Wawasan Kebangsaan Dan Nasionalisme

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

Wawasan Kebangsaan &

Nasionalisme
Indonesia Secara Geografis
Indonesia Secara Geografis

 Indonesia negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis katulistiwa 


 Berada di antara daratan benua Asia dan Australia, yakni antara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
 Indonesia terdiri dari 17.504 pulau
 Populasi kurang lebih 250 juta. Indonesi negara kepulauan dengan
asset dan akses sebagai garda depan perekonomian dunia.
 Negara maritim ini terbentang 5.200 Km2 timur-barat, 1.888 Km2
utara-selatan dengan tiga daerah waktu. Panjang garis batas laut
lebih dari 87.000 Km2 dan empat jalur laut dunia.
 Luas wilayah 7.900.000 Km2 yang didominasi oleh 6.120.673 Km2
perairan laut. Perairan laut ini sebagai modalitas strategis
pembangunan nasional.
Indonesia Secara Geografis
 Kesejahteraan masyarakat Indonesia diharapkan bisa
tumbuh berkembang dengan 22 kegiatan ekonomi utama,
yakni;
kelapa sawit, besi baja, batu bara, bauksit, minyak dan
gas, nikel, peternakan, makanan dan minuman, pertanian
pangan, perikanan, tembaga, perkapalan, peralatan
transportasi, telematika, karet, kakao, perkayuan,
pariwisata, kawasan Selat Sunda, Jabodetabek area,
Alutsista dan tekstil.

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025, Retreat Kabinet Terbatas, Istana
Bogor, 30 September 2010.
 Indonesia berperan penting dalam tata perekonomian global,
menjadi bagian dari negara G-20 yang terus memperhitungkan
asset dan akses geo-strategis, geo-ekonomi, sumber daya alam,
demografis dan geo-ekologinya.
 Indonesia termasuk basis pertahanan pangan dunia, pusat
pengolahan produk pertanian, perkebunan, perikanan, energi,
sumber daya mineral dan pusat mobilitas logistik global.
Masalah Indonesia
Ironisnya di tengah percaturan perjuangan, Indonesia tidak lepas
dari berbagai tantangan dan persoalan berat;
 Mulai dari seringnya terjadi bencana alam
 praktik korupsi yang masif
 Proses demokrasi
 Periode pembangunan, perubahan dan perkembangan sosial-

ekonomi-politik
 Di tengah modernisasi yang pesat
 Konflik sosial
 Gerakan separatisme
 dan lain sebagainya
LINGK STRATEGIS NASIONAL

 MASALAH PERBATASAN
 RENTAN TERHADAP ANC
KAMNAS
 DAPAT MENYEBABKAN
INSTABILITAS

 DEGADRASI IDEOLOGI
PANCASILA
 TANTANGAN POLITIK
NASIONAL
 PELEMAHAN EKONOMI
 PERGESERAN NILAI
SOSIAL & BUDAYA
 POTENSI KONFLIK
HORIZONTAL &VERTIKAL
 BENCANA ALAM
 RADIKALISME
 PENYALAHGUNAAN
TEKNOLOGI
7
8

