Resusitasi Cairan

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 78

Terapi Cairan dan Elektrolit

Haizah Nurdin
Bagian Ilmu Anestesiologi, Perawatan Intensif dan Manajemen Nyeri
FK-UNHAS
2015
PENDAHULUAN

Gangguan Cairan & Elektrolit

Kegawatan

KEMATIAN / KECACATAN
Tujuan

 Mengetahui derajat dehidrasi dan


tatalaksana terapi cairan
 Mengetahui penyebab dan manifestasi
klinis gangguan elektrolit yang berat
 Mengetahui penatalaksanaan segera
gangguan elektrolit
Distribusi Cairan Tubuh

Cairan intraseluler40%

Cairan tubuh 60% Membran sel

Cairan interstisial 15%

Cairan ekstraseluler

Plasma darah 5%
HOMEOSTASIS CAIRAN TUBUH

Intrerstitiel
2/3
Intrasel
2/3

Intravasculer
1/3
ANATOMI CAIRAN TUBUH

 Intrasel Interstisiel IV
Dekstrose 5%

Asering, RL
NaCl 0,9 %
 40% 15% 5%
Koloid
Protein plasma
Darah
KEBUTUHAN DASAR AIR

 Jumlah air yang hilang selama 24 jam :


 Produksi urine per 24 jam : 1.500 ml
Insensible loss 1,3 x 700 ml : 900 ml
(luas permukaan tubuh orang Indonesia rata-rata 1,3 m2)
Air bersama faeces 100 ml :
------------
Jumlah : 2.500 ml
 Kebutuhan air : 30 – 50 ml / Kg BB / 24 jam
KEBUTUHAN DASAR
ELEKTROLIT

 Kebutuhan K + :  K + x BB x 0,4
- Kecepatan pemberian max 20 mEq/jam
atau 200 mEq / 24 jam
- 1 – 2 mEq / Kg BB / 24 jam
 Kebutuhan Na + :  Na + x BB x 0,6
- 2 – 3 mEq / Kg BB / 24 jam
Kebutuhan Elektrolit

Dosis harian Dosis harian


Elektrolit (mEq/kg/hari)
(mEq/hari)
Na+ 50-100 2-3
K+ 50-100 1-2
Mg++ 10-20 0.2-0.5
Ca++ 10-15 0.2-0.3
P 20-45 0.5-1
Cl- 50-100 1-2
Natrium
PERAN NATRIUM

 Memelihara volume cairan ektraseluler


 Jumlah Natrium dalam tubuh adalah
penentu utama volume ECF
HOMEOSTASIS ELEKTROLIT
TUBUH

HIPOTONIS

Osmolit

HIPERTONIS

Osmolit
Hipernatremia
HIPERNATREMIA

Klinis
• Simptomatik  [Na]s > 160 mmol/L a/ ↑ cepat
• G3 SSP   cairan intraseluler otak
• Kesadaran 
• Anak-anak  perdarahan intrakranial
• Sangat haus    memburuk (disfungsi hipotalamik)
• Neuromuskular  rhabdomiolisis
HIPERNATREMIA

Water Loss Asupan air yang Asupan Natrium


(kehilangan kurang yang berlebih
air)
Diare
Muntah Haus berlebihan Tablet garam
Keringat berlebih Dehidrasi Natrium hipertonik
Diuresis Natrium bikarbonat
Diabetes insipidus
HIPERNATREMIA
[Na]s > 145 mmol/L
Penyebab tersering dari hipernatremia
Dengan Hipovolemia
Gastrointestinal
IWL
Diabetes insipidus  cairan tidak cukup
Diuresis yang berlebihan

Dengan Normovolemia
Diabetes insipidus  cairan cukup

Dengan Hipervolemia
Iatrogenik
Kortikosteroid
HIPERNATREMIA- Penanganan

• Bbrp jam  koreksi cepat aman (sNa  sampai 1 mmol/jam)


• Lama / tidak diketahui jelas  hati-hati

• Kompensasi kehilangan cairan  koreksi


• Terapi penyebab

• Kontrol cairan & BB,


• [Na] serum/urine, BJ Urine, IWL

• Urine > 300 mL/jam (2 jam berturut2)  Desmopressin (0,5 – 2,0


g / 3 jam IV)
HIPERNATREMIA - Penanganan
berat
Kristaloid Koloid

stabil

TBW terakhir x sNa terakhir = TBW Normal x sNa Normal


60%/50%/45% 140 mmol/L

Kekurangan Cairan = TBW Normal – TBW terakhir


HIPERNATREMIA - Penanganan

Tabel 18-2. Konsentrasi natrium pada beberapa larutan intravena


yang sering digunakan

Konsentrasi Natrium
Larutan Intravena
(mmol/L)
Dekstrosa 5% dalam air 0
NaCl 0,45% dalam air 77
Ringer Laktat 130
NaCL 0,9% dalam air 154
NaCL 1,5% dalam air 256
NaCL 3% dalam air 513
KOREKSI NATRIUM

Contoh Kasus
Seorang laki-laki 70-kg diketahui
memiliki konsentrasi Natrium plasma
[Na+]160 mEq/L. Berapakah defisit
airnya ?
Contoh Kasus
Jika hypernatremia dalam kasus ini terjadi akibat
kehilangan air saja, maka osmolaritas total tubuh
tidak berubah. Sehingga, jika dianggap normal
[Na+] 140 mEq/L dan konten TBW adalah 60%
dari berat badan, maka:
Normal TBW x 140 = TBW sekrg x [Na+]plasma
(70 x 0.6) x 140 = TBWsekrg x 160
TBW sekarang = 36.7 ltr
Defisit air = normal TBW – TBW sekarang
= (70 x 0.6)- 36.7 = 5.3 L
Contoh Kasus

Untuk menggantikan defisit air dalam 48


jam, kita memberikan Dextrose 5%
intravena, 5.300 mL dalam 48 jam, atau
110 mL/jam.
Hiponatremia
Hiponatremia
(<135mEq/L)

 Manifestasi Klinis :
 Neurologi- Kelemahan umum otot
skeletal. Sakit kepala, perubahan
kepribadian.
 Respirasi- Shallow respirations
 Kardiovaskular – Perubahan KV
bergantung pada status volume cairan
 GI – Peningkatan motilitas GI, Mual,
Muntah, Diare
 GU – Peningkatan produksi urine
HIPONATREMIA – Penilaian Awal
[Na]s < 135 mmol/L
1. Osmolaritas Serum
- Glukosa serum 100 mg/dL (5,61 mmol/L)  sNa   2 mOsm/kg

2. Osmolaritas Urine
- Cairan tubuh ↑  supresi ADH  ekskresi air ↑ (osm urine 50 mOsm/kg)
- Osm urine > 200 mOsm/kg  refleks terganggu

3. Status Volume Efektif


- BB, TD & nadi ortostatik, turgor kulit, distensi vena jugularis
- Deplesi cairan  Hct, BUN, bikarbonat, albumin, as. Urat ↑
- [Na] urine < 20 mmol/L  hipovolemia
- [Na] ↑  hipovolemik
- CVP  status volume tidak jelas
- EKG & kateterisasi arteri pulmonal  gagal jantung
HIPONATREMIA
Penyebab
Penyebab tersering hiponatremia hipotonik
Dengan Hipovolemia
Cerebral Salt Wasting
Diuretik
Penghentian kortikosteroid akut Dengan hipervolemia
Gastrointestinal SIADH
Kulit  keringat Gagal jantung kongestif
Iatrogenik Gagal ginjal akut
Sirosis
Dengan normovolemia Iatrogenik
SIADH
Hipotiroidisme
Insufisiensi adrenal
Iatrogenik
HIPONATREMIA
Penatalaksanaan Asimtomatik
Pulihkan volume intravaskuler Minimalisasi asupan
(Salin isotonis) cairan bebas

Natrium Normal

CSW SIADH
cairan kontinu restriksi cairan bebas
HIPONATREMIA
Penatalaksanaan  Simtomatik
Batasi asupan NaCl 3%  CVP
cairan bebas NaCl 1,5 %  perifer

Natrium Normal

Furosemid
diuresis hipotonik + ekspansi cairan extraseluler

Kejang  Antikonvulsan
HIPONATREMIA
Penatalaksanaan Simptomatik

 Koreksi pelan-pelan
 Demyelinisasi  12 mmol/L/hari a/ 9 – 10
mmol/L/hr a/ 19 mmol/L/48 jam
 Anjuran  8 - 10 mmol/hr
 Koreksi inisial  1-2 mmol/jam saat jam
pertama
Contoh Kasus

Seorang wanita 80-kg ditemukan letargik


dengan konsentrasi Natrium plasma [Na+] 118
mEq/L. Berapa jumlah NaCl yang perlu
diberikan untuk meningkatkan plasma [Na+]
menjadi 130 mEq/L?
[Na+] deficit = TBW x (130-118)
TBW pada wanita adalah sekitar 50% dari Berat
Badan :
[Na+] deficit= 80 x 0.5 x (130-118)
=480 mEq
NaCl 0,9 % mengandung 154 mEq/L, sehingga
pasien membutuhkan (480 mEq : 154 mEq/L) = 3.12
L of normal saline.
Untuk koreksi dengan kecepatan 0.5 mEq/kg/jam,
maka jumlah cairan NaCl 0,9 % yang diberikan
dalam 24 jam sekitar 130 mL/jam (3.120 Liter : 24
jam)
Kalium
HOMEOSTASIS KALIUM
Ekstraseluler  2%; Plasma  0,2%

 Ingesti kalium  90% diabsorbsi di usus kecil


 Ginjal  reabsopsi tubulus proximal, sekresi tubulus
distal
PERAN KALIUM
 Sebagian besar K terdapat di dalam sel (150 mEq/L)

 Kadar K dalam plasma hanya 2% dari total K tubuh,


sehingga jika ada defisiensi perubahan kadar K dalam
darah sering tidak terdeteksi.

 Merangsang saraf dan otot dan menghantarkan impuls


listrik K juga penting dalam utilisasi asam amino, glikogen,
pembentukan sel, kekuatan otot dan utilisasi oksigen.

 Kira-kira 1-2 mEq/kgBB dibutuhkan setiap hari.


Hiperkalemia
HIPERKALEMIA - Penyebab
[K]s > 5,5 mmol/L.
 Komplikasi serius  > 7,0 mmol/L
Penyebab Tersering hiperkalemia

Insufisiensi renalis THAM


Hipoadrenalisme Suksinilkolin
Ketoasidosis diabetik
Pada pasien trauma
Obat-obatan Rhabdomiolisis
Penghambat ACE Penghangatan setelah hipotermia
Antagonis Beta Transfusi darah massif
Digoxin
Heparin
AINS
Diuretik hemat kalium
Antibiotik (seperti sulfametaksole-
trimetoprim)
HIPERKALEMIA
Manifestasi Klinik
Neurologi
 Kelemahan tungkai proksimal
 Sensasi rasa terbakar
 Paralisis generalisata progresif
 Gangguan respirasi
 Miotonia
HIPERKALEMIA
Manifestasi Klinik
Jantung Melebar
Tented, tall

Hilang
Fibrilasi ventrikel
dan asistol
Melebar
 ECG change:
 Peaked T-wave
 Widening of QRS complex
 PR prolongation
 Loss of P wave
 Loss of R wave amplitude
 ST depression (occationally elevation)
 Sine wave
 Ventricular fibrillation and asystole
HIPERKALEMIA
Penanganan

