udara
lembab, asap rokok
Gambaran khas Sekret hidung mula – Udem mukosa hidung, Mukosa udem, hiperemi,
mula encer dan banyak konka merah gelap atau hipertrofi
kemudian mukoid dang merah tua, sekret
lengket mukoid sedikit
Otitis media
• inflamasi akibat alergi dapat berkontribusi terhadap otitis media terutama dengan
efusi dengan menyumbat jalur masuk tuba Eustachius
Sinusitis paranasal
• Teradi akibat edema ostia sinus oleh proses alergis dalam mukosa
yangmenyebabkan sumbatan ostia sehingga terjadi penurunan oksigenasi dan
tekananudara rongga sinus.
Disfungsi tuba
• Disfungsi tuba pada rhinitis alergi disebabkan oleh terjadinya sumbatan
tuba.Sumbatan inilah yang menyebabkan proteksi, drainase dan
ventilasi/aeresi telingatengah (kavum timpani) terganggu.
Prognosis
• Secara umum prognosis pasien dengan rhinitis
alergi tanpa komplikasi yang respon dengan
pengobatan memiliki prognosis baik.
• Pasien diketahui terdapat alergi serbuk sari,
maka rhinitis alergi biasa terjadi musiman.
• Prognosis sulit diprediksi pada anak-anak
dengan penyakit sinusitis dan telinga berulang
• Prognosis juga dipengaruhi kekebalan tubuh
pasien.
ANATOMI
Hidung
Kerangka Hidung
Tulang pada hidung
Rongga Hidung
• Rongga hidung = kavum nasi
• - dibagi dua oleh septum nasi di garis median
• • Batas-batas :
• - atap : lamina kribosa tulang etmoid
• bagian anterior dibentuk oleh tulang frontal posterior dibentuk
oleh tulang sfenoid
• keluar ujung syaraf olfaktorius menuju mukosa yang melapisi
bagian teratas septum nasi dan permukaan kranial konka sup :
regio olfaktoria
• - anterior : nares
• - posterior : koane
• - lateral : konka nasi dan meatus nasi
Rongga Hidung
Dinding lateral hidung
Perdarahan pada hidung
Perdarahan pada hidung
Persarafan pada hidung
Sinus Paranasal
HISTOLOGI
Permukaan luar hidung
• Kulit , tdd :
kel. Sebasea
kel. Sudorifera
folikel rambut
• Rambut kaku dan kasar menapis
benda2 kasar
• Vestibulum nasi, merupakan rongga,
dilapisi epitel berlapis gepeng bertanduk,
pada vestibulum ke arah dalam menjadi
epitel berlapis gepeng tidak bertanduk
Mukosa Hidung
Mukosa hidung terdiri dari
• Palut lendir (mucous blanket),
• epitel kolumnar berlapis semu bersilia,
• membrana basalis,
• lamina propria yang terdiri dari lapisan
subepitelial, lapisan media dan lapisan
kelenjar profunda
Mukosa Hidung
• Rongga Hidung :
– Mukosa pernapasan/respiratori : epitel torak
berlapis semu + silia + sel goblet
– Mukosa penghidu/olfaktori : epitel torak berlapis
semu + sel penunjang + sel basal + sel reseptor
penghidu/olfaktoris
Gambar : Kiri : Potongan melalui Konka nasalis superior ( panah) terlihat mukosa olfaktoria
(O) dan mukosa respiratoris (r), mukosa olfaktoria lebih tebal dengan epitel yang lebih tinggi
dan kelenjar, saraf dan sinus venosus di dalam lamina propria 35x Kanan : Pembesaran
kuat dengan epitel olfaktoria di atas dan epitel respirasi di bawah. Panah menunjukkan
Konka nasalis superior. 175x
13.186
Mukosa Olfaktorius
dan Konka Superior
13.186
Mukosa Olfaktorius:
Daerah Transisi
13.186
Mukosa Olfaktorius:
Daerah Transisi
Sinus paranasal
• Merupakan ronga2 berisi udara yang
terdapat didalam tulang2 tengkorak
• Terdapat empat sinus :
Sinus maksilaris
Sinus frontalis
Sinus etmoidalis
Sinus sfenoid
Sinus paranasal
Epitel sinus paranasalis merupakan
kelanjutan epitel hidung dan epitel
bertingkat silindris bersilia
Presistent Allergic
Intermitent
Drug-
Classification induced
of Rhinitis
Idiopathic Occupational
Other
Hormonal
Causes
Adams, George L.
Boies: buku ajar
penyakit THT (Boeis
fundamentals of
otolaryngology).
Edisi ke-6. Jakarta:
EGC, hal; 174, 240-
247, 1997.
• Alergen Injektan, yang masuk melalui suntikan
atau tusukan, misalnya penisilin atau sengatan
lebah.
Adams, George L.
Boies: buku ajar
penyakit THT
(Boeis
fundamentals of
otolaryngology).
Edisi ke-6. Jakarta:
EGC, hal; 174, 240-
247, 1997.
• Alergen Kontaktan, yang masuk melalui kontak
dengan kulit atau jaringan mukosa, misalnya
bahan kosmetik atau perhiasan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345
6789/38024/4/chapter%20II.pdf
Paparan lingkungan pedesaan
Paparan lingkungan berhubungan dengan
kejadian atopi. Sebuah penelitian di Quebec
pada 1199 anak sekolah mendapatkan bahwa
anak yang dibesarkan pada lingkungan ladang
atau pedesaan semasa kecilnya memiliki risiko
asma lebih kecil (OR 0.59; IK 95% 0.37 sampai
0.95) dan kejadian atopi yang lebih rendah (OR
0.58; IK 95% 0.46 sampai 0.75) dibandingkan
dengan sampel lainnya.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38024
/4/chapter%20II.pdf
PATOGENESIS
Sensitasi
Sensitasi (2)
Ditangkap Antigen →
Allergen Antigen Fragmen
Presenting Cell pendek peptida
Dipresentasi ke Bentuk
Gabung dengan
sel T-helper kompleks MHC
HLA kelas II
(Th0) kelas II
Th2 memproduksi
Th0 → Aktivasi Proliferasi → Th1
IL-3, IL-4, IL-5, IL-
oleh Sitokin (IL-1) dan Th2
13
Sensitasi (3)
IL-4 & IL-13 diikat
Produksi IgE Limfosit B Aktif di permukaan
limfosit B
Provokasi
Reaksi Alergi Fase Lambat
Rhinitis alergi
Mukosa
IgE mengikat
tersensitisasi
alergen
terpapar alergen
Terlepas Terjadi
mediator kimia degranulasi sel
(histamin,prostaglandin,leuk
rotien,sitokin,bradikinin) mast dan basofil
Histamin
Merangsang Bersin-bersin
Histamin reseptor H1 di dan Hidung
ujung N. Vidianus Gatal
Hipersekresi
↑ Permeabilitas
mukus yang
cepat dan
& Kapiler
banyak
Rhinoroe
Vasodilatasi
Histamin
sunisoid
Edema mukosa
cavum nasi
Hipersekresi
mukus yang
Hidung
cepat dan
tersumbat
banyak
Gatal pada Menggosok Muncul garis Allergic
hidung hidung horizontal salute/crease
Kongesti Vasodilatasi
Lingkaran hitam
nasal/hidung pembuluh darah
(allergic shiner)
tersumbat disekitar mata