Amenorea Primer Dan Sekunder
Amenorea Primer Dan Sekunder
Amenorea Primer Dan Sekunder
Reproductive Cycle
FISIOLOGI SIKLUS HAID
Siklus ovarium
Siklus endometrium
Siklus hormonal
Menstruasi Environment
CNS
Dibutuhkan :
Hypothalamus
GnRH from the hypothalamus
GnRH
Hipofise anterior
FSH and LH from the pituitary
FSH LH
Ovarium
Estrogen and progesterone
Progesteron Estrogen
from the ovaries
Uterus
Primary
Secondary
Tarannum, Heiman DL. Amenorrhea: Evaluation and Treatment. Am Fam Physician 2006;73:1374-82, 1387
Amenorea Primer
1 2 3
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesa
Fisik Ultrasonografi
Amenorea Primer
4
Pemeriksaan
Kromosom
5
Pemeriksaan
Lab
AMENOREA PRIMER
3
INSIDENSI AMENORE PRIMER
US : insiden 3-4 % dari seluruh wanita usia reproduktif
Sumber: Amin SV et al. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol. 2014 Dec;3(4):1090-1096
DIAGNOSISAMENORE PRIMER
Anamnesis
Status reproduksi: usia menarche, perkembangan
pubertas
Riwayat penyakit (cth: autoimun & endokrinopati),
pembedahan, pengobatan
Riwayat kelainan dalam keluarga
Pemeriksaan fisik
Karakteristik seksual sekunder Tanner Staging
ANAMNESIS
- Kelainan di keluarga
- usia menars dan kesuburan
ibu & kerabat lain
- Riwayat perinatal
- Riwayat pembedahan,
pengobatan keganasan,
penyakit otoimun,
endokrinopati
- Perkembangan pubertas
TANNER STAGING
TANNER STAGING
BREAST PUBIC HAIR
STAGE 1 ELEVATION OF NO PUBIC HAIR
( PREPUBERTAL ) PAPILA ONLY
ELEVATION OF BREAST AND
STAGE 2 SPARSE, LONG, PIGMENTED
PAPILA AS SMALL MOUND,
HAIR CHIEFLY ALONG LABIA
AREOLA DIAMETER ENLARGED
MAJORA. MEDIAN AGE 10,5 YRS
MEDIAN AGE: 9,8 YEARS
STAGE 3 FURTHER ENLARGEMENT
DARK, COARSE, CURLED HAIR
WITHOUT SEPARATION OF
SPARSELY SPREAD OVER MONS
BREAST AND AREOLA.
MEDIAN AGE 11,4 YEARS
MEDIAN AGE: 11,2 YEARS
STAGE 4
SECONDARY MOUND OF AREOLA ADULT TYPE HAIR, ABUNDANT
AND PAPILA ABOVE THE BREAST BUT LIMITED TO THE MONS.
MEDIAN AGE: 12,1 YEARS MEDIAN AGE: 12,0 YEARS
STAGE 5
RECESSION OF AREOLA ADULT TYPE SPREAD IN
TO CONTOUR OF BREAST QUANTITY AND DISTRIBUTION.
MEDIAN AGE : 14,6 YEARS MEDIAN AGE : 13,7 YEARS
KATEGORI AMENORE PRIMER
Idiopathic hypopituitarism,
Pituitari Gland tumor, hemochromatosis,
infarction, irradiation, surgery
Cervix Agenesis
Vagina Transverse septum
Hymen Imperforate
H. Kms. Yusuf Effendi ; Workshop
“Amenorea Primer dan Penatalaksanaannya” ~ Hotel Swiss-Bellin Solo, 05 Agustus 2016
Kompartemen I: Kelainan Pada Traktus
Outflow ataupun Uterus
Sekunder : kerusakan
endometrium ( perlekatan
(sindrome asherman), infeksi
berat, atau endometrium
tidak bereaksi secara Asherman’s syndrome
hormonal
5
MAYER ROKITANSKY KUSTER HAUSER
SYNDROME (MRKH)
Genotipe wanita
Ovarium normal
Klinis:
Aksis HPO baik ovulasi (+)
Testosteron normal wanita
Gangguan organ genitalia (vagina & uterus)
SKEMA PERTUMBUHAN DUKTUS
MULLER
Duktus Muller
KLASIFIKASI KELAINAN
PERTUMBUHAN DUKTUS MULLER
I. AGENESIS ( RKH )
II. GANGGUAN FUSI VERTIKAL
A. OBSTRUKSI
B. NON OBSTRUKSI
III. GANGGUAN FUSI LATERAL
A. OBSTRUKSI
B. NON OBSTRUKSI
KLASIFIKASI MULLERIAN ANOMALIES
Mutasi reseptor
Gen resesif androgen
X-linked • Anti Mullerian Hormon (+)
• Induksi Wolffian Duct (-)
Complete Incomplete
Testicular testicular Reifenstein
Infertile male
Feminization feminization syndrome
8
PERBEDAAN RKH &AIS
Sindroma Sweyer
Sindroma Turner
SOPK
Insidens 1/10.000 kelahiran bayi perempuan
Disgenesis gonad
