Pokok Bahasan 2 Taxonomy Tanah Rawa

Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Unduh sebagai ppt, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

POKOK BAHASAN II

KLASIFIKASI TANAH RAWA


TIGA SISTEM
KLASIFIKASI TANAH
 Soil Taxonomy (USDA, 1975)
 PPT (Modifikasi 1975/1982)
 FAO (1974)
Padanan
Nama Tanah
menurut
Berbagai Sistem
Klasifikasi
1. Klasifikasi Menurut
USDA
1.ORDO HISTOSOL
2.ORDO ENTISOL
3.ORDO INCEPTISOL
Struktur Taksonomi Tanah
Ordo : Terdiri dari 12 taksa. Faktor pembeda
adalah ada/ tidaknya horison penciri serta
jenis (sifat) dari horison penciri tersebut.
Subordo : Terdiri dari 64 taksa.
Great group : Pada waktu ini dikenal 317 taksa.
Subgroup : Jumlah taksa masih terus bertambah.
Famili : Jumlah taksa dalam famili juga masih
terus bertambah.
Seri : Jumlah seri tanah di Amerika saja
kurang lebih 12.000.
Tata Nama
Nama Ordo*) Akhlrdn untuk Arti asal kata
Kategori lain
ALFISOL ALF Dari Al dan Fe
ANDISOL AND Ando, tanah hitam
(Pedalfer)
ARIDISOL ID Andus, sangat kering
ENTISOL ENT Dari recent (baru)
GELISOL EL Gelare, membeku
HISTOSOL IST Histos, jaringan
INCEPTISOL EPT Inceptum, permulaan
MOLLISOL OLL Mollis lunak
OXISOL OX Oxide, oksida
SPODOSOL OD Spodos, abu
ULTISOL ULT Ultimus, akhir
VERTISOL ERT Verto, berubah
ORDO HISTOSOL

Tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam


klasifikasi His­tosol adalah:
 Kandungan minimum bahan organik.
 Ketebalan lapisan bahan tanah organik.
 Kemungkinan terjadinya subsidence bila
drainase diperbaiki.
Kandungan minimum bahan organik
pada tanah Histosol
 12 persen C-organik bila
tanah mineral tidak
mengandung liat (clay)
 18 persen C-organik bila
bagian tanah mineral
mengandung 60 persen
liat (clay).
 kandungan liat di antara
kedua ekstrim tersebut
maka kandungan C-
organik :
C-organik = 12 + (% liat x
0.1) persen
Definisi Ordo
 daerah rawa-rawa, yaitu di daerah jenuh air selama
lebi atau sama dengan 30 hari per tahun
 tebal bahan organic ≥ 60 cm bila terdiri dari bahan
organic fibrik, atau
 tebal bahan tanah organic ≥ 40 cm bila terdiri dari
bahan organic hemik atau saprik.
 SubOrdo:
 FIBRIST
 FOLIST
 HEMIST
 SAPRIST
Subordo FIBRIST
 Bahan organik fibrik (kasar) lebih tebal dari
bahan organik hemik atau saprik pada lapisan
tier tengah (subsurface tier).
 Great group:
1. Cryofibrist - Regim temperatur kriik
2. Sphagnofibrist - Pada lapisan 90 cm teratas
mengandung 75 persen atau lebih fibrik sphagnum
moss.
3. Haplofibrist - Fibrist yang lain.
Subordo FOLIST
 Tidak pernah jenuh air, atau hanya beberapa hari saja
(< 30 hari) jenuh air sepanjang tahun, dengan kontak
litik atau paralitik atau fragmen batuan dengan sela-
selanya terisi bahan organik pada kedalaman kurang
dari 1 m. Kandungan fibrik sphagnummoss kurang
dari 75 persen.
 Great group:
1. Cryofolist - Regim suhu kriik
2. Torrifolist - Regim suhu tanah aridik atau torrik
3. Ustifolist - Regim suhu tanah ustik atau xerik
4. Udifolist - Folist yang lain
Subordo HEMIST
 Bahan organik hemik (tingkat dekomposisi sedang)
lebih tebal dari saprik atau fibrik pada tier tengah.
 Great group:
1. Sulfohemist - Mengandung horison sulfidik pada kedalaman
kurang dari 50 cm (organik cat clay/sulfat masam).
2. Sulfihemist - Mengandung bahan sulfidik pada kedalaman
kurang dari 1 m. Tanah berpotensi sulfat masam.
3. Luvihemist - Terdapat horison yang tebalnya 2 cm atau le­bih
yang mengandung paling sedikit 50 persen atau lebih bahan
humilluvik.
4. Cryohemist - Regim suhu kriik
5. Haplohemist - Hemist yang lain
Subordo SAPRIST
 Tier tengah (subsurface tier) mempunyai
bahan organik saprik (harus), lebih tebal dari
hemik atau fibrik.
 Great group:
1. Sulfosaprist - Horison sulfurik pada kedalaman <_
50 cm
2. Sulfisaprist - Bahan sulfidik pada kedalaman <
100 cm
3. Cryosaprist - Regim suhu kriik
4. Haplosaprist - Saprist yang lain.
PPT Modifikasi
(Sistem Dudal-
Soepraptohardjo)
1. Organosol (H)
 lapisan/horison H, 50 cm atau lebih (jika bahan
organik terdiri dari spaghnum
 60 cm atau lebih mempunyai jika BO terdiri atas
lumut
 "bulk density" kurang dari 0,1)
 kumulatif 50 cm pada ketebalan 80 cm lapisan
atas
 ketebalan horison H mung­kin berkurang bila
terdapat lapisan batu atau bahan fragmen batuan
yang terisi bahan organik diantaranya.
ORDO ENTISOL
 Entisol adalah tanah yang tingkat perkembangan
horisonnya masih sangat sederhana tetapi berbeda
dengan bahan induk
 Entisol dapat berasal dari bahan endapan baru yang
bertekstur pasir sampai liat atau bahan-bahan volkanik
muda seperti abu gunung api atau lahar.
 Entisol dapat juga berasal dari bahan induk tua seperti
batuan liat, batuan pasir, batuan beku, dan lain-lain
yang karena terus menerus tererosi perkembangan
tanah tidak dapat berjalan lanjut.
 Sifat Entisol sangat beragam.
KUNCI UNTUK MENENTUKAN SUB
ORDO DARI ENTISOL (……ENT)

 Mempunyai kondisi akuik dan bahan sulfidik


pada kedalaman <_ 50 cm dari permukaan
tanah mineral, atau
 Selalu jenuh air dan pada semua horison di
bawah 25 cm terdapat matriks tereduksi yang
Hue dominan netral atau lebih biru dari 10 Y;
dan Warna-warna mudah berubah bila
teroksidasi oleh udara; atau
 Mengalami kondisi akuik selama beberapa
waktu setiap ta­hun pada kedalaman 40 - 50 cm
dari permukaan didrainase secara buatan
SUb ORDO : AQUENT
 Selalu basah atau, basah pada musim tertentu.
 Jika dilakukan perbaikan drainase berwarna kelabu
kebiruan atau banyak ditemukan karatan.
 Gtreat group:
Sulfaquent - Terdapat bahan sulfidik pada kedalaman kurang
dari 50 cm.
Hydraquent - Sangat lembek, daya penyangga (bearing ca­
pacity) rendah, nilai n > 0,7 pada kedalaman 20 -
50 cm dan kadar hat ~! 8 persen
Cryaquent - Regim suhu tanah kriik
Psammaquent - Tekstur pasir halus berlempung atau lebih kasar
sampai kedalaman 1 m, fragmen batuan < 35
persen
Fluvaquent - Bahan organik menurun tidak teratur dengan
kedalaman atau pada kedalaman 1,25 m
kandungan C-organik :~-! 0,2%.
Subordo ARENT

