Tatalaksana Syok

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

TATALAKSANA SYOK

ASFI RAIHAN 03015033


Langkah pertolongan pertama dalam menangani syok
Posisi Tubuh
• Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum
posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran
darah ke organ-organ vital.
• Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan
digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari
terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan
pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

Alexander RH, Proctor HJ : Shock. ATLS Manual, 5th edition 1995; 75-94
• Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak
sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk
memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan
nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan
bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.

• Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala
agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh
lainnya.

Alexander RH, Proctor HJ : Shock. ATLS Manual, 5th edition 1995; 75-94
SYOK HIPOVOLEMIK
Tujuan utama adalah restorasi volume intravaskuler dengan target
optimalkan tekanan darah , nadi, dan perfusi organ. Bila hipovolemi telah
teratasi baru boleh diberikan vasoaktif agent(dopamine,dobutamin).

Ery Laksana : SIRS, sepsis, keseimbangan asam-basa, shock dan terapi cairan.
Anestesi dan Terapi Intensif FKUniversitasDiponegoro,Semarang.
AIRWAY dan BREATHING
1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila terdapat sekresi
atau muntah.
2. Tengadah kepala-topang dagu, jika perlu pasang alat bantu jalan
nafas
3. Berikan oksigen minimal 6 liter/menit
4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan
pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT

Alexander RH, Proctor HJ : Shock. ATLS Manual, 5th edition 1995; 75-94
Pertahankan sirkulasi

Segera pasang infus intravena. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit,
produksi urin.
• Penderita dijaga agar tetap merasa hangat dan elevasi tungkai 300
untuk mempermudah kembalinya darah ke jantung.
• Setiap pendarahan segera dihentikan dan pernafasan penderita
diperiksa. Jika muntah, kepala dimiringkan ke satu sisi untuk
mencegah terhirupnya muntahan.

Azis AL, Dharmawati I, Kushartono. Renjatan Hipovolemi. Pedoman diagnosa dan terapi bag/SMF Ilmu
Anestesi. Edisi III. Buku 3. Rumah sakit umum daerah dr. Soetomo. Surabaya. Pp 4-7
Pemberian Cairan
• Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan
pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan
volume intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma
atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik
intravaskuler.

• Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang


dengan jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis
cairan yang sama dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan,
plasma pada luka bakar.
• Kehilangan air harus diganti dengan larutan hipotonik. Kehilangan
cairan berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan isotonik.

• Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan kristaloid


memerlukan volume 3-4 kali volume perdarahan yang hilang, sedang
bila menggunakan larutan koloid memerlukan jumlah yang sama
dengan jumlah perdarahan yang hilang.

• Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah


pemberian cairan yang berlebihan.
• Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian
cairan berlebihan yang akan membebani jantung. Harus diperhatikan
oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.

• Azis AL, Dharmawati I, Kushartono. Renjatan Hipovolemi. Pedoman diagnosa dan terapi bag/SMF Ilmu
Anestesi. Edisi III. Buku 3. Rumah sakit umum daerah dr. Soetomo. Surabaya. Pp 8-9
SYOK KARDIOGENIK

Tujuan utama adalah memperbaiki fungsi miokardium dan sirkulasi.


Tahapan Penatalaksanaan

1. Pasien diletakkan dalam posisi berbaring mendatar.


2. Pastikan jalan nafas tetap adekuat dan yakinkan ventilasi yang
adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi.
3. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam
basa yang terjadi.
4. Berikan oksigen 8-15 liter/menit dengan menggunakan masker
untuk mempertahankan PaO2 70-120 mmHg
5. Terapi terhadap gangguan elektrolit, terutama Kalium.
6. Koreksi asidosis metabolik dengan Bikarbonas Natrikus sesuai dosis.
7. Pasang Folley catheter, ukur urine output 24 jam. Pertahankan produksi
urine > 0,5ml/kg BB/jam.
8. Lakukan monitor EKG dan rontgen thoraks.