Pada pemeriksaan kariotipe :
Satu X kromosom tdk ada/abnormal : (45 X)
Mosaik 45-XO / 46 XX (pd 40% Turner sindr)
Diagnostik :
Fenotip perempuan. Bentuk gemuk, dada lebar
Gonad : berupa jaringan mesenkim (streak gonad),
tdk ada pertumbuhan folikel
Tidak ada produksi hormon sex steroid
Uterus, tuba, vagina kecil
Tatalaksana : hormon estrogen progesteron siklik
SINDROMTURNER (45XO)
SINDROMTURNER (45XO)
Klinis
Tubuh pendek
Webbed neck
Edem kaki & tangan
Dll
Penyebab :
spontan : kelainan genetik, peny autoimun,
idiopatik
iatrogenik : ovarektomi karena tumor ovarium
radiasi, sitostatika
Diagnosis :
Klinis : *amenorea (mayoritas amen sekunder),
*oligomenorea,
*infertilitas ( 5-10% masih dapat hamil),
*sindr klimakterik krn defisiensi estrogen
USG : ovarium kecil tanpa pertumbuhan folikel
Lab : *estrogen rendah
*FSH tinggi > 30-40 IU/L
*LH tinggi dapat sp 5x normal
Morfol/histol : ovarium mirip pasca menopause
Tatalaksana
1.a. Estrogen :
mengurangi keluhan,
mencegah komplikasi jangka panjang:
osteoporosis
Untuk mencapai kadar fisiologis estrogen :
oral estradiol mikron 1-2 mg/hari,
transdermal rejimen 0,1mg/24 jam
b. Estrogen progesteron siklik :
mencegah hiperplasia endometrium dan
neoplasia
2. Obat steroid : utk penyakit autoimun
3. Transposisi ovarium : pada iatrogenik, simpan
beku jaringan ovarium kmd transplantasi
Gangguan Pada Kompartemen III
a. Gangguan Hipofisis Anterior
Adanya gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis pertama kali fokus kita harus
tertuju pada adanya masalah tumor hipofisis. Dengan munculnya amenorea,
penderita dengan perkembangan tumor hipofisis yang perlahan dapat muncul
beberapa tahun sebelum tumor menjadi besar dan dapat dideteksi secara
radiologis. Untungnya, tumor maligna tidak terlalu banyak dijumpai. Sampai
dengan tahun 1989 tidak lebih dari 40 kasus yang dilaporkan di literatur
internasional. Tetapi tumor jinak dapat menimbulkan problem sebab dapat
berkembang dan terjadi pendesakan ruangan maupun jaringan lain, tumor akan
tumbuh ke atas, akan menekan chiasma nervi optici yang menyebabkan
hemianopsia bitemporalis. Dengan ukuran tumor yang kecil, kelainan visual
kadang sulit dideteksi.1,4
Tidak semua massa intrasellar adalah neoplasma. Gumma, tuberkuloma, dan
deposit lemak telah dilaporkan dan menyebabkan penekanan dan menyebabkan
amenorea hipogonadotropin. Lesi pada daerah sekitar sella tursika seperti
aneurisma arteri karotis, obstruksi aquaeduktus Sylvii dapat juga menyebabkan
b. Amenorea Galaktorea
Sindrom Asherman
Kerusakan endometrium → jaringan parut intra uterin
Kuretase yg terlalu berlebihan
Masalah lain selain amenore : abortus berulang,
dismenore, infertilitas,
Histerogram (HSG)
Terapi : Dilatasi & kuretase / Histeroskopi
KOMPARTEMEN II : GANGGUAN PADA
OVARIUM
Tumor Ovarium
Tumor ovarium yg tidak menghasilkan hormon →
akan merusak seluruh jaringan ovarium
Tumor yg menghasilkan hormon →
akan menekan sekresi gonadotropin
KOMPARTEMEN II : GANGGUAN PADA
OVARIUM
Sindrom Sheehan
Terjadi akibat adanya nekrosis adenohipofisis
Sering dijumpai pada
postpartum dgn
perdarahan banyak
KOMPARTEMEN III : GANGGUAN PADA
HIPOFISIS ANTERIOR
Amenorea Galaktorea
Hiperprolaktinemia : kadar prolaktin yg tinggi
dalam darah (normal 5-25 ng/ml)
Hiperprolakinemia menghambat
pengeluaran GnRH →
sekresi FSH & LH ↓
KOMPARTEMEN IV: HIPOTALAMUS
Amenore Hipotalamik
Uji Progesteron
Uji E+P