Wawasan Kebangsaan Dan Nasionalisme
Wawasan Kebangsaan Dan Nasionalisme
Wawasan Kebangsaan Dan Nasionalisme
Nasionalisme
Indonesia Secara Geografis
Indonesia Secara Geografis
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Retreat Kabinet Terbatas, Istana
Bogor, 30 September 2010.
Indonesia berperan penting dalam tata perekonomian global,
menjadi bagian dari negara G-20 yang terus memperhitungkan
asset dan akses geo-strategis, geo-ekonomi, sumber daya alam,
demografis dan geo-ekologinya.
Indonesia termasuk basis pertahanan pangan dunia, pusat
pengolahan produk pertanian, perkebunan, perikanan, energi,
sumber daya mineral dan pusat mobilitas logistik global.
Masalah Indonesia
Ironisnya di tengah percaturan perjuangan, Indonesia tidak lepas
dari berbagai tantangan dan persoalan berat;
Mulai dari seringnya terjadi bencana alam
praktik korupsi yang masif
Proses demokrasi
Periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial-
ekonomi-politik
Di tengah modernisasi yang pesat
Konflik sosial
Gerakan separatisme
dan lain sebagainya
LINGK STRATEGIS NASIONAL
MASALAH PERBATASAN
RENTAN TERHADAP ANC
KAMNAS
DAPAT MENYEBABKAN
INSTABILITAS
DEGADRASI IDEOLOGI
PANCASILA
TANTANGAN POLITIK
NASIONAL
PELEMAHAN EKONOMI
PERGESERAN NILAI
SOSIAL & BUDAYA
POTENSI KONFLIK
HORIZONTAL &VERTIKAL
BENCANA ALAM
RADIKALISME
PENYALAHGUNAAN
TEKNOLOGI
7
8
Makin kompleks
Multidimensional
Lebih berbahaya
dari pada
ancaman militer
OLEH :
DIREKTORAT BELA NEGARA DITJEN POTHAN KEMHAN
Identifikasi Penyebab Radikalisme & Terorisme
faktor ketidak-adilan masif; kemiskinan dan ketimpangan yang
semakin melebar dalam penguasaan sumber daya alam.
Konflik sosial dijadikan pintu masuk dan alat untuk
kepentingan politik–ekonomi dan kekuasaan.
Konflik minoritas dan mayoritas akibat migrasi dari satu
negara ke negara lainnya semakin menambah buruknya
keadaan.
Jumlah pengungsi akibat konflik di sebagian negara di Timur
Tengah dan Afrika, ternyata lebih besar dari jumlah pengungsi
akibat perang dunia ke II.
adanya ideologi sparatis.
Identifikasi Penyebab Radikalisme & Terorisme
Persoalan teror yang bersumber pada ketidak-adilan massif ini meliputi aspek
ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya.,
Memerlukan solusi berupa sikap nasionalis religius yang mencerminkan
kesejatian agama-agama yang alami menuju titik temu berupa keseimbangan.
Sikap tersebut perlu tegak berdiri untuk memayungi berbagai jajaran realitas
tarik-menarik antar komponen kepentingan. Karena itulah, sikap tersebut
tidak hanya terpaku pada tataran konsep pemikiran, tetapi juga mencakup
elemen dan substansi pokok bahasan, principal-guide line, hingga
operasional implementasinya. Dengan demikian, maka outcome dari
pengejawantahan sikap ini di ruang publik di antaranya adalah
mentransmisikan wawasan kebangsaan dan menumbuhkan semangat
nasionalisme yang membawa rahmat bagi semesta, dan kebangsaan sebagai
rahim peradaban Indonesia.
Landasan Hukum
Undang Undang Nomor 5 tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk memberikan Pendidikan dan
Pelatihan terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan.
Ruang Lingkup Modul ToT Wasbang &
Nasionalisme
Pengertian wawasan kebangsaan
Ruang lingkup wawasan kebangsaan (paham kebangsaan, rasa
kebangsaan, semangat kebangsaan);
Sejarah kebangsaan (Sumpah Pemuda, Peristiwa 10 November
1945 dll);
Refleksi historis menjadi sumber nilai wawasan kebangsaan
(perjuangan umat Islam melawan penjajah).