Rackley CE. Penuntun Praktis Penyakit Kardiovaskular. Edisi 3. EGC. Jakarta. 1995.Hal. 243-249
SYOK ANAFILAKTIK
a. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih
tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam
usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.
b. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:

1) Airway (membuka jalan napas). Jalan napas harus dijaga tetap bebas,
tidak ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar, posisi
kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan
napas, yaitu dengan melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke
depan, dan buka mulut.
2) Breathing support, segera memberikan bantuan napas buatan bila
tidak ada tanda-tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau
mulut ke hidung. Pada syok anafilaktik yang disertai udem laring, dapat
mengakibatkan terjadinya obstruksi jalan napas total atau parsial.
Penderita yang mengalami sumbatan jalan napas parsial, selain
ditolong dengan obat-obatan, juga harus diberikan bantuan napas dan
oksigen. Penderita dengan sumbatan jalan napas total, harus segera
ditolong dengan lebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi,
atau trakeotomi.
3) Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a.
karotis, atau a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar.
Penilaian A, B, C ini merupakan penilaian terhadap kebutuhan bantuan
hidup dasar yang penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi
jantung paru. Thijs L G. (1996 ; 1 – 4)

Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau


deksametason 5–10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk
mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik
SYOK NEUROGENIK

Konsep dasar untuk syok distributif adalah dengan pemberian


vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin, untuk mengurangi daerah
vaskuler dengan penyempitan sfingter prekapiler dan vena
kapasitan untuk mendorong keluar darah yang berkumpul ditempat
tersebut.
Penatalaksanaannya menurut Wilson R
F, ed.(1981; c:1-42)
• Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki (posisi
Trendelenburg).
• Pertahankan jalan nafas dengan memberikan oksigen, sebaiknya
dengan menggunakan masker. Pada pasien dengan distress respirasi
dan hipotensi yang berat, penggunaan endotracheal tube dan
ventilator mekanik sangat dianjurkan. Langkah ini untuk menghindari
pemasangan endotracheal yang darurat jika terjadi distres respirasi
yang berulang. Ventilator mekanik juga dapat menolong menstabilkan
hemodinamik dengan menurunkan penggunaan oksigen dari otot-
otot respirasi.
• Untuk keseimbangan hemodinamik, sebaiknya ditunjang dengan
resusitasi cairan. Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
sebaiknya diberikan per infus secara cepat 250-500 cc bolus dengan
pengawasan yang cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor kulit,
dan urin output untuk menilai respon terhadap terapi.

• Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak segera pulih, berikan
obat-obat vasoaktif (adrenergik; agonis alfa)
• Dopamin: Merupakan obat pilihan pertama. Pada dosis > 10
mcg/kg/menit, berefek serupa dengan norepinefrin. Jarang terjadi
takikardi.
• Norepinefrin: Efektif jika dopamin tidak adekuat dalam menaikkan
tekanan darah. Efek vasokonstriksi perifer sama kuat dengan
pengaruhnya terhadap jantung Sebelum pemberian obat ini harus
diperhatikan dulu bahwa pasien tidak mengalami syok hipovolemik.
Perlu diingat obat yang dapat menyebabkan vasodilatasi perifer tidak
boleh diberikan pada pasien syok neurogenik
• Dobutamin: Berguna jika tekanan darah rendah yang diakibatkan oleh
menurunnya cardiac output. Dobutamin dapat menurunkan tekanan
darah melalui vasodilatasi perifer.
SYOK OBSTRUKTIF
Resusitasi volume akan memperbaiki pengisian ventrikel, dibutuhkan agen
inotropik untuk meningkatkan kardiak output. Selanjutnya terapi definif
adalah intervensi operatif Tension pneumothorax diatasi dengan pungsi dan
WSD. Abdominal compartement syndrome diatasi dengan laparotomy
dekompresif. Tamponade kardiak diatasi dengan pericardiosintesis den
amboli pulmonal diatasi dengan trombolisis atau thrombectomy.

diagnosis and management of shock, fundamental critical care support, 2nd Ed. Society of critical care
medicine, USA, p63
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai