Tata Cara Pendirian Apotek
Tata Cara Pendirian Apotek
Tata Cara Pendirian Apotek
PERSYARATAN UMUM
PENDIRIAN APOTEK
• TIDAK BERLAKU:
– Permenkes 922 tahun 1993 mengenai Ketentuan
dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
– Kepmenkes 1332 Tahun 2002 tentang perubahan
atas permenkes 922 tahun 1993 mengenai
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek
• BERLAKU
– Permenkes no 9 tahun 2017 tentang apotek
PERSYARATAN UMUM
PENDIRIAN APOTEK
1. Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker
yang bekerjasama dengan pemilik saran apotek yang
telah memenuhi persayaratan harus siap dengan tempat,
perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan
lainnya yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain
2. Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama
dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar
sediaan farmasi
3. Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi
lainnya di luar sediaan farmasi
PERSYARATAN APOTEK
1. Alat Pembuatan, Pengolahan dan Peracikan
a. Timbangan miligram dan anak timbangan yang sudah ditera minimal 1
set
b. Timbangan gram dan anak timbangan yang sudah ditera minimal 1 set
c. Perlengkapan lain disesuaikan dengan kebutuhan
2. Perlengkapan dan Alat Perbekalan Farmasi
a. Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
b. Lemari pendingin
c. Lemari untuk penyimpanan narkotika dan psikotropika
3. Wadah Pengemas dan Pembungkus
a. Etiket
b. Wadah pengemas dan pembungkus untuk penyerahan obat
PERSYARATAN APOTEK
4. Alat Administrasi
a. Blanko pesanan obat
b. Balnko kartu stok
c. Blanko salinan resep
d. Blanko faktur dan nota penjualan
e. Buku pencatatan narkotika
f. Blanko pesanan obat narkotika
g. Blanko pesanan obat psikotropika
h. Blanko pesanan obat prekursor
i. Form laporan obat narkotika
• Buku Acuan
a. Buku standar yang diwajibkan, yaitu Farmakope Indonesia edisi terbaru
(Farmakope V) 1 buah
b. Kumpulan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan apotek
Syarat administratif yang dilampirkan
1. Salinan Surat Izin Praktik Apoteker
2. Salinan KTP
3. Salinan denah bangunan
4. Surat yang menyatakan status bangunan dalam bentuk akte hak milik/sewa/kontrak
5. Daftar TTK dengan mencantumkan nama, alamat, tanggal lulus dan nomor SIPTKK
6. Asli dan salinan daftar terperinci alat perlengkapan apotek
7. Surat pernyataan APA bahwa tidak bekerja tetap pada perusahaan farmasi lain dan tidak
menjadi APA di apotek lain
8. Asli dan salinan surat izin atasan (bagi pemohon pegawai negeri)
9. Akte perjanjian kerjasama APA dengan Pemilik Sarana Apotek
10.Surat pernyataan Pemilik Sarana Apotek tidak terlibat pelanggaran peraturan perundang-
undangan di bidang obat
11.Ozin HO (Hinder Ordonatie)
12.SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
13.NPWP (Nomor Pokok Wajiba Pajak)
Sarana Prasarana untuk Menunjang
Pelayanan Kefarmasian
1. Ruang Penerimaan Resep
– Minimal terdiri atas tempat penerimaan resep, 1 set meja kursi, serta 1 set komputer
– Ruang ini ditempatkan pada bagian paling depan dan mudah terlihat oleh pasien
2. Ruang Pelayanan Resep dan Peracikan (Produksi Sediaan Secara Terbatas)
– Meliputi rak obat sesuai kebutuhan dan meja peracikan
– Di ruang peracikan minimal disediakan peralatan peracikan, timbangan obat, air
minum/mineral untuk pengencer, sendok obat, bahan pengemas obat, lemari
pendingin, termometer ruangan, blanko salinan resep, etiket dan label obat
– Ruangan diatur agar pencahayaan dan sirkulasi udara cukup, dapat dilengkapi AC