 Tidak ada gley atau karatan (drainase


lebih baik dari Aquent
 Great group:
 Ustarent : Regim kelembaban ustik
 Xerarent : Regim kelembaban xerik
 Terriarent : Regim kelembaban aridik
 Udarent : Regim kelembaban udik.
Subordo FLUVENT
 Tekstur lebih halus dari pasir halus
berlempung, kandungan bahan organik dalam
profil tanah naik turun tidak teratur dengan
kedalaman, atau
 C-organik ≥ 0.2 % pada kedalaman 1.25 cm
dan lereng < 25 persen.
 Great group:
 Cryfluvent : Regim temperatur kriik
 Xerofluvent : Regim kelembaban tanah xerik
 Ustifluvent : Regim kelembaban tanah ustik
 Torrifluvent : Regim kelembaban tanah torrik
 Udifluvent : Regim kelembaban tanah udik.
Subordo ORTHENT

 Tekstur lebih halus dari pasir halus berlempung


 Drainase lebih baik dari Aquent
 Bahan organik menurun teratur dengan kedalaman.
 Great-group:
 Cryorthent - Regim temperatur kriik
 Torriorthent - Regim. kelembaban tanah torrik
 Xerorthent - Regim kelembaban tanah xerik
 Ustorthen - Regim kelembaban tanah ustik
 Udorthent - Regim kelembaban tanah udik
Subordo PSAMMENT

 Tekstur pasir halus berlempung atau lebih kasar;


drainase lebih baik daripada Aquent.
 Great group:
Cryopsamment - Regim temperatur kriik
Torripsamment - Regim kelembaban tanah torrik (aridik)
Quartzipsammen - Lebih 90% dari fraksi pasir adalah
mineral-mineral resisters (kuarsa, zirkon,
tur­malin, rutil dan mineral-mineral lain yang
sukar dilapuk).
Ustipsamment - Regim kelembaban tanah ustik.
Xeropsamment - Regim kelembaban tanah xerik.
Udipsamment - Regim kelembaban tanah udik.
ORDO : INCEPTISOL

 Inceptisol (di daerah rawa-rawa dan


pantai) tidak boleh mengandung bahan
sulfidik pada kedalaman < 50 cm
 kadar liat < 8% terutama pada
kedalaman 20-50 cm
KUNCI UNTUK MENENYUKAN SUB
ORDO ( …..EPT)

 Kondisi akuik pada kedalaman 40 - 50 cm,


 Epipedon histik; atau
 Horison sulfurik yang batas atasnya pada
kedalaman 50 cm dari permukaan tanah mineral;
Bila terdapat becak-becak, kroma 2 atau kurang;
Bila tanpa becak-becak, kroma 1 atau kurang;
 Kedalaman <_ 50 cm mengandung banyak besi
fero aktif, reaksi positif (merah) dengan α α
dipiridil
SUB ORDO : AQUEPT

 Tanah-tanah yang sering jenuh air, (kecuali jika telah


dilakukan perbaikan drainase).
 Great group:
Sulfaquept - Terdapat horison sulfurik pada kedalaman kurang
dari 50 cm.
Petraquept - Terdapat horison penciri yang mengeras pada
kedalaman kurang dari 1 m.
Halaquept - SAR ≥ 13 (kejenuhan Na ≥ 15 persen) pada
setengah atau lebih dari lapisan 50 cm teratas, dan
menurun pada kedalaman > 50 cm.
Cryaquept - Regim suhu kriik.
Humaquept - Terdapat epipedon mollik, umbrik atau histik.
Epiaquept - Mempunyai Episaturation
Kejenuhan Na = (Na/KTK) x 100 %
 
 
 Na  
SodiumAdsorptionRati onn( SAR)     13
 
 Ca  Na 
 
 2 
2. GLEISOL (G)
 sifat hidromorfik pada kedalaman 0 - 50 cm dari
permukaan ke bawah,
 bukan berupa bahan kasar dari bahan albik, tidak
mempunyai horison diagnostik (kecuali jika tertimbun
oleh 50 cm atau lebih bahan baru) selain horison A,
(horison histik, umbrik, mollik, kalsik atau gipsik).

Anda mungkin juga menyukai