Pemicu 1 Blok 15
Pemicu 1 Blok 15
Pemicu 1 Blok 15
blok 15
Gigi Saya Ngilu Dok
Penyusun :
Cut Nurliza, drg., M.Kes., Sp.KG(K) ;
Nurdiana, drg., Sp.PM ;
Ariyani, drg., MDSc, Sp.Pros(k).
Hari/Tanggal :
Jam :
Ketua : Devyn Roberta (180600092)
Sekretaris : Triska Fitriana (180600099)
Anggota :
Wivi Azkia Antami (180600013) Farrel Mohammad Al Ghazali (180600098)
Malikah Kautsar Ilmi (180600014) Sonia Ayunita Saragih (180600100)
Ignasius Dimas Hans (180600015) Anirsa Ferdianty Saleh (180600184)
Hafidz Al Khuzairi (180600016) Fitriya Ningrum (180600185)
Lanni Rizkina Harahap (180600017) Rizky Yana Putri (180600186)
Mutiha Angeline (180600018) Nadya Arthamevia Devi (180600187)
Janesia (180600093) Mulia Listari (180600188)
Angelica Indah Sari V(180600094) Preetypal Kaur Johal (180600244)
Winny (180600095) Prianga A/P Manoharan (180600245)
Christ Angelina (180600096)
SKENARIO :
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang ke RSGM USU dengan keluhan ingin
menambal gigi belakang yang terasa ngilu ketika makan. Anamnesis menunjukkan ada rasa
ngilu ketika minum dan makan yang dingin pada gigi tersebut sejak 2 minggu yang lalu
sehingga pasien sulit mengunyah. Pemeriksaan objektif terlihat gigi 16 adanya karies dengan
kedalaman mencapai dentin (klasifikasi ICDAS D5) dalam pada bagian mesial dan mencapai
oklusal. Pasien ingin melakukan penambalan sewarna gigi. Tes vitalitas dengan EPT gigi 16
positif. Pemeriksaan saliva diketahui hidrasi saliva 40 detik, laju alir 4 mL/5 menit, aktivitas
plak merah, viskositas kental, pH saliva 6,8 dan kapasitas buffer skor 7. Pasien menggosok
gigi 2 kali sehari dan diet gula 1 kali sehari. Akibat rasa ngilu ini pasien kesulitan
membersihkan mulutnya sehingga terlihat adanya lapisan pseudomembran putih yang dapat
dikerok pada sepertiga posterior lidahnya.
1. Jelaskan tatalaksana pemeriksaan dan diagnosis dari
kelainan pada pasien tersebut!
Jawab :
Tatalaksana pemeriksaan adalah sebagai berikut :
I. Anamnesis
Anamnesis merupakan kumpulan informasi subjektif yang diperoleh dari apa yang dipaparkan oleh pasien terkait dengan
keluhan utama yang menyebabkan pasien mengadakan kunjungan ke dokter. Anamnesis diperoleh dari komunikasi aktif antara
dokter dan pasien atau keluarga pasien.
II. Pemeriksaan Klinis
Pemeriksaan klinis dibagi menjadi dua: pemeriksaan ekstraoral dan intraoral pasien.
-Pemeriksaan Ekstraoral
Setiap kelainan ekstraoral yang nampak dicatat seperti penampilan umum : berat dan besar, simetri wajah, bibir , circum oral,
kelenjar limfe dan TMJ.
-Pemeriksaan Intraoral
Pemeriksaan kondisi mukosa, gigi, gingiva, dan lidah. Pada intraoral dapat juga dilakukan tes perkusi, sondasi, probing, tes
mobilitas, tes thermal , dingin, panas, kavitas, elektris.
III. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus diatas adalah radiografi. Pemeriksaan radiografi berguna dalam
menentukan perawatan darurat yang tepat, memberikan banyak informasi mengenai ukuran, bentuk dan konfigurasi sistem
saluran akar.
Karies profunda
GIGI 16 D5 (Klasifikasi ICDAS)
Kavitas kelas II (Klasifikasi G.V Black)
Site 2 & Size 2 (Klasifikasi Mount-Hume)
Coated tounge
LIDAH Pseudomembran putih yang dapat dikerok
(disebutkan pada kasus)
2. Jelaskan etiologi dari kelainan pada pasien tersebut!
Etiologi karies
-Mikroorganisme
Streptococcus mutans dan lactobacillus merupakan bakteri kariogenik.
Bakteri-bakteri ini banyak memproduksi asam dengan tersedianya karbohidrat
yang mudah meragi seperti sukrosa dan glukosa.
-Host
Yaitu gigi dan saliva.
-Substrat
Faktor substrat dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme pada permukaan enamel.
-Waktu
Karies tidak menghancurkan gigi dalam hitungan hari atau minggu, melainkan
dalam bulan atau tahun. Dengan demikian sebenarnya terdapat kesempatan
yang baik untuk menghentikan penyakit ini.
Etiologi Coated tongue
Bagian permukaan lidah yang ditutupi oleh suatu selaput pseudomembran yang terjadi
akibat :
Jika dilihat dari skenario, etiologi coated tongue pada pasien adalah akibat dari tidak
dibersihkannya lidahnya dikarenakan rasa ngilu yang dirasakan pasien akibat karies pada gigi 16
sehingga pasien sulit membersihkan mulutnya.
3. Jelaskan bagaimana ergonomi yang baik untuk perawatan
gigi 16 tersebut!
Jawab :
Ergonomi yang baik untuk perawatan gigi 16 yang merupakan gigi pada
kwadran kanan rahang atas, maka posisi pasien berbaring di kursi
sehorizontal mungkin. Posisi operator pada jam 10.00 dan membentuk
sudut 35o terhadap bidang vertikal. Sedangkan posisi asisten pada jam
2.00.
4. Jelaskan pertimbangan dalam pemilihan matriks yang tepat
pada kasus gigi 16 tersebut!
Jawab :
Pasien mengeluh giginya ngilu saat mengonsumsi yang dingin, MAKA SISTEM ADHESIVE
“MULTIMODE”
Karena engandung MDP (Methacryloyloxydecyl Dihydrogen phosphate) dapat mengurangi rasa sensitive serta
mengandung monomer asam pada primernya sehingga pada dentin, tidak diperlukan lagi proses pengetsaan, dan hanya
permukaan enamel saja yang harus di etsa.
6. Jelaskan bagaimana prosedur penumpatan yang tepat pada kasus
tersebut untuk mendapatkan kembali kontur dan titik kontak yang baik!
Jawab :
Prosedur restorasi resin komposit yang tepat sesuai kasus :
1) Preparasi kavitas.
2) Preparasi bagian aproksimal dan membuat itsmus, tepi email kavitas harus dibevel.
3) Memberi lapisan kalsium hidroksida hanya pada dasar kavitas yang sangat dalam.
4) Memasang matriks.
5) Etsa email pada tepi kavitas dengan asam fosfat 30–50 % selama 1,5–2 menit, cuci selama 15 detik,
keringkan sampai moist selama 30 detik.
6) Letakkan bahan bonding pada email yang telah di etsa sinari dengan light curing selama 20 detik.
7) Masukkan bahan resin composite ke kavitas, sinari dengan light curing selama 40 detik.
8)Lepaskan matriks, bersihkan sisa–sisa resin composites, poles restorasi dengan bur diamond dan
tungsten carbide.
7. Jelaskan bagaimana cara mengevaluasi bahwa tumpatan gigi 16
tersebut telah dilakukan dengan benar!
Jawab :
Dalam melakukan evaluasi tumpatan, dilakukan evaluasi sebagai berikut.
• Evaluasi secara klinis restorasi yang telah dilakukan dengan melihat apakah warna dan bentuk gigi
tersebut sesuai dengan gigi sekitarnya atau tidak.
• Kertas artikulasi digunakan untuk mengecek apakah restorasi yang dibuat sudah sesuai mengikuti
kontur gigi yang seharusnya dan dapat membentuk oklusi normal, tidak overcontour maupun
undercontour.
• Dental floss dapat digunakan untuk mengecek kontak proksimal ke gigi tetangganya. Pastikan dental
floss dapat lewat diantara gigi sehingga kita tau bahwa tumpatan tersebut tidak menyatu ke gigi
sebelahnya.
• Untuk mengetahui ada tidaknya celah pada restorasi dapat digunakan sonde.
• Selain itu pasien juga diminta kontrol berkala untuk mengevaluasi ada tidaknya perubahan yang
terjadi pada restorasi yang telah dibuat.
• Evaluasi restorasi bisa juga dilakukan dengan radiografi dimana dapat dilihat apakah terdapat
over/under contouring, overhanging, adaptasi restorasi terhadap kavitas (apakah terdapat ruang yang
memungkinkan terjadinya karies sekunder), adanya negative atau reverse ledges, adanya titik kontak,
radiodensitas dari lining material, dan lain-lain.