3. Ruang Penyerahan Obat
– Berupa konter penyerahan obat, dapat digabung dengan ruang penerimaan rese[
Lanjutan
4. Ruang Konseling
– Minimal memiliki satu set meja dan kursi konseling, lemari buku, buku-buku referensi, leaflet,
poster, alat bantu konseling, buku catatan konseling dan formulir catatan pengobatan pasien
5. Ruang Penyimpanan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai
– Kondisi sanitasi, temperatur, kelembapan, ventilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan
keamanan petugas harus diperhatikan
– Harus dilengkapi dengan rak/lemari obat, pallet, pendingin ruangan/AC, lemari pendingin, lemari
penyimpanan khusus narkotika dan psikotropika, lemari penyimpanan obat khusus, pengukur suhu
dan kartu suhu
6. Ruang Arsip
– Untuk menyimpan dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai serta pelayanan kefarmasian dalam jangka waktu tertentu
Selain itu, perlu disediakan WC dan kelengkapan bangunan calon apotek, sumber air memenuhi
persyaratan kesehatan, penerangan cukup, alat pemadam kebakaran berfungsi baik, ventilasi baik,
sanitasi baik
PROSES PENDIRIAN APOTEK
• Izin apotek diberikan oleh menteri dengan pelimpahan kepada Dinkes Kabupaten/kota
1. Permohonan izin apotek diajukan apoteker kepada kepala Dinkes Kabupaten/Kota
dengan tembusan kepada dirjen dengan menggunakan contoh Formulir Model AP-1
2. Kepala Dinkes Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah menerima
permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada kepala Balai POM untuk
melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan
kegiatan
3. Tim Dinkes Kabupaten/Kota atau kepala Balai POM selambat-lambatnya 6 hari kerja
setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinkes Kabupaten/Kota melaporkan
hasil pemeriksaan
4. Dalam hal ini, pemeriksaan sebagaimana poin 2 dan 3 tidak dilaksanakan, Apoteker
Pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada kepala
Dinkes Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi
Lanjutan
5. Dalam jangka waktu 12 hari kerja setelah diterima laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud poin 3, atau surat pernyataan dimaksud poin 4, Kepala
Dinkes Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan Surat Izin apotek
6. Dalam hal pemeriksaan tim Dinkes Kabupaten/Kota atau kepala Balai POM
dimaksud poin 3 masih belum memenuhi syaratKepala Dinkes Kabupaten/Kota
setempat dalam waktu 12 hari mengeluarkan Surat Penundaan
7. Terhadap Surat Penundaan sebagaimana dimaksud dalam poin di atas,
apoteker diberi kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum
dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka 1 bulan sejak tanggal Surat
Penundaan
Jika permohonan izin apotek ditolak. Kepala Dinkes Kabupaten/Kota dalam
jangka 12 hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai alasan-
alasannya.
Pencabutan Surat Izin Apotek
• Kepala Dinkes Kabupaten/Kota dapat mencabut surat izin, jika:
1. Apoteker sudah tidak lagi memenuhi ketentuan, misal tidak sehat
mental dan fisik
2. Apoteker tidak memenuhi kewajiban praktik kefarmasian di apotek
3. APA berhalangan melakukan tugas lebih dari 2 tahun terus-
menerus
4. Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan
5. SIPA apotek dicabut
• Peran IAI: Dinkes Kabupaten/Kota mensyaratkan rekomendasi IAI
untuk pengajuan izin apotek
TUGAS INDIVIDU
• Bagaimana pendapat Anda mengenai apotek
online? Ditinjau dari tata cara pendirian
apotek serta tinjauan lain. Jelaskan pendapat
Anda!