Ca Chloride 10% 10 mL
5’ 10 ’
Insulin 10 U dlm
500 mL dextrosa 10%, 10’
Infus bikarbonat  tidak efektif

Sulfonat Poliester 50 – 100 mg


200 mL dex 20% + air

Furosemid 20 – 80 mg

Hemodialisa
HIPERKALEMIA
EKG : PENINGGIAN GELOMBANG T
ST SEGMEN DEPRESI
GELOMBANG U. HILANG
QRS DAN PR INTERVAL MEMANJANG
K > 10 mEq/L VF

TH EMERGENCY

1. Ca Cl2 10% 5 – 10 ml (10 s/d 20 menit)


2. NaHCO3 1 – 2 amp (50-100 mEq/10-20 menit)
3. GLUKOSA + INSULIN (250 cc D 10% + 5 i.v RI)
4. CATION EXCHANGE RESIN (SODIUM POYSTYRE NE
SULFONAT 40 – 80 / HARI
5. PERITONIAL / HEMODYALISE
Hipokalemia
HIPOKALEMIA
 Kalium serum < 3,5 mmol/L
 Tanda-tanda : keletihan otot, lemas,
kembung ileus paralitik
 Kadar K serum 3-3,5 mEq/L biasanya
tidak bergejala sehingga tidak terdeteksi
 Kadar K serum dibawah 3 mEq/L
adalah berbahaya dan harus dicegah
atau dikoreksi
HIPOKALEMIA
Manifestasi Klinis

 Kelemahan otot difus


 Perubahan status mental
 Ileus paralitik
 Koma pd sirosis hepatis berat
 Ambang untuk takikardi atrium multifokal↓
 EKG  gelombang U, datarnya/inversi glb T,
pemanjangan interval QT  Aritmia ventrikuler
Hipokalemia

Mosby items and derived items © 2005, 2002 by Mosby, Inc.


HIPOKALEMIA
Penyebab
[K]s < 3,5 mmol/L
Penyebab tersering hipokalemia
Sedikitnya asupan kalium Meningkatnya kehilangan kalium
Pergeseran kalium ke dalam sel (deplesi kalium)
Alkalosis Muntah atau suction nasogastrik
Agonis Beta Adrenergik Diare
Insulin Keringat berlebihan
Hipotermia (terinduksi) Diuretik boros kalium (loop
Nutrisi parenteral total diuretik, thiazid)
Hipomagnesemia
Obat-obatan lain (amfoterisin B,
derivat penicillin)
 Due to Delayed ventricular repolarization:
 T wave flattening and inversion
 Prominent U wave
 ST segment depression
 Increased P wave amplitude
 Prolongation of the PR interval
HIPOKALEMIA
Penanganan

Tablet Kalium enteral (oral/ NGT)


Suplemen Kalium Adekuat (KCl 20-40 mEq tiap 6 jam

Infus 20 mEq KCl dlm


100 mL salin isotonik
 2 jam (kecepatan 10 mEq/jam)

CVP  80 mEq/jam

Pantau [K]s dan [Mg]s


Phosfat
HIPERFOSFATEMIA
[P]s > 1,45 mmol/L (4,5 mg/dL)

Penyebab
 Insufisiensi renalis
 Sepsis
 Rhabdomiolisis
 Trauma multipel dengan nekrosis sel yang luas

 Berhubungan dengan hipokalsemia


 R/  furosemid dalam salin normal a/ HD
 Aluminium oksida, kalsium asetat, dan karbonat
mengikat P dalam GI dan mencegah absorpsinya
HIPOFOSFATEMIA
Penyebab
[P]s < 0,8 mmol/L (2,5 mg/dL)
 Sepsis
 Suction nasogastrik
 Sukralfat
 Hiperkalsemia
 Hipomagnesemia
 Sindrom refeeding
 Alkoholisme kronis
 Obat-obatan (diuretik, steroid, agonis beta
adrenergik)
HIPOFOSFATEMIA
Klinis
Merusak produksi energi sel