Makin kompleks
Multidimensional

Ancaman Militer Sulit diprediksi Ancaman


Nirmiliter

Masih tetap Sulit


tinggi diidentifikasi

Lebih berbahaya
dari pada
ancaman militer

OLEH :
DIREKTORAT BELA NEGARA DITJEN POTHAN KEMHAN
Identifikasi Penyebab Radikalisme & Terorisme
 faktor ketidak-adilan masif; kemiskinan dan ketimpangan yang
semakin melebar dalam penguasaan sumber daya alam.
 Konflik sosial dijadikan pintu masuk dan alat untuk
kepentingan politik–ekonomi dan kekuasaan.
 Konflik minoritas dan mayoritas akibat migrasi dari satu
negara ke negara lainnya semakin menambah buruknya
keadaan.
 Jumlah pengungsi akibat konflik di sebagian negara di Timur
Tengah dan Afrika, ternyata lebih besar dari jumlah pengungsi
akibat perang dunia ke II.
 adanya ideologi sparatis.
Identifikasi Penyebab Radikalisme & Terorisme
 Persoalan teror yang bersumber pada ketidak-adilan massif ini meliputi aspek
ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, agama dan lain sebagainya.,
 Memerlukan solusi berupa sikap nasionalis religius yang mencerminkan
kesejatian agama-agama yang alami menuju titik temu berupa keseimbangan.
 Sikap tersebut perlu tegak berdiri untuk memayungi berbagai jajaran realitas
tarik-menarik antar komponen kepentingan. Karena itulah, sikap tersebut
tidak hanya terpaku pada tataran konsep pemikiran, tetapi juga mencakup
elemen dan substansi pokok bahasan, principal-guide line, hingga
operasional implementasinya. Dengan demikian, maka outcome dari
pengejawantahan sikap ini di ruang publik di antaranya adalah
mentransmisikan wawasan kebangsaan dan menumbuhkan semangat
nasionalisme yang membawa rahmat bagi semesta, dan kebangsaan sebagai
rahim peradaban Indonesia.
Landasan Hukum
 Undang Undang Nomor 5 tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi
Pemerintah untuk memberikan Pendidikan dan
Pelatihan terintegrasi untuk membangun
integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan.
Ruang Lingkup Modul ToT Wasbang &
Nasionalisme
 Pengertian wawasan kebangsaan
 Ruang lingkup wawasan kebangsaan (paham kebangsaan, rasa
kebangsaan, semangat kebangsaan);
 Sejarah kebangsaan (Sumpah Pemuda, Peristiwa 10 November
1945 dll);
 Refleksi historis menjadi sumber nilai wawasan kebangsaan
(perjuangan umat Islam melawan penjajah).
 Pancasila;
 UUD 1945;
 NKRI;
 Bhinneka Tunggal Ika;
Ruang Lingkup Modul ToT Wasbang &
Nasionalisme

 Pengertian nasionalisme
 Tujuan nasionalisme
 Cinta tanah air
 Bela negara
 Nasionalisme perspektif nilai-nilai agama
 Sejarah terbentuknya NKRI
 Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
Pengertian Wasbang
 wawasan kebangsaan berarti suatu wacana yang
menjelaskan tentang upaya pembentukan perilaku
suatu bangsa agar memiliki keselarasan dengan cita-
cita bersama dalam menjalani kehidupan berbangsa
dan bernegara. Oleh karena itu, merupakan suatu
keniscayaan bagi setiap warga negara untuk turut
serta menjaga keutuhan negaranya dari berbagai
macam ancaman dan rongrongan yang bisa
mengganggu stabilitas perkembangannya.
Ruang lingkup wawasan kebangsaan (Paham
Kebangsaan)
 Paham kebangsaan mengandung tuntutan pada suatu bangsa
untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku
sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya yang
lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya.
 Ada pendekatan ras atau etnik seperti Nasional-Sosialisme
(Nazisme) di Jerman, atas dasar agama, seperti dipecahnya
India dengan Pakistan, atas dasar ras dan agama seperti;
Israel-Yahudi dan konsep Melayu-Islam di Malaysia, atas
dasar ideologi atau atas dasar geografi atau paham
geopolitik, seperti yang dikemukakan Bung Karno pada
pidato 1 Juni 1945.
Ruang lingkup wawasan kebangsaan
(Rasa Kebangsaan)
 Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa
yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial
yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah dan aspirasi perjuangan
masa lampau serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan
sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam
mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan
kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional
dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan
nasional yang jelas.
 Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia
merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar
keberadaan (raison d’entre) bangsa-bangsa di dunia.
Ruang lingkup wawasan kebangsaan
(Semangat Kebangsaan)
 Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul
semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
 Inspirasi bangsaagar tetap menjaga keutuhan NKRI;
 Pancasila
 UUD 1945
 NKRI
 Bhinneka Tunggal Ika
- Sejarah kebangsaan (Sumpah Pemuda, Peristiwa 10