8. Jelaskan bagaimana pemeriksaan oklusi untuk mendapatkan oklusi
yang harmonis setelah perawatan pada gigi 16 tersebut!
Jawab :
Untuk mendapatkan oklusi yang baik setelah restorasi, dokter gigi dapat menerapkan prinsip
EDEC yang meliputi:
Examine
Pertama, periksa oklusi sebelum melakukan restorasi. Pemeriksaan ini terbagi dalam dua bagian:
oklusi statis dan dinamik. Pemeriksaan oklusi statis pada oklusi sentris (bukan dalam relasi
sentris) dilakukan dengan meminta pasien untuk menggigit kertas artikulasi yang tipis.
Selanjutnya, minta pasien untuk menggerakan rahang dari sisi ke sisi dengan kertas artikulasi
warna berbeda; ini menandai kontak dari oklusi dinamis.
Design
Klinisi harus memvisualisasikan desain preparasi kavitas setelah pemeriksaan oklusal sederhana.
Tanda oklusal yang telah dibuat dapat dipertahankan ketika melakukan preparasi atau juga
terlibat dalam desain preparasi, tetapi jangan mengakhiri margin preparasi pada titik-titik tanda
oklusal tersebut.
Execute
Pelaksanaan restorasi sesuai dengan desain yang telah ditentukan oleh dokter gigi.
Pemotongan interproksimal yang terkontrol dan berhati-hati dalam merestorasi kontur
gigi aksial perlu diperhatikan untuk mencegah overcontouring. Carving pada restorasi
harus dapat menciptakan oklusi harmonis dan tidak menyebabkan kontak premature.
Examine
Periksa oklusi dari restorasi dengan tujuan restorasi tidak menghalagi gigi-gigi lainnya
untuk berkontak seperti sebelum dilakukan restorasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan
menggunakan kertas artikulasi berbeda warna dari yang digunakan pada pemeriksaan
oklusi sebelum restorasi dan tanda oklusi dari pemeriksaan oklusi awal menjadi
referensi pemeriksaan.
9. Jelaskan perawatan kelainan pada lidah pasien tersebut!
Jawab :
Perawatan coated tongue adalah dengan peningkatan kebersihan rongga mulut dan melakukan
pembersihan lidah dengan sikat gigi atau tongue scraper yang dapat mengurangi ketebalan
lapisan selaput. Minum banyak air putih dan makan buah-buahan seperti apel, dan sayur-sayuran
juga dapat membantu melepaskan debris putih dari lidah. Berkumur dengan asam askorbat dapat
membantu terutama jika dikombinasikan dengan menyikat lidah.
Cara penggunaan tongue scraper:
• Sikatlah gigi sebelum membersihkan lidah. Pastikan juga menyikat di bagian belakang gigi
untuk mengurangi akumulasi bakteri.
• Arahkan spoon dari tongue scraper menjangkau bagian paling posterior dari lidah, dan
sepanjang permukaan lidah.
• Gunakan bentuk tongue scraper sesuai ukuran dari mulut anda
• Gunakan tongue scraper timbal balik, scraper berlekuk atau menggunakan pegangan
untuk membersihkan lidah. Menjangkau sejauh mungkin dalam mulut dan pembersih dari
belakang ke depan dengan tekanan ringan.
• Bilas tongue scraper dan pastikan mencuci bersih semua bakteri dan saliva yang terakumulasi
pada tongue scraper. Lakukan pembersihan lidah paling tidak dua sampai tiga kali setiap
pembersihan.
• Cuci mulut dengan obat kumur pembunuhan bakteri setelah membersihkan lidah.
• Gunakan tekanan yang ringan ketika menggunakan tongue scraper, jangan menekan
terlalu keras karena dapat mengiritasi lidah.
10. Jelaskan bagaimana prognosis kasus gigi 36 tersebut!`
Jawab :
Prognosis kasus gigi 16 adalah baik. Dapat dilihat pada kasus bahwa pasien menggosok gigi 2 kali
sehari dan diet gula 1 kali sehari. Pasien yang menggosok gigi 2 kali sehari menunjukkan bahwa pasien
menjaga OH dengan baik. Pada kasus juga tidak dikatakan bahwa pasien menderita penyakit sistemik.
Selain itu, yang juga menunjukkan bahwa prognosisnya baik adalah gigi 16 yang masih dalam kondisi
vital, keadaan gigi sekitar yang baik, dan kesadaran pasien untuk datang ke dokter gigi untuk melakukan
restorasi.
Terima Kasih