KV gagal jantung, hipoksia jaringan

kelemahan otot, insufisiensi


Neuromuskuler
respiratoris

Hematologi anemia hemolitik

ataksia, tremor, bingung, cengeng,


Neurologi
kejang

R/  dasar penyebab, koreksi g3 elektrolit lain,


penggantian P yg hilang
Magnesium
HIPERMAGNESEMIA
[Mg] > 1,1 mmol/L (2,0 mEq/L a/ 2,4 mg/dL)

Penyebab :
 Gagal ginjal
 Asupan magnesium berlebihan (suplemen, nutrisi parenteral)
 Insufisiensi adrenal

Patogenesis
 Mengganggu hantaran neuromuskular  paralisis arefleksia dan gagal napas
 Vasodilatasi, hipotensi, blok jantung  henti jantung

Terapi
 1 gr Ca klorida 10% selama 5 – 10’ a/ infus salin + furosemid a/ kelator yang
mengandung P
HIPOMAGNESEMIA
Penyebab
[Mg] < 0,65 mmol/L (1,3 mEq/L a/ 1,7 mg/dL)

 Trauma kepala (setelah resusitasi cairan)


 Suction nasogastrik
 Alkoholisme kronis
 Sindrom refeeding
 Hiperkalsemia
 Hipofosfatemia
 Obat-obatan (diuretik, aminoglikosida, amfoterisin
B)
HIPOMAGNESEMIA
pemanjangan segmen QT, spasme a.
KV Coroner, eksaserbasi toksisitas digitalis

G3 kognitif, apati, delirium, kejang, tremor,


Neuromuskuler ataksia, nistagmus, hiperrefleks, kelemahan otot,
spasme, parestesia, tetani

hipokalemia, hipokalsemia, dan


Metabolik hipofosfatemia

 MgSO4 iv  2 gr dlm 2’ diikuti 10 gr dlm


Terapi 500 mL slin isotonis selama 12 jam.
 Koreksi elektrolit lain jg hrs dilakukan
Kalsium
HIPOKALSEMIA
(<9.0mg/dL)

 Penyebab :
 Def. oral intake
 Lactose intolerance
 Def. Vitamin D intake
 End stage renal disease
 Diarrhea
HIPOKALSEMIA
(<9.0mg/dL)

 Penyebab :
Acute pancreatitis
Hyperphosphatemia
Immobility
Removal or destruction of parathyroid gland
(sering ditemukan pada pasien post op
thyroidektomi)
HIPOKALSEMIA
(<9.0mg/dL)
 Manifestasi Klinis :
 Neuro –Irritable muscle twitches.
 Positive Trousseau’s sign.
 Positive Chvostek’s sign.

 Respirasi – gagal napas dengan atau


tanpa kekakuan (tetani) otot.
 CV – penurunan nadi, penurunan tekanan
darah, menurunnya tekanan nadi
 GI – meningkatnya motilitas usus,
peningkatan bunyi usus, diare
Positive Trousseau’s Sign
DEHIDRASI
DEHIDRASI

 Suatu keadaan dimana tubuh kekurangan


cairan
 Keadaan ini sering bersama dengan
gangguan elektrolit
 Kekurangan cairan berlangsung ringan
hingga berat dan menyebabkan syok
hipovolemik
DEHIDRASI
 Defisit cairan interstitiel dengan gejala :
- turgor kulit yang jelek
- mata cekung
- ubun-ubun cekung (bayi & anak)
- mukosa bibir dan kornea kering
 Defisit cairan intravaskular dengan gejala :
- hipotensi, takikardi
- vena-vena kolaps
- “Capillary refilled time” memanjang
- oligouri
- syok ( renjatan )
DEHIDRASI DITINJAU DARI
DEFISIT CAIRAN & ELEKTROLIT