STUDI KELAYAKAN APOTEK
• Kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai
suatu apotek yang akan didirikan, yang mengandung
risiko belum jelas untuk menghindari sedapat mungkin
dari kegagalan
• Keberhasilan apotek dipengaruhi oleh dua faktor
– Faktor internal (manajemen, kualitas pelayanan, SDM,
produk)
– Faktor eksternal (lingkungan di sekitar apotek termasuk
jumlah pesaing, kepadatan penduduk, tingkat ekonomi
penduduk sekitar apotek, keberadaan fasilitas kesehatan
lain)
Lanjutan
• Pembuatan studi kelayakan meliputi visi-misi apotek
yang akan didirikan, modal yang ada, pertimbangan
lokasi, persyaratan bangunan, perlengkapan maupun
perbekalan farmasi, prospek pemasaran, jumlah tenaga
kerja yang akan direkrut pertama kali, dan rencana
angggaran serta pendapatan tahunan dari calon apotek
yang akan didirikan
• Termasuk perhitungan biaya rutin per bulan, proyeksi
pendapatan dan pengeluaran tahun pertama, perkiraan
rugi-laba tahun pertama, perhitungan BEP, ROI dan PBP
Lanjutan
• Break Even Point (BEP)
– Adalah teknis analisis yang menunjukkan suatu keadaan usaha tidak
mengalami keuntungan ataupun kerugian
1
BEP= ------------------------ X FC
1 – VC/TR
BEP = Break Even Point
FC = Fixed Cost (Biaya Tetap), biaya yang besarnya tidak tergantung pada
jumlah barang yang terjual
VC = Variable Cost (Biaya Variabel), biaya yang besarnya tergantung pada
jumlah barang yang terjual. Untuk apotek, biaya variabel merupakan nilai
pembelian dari barang yang terjual
TR = Total Revenue (Hasil Penjualan), nilai penjualan dari barang yang terjual
pada kurun waktu tertentu
Lanjutan
• Atau,
biaya tetap
BEP = -------------------------
1 – HPP/Omzet
HPP = Harga Pokok Penjualan, harga pokok/nilai pembelian dari
barang yang terjual pada kurun waktu tertentu, merupakan hasil
perhitungan harga pokok dari persediaan barang awal ditambah
pembelian barang pada waktu tertentu dikurangi barang akhir
Omzet = Nilai penjualan dari barang yang terjual pada kurun waktu
tertentu
ROI dan PBP
• Return On Investment (ROI) digunakan untuk
mengetahui seberapa besar laba yang bisa didapat dari
dana investasi yang telah dikeluarkan untuk
mendirikan apotek, apakah modal yang ditanam di
apotek lebih menguntungkan daripada investasi di
bank
Laba Bersih
ROI = ---------------------- X 100%
Total Investasi
Lanjutan
• Pay Back Periode (PBP)
• Untuk mengetahui berapa lama modal akan
kembali dari usaha apotek yang dilakukan
Total investasi
PBP = ------------------------
Laba Bersih
Urutan Proposal
Studi Kelayakan Apotek
1. Pendahuluan, latar belakang pendirian apotek, visi, misi
dan tujuan pendirian apotek
2. Nama dan lokasi apotek, sarana kesehatan sekitar
apotek, alat dan perbekalan farmasi yang diperlukan,
tenaga kerja
3. Peluang atau prospek pemasaran
4. Analisis keuangan: BEP, PBP, ROI
5. Denah lokasi apotek dan lay out apotek
6. Struktur organisasi, analisis pesaing
7. Penutup
TUGAS KELOMPOK
• Buatlah rancangan Business Plan Apotek yang akan
didirikan oleh kelompok Anda ( yaitu berupa studi
kelayakan plus strategi pengembangan)
• Lokasi riil/bukan rekaan, sewa tempat juga riil, foto
bangunan riil
• Sesuaikan dengan peraturan lain mengenai apotek
• Format bebas, minimal sesuai slide urutan proposal studi
kelayakan apotek plus strategi pengembangan
• Kapan dikumpulkan ?
• Kapan dipresentasikan ?