Anfis Darah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 49

DARAH

Karakteristik

Darah merupakan sejenis jaringan ikat yg sel-selnya


tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma).
Lebih berat dan lebih kental dibandingkan air, memiliki rasa
dan bau yg khas, serta pH 7,4 (7,35-7,45).
Warna bervariasi dari merah terang sampai merah tua
kebiruan, bergantung kadar oksigen yg dibawa eritrosit.
Volume total sekitar 5 liter pada laki-laki dewasa dan kurang
sedikit pada pada perempuan dewasa.
Komponen
1. Plasma darah, adalah cairan bening kekuningan yg
unsur pokoknya sama dengan sitoplasma. Plasma terdiri
dari 92% air dan mengandung campuran kompleks zat
organik dan anorganik.
2. Elemen pembentuk darah, tdd :
- Eritrosit (sel darah merah)
- Leukosit (sel darah putih)
- Trombosit (sel keping darah).
Komponen Plasma Darah

1. Protein plasma, mencapai 7% plasma dan


merupakan satu-satunya unsur pokok plasma yg
tidak dapat menembus membran kapiler, tdd:
a. Albumin, adalah protein plasma yg terbanyak, disintesis
dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan
osmotik koloid darah (=tekanan onkotik). Tekanan ini
merupakan suatu ukuran ‘daya tarik’ plasma terhadap
difusi air dari CES yg melewati membran kapiler.
Komponen Plasma Darah
1. Protein plasma,
b. Globulin, tdd :
1) Alfa dan beta globulin disintesis di hati,
dengan fungsi utama sebagai molekul
pembawa lipid, beberapa hormon, berbagai
substrat, dll.
2) Gamma globulin (=imunoglobulin),
diproduksi jaringan limfoid dan berfungsi dalam
imunitas sebagai antibodi.
Komponen Plasma Darah

1. Protein plasma,
c. Fibrinogen, disintesis di hati dan merupakan komponen
esensial dalam mekanisme pembekuan darah.
2. Plasma juga mengandung :
a. Nutrien e. Hormon
b. Gas darah f. Vitamin
c. Elektrolit g. Zat-zat sisa.
d. Mineral
Hematopoiesis
1. Area pembentukan
a.Selama perkembangan embrio, hematopoiesis pertama
kali berlangsung dlm kantong kuning telur dan berlanjut di
hati, limpa, nodus limfe, dan seluruh sutul janin yg sedang
berkembang.
b.Setelah lahir dan selama kanak-kanak, sel-sel darah
terbentuk dalam sumsum semua tulang.
c.Masa dewasa, sel-sel darah hanya terbentuk pada sumsum
tulang merah pada sternum, iga, vertebra, dan tulang ilia
girdel pelvis
Hematopoiesis

2. Diferensiasi sel darah.


Semua sel darah diturunkan dari
hemositoblas (sel batang primitif) pada
sumsum tulang, yg dibagi dan dibedakan
menjadi 5 jenis sel : proeritroblas,
mieloblas, limfoblas, monoblas, dan
megakarioblas.
ERITROSIT (Sel Darah Merah)

• Eritrosit berbentuk diskus bikonkaf, bulat dengan lekukan


di sentralnya, diameter 7,65µm.
• Eritrosit terbungkus dalam membran sel dengan
permeabilitas tinggi, elastis dan fleksibel sehingga
memungkinkan menembus kapiler.
• Setiap eritrosit mengandung sekitar 300 juta molekul
hemoglobin
ERITROSIT (Sel Darah Merah)
• Hemoglobin adalah molekul yg tersusun dari suatu protein
globin yg berikatan dengan gugus hem yg mengandung zat
besi.
• Jika hemoglobin terpajan oksigen, maka molekul oksigen
akan bergabung membentuk oksihemoglobin.
• Oksihemoglobin berwarna merah terang. Jika oksigen dilepas
ke jaringan, maka Hbnya disebut deoksihemoglobin atau
hemoglobin tereduksi yg terlihat lebih gelap atau kebiruan.
ERITROSIT (Sel Darah
Merah)