1. Dehidrasi ringan (defisit 4% BB)

2. Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)

3. Dehidrasi berat (defisit 12% BB)

4. Syok (defisit lebih dari 12% BB)


JENIS-JENIS DEHIDRASI

1. Dehidrasi hipertonik ( hipernatremik )

2. Dehidrasi hipotonik ( hiponatremik )

3. Dehidrasi isotonik
DEHIDRASI HIPERTONIK
(HIPERNATREMIK)
 Kehilangan air >> kehilangan natrium
 Konsentrasi Na > 150 mmol/L
 Osmolaritas serum meningkat (>295
mmol/L)
 Haus, irritable
 Biasa terjadi setelah intake cairan hipertonik
natrium, glukosa, laktosa) selama diare
DEHIDRASI HIPOTONIK
(HIPONATREMIK)

 Pada anak dengan diare yang minum


banyak air atau cairan hipotonik atau
diberi infus glukosa 5%
 Kadar natrium rendah (<130 mmol/L)
 Osmolaritas serum (<275 mOsm/L)
 Letargi : kadang-kadang kejang
Resusitasi Cairan Pada
Kasus Dehidrasi
TERAPI CAIRAN

Resusitasi Rumatan

Kristaloid Koloid Nutrien + Elektrolit

Mengganti kehilangan akut Memasok


(syok, dehidrasi, hipovolemik) Kebutuhan harian
CONTOH KASUS

 Seorang laki – laki umur 35 tahun


dgn BB = 50 kg menderita
peritonitis & mengalami dehidrasi
berat.
 Bagaimana resusitasi cairannya ?
DEHIDRASI = ECF DEFICIT
BB 50kg: ileus, peritonitis, GE
M = 2500 ml + R (defisit)

DEHIDRASI 5% BB = 2500 ml
INTERSTITIAL SIGN +++
50% - 8 jam …. 50% - 16 jam

R 1250 + M 800 …. R 1250 + M 1700

DEHIDRASI 10% BB = 5000 ML


PLASMA SIGN +++
20-40 ml/kg diguyur 1-2 jam
Jam I : 1000 – 2000 ml diguyur
sisa: 50% - 8 jam…50% - 16 jam
R 2000 + M 800…R 2000 + M 1700
TERAPI CAIRAN

TERAPI CAIRAN

RESUSITASI RUMATAN

KRISTALOID KOLOID ELEKTROLIT NUTRISI

ASERING HES KA-EN 3B


AMIPAREN
AMINOVEL-600
Gelofusin KA-EN 3A PAN-AMIN G
Ringer laktat KA-EN 1B KA-EN MG 3
Normal Saline Albumin KA-EN 4A Paed MARTOS 10
KA-EN 4B Paed TRIPAREN

Menggantikan kehilangan akut Memelihara keseimbangan


cairan tubuh Cairan tubuh dan nutris
Cairan maintenance
pasien dewasa 50 kg

Kebutuhan sehari:
Volume : 2000 ml
Natrium : 100-150 mEq (2-3 mEq/kg)
Kalium : 50-100 mEq (1-2 mEq/kg)
Kalori : 1500 kcal (20-30 kcal/kg)

 RL 1000 + D5 1000 ml  KaEnMg 2000 ml


Natrium: 147 mEq Natrium : 100 mEq
Kalium : 4 mEq Kalium : 40 mEq
Kalori : 400 kcal Kalori : 800 kcal
KESIMPULAN
Prinsip dasar terapi cairan dan elektrolit
1. Pemahaman tentang anatomi cairan tubuh yang
terdiri atas CES dan CIS dengan komposisi
elektrolit yang berbeda.
2. Penambahan/pengurangan cairan dan elektrolit
ditujukan untuk mengembalikan volume cairan dan
komposisi elektrolit ke batas yang normal.
3. Pemilihannya didasarkan atas patofisiologi
penyakit yang diderita
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai