Amenorea Primer Dan Sekunder

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 69

AMENOREA

PRIMER & SEKUNDER

Oleh : dr. Ahmad Arif


Pembimbing : dr. Dedy Hendry, Sp.OG-K
PENDAHULUAN

Amenorea sekunder : ♀ usia reproduksi yg pernah haid,


kemudian haidnya berhenti sedikitnya 3 bulan berturut-turut

Pervalensi 3 – 4 % ♀ usia reproduksi

Sebagian besar kasus disebabkan : SOPK, amenorea


hipotalamik, hiperprolaktinemia, & kegagalan ovarium dini
PENDAHULUAN

 Prinsip dasar fisiologi menstruasi tersusun d ari


beberapa sistem kompartemen
 Kompartemen I: ggn uterus
 Kompartemen II: ggn ovarium
 Kompartemen III: ggn hipofisis anterior
 Kompartemen IV: ggn hipotalamus
Amenorrhea
- Physiologic amenorrhea
- Pathologic amenorrhea

Reproductive Cycle
FISIOLOGI SIKLUS HAID

 Diatur oleh aksis HPO


(Hipotalamus-Pituitari-
Ovarium)

 3 siklus yang saling berkaitan


dalam siklus menstruasi:

 Siklus ovarium

 Siklus endometrium

 Siklus hormonal
Menstruasi Environment

CNS

Dibutuhkan :
Hypothalamus
GnRH from the hypothalamus
GnRH

Hipofise anterior
FSH and LH from the pituitary
FSH LH

Ovarium
Estrogen and progesterone
Progesteron Estrogen
from the ovaries
Uterus

Normal outflow tract


Menstruasi
DEFINISI

 Amenorea : keadaan tidak terjadinya


menstruasi atau berhentinya menstruasi secara
abnormal
 Amenore yang normal hanya terjadi
sebelum masa pubertas, selama kehamilan,
selama menyusui dan setelah menopause
Evaluasi - Anamnesis
 Riwayat Pasien  Riwayat Keluarga
◦ Olahraga, penurunan ◦ Defek genetik
berat badan, riwayat
penyakit kronik, ◦ Pola rambut pubis
penggunaan obat-obatan ◦ Infertilitas
◦ Riwayat menarche dan ◦ Menarche dan riwayat
menstruasi
menstruasi (ibu dan
◦Riwayat obat-obatan saudara perempuan)
◦ Riwayat radiasi pelvis, ◦ Riwayat pubertas
SSP, kemoterapi (keterlambatan
◦ Stres psikososial, riwayat pertumbuhan)
nutrisi dan olahraga
Evaluasi – Pemeriksaan Fisik
 Antropometri
 Indeks Massa Tubuh
 Gambaran dismorfik : sindrom Turner
 Uterus rudimenter atau tidak ada
 Rambut pubis
 Striae, obesitas sentral, mudah memar, hipertensi,
kelemahan otot proksimal  peny. Cushing
 Tanner Staging
 Pemeriksaan Tiroid
 Kelainan anatomi vagina : Septum vagina transversa,
himen imperforata
 Pemeriksaan genitalia eksterna dan interna
Evaluasi
 Kelainan persistem :
◦ Anosmia
◦ Nyeri abdominal siklik, perubahan payudara
◦ Galaktorea, sakit kepala, gangguan visual
◦ Hirsutisme, jerawat
◦ Gejala dan tanda hipo/hipertiroidisme
◦ Gejala vasomotor
Prinsip Umum Manajemen
Amenorea
. Tujuan untuk mengembalikan fungsi ovulasi
. Bila hal tersebut tidak mungkin, HRT
(estrogen dan progesteron) diberikan
kepada wanita amenorea hipoestrogenik
(untuk mencegah osteoporosis, aterogenesis)
. Progestogen periodik diberikan kepada
wanita amenorea euestrogenik (untuk
mencegah ca endometrium)
. Bila ada kromosom Y  gonadektomi
Amenorrhea

Primary

• No menses by age 14 in the absence of growth or development of


secondary sexual characteristics
• No menses by age 16 regardless of the presence of normal growth
and development of secondary sexual characteristics

Secondary

In women who have menstruated previously, no menses for an interval of


time equivalent to a total of at least three previous cycles, or 6 months

Tarannum, Heiman DL. Amenorrhea: Evaluation and Treatment. Am Fam Physician 2006;73:1374-82, 1387
Amenorea Primer

