Konseling Realitas
Konseling Realitas
Konseling Realitas
PENDEKATAN KONSELING
REALITAS
REALITAS
Disusun Oleh :
Pada tahap ini, konselor mengawali pertemuan dengan bersikap otentik, hangat, dan menaruh
perhatian pada hubungan yang sedang dibangun. Konselor harus dapat melibatkan diri pada
konseli dengan memperlihatkan sikap hangat dan ramah. Dengan demikian konseli akan terbuka
dan bersedia menjalani proses konseling jika ia merasakan konselor terlibat, bersahabat, dan
dapat dipercaya.
2. Fokus pada perilaku sekarang
Setelah konseli dapat melibatkan diri kepada konselor, maka konselor menanyakan
kepada konseli apa yang akan dilakukannya sekarang. Tahap kedua ini merupakan
eksplorasi diri bagi konseli. Konseli mengungkapkan ketidaknyamanan yang ia rasakan
dalam menghadapi permasalahannya. Lalu konselor meminta konseli mendeskripsikan hal-
hal apa saja yang telah dilakukan dalam menghadapi kondisi tersebut.
3. Mengeksplorasi total behavior konseli
Memasuki tahap keempat, konselor menanyakan kepada konseli apakah pilihan perilakunya itu didasari
oleh keyakinan bahwa hal itu baik baginya. Fungsi konselor tidak untuk menilai benar atau salah perilaku
konseli, tapi membimbing konseli untuk menilai perilakunya saat ini. Beri kesempatan kepada konseli untuk
mengevaluasi, apakah ia cukup terbantu dengan pilihannya tersebut.
Tahap ketika konseli mulai menyadari bahwa perilakunya tidak menyelesaikan masalah, dan tidak cukup
menolong keadaan dirinya, dilanjutkan dengan membuat perencanaan tindakan yang lebih
bertanggungjawab. Rencana yang disusun sifatnya spesifik dan konkret. Ha-hal apa yang akan dilakukan
konseli untuk keluar dari permasalahan yang sedang dihadapinaya.
6. Membuat komitmen
Konseli akan bertemu kembali dengan konselor pada batas waktu yang
telah disepakati bersama. Pada tahap ini konselor menanyakan
perkembangan perubahan perilaku konseli.
8. Tindak Lanjut