• Sekitar 97% oksigen dalam darah yg dibawa dari paru-paru


bergabung dengan Hb, sisanya 3% larut dalam plasma.
• Hb berikatan dengan karbondioksida di bagian asam amino
pada globin. Karbaminohemoglobin yg terbentuk hanya
memakai 20% karbondioksida yg terkandung dalam darah,
sisanya 80% dibawa dalam bentuk ion bikarbonat.
ERITROSIT (Sel Darah
Merah)
Jumlah
a. Jumlah sel darah merah pada laki-laki sehat rata-
rata 4,2 - 5,5 juta/mm3. Pada perempuan sehat,
jumlah sel darah merahnya antara 3,2 - 5,2 juta
sel/mm3.
b. Hematokrit adalah persentase volume darah total
yang mengandung eritrosit.
(1) Hematokrit pd laki-laki berkisar antara 42% -
54% dan pada perempuan 38% - 48%.
(2) Hematokrit dpt bertambah atau berkurang,
bergantung pada jumlah eritrosit atau faktor-
faktor yg mempengaruhi volume darah, seperti
asupan cairan atau air yang hilang.
ERITROSIT (Sel Darah
Merah)
Fungsi
a. Sel-sel darah merah mentranspor oksigen ke seluruh
jaringan melalui pengikatan hemoglobin terhadap oksigen.
b. Hemoglobin sel darah merah berikatan dengan karbon
dioksida untuk ditranspor ke paru-paru, tetapi sebagian
besar karbon dioksida yang dibawa plasma berada dalam
bentuk ion bikarbonat.
c. Sel darah merah berperan penting dalam pengaturan pH
darah karena ion bikarbonat dan hemoglobin merupakan
bufer asam-basa.
ERITROSIT (Sel Darah
Merah)

Pengaturan produksi
a. Produksi eritrosit diatur eritropoietin, suatu hormon glikoprotein
yang diproduksi oleh ginjal.
b. Faktor apapun yang menyebabkan jaringan menerima volume
oksigen yg kurang (anoksia) akan mengakibatkan peningkatan
produksi eritropoietin, sehingga semakin menstimulasi produksi
sel darah merah. Contoh:
(1) Tinggal di dataran tinggi.
(2) Gagal Jantung atau penyakit paru.
c. Hormon lain, seperti kortison, hormon tiroid, dan hormon
pertumbuhan, juga mempengruhi produksi eritrosit.
ERITROSIT (Sel Darah Merah)
Faktor diet esensial untuk produksi eritrosit
a. Zat besi penting untuk sintesis hemoglobin oleh eritrosit. Zat
ini diabsorbsi dari makanan sehari-hari dan disimpan di
berbagai jaringan, terutama di hati.
b. Tembaga, merupakan bagian esensial dari protein yg
diperlukan untuk mengubah besi feri menjadi besi fero.
c. Vitamin tertentu, seperti asam folat, vitamin C dan vitamin
B12 berperan penting dalam pertumbuhan normal dan
pematangan sel darah merah.
ERITROSIT (Sel Darah
Merah)

Umur dan destruksi eritrosit


a. Sel darah merah biasanya bersirkulasi selama 120 hari
sebelum menjadi rapuh dan mudah pecah.
b. Fragmen sel darah merah yang rusak atau terdisintegrasi
akan mengalami fagositosis oleh makrofag dalam limpa,
hati, sumsum tulang, dan jaringan tubuh lain.
ERITROSIT (Sel Darah Merah)
Umur dan destruksi eritrosit
(1) Globin (bagian protein) Hb terdegradasi menjadi
asam amino, yang kemudian akan diperbaharui untuk
sintesis protein selular.
(2) Hem (bagian yang mengandung zat besi) diubah
menjadi biliverdin (pigmen hijau) dan kemudian menjadi
bilirubln (pigmen kuning), yang dilepas ke dalam plasma.
Bilirubin diserap hati dan disekresi dalam empedu.
(3) Sebagian besar zat besi yang dilepas oleh hem
akan diambil untuk diperbaharui dalam proses sintesis
Hb selanjutnya.
ERITROSIT (Sel Darah Merah)
Pertimbangan klinis
a. Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan
hemoglobin. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah
merah, atau jumlah sel darah merah tetap normal tetapi jumlah
hemoglobinnya
subnormal. Karena kemampuan darah untuk membawa oksigen
berkurang, maka individu akan terlihat pucat atau kurang tenaga.
Beberapa jenis anemia:
(1) Anemia hemoragi.
(2) Anemia defislensi zat besi
(3) Anemia aplastik (sumsum tulang tidak aktif).
(4) Anemia pernicious.
(5) Anemia sel sabit (sickle cel anemia).
ERITROSIT (Sel Darah Merah)
Pertimbangan klinis
b. Polisitemia adalah peningkatan jumlah sel darah merah dalam
sirkulasi, yang mengakibatkan peningkatan viskositas dan volume
darah. Aliran darah yang mengalir melalui pembuluh darah
terhalang dan aliran kapilar dapat tertutup.
(l) Polisitemia kompensatori (sekunder) dapat terjadi akibat
hipoksia (kekurangan oksigen) karena hal berikut ini:
(a) Kediaman permanen di dataran tinggi
(b) Aktivitas fisik berkepanjangan
(c) Penyakit paru atau penyakit jantung.
(2) Polisitemia vera adalah ggn pada sumsum tulang.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Karakteristik
a. Jumlah
(l) Jumlah normal sel darah putih adalah 7000-9.000 per
mm3.
(2) Infeksi atau kerusakan jaringan mengakibatkan
peningkatan jumlah total leukosit.
b. Fungsi
(l) Leukosit berfungsi untuk melindungi tubuh terhadap
invasi benda asing, termasuk bakteri dan virus.
(2) Sebagian besar aktivitas leukosit berlangsung dalam
jaringan dan bukan dalam aliran darah.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Karakteristik
c. Diapedesis, yaitu kemampuan untuk menembus pori-pori
membran kapilar dan masuk ke dalam jaringan.
d. Gerakan amuboid, leukosit bergerak sendiri dengan
gerakan amuboid (gerakan seperti gerakan amuba).
Beberapa sel mampu bergerak tiga kali panjang tubuhnya
dalam satu menit.
e. Kemampuan kemotaksls. Pelepasan zat kimia oleh
jaringan yang rusak menyebabkan leukosit bergerak
mendekati (kemotaksis positif) atau menjauhi (kemotaksis
negatif) sumber zat.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Karakteristik
f. Fagositosis. Semua leukosit adalah fagositik, tetapi
kemampuan ini lebih berkembang pada neutrofil dan
monosit.
g. Rentang kehidupan. Setelah diproduksi di sumsum
tulang, leukosit bertahan kurang lebih satu hari dalam
sirkulasi sebelum masuk ke jaringan. Sel ini tetap dalam
jaringan selama beberapa hari, beberapa minggu, atau
beberapa bulan, bergantung jenis leukositnya.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Klasifikasi leukosit
Ada lima jenis leukosit dalam sirkulasi darah, yang
dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk nukleus, dan
ada tidaknya granula sitoplasma. Sel yang memiliki
granula sitoplasma disebut granulosit; sel tanpa granula
disebut agranulosit.
a. Granulosit terbagi menjadi neutrofil, eosinofil, dan
basofil, berdasarkan warna granula sitoplasmanya
saat dilakukan pewarnaan dengan zat warna darah
Wright.
b. Agranulosit adalah leukosit tanpa granula
sitoplasma, yaitu limfosit dan monosit.
LEUKOSIT
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Granulosit
(l) Neutrofil, mencapai 60% dari jumlah sel darah
putih.
(a) Struktur. Neutrofil memiliki granula kecil
berwarna merah muda dalam sitoplasmanya.
Nukleusnya memiliki 3-5 lobus yang
terhubungkan dengan benang kromatin tipis.
Diameternya mencapai 9 µm sampai 12 µm.
(b) Fungsi. Neutrofil sangat fagositik dan sangat
aktif. Sel-sel ini sampai di jaringan terinfeksi untuk
menyerang dan menghancurkan bakteri, virus, atau
agens penyebab cedera lainnya.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Granulosit
(2) Eosinofil mencapai 1-3% jumlah sel darah putih.
(a) Struktur.
Eosinofil memiliki granula sitoplasma yang kasar dan
besar, dengan pewarnaan oranye kemerahan. Sel ini memiliki
nukleus berlobus dua, dan berdiameter 12-15 µm.
(b) Fungsi
(t) Eosinofil adalah fagositik lemah. Jumlahnya qkan
meningkat saat terjadi alergi atau penyakit parasit, tapi
akan berkurang selama stres berkepanjangan.
(tt) Sel ini berfungsi dalam detoksikasi histamin yang
diproduksi sel mast dan jaringan yang cedera saal
inflamasi berlangsung.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Granulosit
(3) Basofil mencapai kurang dari 1% jumlah leukosit.
(a) Struktur. Basofil memiliki sejumlah granula
sitoplasma besar yang bentuknya tidak beraturan dan
akan berwama keunguan sampai hitam serta
memperlihatkan nukleus berbentuk S. Diameternya
sekitar 12-15 µm.
(b) Fungsi basofil menyerupai fungsi sel mast. Sel
ini mengandung histamin, mungkin untuk
meningkatkan aliran darah kejaringan yang cedera,
dan juga antikoagulan heparin, untuk membantu
mencegah penggumpalan darah
intravaskular.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Agranulosit
(l) Limfosit mencapai 30% jumlah total leukosit
dalam darah. Sebagian besar limfosit dalam
tubuh ditemukan di jaringan limfatik. Rentang
hidupnya dapat mencapai beberapa tahun.
(a) Struktur. Limfosit mengandung nukleus bulat
berwarna biru gelap yang dikelilingi lapisan
tipis sitoplasma.
(b) Asal dan fungsi. Limfosit berasal dari sel-sel
batang sumsum tulang merah, tetapi
melanjutkan diferensiasi dan proliferasinya dalam
organ lain. Sel ini berfungsi dalam reaksi imunologis.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Agranulosit
(2) Monosit mencapai 3-8% jumlah total leukosit.
(a) Struktur. Monosit adalah sel darah terbesar,
diameternya rata-rata berukuran 12 - 18 µm.
Nukleusnya besar, berbentuk seperti telur atau
seperti ginjal, yang dikelilingi sitoplasma berwarna
biru keabuan pucat.
(b) Fungsi. Monosit sangat fagositik dan sangat
aktif. Sel ini siap bermigrasi melalui pembuluh
darah. Jika monosit telah meninggalkan aliran
darah, maka sel ini menjadi histiosit jaringan
(makrofag tetap).
LEUKOSIT (Sel Darah Putih)
Pertimbangan klinis
a. Leukemia adalah sejenis kanker yang ditandai dengan
proliferasi sel darah putih yang tidak terkendali.
b. Mononukleosis infeksius, disebabkan oleh virus Epstein-
Barr, yg ditandai dgn adanya peningkatan jumlah limfosit dan
ketidakseimbangan jumlah sel yang abnormal dan tidak
matang.
c. Acquired immune deficiency syndrone (AIDS), disebabkan
human imunodeficiency virus (HIV), merusak sistem
kekebalan tubuh dengan cara menyerang rangkaian limfosit
tertentu yang disebut sel T.
TROMBOSIT (Sel Keping Darah)
Jumlah 250.000 sampai 400.OOO per mm3.
Bagian ini merupakan fragmen sel tanpa nukleus yang
berasal dari megakariosit raksasa multinukleus dalam
sumsum tulang.
1. Struktur. Ukuran trombosit mencapai setengah
ukuran sel darah merah. Sitoplasmanya terbungkus
suatu membran plasma dan mengandung berbagai
jenis granula yang berhubungan dengan proses
koagulasi darah.
2. Fungsi. Trombosit berfungsi dalam hemostasis
(penghentian perdarahan) dan perbaikan pembuluh
darah yang robek.
TROMBOSIT (Sel Keping Darah)
TROMBOSIT (Sel Keping Darah)
Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah
1. Vasokonstriksi. Jika pembuluh darah terpotong, trombosit
pada sisi yang rusak melepas serotonln dan tromboksan A2
(prostaglandin), yang menyebabkan otot polos dinding
pembuluh darah berkonstriksi. Hal ini pada awalnya akan
mengurangi darah yang hilang.
2. Plug trombosit.
a. Trombosit membengkak, menjadi lengket, dan menempel
pada serabut kolagen dinding pembuluh darah yang rusak,
membentuk plug trombosit.
b. Trombosit melepas ADP untuk mengaktivasi trombosit lain,
sehingga mengakibatkan agregasi trombosit untuk
memperkuat plug.
TROMBOSIT (Sel Keping Darah)
Mekanisme hemostasis dan pembekuan darah
3. Pembentukan bekuan darah
a. Mekanisme ekstrinsik pembekuan darah dimulai
dari faktor eksternal pembuluh darah itu sendiri.
(l) Tromboplastin (membran lipoprotein) 
mengaktivasi protrombin (protein plasma)
dengan bantuan ion kalsium  trombin. (2)
Trombin mengubah fibrinogen  fibrin
 bekuan, atau jaring-jaring fibrin.
b. Mekanisme intrinsik untuk pembekuan darah
melibatkan 13 faktor pembekuan dalam plasma darah.
TROMBOSIT (Sel Keping Darah)
Sumber faktor-faktor pembekuan
a. Hati mensintesis sebagian besar faktor
pembekuan. Penyakit hati yang mengganggu
sintesis ini dapat menimbulkan kesulitan
pembekuan.
b. Vitamin K sangat penting dalam sintesis
protrombin dan faktor pembekuan lainnya dalam
hati. Absorpsi vitamin ini dari usus bergantung
pada garam empedu yang diproduksi hati. Jika
duktus empedu tersumbat (misalnya oleh batu
empedu), maka kemampuan untuk membentuk
bekuan akan berkurang.
TROMBOSIT (Sel Keping Darah)
Abnormalitas Pembekuan
a. Bekuan yang abnormal disebut trombus. Trombus
yang terlepas dan ikut dalam aliran darah disebut
embolus. Kedua jenis bekuan ini dapat menyumbat
aliran darah.
b. Trombositopenia adalah kondisi di mana terdapat
sejumlah kecil trombosit dlm darah yg bersirkulasi (di
bawah 100.000 per mm3).
c. Hemofilia adalah gangguan akibat tidak adanya
beberapa faktor pembekuan darah sehingga mudah
terjadi perdarahan yg berlebihan jika terjadi cedera
ringan.
GOLONGAN DARAH
Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik
disebut antigen muncul di permukaan membran sel darah
merah. Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi
pasangannya, yang mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan
setelah lahir.
a. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasl
(penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut
aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut aglutinin.
b. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A, maupun B,
atau hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya
sekaligus.
GOLONGAN DARAH
Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada
tidaknya aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B) yang ditemukan
pada permukaan eritrosit dan aglutinin (antibodi), anti-A dan anti-
B, yang ditemukan dalam plasma darah.
a. Darah golongan A mengandung aglutinogen tipe A dan
aglutinin anti-B.
b. Darah golongan B mengandung aglutinogen tlpe B dan
aglutinin anti-A.
c. Darah golongan AB mengandung aglutinogen tlpe A dan tipe
B, tapi tidak mengandung aglutinin anti-A dan anti-B.
d. Darah golongan O tidak mengandung aglutinogen, tapi
mengandung aglutinin anti-A dan anti-B.
GOLONGAN DARAH
Transfusi darah
(l) Saat transfusi darah diberikan, plasma donor akan
diencerkan oleh plasma resipien, sehingga aglutinin donor
tidak dapat menyebabkan aglutinasi.
(2) Walaupun demikian, aglutinogen pada sel donor penting
untuk transfusi. Jika golongan darah donor berbeda dengan
golongan darah resipien, maka aglutinin dalam plasma
resipten akan mengaglutinasi sel darah merah asing donor.
GOLONGAN DARAH
Transfusi darah
(3) Reaksi transfusi disebabkan oleh aglutinasi sel darah
merah donor.
(a) Aliran darah dalam pembuluh kecil terhalang oleh
gumpalan sel.
(b) Hemolisis (ruptur) sel darah merah menyebabkan
terlepasnya hemoglobin ke dalam aliran darah.
(c) Hemoglobin yg terbawa ke tubulus ginjal mengendap
menutup tubulus dan mengakibatkan ginjal tidak berfungsi.
GOLONGAN DARAH
Konsep donor universal dan resipien universal
(a) Donor universal.
Darah golongan O tidak memiliki aglutinogen untuk
diaglutinasi sehingga dapat diberikan pada resipien
manapun, asalkan volume transfusinya sedikit.
Golongan O disebut donor universal.
(b) Resipien universal.
Individu dengan golongan darah AB tidak memiliki
aglutinin dalam plasmanya sehingga dapat
menerima eritrosit donor apapun. Darah golongan AB
disebut resipien universal.
TERIMA KASIH
TUGAS :
Membuat resume sistem limfatik dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Diketik di kertas A4, margin 4-3-3-3
2. Maksimal 2 halaman
3. Anggota 2 orang

Anda mungkin juga menyukai