1 2 3

Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesa
Fisik Ultrasonografi
Amenorea Primer

4
Pemeriksaan
Kromosom

5
Pemeriksaan
Lab
AMENOREA PRIMER
3
INSIDENSI AMENORE PRIMER
 US : insiden 3-4 % dari seluruh wanita usia reproduktif

Williams Gynaecology 2nd ed


INSIDENSI AMENORE PRIMER
Specific causes for primary amenorrhea
Structural causes (n=47)
Mullerian agenesis/hypoplasia 34
Imperforate hymen 1
Vaginal agenesis 8
Cervico vaginal atresia 4
Endocrinological causes (n=31)
Hypogonadotropic hgypogonadism 9
Primary ovarian failure 11
Congenital adrenal hyperplasia 2
Hypothyroidism 2
Genetic causes (n=20)
Turner syndrome 12
Pure gonadal agenesis 2
Androgen insensitivity syndrome 3
Mixed gonadal dysgenesis 1
5-alpha reductase deficiency 2

Sumber: Amin SV et al. Int J Reprod Contracept Obstet Gynecol. 2014 Dec;3(4):1090-1096
DIAGNOSISAMENORE PRIMER

 Anamnesis
 Status reproduksi: usia menarche, perkembangan
pubertas
 Riwayat penyakit (cth: autoimun & endokrinopati),
pembedahan, pengobatan
 Riwayat kelainan dalam keluarga

 Pemeriksaan fisik
 Karakteristik seksual sekunder  Tanner Staging
ANAMNESIS

- Kelainan di keluarga
- usia menars dan kesuburan
ibu & kerabat lain
- Riwayat perinatal
- Riwayat pembedahan,
pengobatan keganasan,
penyakit otoimun,
endokrinopati
- Perkembangan pubertas
TANNER STAGING
TANNER STAGING
BREAST PUBIC HAIR
STAGE 1 ELEVATION OF NO PUBIC HAIR
( PREPUBERTAL ) PAPILA ONLY
ELEVATION OF BREAST AND
STAGE 2 SPARSE, LONG, PIGMENTED
PAPILA AS SMALL MOUND,
HAIR CHIEFLY ALONG LABIA
AREOLA DIAMETER ENLARGED
MAJORA. MEDIAN AGE 10,5 YRS
MEDIAN AGE: 9,8 YEARS
STAGE 3 FURTHER ENLARGEMENT
DARK, COARSE, CURLED HAIR
WITHOUT SEPARATION OF
SPARSELY SPREAD OVER MONS
BREAST AND AREOLA.
MEDIAN AGE 11,4 YEARS
MEDIAN AGE: 11,2 YEARS

STAGE 4
SECONDARY MOUND OF AREOLA ADULT TYPE HAIR, ABUNDANT
AND PAPILA ABOVE THE BREAST BUT LIMITED TO THE MONS.
MEDIAN AGE: 12,1 YEARS MEDIAN AGE: 12,0 YEARS

STAGE 5
RECESSION OF AREOLA ADULT TYPE SPREAD IN
TO CONTOUR OF BREAST QUANTITY AND DISTRIBUTION.
MEDIAN AGE : 14,6 YEARS MEDIAN AGE : 13,7 YEARS
KATEGORI AMENORE PRIMER

 Payudara (-)  estrogen (-)


atau rendah
 < FSH, LH  hipotalamus AMENORE
atau pituitari Payudara (-) Payudara (+)
PRIMER
 > FSH, LH  ovarium

 Uterus (-) Uterus (-) Kategori 3 Kategori 2


 46XX  Mullerian
agenesis
Uterus (+) Kategori 1 Kategori 4
 46 XY 
pseudohermaphroditism
PENYEBAB AMENOREA
Chronic disease, Familial delay,
Stress, Psychiatric illness competitive
Hipotalamus athletics, Eating disorder, obesity,
Kallmasn Synd, Drug, Tumor

Idiopathic hypopituitarism,
Pituitari Gland tumor, hemochromatosis,
infarction, irradiation, surgery

Tiroid Gland Hypo or hyperthyroidism

CAH, cushing disease, addison


Adrenal Gland disease, tumor

Ovaries Gonadal dysgenesis, ovarian failure,


autoimune oophoritis, PCOS, tumor,
bilateraloophorectomy , irradiation
Uterus
Synechiae, agenesis, pregnancy