November 1945, Perjuangan Umat Islam Melawan


Penjajah
BANGSA INDONESIA
LAHIR DARI PERSAMAAN PERASAAN KEBANGSAAN INDONESIA,
KEHENDAK UNTUK HIDUP BERSATU DI TANAH AIR INDONESIA,
SEBAGAI SATU BANGSA UNTUK BERSAMA-SAMA BERJUANG
MENCAPAI CITA-CITA KEBANGSAAN

TIDAK LAHIR DIDASARKAN ATAS PERSAMAAN KELAHIRAN, KESUKUAN


ASAL USUL KEDAERAHAN, RAS ATAU PUN KEAGAMAAN.

KEBHINNEKAAN
disatukan oleh ideologi PANCASILA,
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA
DARI CATATAN SEJARAH
Sejak zaman SRIWIJAYA, MAJAPAHIT dan Perang Raja-Raja melawan PENJAJAH,
upaya untuk mempersatukan Bangsa Indonesia menjadi negara yang merdeka tanpa menggunakan
ideologi Pancasila senantiasa mengalami kegagalan
Definisi Nasionalisme
 Nasionalisme adalah suatu paham untuk mencintai bangsa dan negara atas
kesadaran warga negara dengan mengutamakan persatuan yang bersumber
dari paham, rasa dan semangat kebangsaan. Perpaduan paham, rasa dan
semangat kebangsaan ini diharapkan akan menumbuhkan rasa kesetia-
kawanan sosial, kebersamaan dan berjuang bersama untuk menjaga
keutuhan bangsa dan negara di tengah rentannya konflik masyarakat yang
memiliki ras, suku, adat-istiadat/budaya dan agama yang beragam. Oleh
karena itu, menjaga persatuan dan kesatuan bagi seluruh bangsa Indonesia
merupakan keniscayaan mutlak yang harus dilaksanakan agar berbagai
potensi konflik maupun upaya pemecah belahan dapat diminimalisir.
Tujuan Nasionalisme

 Tujuan nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran agama,


yaitu; berupaya agar para penganut kepercayaan agama
yang berposisi sebagai bangsa Indonesia bersedia untuk
mencintai bangsa dan negaranya, serta harus terus
membela dan memperjuangkan eksistensinya. Dengan
demikian, diharapkan kerukunan dan kemakmuran antar
sesama bangsa bisa terwujud melalui terciptanya kondisi
negara yang kokoh, jujur dan adil. Dimana cita-cita ini
pada hakikatnya bersumber dari masing-masing paham
atau ajaran yang bersumber dari agama-agama.
Cinta tanah air

 Kesadaran bela negara yang ada pada setiap


hati masyarakat didasarkan pada kecintaannya
pada tanah air Indonesia. Dimana kecintaan ini
dapat ditumbuh kembangkan dengan cara
mengetahui sejarah negaranya, mengetahui
cara melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan dan pastinya menjaga
nama baik negaranya dari berbagai stigma,
tuduhan dan lain sebagainya.
Bela Negara

