Bahan Kuliah Menajemen Pelabuhan Utk Ujian
Bahan Kuliah Menajemen Pelabuhan Utk Ujian
Bahan Kuliah Menajemen Pelabuhan Utk Ujian
Tipologi pelabuhan :
Pelabuhan Umum dan Khusus
Pelabuhan Laut dan Pantai
Gateway Port Pelabuhan Perikanan, Penumpang,
Regional Collector Port Barang, Minyak, Militer, Campuran
Trunk Port Pelabuhan Alam, Pelabuhan Semi
Feeder Port Alam, Pelabuhan Buatan
Pelabuhan diusahakan dan tidak
diusahakan
PROSPEK PENGEMBANGAN PELABUHAN
Indonesia :
Pernah jaya sebagai raja pelayaran Asia era 70 – 8-an. Kekuatan armada Indonesia
tahun 2005 sebanyak 6.041 units. Tahun 2007 naik menjadi 7.137 units.
Di kawasan ASEAN kalah bersaing khususnya untuk pelayaran Ocean Going
Malaysia :
Singapura :
Martodihardjo (2008)
PROSPEK PENGEMBANGAN PELABUHAN
Pelabuhan di Asia dan Rangking Dunia (Berdasarkan Kapasitas Empiris)
Revisi Undang-Undang
Pelayaran
Peningkatan
Industri Pelabuhan Pemisahan antara
Kesempatan Kerja
Efisien Regulator dan
Operator
PROSPEK PENGEMBANGAN PELABUHAN
A. Pembiayaan
12
10
0
2006 2007
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2006 2007
12
10
0
2006 2007
NPL
Perusahaan Leasing
Perusahaan
Management
Pembiayaan
Bank
Perusahaan Pelabuhan/
Pelayaran
Perusahaan Perusahaan
Management Asuransi
Pembiayaan
Bank
Kontrak Pembelian
Penyedia Kapal
Coral reefs Eurtrophication, sediments, over fishing, destructive fishing, reef mining,
aquarium and curio trade, diseases
Wetlands Reclamation and development, including landfills
Seagrass beds Siltation, coastal development, eutrophications, physical disturbance
Coastal lagoons Reclamation, pollutions
Mangroves Excessive exploitation, clearing for reclamation, development and
aquaculture
Shorelines Development modification of habitats, erosion
Watersheds Deforestation, soil erosion, pollution, loss habitats
Small island Change in sea level, waste management, pollution
Continental shelves Pollution, fishing, dredging, navigation
Semi-enclosed seas Pollution, coastal development, fishing
New Cycle
ADOPTING
Starts • Organizational and legal
mechanism
• SEMP and action plans
• Funding mechanisms
REFINING and
CONSOLIDATING
IMPLEMENTING
• Co-ordinating and program
• Institutional setup • Environmental monitoring
• Program monitoring and evaluation program
• Revising strategies and action plans • Action plans
• Planning for next cycle (Tia Eng, 2007)
PENGELOLAAN PELABUHAN DAN
INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT
Unsur Keterpaduan
Dredging/disposal • Turbidity • Water quality degradation • Public health risk • Design and siting-avoid high-quality areas
of dredge spoils • Sedimentations • Habitat destruction and species 1. Ciguatera correlation • Sittation controls
• Benthic destruction loss • Welfare losses 1. silt curtains
• Dredge spoil • Toxicity 1. Subsistence 2. setting ponds
1. Ocean disposal 2. Recreation 3. appropriate technology
- species loss 3. Economic (fisheries, tourism) • Productive use of dredge spoil
2. Land disposal • Loss of potentially productive land • Compensatory habitat enhancement
- leachate damage • Aesthetics
Blasting • Concussion • Destructive of corals • Property damage • Timing to avoid migratory or spawning
• Noise • Fish kill • Welfare losses seasons
• Seismic shock • Disturbance of endangered • Subsistence • Minimize charge size
species • Recreation • Placement/configuration of charges
• Economic (fisheries, tourism)
Site • Denuded landscape • Soil erosion • Destruction of cultural resources • Design and siting-avoid sensitive areas
clearance/grading • Altered soil profile • Water quality degradation • Welfare losses • Archaeological survey excavation\
• Altered topography • Habitats destruction and 1. Subsistence • Grading controls
species loss 2. Recreation 1. Drainage berms
• Increase run off 3. Economic (fisheries, tourism) 2. Setting Basins
• Increase risk of land slippage • Loss of potentiality productive land • Relocation of displaced populations
• Cultural displacement
• aesthetics
Construction • Noise • Disturbance of endangered • worker safety • Noise and emission control ordinances
activities • Fugitive dust species • public health risk • Toxic substance controls or spawning
• Machinery emissions • Toxic species/habitat loss 1. Respiratory irritation season
• Congestion/traffic • Water quality degradation • welfare losses • Compensatory enhancement
• Structural addition to coast • eutrophication 1. quality of life
and landscape 2. subsistence
• Fertilizer/pesticides 3. recreation
• aesthetics
Labour importation • Immigrant worker • Water quality degradation • Public healthy risk • Minimize contact between temporary workers
population 1. Diseases introduction and local people
• Sewage 2. Sanitation Problems • Constructing of housing adequate for post-
• Temporary housing • Overburdening of infrastructure construction period
• Overburdening of public facilities • Infrastructure enhancement integrated with
• Cultural conflicts project design
• Loss of labour from productive
sector
PELINDO BEA & CUKAI
PBM PELAYARAN
TKBM KESEHATAN
PELABUHAN
EKSPORTIR
IMPORTIR
PELABUHAN KARANTINA
HEWAN
EMKL
KARANTINA
BANK TUMBUHAN
IMIGRASI ADPEL
FREIGHT PERUSH.
FORWARDING ANGKUT. DARAT
21
BEA & CUKAI Pelayanan dokumen ekspor-impor
Verifikasi & investigasi barang
Clearance
PELINDO Pelayanan Kapal (labuh, pandu, tunda, tambat, supply air)
Pelayanan B/M barang, gudang, lapangan penumpukan
Rupa-rupa usaha (listrik, air, telepon, property dll)
PBM & TKBM Pelayanan Barang (B/M, truck losing, storage dll)
ADMINISTRATOR Ijin operasi (pelayaran/agen, PBM, perusahaan lain)
PELABUHAN Ijin Olah Gerak
Ijin Muat Kapal
Surat Ijin Berlayar
Inspeksi Kelaikan kapal
IMIGRASI Pelayanan dokumen ship’s crew
KARANTINA Pemeriksaan hewan & tumbuhan
PELAYARAN Kelengkapan dokumen (manifest, B/L, loading list, dll)
KESEHATAN PELABUHAN Marine Declaration Health
22
NO ASPEK INDONESIA MALAYSIA SINGAPORE
Pelindo Port Klang PSA Corp Ltd
1 Instansi terkait & Pola •Pelindo •Port Klang Authority •Maritime & Port Authority
Kerja Pelayanan kepada •Bea & Cukai •Port Operator •PSA Corp Ltd
pengguna jasa •Imigrasi •Customs •Customs
kepelabuhanan
•Karantina •Immigration •Immigration
•Kesehatan Pelabuhan •Quarantine •Quarantine
•Adpel Pola kerja instansi terkait Pola kerja instansi terkait
•Polri terintegrasi dalam One terintegrasi melalui PortNet
Pola kerja instansi terkait Stop Agency sehingga dalam memberikan
belum terintegrasi dengan pelayanan pelabuhan pelayanan secara
baik antara satu dan kepada pengguna jasa komprehensif kpd
lainnya dalam mendukung cepat & efisien pengguna jasa dan
kelancaran operasional kelancaran operasional
pelabuhan pelabuhan
2 Pola Pengelolaan Variasi dari landlord port, Landlord Port Operating Port
Pelabuhan tool port & operating port
3 Port Security •Pelindo Polis Pelabuhan yg Port Police yg merupakan
•KPLP merupakan bantuan dari bantuan dari National
•KPPP Polis Diraja Malaysia Police kepada operator
kepada operator pelabuhan 23
NO ASPEK INDONESIA MALAYSIA SINGAPORE
Pelindo Port Klang PSA Corp Ltd
4 Situasi & Kondisi: Diawasi oleh : Diawasi oleh : Diawasi oleh :
•Penjagaan di Gate •Pelindo •Polis Pelabuhan •Port Police
•KPLP
•KPPP
•Dermaga, lapangan •Masih terdapat lalu lalang •Merupakan restricted area •Merupakan restricted area
penumpukan, gudang orang yg tidak (orang yg tidak (orang yg tidak
berkepentingan (bahkan berkepentingan dilarang berkepentingan dilarang
pedagang, pemulung dll), masuk). masuk).
kendaraan non- •ISPS Code dilaksanakan •ISPS Code dilaksanakan
operasional (ojek) secara konsisten secara konsisten.
5 Operasional pelabuhan Terdapat banyak pihak yg Pengoperasian pelabuhan Pengoperasian pelabuhan
terlibat langsung dalam merupakan kewenangan dikendalikan langsung oleh
operasional pelabuhan penuh operator pelabuhan PSA
6 Pemanfaatan Teknologi •EDI •One Stop Agency •PortNet
Informasi dalam •PPKB-Online Paperless document Paperless document
operasional pelabuhan Namun masih terjadi process & No contact process & No contact
pelaksanaan secara person person
manual & contact person 24
NO ASPEK INDONESIA MALAYSIA SINGAPORE
Pelindo Port Klang PSA Corp Ltd
7 Perkantoran di dalam areal Terdapat kantor-kantor Kantor-Kantor: Kantor-Kantor:
Pelabuhan pemerintahan antara lain: •Port operator •Port operator
•Bea Cukai •Customs •Customs
•Imigrasi •Immigration •Immigration
•Karantina •Quarantine •Quarantine
•Kesehatan Pelabuhan •Police •Police
•Pelindo berlokasi dalam satu berlokasi dalam satu
•Administrator Pelabuhan kompleks perkantoran kompleks perkantoran
•Syahbandar
•Ditjen Navigasi
•Polisi Airud
•KPPP
•Kolinlamil
•Armabar
•Yon Angkutan Air
•Instansi swasta
berlokasi di berbagai
tempat di dalam areal
pelabuhan
25
INDONESIA SINGAPORE MALAYSIA
SATPAM NATIONAL POLIS DIRAJA
PELINDO POLICE MALAYSIA
SATUAN
AIRUD
PENGAWAL
SATPAM
INSTANSI KPLP
PERUSAHAAN
PELABUHAN PELABUHAN
KPPP
26
INDONESIA
• EXIT-PERMIT INSPEKSI KE
IMIGRASI • PASSPORT KAPAL
28
Arrival SINGAPORE Departure
Pilotage Pilotage
Berthing Load/disch
Towage Towage
PORTNET
Paperless document process PSA Corp Ltd
1Kedekatan dengan pasar internasional; 1Kedekatan dengan jalur pelayaran nasional dan internasional;
2Kedekatan dengan jalur pelayaran internasional; 2Sebagai tempat alih muat penumpang dan barang nasional;
3Kedekatan dengan Alur Laut Kepulauan Indonesia; 3Mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan internasional lainnya;
4Berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan barang 4Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang
internasional; dengan luas daratan dan perairan tertentu
5Memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan internasional hub lainnya; 5Volume kegiatan bongkar muat.
6Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang
dengan luas daratan dan perairan tertentu;
7Volume kegiatan bongkar muat.
PELABUHAN NASIONAL
1Kebijakan Pemerintah yang menunjang pusat pertumbuhan 1Kebijakan Pemerintah untuk menunjang pusat pertumbuhan
ekonomi; ekonomi;
2Propinsi dan pemerataan pembangunan antar propinsi; 2Kabupaten/Kota dan pemerataan serta meningkatkan pembangunan
3Berfungsi sebagai tempat pelayanan penumpang dan barang inter Kabupaten/Kota;
Kabupaten/Kota; 3Berfungsi untuk melayani penumpang dan barang antar Kecamatan
4Memiliki jarak tertentu dengan pelabuhan regional lainnya; dalam Kabupaten/Kota terhadap kebutuhan moda transportasi laut
5Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang dan/atau perairan;
dengan luas daratan dan perairan tertentu; 4Memiliki kondisi teknis pelabuhan yang terlindung dari gelombang
6Volume kegiatan bongkar muat. dengan luas daratan dan perairan tertentu;
5Volume kegiatan bongkar muat.
DAERAH LINGKUNGAN KERJA PELABUHAN DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN
Wilayah perairan dan daratan pada pelabuhan Umum yang Wilayah perairan di luar daerah lingkungan kerja perairan
dipergunakan secara langsung untuk kegiatan kepelabuhan pelabuhan umum yang dipergunakan untuk menjamin keselamatan
pelayaran serta kegiatan pendukung lainnya.
Perairan
PADA : Oleh :
PADA : Oleh :
PADA : Oleh :
Penilikian kegiatan lalu lintas kapal yang masuk dan keluar pelabuhan;
Penilikan terhadap pemenuhan persyaratan kealaiklautan kapal;
Penilikan pemanduan & penundaan kapal serta penyediaan dan pemeliharaan alur pelayaran;
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran perairan pelabuhan;
Pengamanan dan penertiban dalam daerah lingkungan kerja dalam daerah lingkungan kepentingan pelabuhan guna menjamin kelancaran
operasional pelabuhan;
Penilikan terhadap pembangunan/pengambangan dan pengoperasian pelabuhan;
Melakukan pengawasan dan pengamanan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan kepabeanan serta peraturan perundang-undangan
lain yang dibebankan kepadanya
FUNGSI IMIGRASI
Melakukan penilikan atas lalu lintas dari dan atau ke luar negeri yang berkaitan dengan keimigrasian.
FUNGSI KARANTINA
Melakukan penilikan atas orang, tumbuh-tumbuhan, hewan dan ikan yang berkaitan dengan kekarantinaan.
• PENDAHULUAN
Menurut pasal 1 Undang-Undang RI No. 21 tahun 1992,
pelabuhan merupakan tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi.
Dalam hal ini, pelabuhan dipergunakan sebagai tempat
kapal bersandar, berlabuh, naik/turun penumpang dan atau
bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi.
1. ORGANISASI PELABUHAN
Organisasi pelabuhan di masing-masing Negara sangat bervariasi tergantung
dengan peraturan perundangan dan kebijakan tentang maritime atau
transportasi dari Negara yang bersangkutan. Namun secara garis besar
kebijaksanaan tersebut terbagi dalam 3 bentuk, yaitu :
2.1 Terpusat (Centralized)
Pengelolaan pelabuhan-pelabuhan di suatu Negara dikuasai pemerintah,
misalnya system pengelolaan pelabuhan di Indonesia sebelum tahun
1983.
2.2 Decentralized
Pengelolaan pelabuhan diserahkan kepada pemerintah daerah atau
kotapraja. Contohnya system pengelolaan pelabuhan di Negara Jepang.
2.3 Port Authority (Pengelola Pelabuhan)
Pengelola pelabuhan menjalankan dan melaksanakan fungsi pelabuhan dengan
dilengkapi wewenang yang memadaiu, sehingga kesatuan langkah (unity of command)
terwujud dan fungsi pelabuhan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Adapun
wewenang yang dilimpahkan oleh pemerintah kepada pengelola pelabuhan ( port
authority), antara lain:
Wewenang yang berkaitan dengan operasional pelabuhan, termasuk
didalamnya lalu lintas kapal di pelabuhan, bongkar muat barang dan
lalulintas darat di dalam daerah pelabuhan.
Wewenang yang berkaitan dengan perencanaan dan pengembangan
pelabuhan, termasuk penguasaan tanah pelabuhan serta penetapan
tata guna areal tanah pelabuhan.
Kerjasama Operasi
Adalah bentuk kerjasama usaha, dimana pihak BUMN dan pihak swasta masing-
masing menanamkan modalnya untuk mengusahakan suatu segmen usaha secara
bersama-sama, dengan pembagian keuntungan sesuai perbandingan modal yang
ditanam oleh masing-masing pihak, dan pihak swasta memberikan goodwill kepada
BUMN sebagai respon atas pemberian konsesi penyelenggaraan jasa transportasi.
Kontrak Manajemen
Adalah bentuk Kerjasama Usaha, dimana pihak BUMN menyerahkan pengelolaan
manajemen suatu segmen usaha/asset kepada pihak swasta untuk jangka waktu
tertentu, dimana pihak pengelola manajemen yang dilaksanakannya, ataupun
sebaliknya.
Syarat Administrasi
Persyaratan administrasi bagi calon mitra usaha untuk dapat bekerjasama dengan
Badan Usaha Pelabuhan sebagai berikut :
Proposal awal yang antara lain memuat kemampuan perusahaan, usulan rencana
investasi, goodwill, pola bagi hasil (royalty), jangka waktu kerjasama dan
pengelolaan.
Akte Pendirian Perusahaan.
Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP)
Nomor Pokok Pengesahan Wajib Pajak (NPPWP)
Surat Pengukuhan Pengesahan Kena Pajak
Neraca Komporatif 2 tahun terakhir yang telah di audit oleh Akuntan Public.
Referensi Bank.
Penyerahan Bank Garansi.
Persyaratan Finansial
Mitra Usaha mempunyai kemampuan modal cukup (minimum 30% equity)
sebagai sumber pendanaan investasi dimana biaya investasi tersebut harus lebih
murah daripada dilaksanakan dengan modal sendiri.
Kerjasama usaha menghasilkan pengurangan biaya dan pengguna jasa
pelabuhan mendapat pelayanan yang lebih baik.
Alternatif usulan financial didasarkan kepada perkembangan dari net cash flow
yang dihasilkan.
Pihak mitra usaha dimungkinkan menetapkan tingkat tarifnya masing-masing,
namun pengguna jasa harus dilindungi melalui penetapan kebijaksanaan tarif.
Selama masa kerjasama pihak mitra usaha memberikan royalty kepada Badan
Usaha Pelabuhan yang didasarkan pada revenue / profit.
1. MEKANISME PROSES
Inventarisasi Potensi Kerjasama Usaha (IPKU)
Segmen usaha yang dapat/boleh di IPKU-kan adalah yang memenuhi maksud
dan tujuan kerjasama usaha.
Prospek Usaha yang dapat menghasilkan nilai tambah bagi BUMN.
Prospek pengembangan usaha.
Penyusunan Studi
Berdasarkan potensi kerjasama usaha yang telah disusun, perlu ditindak lanjuti
dengan persiapan dalam bentuk pengkajian kelayakan ( feasibility study) untuk
proyek-proyek potensial yang meliputi, antara lain :
Aspek legalitas;
Aspek pemasaran;
Aspek teknik;
Aspek operasional;
Aspek manajerial termasuk SDM;
Aspek ekonomi dan financial;
Aspek lingkungan;
Aspek lainnya.
Proposal Rencana Kerjasama
Terhadap proyek-proyek yang layak untuk dikerjasamkan, perlu disusun proposal
kerjasama usaha yang meliputi, antara lain ;
Latar belakang dan pertimbangan kerjasama;
Pokok-pokok hasil studi kelayakan;
Kondisi-kondisi yang diinginkan perusahaan yang meliputi antara lain :
Kebutuhan investasi
Jadwal pelaksanaan.
Target produksi.
Target hasil usaha.
Bagi hasil usaha.
Penawaran Kerjasama
Proposal yang telah disusun ditawarkan secara tertulis dan terbatas kepada
Badan Usaha Swasta/Investor dengan kelengkapan informasi, seperti :
prospeklus, brosur, dan lain-lain.
BUMN melaksanakan evaluasi atas penawaran yang masuk dengan
memperhatikan prasyarat kerjasama, dan menetapkan calon mitra kerja yang
paling menguntungkan BUMN.
Calon mitra usaha melakukan penawaran untuk berperan serta dalam proyek
kerjasama usaha BUMN.
1. NEGOSIASI DAN PROPOSAL
Negosiasi
Berdasarkan studi kelayakan dan proposal akhir dari calon mitra usaha, diadakan
negosiasi yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
Rencana teknis proyek.
Perhitungan investasi usaha.
Bentuk kerjasama usaha.
Perhitungan bagi hasil / royalty.
Perhitungan masa kerjasama.
Pelaksanaan pembangunan proyek.
Pola operasional dan pengendalian proyek.
Persyaratan pemeliharaan proyek.