Cervix Agenesis
Vagina Transverse septum
Hymen Imperforate
H. Kms. Yusuf Effendi ; Workshop
“Amenorea Primer dan Penatalaksanaannya” ~ Hotel Swiss-Bellin Solo, 05 Agustus 2016
Kompartemen I: Kelainan Pada Traktus
Outflow ataupun Uterus

Primer : tidak terbentuknya uterus Müllerian Anomali / Agenesis


dan endometrium
Androgen insensitivity (testicular
feminization)

Sekunder : kerusakan
endometrium ( perlekatan
(sindrome asherman), infeksi
berat, atau endometrium
tidak bereaksi secara Asherman’s syndrome
hormonal

5
MAYER ROKITANSKY KUSTER HAUSER
SYNDROME (MRKH)
 Genotipe wanita

 Agenesis duktus muller

 Ovarium normal

 Klinis:
 Aksis HPO baik  ovulasi (+)
 Testosteron normal wanita
 Gangguan organ genitalia (vagina & uterus)
SKEMA PERTUMBUHAN DUKTUS
MULLER

Duktus Muller
KLASIFIKASI KELAINAN
PERTUMBUHAN DUKTUS MULLER

I. AGENESIS ( RKH )
II. GANGGUAN FUSI VERTIKAL
A. OBSTRUKSI
B. NON OBSTRUKSI
III. GANGGUAN FUSI LATERAL
A. OBSTRUKSI
B. NON OBSTRUKSI
KLASIFIKASI MULLERIAN ANOMALIES

CLASSI ANOMALY CLASSI ANOMALY


FICATION FICATION
CLASS I Segmental mullerian Bicornate
CLASS IV
Agenesis / Hypoplasia a. Complete (Division down
a. Vaginal to internal os)
b. Cervical b. Partial
c. Fundal
d. Tubal
e. Combined anomalies
CLASS V Septate
CLASS II Unicornate a. Complete (Septum to
a. Communicating Internal os)
b. Noncommunicating
c. No Cavity
d. No Horn CLASS VI Arcuate

CLASS III Didelphic


CLASS VII Drug-Related (DES)
KLASIFIKASIANOMALI MULLERIAN
MAYER ROKITANSKY KUSTER 
HAUSER SYNDROME (MRKH)
ANDROGEN INSENSITIVITY SYNDROMES
(AIS)

Mutasi reseptor
Gen resesif androgen
X-linked • Anti Mullerian Hormon (+)
• Induksi Wolffian Duct (-)

Complete Incomplete
Testicular testicular Reifenstein
Infertile male
Feminization feminization syndrome

Fenotipe: WANITA PRIA


ANDROGEN INSENSITIVITY 
SYNDROMES (AIS)
MRKH VS AIS

8
PERBEDAAN RKH &AIS

PEMERIKSAAN RKH AIS


Kariotipe 46XX 46XY
Herediter ? X-linked recessive
Rambut Normal wanita (-) atau sedikit
Testosteron Normal wanita Normal/meningkat
Kelainan lain Sering Jarang
Keganasan gonad Normal 5% kemungkinan
ganas
H. Kms. Yusuf Effendi ; Workshop
“Amenorea Primer dan Penatalaksanaannya” ~ Hotel Swiss-Bellin Solo, 05 Agustus 2016
Terjadi pada :
Premature ovarian Failure (POF)
Sindroma ovarium resistan gonadotropin

Sindroma Sweyer
Sindroma Turner
SOPK
Insidens 1/10.000 kelahiran bayi perempuan
Disgenesis gonad
Pada pemeriksaan kariotipe :
Satu X kromosom tdk ada/abnormal : (45 X)
Mosaik 45-XO / 46 XX (pd 40% Turner sindr)
Diagnostik :
Fenotip perempuan. Bentuk gemuk, dada lebar
Gonad : berupa jaringan mesenkim (streak gonad),
tdk ada pertumbuhan folikel
Tidak ada produksi hormon sex steroid
Uterus, tuba, vagina kecil
Tatalaksana : hormon estrogen progesteron siklik

SINDROMTURNER (45XO)
SINDROMTURNER (45XO)
 Klinis
 Tubuh pendek
 Webbed neck
 Edem kaki & tangan
 Dll