 Sikap yang mencerminkan adanya kesediaan


dan keikhlasan dalam membela negara serta
mengutamakan kepentingan negara dan bangsa
di atas kepentingan diri sendiri, kelompok atau
golongan (menumbuh kembangkan semangat
rela berkorban dapat diberikan dengan cara
keteladanan dalam memberikan bimbingan,
pembinaan kesadaran dalam kerelaan
berkorban).
Bela Negara
 Indonesia sebagai negara terus menggenjot agar jiwa nasionalis
terpatri kokoh dalam setiap sanubari bangsanya. Hal ini sebagaimana
diindikasikan melalui berbagai program di antaranya yaitu; “Program
Pembentukan 100 Juta Kader Bela Negara Militan.” Program ini
mengupayakan agar setiap kader mempunyai beberapa semangat
berikut; 1). Semangat tinggi dan rela berkorban dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah serta keselamatan bangsa dan
negara.
 Rela berkorban. Rela berarti bersedia dengan senang hati dan tidak
mengharapkan imbalan. Berkorban berarti memberikan segala sesuatu
yang dimiliki sekalipun menimbulkan penderitaan bagi dirinya sendiri.
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA
DALAM BELA NEGARA
Landasan Juridis
UUD’1945
Pasal 27 (3) Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.

UU No.39 TH 1999 tentang HAK ASASI MANUSIA


BAB IV Pasal 68
Setiap warga negara wajib ikut serta dalam

upaya pembelaan negara sesuai dengan


ketentuan per-UU”. 27
Lanjutan .........

UU NO. 3 TH 2002 tentang PERTAHANAN NEGARA


BAB III Pasal 9

(1) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara.
(2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
a. Pendidikan Kewarganegaraan;
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
c. Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau secara
wajib.
d. pengabdian sesuai dengan profesi
TUJUAN & KEPENTINGAN NASIONAL
Tujuan Nasional
(Preamble UUD 45)
 Melindungi segenap bangsa & Seluruh tumpah darah
Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut serta dlm mewujudkan ketertiban dunia

Kepentingan Nasional
(UU No.3/2002)
 Tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila & UUD ’45
 Kelancaran & Keamanan Pembangunan Nasional yang
berkelanjutan
Nasionalisme Perspektif Nilai-Nilai Islam
 Islam dan nasionalisme tidak bertentangan, karena Islam
mengajarkan cinta tanah air dan menyetujui pemerintah selagi
tidak bertentangan dengan syariat. Sedangkan negara ber-
Pancasila sudah memuat nilai-nilai Islamy yang dimaksud.
Meskipun Indonesia menggunakan slogan Bhinneka Tunggal
Ika yang bersumber dari Kitab Sutasoma Mpu Tantular yang
notabenenya adalah ajaran non Islam, tapi nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya memiliki keselarasan dengan nilai-
nilai ajaran Islam. Slogan ini berfungsi sebagai payung
persatuan yang menaungi agama-agama, kepercayaan, suku,
bangsa, etnis, ideologi, budaya dan bahasa yang ada di negeri
ini.
Nasionalisme Perspektif Nilai-Nilai Katolik