Pancasila;
UUD 1945;
NKRI;
Bhinneka Tunggal Ika;
Ruang Lingkup Modul ToT Wasbang &
Nasionalisme
Pengertian nasionalisme
Tujuan nasionalisme
Cinta tanah air
Bela negara
Nasionalisme perspektif nilai-nilai agama
Sejarah terbentuknya NKRI
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
Pengertian Wasbang
wawasan kebangsaan berarti suatu wacana yang
menjelaskan tentang upaya pembentukan perilaku
suatu bangsa agar memiliki keselarasan dengan cita-
cita bersama dalam menjalani kehidupan berbangsa
dan bernegara. Oleh karena itu, merupakan suatu
keniscayaan bagi setiap warga negara untuk turut
serta menjaga keutuhan negaranya dari berbagai
macam ancaman dan rongrongan yang bisa
mengganggu stabilitas perkembangannya.
Ruang lingkup wawasan kebangsaan (Paham
Kebangsaan)
Paham kebangsaan mengandung tuntutan pada suatu bangsa
untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku
sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya yang
lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.
Ada pendekatan ras atau etnik seperti Nasional-Sosialisme
(Nazisme) di Jerman, atas dasar agama, seperti dipecahnya
India dengan Pakistan, atas dasar ras dan agama seperti;
Israel-Yahudi dan konsep Melayu-Islam di Malaysia, atas
dasar ideologi atau atas dasar geografi atau paham
geopolitik, seperti yang dikemukakan Bung Karno pada
pidato 1 Juni 1945.
Ruang lingkup wawasan kebangsaan
(Rasa Kebangsaan)
Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa
yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial
yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah dan aspirasi perjuangan
masa lampau serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan
sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam
mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan
kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional
dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan
nasional yang jelas.
Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia
merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar
keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia.
Ruang lingkup wawasan kebangsaan
(Semangat Kebangsaan)
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul
semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Inspirasi bangsaagar tetap menjaga keutuhan NKRI;
Pancasila
UUD 1945
NKRI
Bhinneka Tunggal Ika
- Sejarah kebangsaan (Sumpah Pemuda, Peristiwa 10
KEBHINNEKAAN
disatukan oleh ideologi PANCASILA,
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
DARI CATATAN SEJARAH
Sejak zaman SRIWIJAYA, MAJAPAHIT dan Perang Raja-Raja melawan PENJAJAH,
upaya untuk mempersatukan Bangsa Indonesia menjadi negara yang merdeka tanpa menggunakan
ideologi Pancasila senantiasa mengalami kegagalan
Definisi Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu paham untuk mencintai bangsa dan negara atas
kesadaran warga negara dengan mengutamakan persatuan yang bersumber
dari paham, rasa dan semangat kebangsaan. Perpaduan paham, rasa dan
semangat kebangsaan ini diharapkan akan menumbuhkan rasa kesetia-
kawanan sosial, kebersamaan dan berjuang bersama untuk menjaga
keutuhan bangsa dan negara di tengah rentannya konflik masyarakat yang
memiliki ras, suku, adat-istiadat/budaya dan agama yang beragam. Oleh
karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan bagi seluruh bangsa Indonesia
merupakan keniscayaan mutlak yang harus dilaksanakan agar berbagai
potensi konflik maupun upaya pemecah belahan dapat diminimalisir.
Tujuan Nasionalisme
(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara
wajib.
d. pengabdian sesuai dengan profesi
TUJUAN & KEPENTINGAN NASIONAL
Tujuan Nasional
(Preamble UUD 45)
Melindungi segenap bangsa & Seluruh tumpah darah
Indonesia
Memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut serta dlm mewujudkan ketertiban dunia
Kepentingan Nasional
(UU No.3/2002)
Tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila & UUD ’45
Kelancaran & Keamanan Pembangunan Nasional yang
berkelanjutan
Nasionalisme Perspektif Nilai-Nilai Islam
Islam dan nasionalisme tidak bertentangan, karena Islam
mengajarkan cinta tanah air dan menyetujui pemerintah selagi
tidak bertentangan dengan syariat. Sedangkan negara ber-
Pancasila sudah memuat nilai-nilai Islamy yang dimaksud.