 Th: Terapi sulih hormon


 Untuk:
 Memaksimalkan tinggi
badan
 Pertumbuhan buah dada
 Mencegah osteoporosis
H. Kms. Yusuf Effendi ; Workshop
“Amenorea Primer dan Penatalaksanaannya” ~ Hotel Swiss-Bellin Solo, 05 Agustus 2016
Insidens jarang
Disgenesis gonad XY
Diagnosis :
Klinis perempuan
Amenorea
Pemeriksaan Kariotipe 46 XY
Kadar testosteron normal perempuan
Tidak ada perkembangan seksual karena
tdk ada hormon estrogen
Tatalaksana :
Pengangkatan streak gonad secepatnya sesudah
ditegakkan diagnosis
Insidens : jarang.
Diagnosis :
Klinis : Amenorea

Pertumbuhan tubuh normal


Kariotipi normal
Kadar Gonadotropin tinggi
Infertil
Penyebab : belum pasti, diduga gangguan
pembentukan reseptor gonadotropin di ovarium
Tatalaksana : sama dg POF : simtomatis
Amenorea hipogonadisme hipergonadotropik.
Hilangnya fungsi ovarium sebelum usia 40 th
Insidens 1% wanita dg deplesi ovarium awal

Penyebab :
 spontan : kelainan genetik, peny autoimun,
idiopatik
 iatrogenik : ovarektomi karena tumor ovarium

radiasi, sitostatika
Diagnosis :
Klinis : *amenorea (mayoritas amen sekunder),
*oligomenorea,
*infertilitas ( 5-10% masih dapat hamil),
*sindr klimakterik krn defisiensi estrogen
USG : ovarium kecil tanpa pertumbuhan folikel
Lab : *estrogen rendah
*FSH tinggi > 30-40 IU/L
*LH tinggi dapat sp 5x normal
Morfol/histol : ovarium mirip pasca menopause
Tatalaksana
1.a. Estrogen :
mengurangi keluhan,
mencegah komplikasi jangka panjang:
osteoporosis
Untuk mencapai kadar fisiologis estrogen :
oral estradiol mikron 1-2 mg/hari,
transdermal rejimen 0,1mg/24 jam
b. Estrogen progesteron siklik :
mencegah hiperplasia endometrium dan
neoplasia
2. Obat steroid : utk penyakit autoimun
3. Transposisi ovarium : pada iatrogenik, simpan
beku jaringan ovarium kmd transplantasi
Gangguan Pada Kompartemen III
a. Gangguan Hipofisis Anterior

Adanya gangguan pada aksis hipotalamus-hipofisis pertama kali fokus kita harus
tertuju pada adanya masalah tumor hipofisis. Dengan munculnya amenorea,
penderita dengan perkembangan tumor hipofisis yang perlahan dapat muncul
beberapa tahun sebelum tumor menjadi besar dan dapat dideteksi secara
radiologis. Untungnya, tumor maligna tidak terlalu banyak dijumpai. Sampai
dengan tahun 1989 tidak lebih dari 40 kasus yang dilaporkan di literatur
internasional. Tetapi tumor jinak dapat menimbulkan problem sebab dapat
berkembang dan terjadi pendesakan ruangan maupun jaringan lain, tumor akan
tumbuh ke atas, akan menekan chiasma nervi optici yang menyebabkan
hemianopsia bitemporalis. Dengan ukuran tumor yang kecil, kelainan visual
kadang sulit dideteksi.1,4
Tidak semua massa intrasellar adalah neoplasma. Gumma, tuberkuloma, dan
deposit lemak telah dilaporkan dan menyebabkan penekanan dan menyebabkan
amenorea hipogonadotropin. Lesi pada daerah sekitar sella tursika seperti
aneurisma arteri karotis, obstruksi aquaeduktus Sylvii dapat juga menyebabkan
b. Amenorea Galaktorea

• Gangguan yang terlihat mungkin berkaitan dengan


hiperprolaktinemia ketika adenoma hipofisis yang
menekan nervus optikus, traktus nervus optikus,
chiasma nervi optici atau nervus kranialis yang lain.
• makroadenoma, mikroadenoma, atau tidak didapatkan
adenoma.
• Meskipun untuk memiliki kadar prolaktin yang tingggi,
ukuran dari adenoma tidak berhubungan secara linier
dengan kadar prolaktin.
Gangguan Pada Kompartemen IV

a. Kehilangan BB, Anoreksia dan


Bulimia
b. Amenorea dan Latihan  supresi
hipotalamus  anovulasi
c. Amenorea dan Anosmia dan
Sindroma Kallman
Amenorea dan Anosmia, Sindroma
Kallmann
• Sindroma hipogonadotropik-hipogonadism kongenital 
amenorea primer, perkembangan seksual infantil, kadar
gonadotropin rendah, kariotipe wanita normal, dan
ketidakmampuan untuk mempersepsi aroma.
• Gonad mampu untuk memberikan respon terhadap
gonadotropin; dengan demikian induksi ovulasi dengan
gonadotropin eksogen bisa berhasil.
• MRI hipoplasia atau tidak ada sulkus olfaktorius di
rhinencephalon. Defek ini mengakibatkan kegagalan olfactory
axonal dan GnRH neuronal bermigrasi dari placode olfaktorius di
hidung.
•  mutasi yang melibatkan gen tunggal pada lengan pendek
kromosom X yang berisi kode pembentukan protein yang
mengatur fungsi yang diperlukan untuk migrasi neuronal.
AMENOREA
SEKUNDER
KOMPARTEMEN I : GANGGUAN PADA
UTERUS

Sindrom Asherman
 Kerusakan endometrium → jaringan parut intra uterin
 Kuretase yg terlalu berlebihan
 Masalah lain selain amenore : abortus berulang,
dismenore, infertilitas,
 Histerogram (HSG)
 Terapi : Dilatasi & kuretase / Histeroskopi
KOMPARTEMEN II : GANGGUAN PADA
OVARIUM

Tumor Ovarium
 Tumor ovarium yg tidak menghasilkan hormon →
akan merusak seluruh jaringan ovarium
 Tumor yg menghasilkan hormon →
akan menekan sekresi gonadotropin
KOMPARTEMEN II : GANGGUAN PADA
OVARIUM

Kegagalan Ovarium Dini


 Sekitar 1% ♀ mengalami kegagalan ovarium (deplesi
dini dari foikel ovarium) sblm usia 40 thn
 Kegagalan ovarium dini dpt disebabkan :
 Pembawa mutasi X fragil
 Destruksi folikel karena infeksi, misalnya ooforitis
 Kerusakan fisik, misalnya radiasi atau kemoterapi.
KOMPARTEMEN II : GANGGUAN PADA
OVARIUM

Sindrom Resistensi Ovarium


 ♀ amenore dgn pertumbuhan yg normal, namun
memiliki ↑ gonadotropin
 Penyebab pasti kelainan ini blm sepenuhnya
terungkap.
 Diduga adanya ggn pembentukan reseptor
gonadotropin di ovarium akibat proses autoimun
KOMPARTEMEN II : GANGGUAN PADA
OVARIUM

Sindroma Ovarium Polikistik


 Suatu anovulasi kronik yg menyebabkan infertilitas
& bersifat hiperandrogenik
 USG transvaginal ovarium : gambaran kista-kista
kecil (< 1cm), jumlah lebih dari 10 kista pada salah
satu ovarium
KOMPARTEMEN III : GANGGUAN PADA
HIPOFISIS ANTERIOR

Sindrom Sheehan
 Terjadi akibat adanya nekrosis adenohipofisis
 Sering dijumpai pada
postpartum dgn
perdarahan banyak
KOMPARTEMEN III : GANGGUAN PADA
HIPOFISIS ANTERIOR

Amenorea Galaktorea
 Hiperprolaktinemia : kadar prolaktin yg tinggi
dalam darah (normal 5-25 ng/ml)
 Hiperprolakinemia menghambat
pengeluaran GnRH →
sekresi FSH & LH ↓
KOMPARTEMEN IV: HIPOTALAMUS

Amenore Hipotalamik

• Dijumpai pada ♀ pengungsi, dipenjara, stress,


ketakutan.
• Penekanan sekresi GnRH yg kuat → amenore
KOMPARTEMEN IV: HIPOTALAMUS

Anoreksia Nervosa & Bulimia


 Gangguan pola makan : anoreksia nervosa & bulimia
dpt menyebabkan kerusakan organ (atrofi)
 Bila kerusakan tsbt mengenai hipotalamus → tidak
dapat memproduksi GnRH.
 Bulimia : sindrom yg ditandai dgn makan berlebihan yg
episodik & diikuti dgn induksi muntah, puasa, &
penggunaan laksatif, diuretik, bahkan enema.
KOMPARTEMEN IV: HIPOTALAMUS

Olahraga & Amenore


 Atlet ♀ dgn olahraga yg penuh tekanan memiliki ↑
insidensi ketidakteraturan menstruasi & amenore.
 Olah raga: ↓ gonadotropin dan ↑ prolaktin, hormon
pertumbuhan, testosteron,ACTH
 Menarche dpt tertunda 2-3 thn
Uji P

Uji Progesteron

• Lama pemberian 7 hari.


• uji P (+) → haid setelah 3-4 hari obat habis
• uji P (-) → dalam 10 hari tidak haid

Arti uji P (+)

• Uterus & endometrium normal.


• Estrogen cukup → ovarium normal
• Hipofisis & hipotalamus normal
• Disebabkan karena tidak terjadi ovulasi →
Progesteron ↓ (SOPK)
Uji P

Penanganan uji P(+)

• Pemberian progestogen hari ke 16 s/d 25


siklus haid
• Pengobatan diberikan 3 siklus berturut-turut
• Selama blm diperoleh siklus haid → ♀ tsbt
terus menerus berada di bawah pengaruh
estrogen → hiperplasia endometrium

Bila uji P (-) → uji estrogen dan


progestogen.
uji E + P

Uji E+P

• Estrogen : etinil estradiol 50µg / estrogen valerianat 2mg /


EEK 0,625mg selama 21 hari
• Progestogen 10 mg/hari → hari ke 12 sampai 21silkus haid

Uji E+P (+)→ 2 atau 3 hari setelah obat habis


terjadi perdarahan.

Uji E+P (-) → tidak terjadi perdarahan


Uji E+P

Uji E+P (+) → Ggn pematangan folikel →


Estrogen tdk dihasilkan.

Bila uji P dan uji E + P Negatif dan FSH,


LH, & prolaktin normal → Amenorea krn defek
endometrium (sindrom Asherman).

Bila FSH & LH normal, prolaktin tinggi →


hiperprolaktinemia
Uji E+P

Penanganan uji E+P positif → Analisis FSH, LH, prolaktin.

Bila FSH & LH rendah, prolaktin normal, → amenorea


hipogonadotropin

Bila FSH & LH tinggi, prolaktin normal → amenorea


hipergonadotropin → penyebab ggn ovarium (menopause prekok
Uji hMG

Uji hMG (+)→ ovarium normal


• hMG → memicu pertumbuhan folikel memproduksi
estrogen.

Hasil uji hMG (+)


• FSH dan LH di hipofisis ↓↓ Atau
• GnRH di hipotalamus ↓↓
• Lakukan uji clomifen sitrat & uji GnRH

Hasil uji hMG (-)


• Ovarium tidak sensitif terhadap gonadotropin (Sindrom
Resistensi Ovarium)
Uji clomifen sitrat

 Clomifen sitrat : 100 mg/ hari selama 5-10 hari.


 Uji clomifen sitrat (+) → setelah 7 hari :
 FSH & LH serum ↑ 2 kali lipat
 Estradiol ↑ : paling sedikit 200 pg/mL.

Uji clomifen sitrat (+) → hipofisis normal

Uji clomifen sitrat (-) → gangguan di hipotalamusAtau


hipofisis → uji GnRH.
Uji GnRH

GnRH 25-100 µg IV. 30menit → ukur FSH & LH

Uji GnRH (+) →

• FSH & LH normal / tinggi,


• Hipofisis normal & gangguan di hipotalamus,

Uji GnRH (-) → gangguan di hipofisis


Kesimpulan

Amenore disebabkan disfungsi berbagai kompartemen yg


berhubungan dgn sistem organ spesifik.

Kompartemen tsbt yaitu:


Kompartemen I: ggn uterus; Kompartemen II: ggn ovarium;
Kompartemen III: ggn hipofisis anterior;
Kompartemen IV: ggn hipotalamus.

Pembagian kompartemen & berbagai uji bertujuan → mendapatkan


diagnostik & penanganan spesifik, sesuai
penyebab amenore.

Anda mungkin juga menyukai