 Hubungan agama dan nasionalisme diwakili dengan
istilah “Invocatio Dei”, yakni; mengundang Allah
dalam kehidupan bernegara. Agama merupakan
bagian esensial dari negara, sehingga salah satu tugas
negara terletak dalam jaminan atas hak beragama.
Monsinyur Soegijaprnata (pejuang kemerdekaan RI
dari Katolik) membuat semboyan (100 % Katolik dan
100 % Indonesia). Maksudnya iman dan kebangsaan
bukan oposisi, tapi kebangsaan merupakan
perwujudan nyata dari iman.
Nasionalisme Perspektif Nilai-Nilai Protestan
 Menurut umat Kristen Protestan, agama dan nasionalisme tidak
bertentangan sebagaimana dua hukum kasih (kasih kepada
Tuhan dan kasih sesama manusia). Yakni, mengasihi manusia
tidak mengenal batas teritorial, sehingga umat Kristiani harus
menegakkan kemanusiaan di segala kondisi kebangsaan.
Kalangan Kristen mengimlplementasikan The Kingship of God,
yakni; kerajaan Tuhan diwujudkan melalui penerapan nilai-nilai
kemasyarakatan Kristus, bukan lembaga negara Kristus.
Melalui NKRI, umat Kristen tetap bisa mewujudkan The
Kingship of God. Umat Kristen tidak mengimplementasikan
The Kingdom of God, kerajaan Tuhan harus berbentuk lembaga
dengan teritori yang jelas
Nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran
Budhdha
 Ajaran nasionalisme terdapat dalam kitab Sigolovada Sutta
yang berisi tentang pengaturan masyarakat, ajaran tentang
cinta pada negara dan tanah air. Di dalam kitab Tipitaka
menjelaskan untuk menjadi warga negara yang baik,
tertuang dalam Kitab Cakkavati Sihanada Suta, di antaranya
mengatakan “Jangan biarkan kejahatan terjadi dalam
kerajaanmu”. Menurut ajaran Buddha, nasionalisme dapat
dipahami secara mudah dengan diklasifikasi menjadi dua,
yakni; 1). Penegakkan kebenaran di wilayah kebangsaan
tersebut. 2). Cinta kasih kepada sesama makhluk sebagai
pengabdian masyarakat dalam kerangka hidup berbangsa
Nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran Hindu
 Slogan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kitab Sutasoma Mpu Tantular.
Kebangsaan Indonesia berakar pada kesejarahan dan kebudayaan
masyarakat Nusantara, dimana ajaran Hinduisme menjadi salah satu dasar
yang kuat. Hindu merasa menjadi bagian dari kesejarahan kebangsaan RI,
sehingga tetap membela keutuhan NKRI.
 Dijelaskan dalam ajaran Hindu sebagaimana yang terdapat dalam
Atharwaweda XII.1.45, yaitu; “Berikan penghargaan kepada bangsamu
yang menggunakan berbagai bahasa daerah, dan menganut berbagai
kepercayaan (agama) berbeda. Hargailah mereka tinggal bersama di bumi
pertiwi ini. Bumi memberi keseimbangan bagaikan sapi yang memberi
susunya kepada umat manusia. Demikianlah ibu pertiwi yang memberikan
kebahagiaan yang melimpah kepada umat-Nya)”. Oleh karena itu,
kesatuan dan persatuan bangsa yang kemudian disebut NKRI harus
dipertahankan, apapun cara dan berapapun harganya
Nasionalisme berbasis nilai-nilai ajaran
Khonghucu

 Menurut paham umat Konghucu, arti nasionalisme terletak pada loyalitas rakyat

kepada negara, ketika negara mampu mensejahterakan rakyatnya. Disebutkan

dalam kitab Sabda Lun Yu, pemerintah yang berdasarkan kebajikan, laksana

kutub utara yang tetap di tempatnya, sedangkan bintang-bintang lain berputar

mengelilinginya. Negara yang dibimbing oleh UU akan menjaga rakyat

menjatuhkan harga diri karena menciderai martabat kemanusiaannya.

Nasionalisme mewujud dalam peran negara untuk mewujudkan nilai-nilai luhur

yang ada di dalam aturan hukum dan falsafah pendiriannya


Sejarah Terbentuknya NKRI
 Kronologi Terbentuknya Kelengkapan NKRI dimulai pada 1 Maret 1945,
panglima tentara Jepang, Letnan Jenderal Kumakici Harada mengumumkan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(Dokuritsu Junbi Cosakai) yang disingkat BPUPKI. Badan ini bertugas
menyelidiki dan mempelajari mengenai masalah tata pemerintahan atau
pembentukan negara Indonesia merdeka. Untuk melaksanakan tugasnya,
BPUPKI mengumumkan nama-nama anggotanya pada tanggal 1 April 1945.
BPUPKI mengadakan dua kali sidang, yaitu sidang pertama tanggal 29 Mei – 1
Juni 1945 dan sidang kedua pada tanggal 10 – 16 Juli 1945. Pada sidang
pertama, BPUPKI lebih banyak membicarakan masalah dasar-dasar negara.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menghasilkan Piagam Jakarta yang
berisi perumusan dasar negara dan pembukaan UUD 1945. Pada sidang kedua,
BPUPKI berhasil membentuk tiga panitia, yaitu sebagai berikut; Panitia
Perancang UUD, Panitia Pembela Tanah Air dan Panitia Keuangan dan
Perekonomian.
Sejarah Terbentuknya NKRI
 Panitia perancang UUD (sidang 11 Juli 1945),
menyepakati konsep naskah pembukaan UUD negara
diambil dari Piagam Jakarta kemudian disempurnakan
oleh Panitia yang diketuai oleh Mr. Supomo. Pada
tanggal 14 Juli 1945, BPUPKI menerima laporan
panitia perancang UUD yang dibacakan oleh Ir.
Sukarno, yaitu; pernyataan Indonesia merdeka,
pembukaan UUD dan batang tubuh UUD. Akhirnya
BPUPKI menerima rancangan undang-undang
tersebut yang dikenal dengan UUD 1945.
Sejarah Terbentuknya NKRI
 Pada tanggal 18 Agustus 1945, Presiden dan Wakil Presiden RI dipilih oleh PPKI.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, sidang PPKI telah memutuskan pembagian wilayah
Indonesia sementara menjadi delapan Provinsi (Sumatra, Jabar, Jateng, Jatim, Sunda
Kecil atau Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Borneo atau Kalimantan) yang masing-
masing dikepalai oleh seorang gubernur. Pada tanggal 2 September 1945, Presiden
Sukarno berhasil menyusun 12 Menteri Departemen RI dan 4 Menteri Negara. Pada
tanggal 18 Agustus 1945, sidang PPKI menegakan perlunya pembentukan suatu
Komite Nasional untuk membantu pekerjaan Presiden sebelum terbentuk MPR dan
DPR, sehingga pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang di Gedung
Kebaktian Rakyat Jawa Jakarta yang menghasilkan keputusan terbentuknya Komite
Nasional Indonesia (KNI). Badan ini berfungsi sebagai DPR sebelum pemilu
diselenggarakan. KNI terdiri atas Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan
Komite Nasional Indonesia Daerah yang ada di masing-masing Provinsi. KNIP
diresmikan dan anggotanya dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung
Kesenian, Pasar Baru, Jakarta. Ketua KNIP pertama ialah Mr. Kasman Singodimejo
Sejarah Terbentuknya NKRI
 Pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI mengusulkan
Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Kemudian ditetapkan sebagai bagian dari Badan
Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP).
Pembentukan ini bertujuan untuk memelihara
keselamatan masyarakat dan merawat para korban
perang. Perkembangan berikutnya pemerintah
memberi tugas kepada mantan Mayor KNIL Urip
Sumoharjo untuk membentuk tentara kebangsaan
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.

 Banyaknya pihak yang merongrong ketika Sidang tahunan Majelis


Permusyawaratan Rakyat (MPR) 2002 yang menuntut penerapan syariat
Islam, seperti; Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Mujahidin Indonesia
(MMI), Laskar Jihad dan lain-lain. Di tengah dinamika ini juga muncul
jargon “Kembali Kepada Piagam Jakarta”. Kemudian pada tahun 2011,
muncul kembali gerakan yang mengusung Negara Islam Indonesia (NII).
Bahkan aksi terorisme di Indonesia akhir-akhir ini ditengarai memiliki
pemikiran yang sama dengan gerakan tersebut.
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.