Meskipun Indonesia menggunakan slogan Bhinneka Tunggal
Ika yang bersumber dari Kitab Sutasoma Mpu Tantular yang
notabenenya adalah ajaran non Islam, tapi nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya memiliki keselarasan dengan nilai-
nilai ajaran Islam. Slogan ini berfungsi sebagai payung
persatuan yang menaungi agama-agama, kepercayaan, suku,
bangsa, etnis, ideologi, budaya dan bahasa yang ada di negeri
ini.
Nasionalisme Perspektif Nilai-Nilai Katolik
Hubungan agama dan nasionalisme diwakili dengan
istilah “Invocatio Dei”, yakni; mengundang Allah
dalam kehidupan bernegara. Agama merupakan
bagian esensial dari negara, sehingga salah satu tugas
negara terletak dalam jaminan atas hak beragama.
Monsinyur Soegijaprnata (pejuang kemerdekaan RI
dari Katolik) membuat semboyan (100 % Katolik dan
100 % Indonesia). Maksudnya iman dan kebangsaan
bukan oposisi, tapi kebangsaan merupakan
perwujudan nyata dari iman.
Nasionalisme Perspektif Nilai-Nilai Protestan
Menurut umat Kristen Protestan, agama dan nasionalisme tidak
bertentangan sebagaimana dua hukum kasih (kasih kepada
Tuhan dan kasih sesama manusia). Yakni, mengasihi manusia
tidak mengenal batas teritorial, sehingga umat Kristiani harus
menegakkan kemanusiaan di segala kondisi kebangsaan.
Kalangan Kristen mengimlplementasikan The Kingship of God,
yakni; kerajaan Tuhan diwujudkan melalui penerapan nilai-nilai
kemasyarakatan Kristus, bukan lembaga negara Kristus.
Melalui NKRI, umat Kristen tetap bisa mewujudkan The
Kingship of God. Umat Kristen tidak mengimplementasikan
The Kingdom of God, kerajaan Tuhan harus berbentuk lembaga
dengan teritori yang jelas
Nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran
Budhdha
Ajaran nasionalisme terdapat dalam kitab Sigolovada Sutta
yang berisi tentang pengaturan masyarakat, ajaran tentang
cinta pada negara dan tanah air. Di dalam kitab Tipitaka
menjelaskan untuk menjadi warga negara yang baik,
tertuang dalam Kitab Cakkavati Sihanada Suta, di antaranya
mengatakan “Jangan biarkan kejahatan terjadi dalam
kerajaanmu”. Menurut ajaran Buddha, nasionalisme dapat
dipahami secara mudah dengan diklasifikasi menjadi dua,
yakni; 1). Penegakkan kebenaran di wilayah kebangsaan
tersebut. 2). Cinta kasih kepada sesama makhluk sebagai
pengabdian masyarakat dalam kerangka hidup berbangsa
Nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran Hindu
Slogan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kitab Sutasoma Mpu Tantular.
Kebangsaan Indonesia berakar pada kesejarahan dan kebudayaan
masyarakat Nusantara, dimana ajaran Hinduisme menjadi salah satu dasar
yang kuat. Hindu merasa menjadi bagian dari kesejarahan kebangsaan RI,
sehingga tetap membela keutuhan NKRI.
Dijelaskan dalam ajaran Hindu sebagaimana yang terdapat dalam
Atharwaweda XII.1.45, yaitu; “Berikan penghargaan kepada bangsamu
yang menggunakan berbagai bahasa daerah, dan menganut berbagai
kepercayaan (agama) berbeda. Hargailah mereka tinggal bersama di bumi
pertiwi ini. Bumi memberi keseimbangan bagaikan sapi yang memberi
susunya kepada umat manusia. Demikianlah ibu pertiwi yang memberikan
kebahagiaan yang melimpah kepada umat-Nya)”. Oleh karena itu,
kesatuan dan persatuan bangsa yang kemudian disebut NKRI harus
dipertahankan, apapun cara dan berapapun harganya
Nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran
Khonghucu
Menurut paham umat Konghucu, arti nasionalisme terletak pada loyalitas rakyat
dalam kitab Sabda Lun Yu, pemerintah yang berdasarkan kebajikan, laksana