 Realitas Terorisme di Indonesia dimulai dari konflik komunal


(sectarian) di Ambon dan Poso pada tahun 1999-2000, bom
Natal di 10 kota besar pada tahun 2000, bom di Kedubes
Australia pada tahun 2004, bom di J.W. Marriot II dan Ritzt
Carlton pada tahun 2009, rencana aksi teror bom Pok Jati Asih
pada tahun 2009, dimana yang menjadi target utama adalah
Presiden RI, 2009.
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
 Terhitung dari tahun 2010 sampai 2011, terjadi pengeboman pada proses
pelatihan para militer di Aceh, pembunuhan Polisi di Purworejo dan
Kebumen, perampokan CIMB di Medan, penyerangan Polsek Hamparan
Perak Medan, teror bom di Klaten dan Solo, bom buku di Jakarta, bom di
masjid Polresta Cirebon, penyerangan Polisi di Palu dan Bima, bom di
Gereja Solo. Periode tahun 2012 juga terjadi serangkaian teror seperti pada
bulan Maret 2012 direncanakan akan berlangsung teror di Bali. Mei-Juni
hacker MLM online (milyaran rupiah), Juli 2012, terjadi penangkapan
kelompok teror di Poso (Naim dan Mujib), Agustus 2012, terjadi aksi teror
di Solo melalui cara penembakan dan granat. Sedangkan pelakunya yaitu
Farhan cs dan Badari cs. September 2012, penangkapan tiga teroris, yakni
Wali cs di Ambon, penangkapan teroris di Tambora, penangkapan teroris di
Depok yang bernama Torik dan Anwar cs.
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
 Kelompok ini terkait dengan kelompok Solo (Badri) yang terkait pula
dengan kelompok Santoso (Poso). Teror bom dan pembunuhan dua anggota
Polisi di Poso dan pelemparan bom pada Gubernur Sulsel di Makasar.
Terhitung dari Januari 2013 ada peristiwa penangkapan kelompok
Makassar dan Bima, Maret sampai Mei 2013 terjadi peristiwa penangkapan
kelompok teroris di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah, seperti
perampokan toko Mas, perampokan Bank, upaya pembakaran glodok,
upaya penyerangan Kedutaan Myanmar.
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
 Radikalisme dan terorisme di Indonesia secara umum bertujuan untuk
mendirikan negara Islam atau Daulah Islamiyah, seperti yang dilakukan
oleh pengusung Negara Islam Indonesia (NII). Harapannya apabila
terwujud menjadi negara Islam, tentu konstitusi, Pancasila dan pilar-pilar
berbangsa dan bernegara bisa digantikan dengan menggunakan syariat
Islam. NII dan JI juga melancarkan strategi dengan pendekatan jihad,
yakni; memerangi musuh Islam, menghambat gerakan Barat dan
mengkampanyekan istilah negara Thagut, kafir dan lain sebagainya.
Pemaknaan jihad ini melegalkan teror (irhăb) termasuk membunuh wanita
dan anak-anak, merampok (fai’) dan lain sebagainya
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
 Menyikapi permasalahan akut dalam mempertahankan eksistensi NKRI
sebagaimana deskripsi tersebut, tentu dibutuhkan problem solving
penanggulangannya, yakni; Pertama, adanya sinergitas antara elemen
pemerintahan dengan organisasi kemasyarakatan, seperti BNPT,
Kementerian Agama, Kementerian Pertahanan, NU, Muhammadiyah, MUI,
para tokoh umat beragama di berbagai daerah, Gerakan Dakwah Aswaja
Bela Negara dan lain sebagainya. Kedua, upaya konsolidasi dan
rekonsiliasi harus secara aktif dilakukan. Ketiga, memperkuat aspek
ideologi, Islam moderat, wawasan kebangsaan dan nasionalisme dan lain
sebagainya.
Dinamika menjaga keutuhan NKRI;
Penanggulangan radikalisme di Indonesia.
 Memperkuat ideologi berarti memperkuat Pancasila sebagai ideologi
bangsa secara substansial. Memperkuat Islam moderat berarti memperkuat
potensi-potensi yang dimiliki oleh NU, Muhammadiah, MUI dan lain
sebagainya sebagai counter radikalisme melalui upaya deradikalisasi.
Membangun pemahaman moderat terhadap doktrin agama Islam, berarti
meluruskan interpretasi kaum Muslim dalam memaknai kandungan-
kandungan yang terdapat dalam al-Qur’an dan hadis yang membawa pesan
Rahmatan li al-‘Ălamīn.

Anda mungkin juga menyukai