Kegawatdaruratan Psikiatri
Kegawatdaruratan Psikiatri
Kegawatdaruratan Psikiatri
Psikiatrik
Pembimbing:
dr. Bintang Arroyantri, Sp.KJ.
Kegawatdaruratan Psikiatrik
Direktorat
Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku .
Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer
Penatalaksanaan Umum Kegawatdaruratan Pasien dengan Gaduh
Gelisah
Haloperidol
- 2 x 2,5 mg (untuk pasien yang baru pertama kali minum obat
antipsikotik)
- 2x 5 mg (untuk pasien yang pernah mendapatkan
antipsikotik
Direktorat
Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku
Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer
Penatalaksanaan Umum Kegawatdaruratan Pasien dengan Gaduh
Gelisah
Correct Method
Incorrect Method
Mencari Jalan
untuk Bunuh Diri
Direktorat
Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer
Direktorat
Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer
Apabila pasien tidak memiliki keluarga atau keluarga tidak mampu merawat pasien di rumah maka pasien perlu
dilakukan hospitalisasi.
Pengendalian gejala perilaku bunuh diri diberikan dalam rangka mereduksi keinginan
ODGJ untuk menyakiti diri sendiri. Fokus utama kontrol gejala bunuh diri adalah dengan
kemampuan ODGJ untuk mengidentifikasi pikiran positif baik dari segi diri sendiri maupun
orang lain disekitar ODGJ. ODGJ diajarkan untuk menyusun dan melakukan kegiatan masa
depan secara bertahap mulai dari kegiatan sederhana dalam rumah tangga sampai dengan
kegiatan yang lebih kompleks seperti terkait dengan pekerjaan.
Direktorat
Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer
Acute
Confusional
State (ACS)
Tanda dan Gejala
Pasien mungkin datang dengan:
1. Perubahan kesadaran yang bersifat fluktuatif dalam satu hari (biasanya berat
pada malam hari)
2. Gangguan pemusatan, pertahanan dan pengalihan perhatian
3. Gangguan orientasi waktu, ruang dan bila berat disertai gangguan orientasi
orang
4. Halusinasi, biasanya visual atau olfaktorik
5. Hiperaktivitas atau hipoaktivitas
6. Gangguan siklus tidur
7. Inkoherensi
8. Onset akut
9. Adanya penyakit fisik
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP)
Faktor Risiko dan Faktor Pencetus
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP)
Penilaian
1. Pada pasien yang mengalami perubahan mendadak dalam fungsi fisik
(penurunan mobilitas, perubahan nafsu makan, sulit tidur, gelisah), kognitif
(bingung, sulit konsentrasi, respons lambat), persepsi (halusinasi visual atau
auditorik), dan perilaku sosial (tidak kooperatif), cek apakah ada faktor risiko
predisposisi delirium.
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP)
Penilaian
3. Untuk membantu menegakkan diagnosis delirium dapat digunakan instrumen
CAM (Confusion Assessment Method), yaitu:
1) Adanya awitan akut dan perjalanan penyakit yang berfluktuasi
DAN
2) Inatensi
DISERTAI
3) Disorganisasi proses pikir ATAU
4) Perubahan tingkat kesadaran
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP)
Penatalaksanaan
1. Atasi kondisi medis yang diduga mencetuskan delirium.
2. Bila pasien gelisah hingga membahayakan diri/orang lain atau mengganggu
jalannya pengobatan, berikan obat antipsikotik dosis rendah per oral, yaitu
Haloperidol 0,5 mg tiap 4 – 6 jam, dapat ditingkatkan sampai maksimal 10
mg per hari. Untuk lansia dosis maksimal 3 mg per hari.
3. Pada agitasi berat atau kondisi yang tidak memungkinkan pemberian per oral
dapat diberikan injeksi Haloperidol 2,5 mg IM, dapat diulang setelah 30
menit. Dosis maksimal dewasa 10 mg per hari. Dosis maksimal lansia 5 mg
per hari. Hindari pemberian benzodiazepin (kecuali pada delirium yang
disebabkan oleh penggunaan alkohol).
4. Setelah gaduh gelisah teratasi dan pasien stabil, segera rujuk ke RS Umum
dengan ICU (jika diperlukan) untuk penanganan lebih lanjut.
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku . Penatalaksanaan
Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat Primer (FKTP)
Gangguan Stres Pasca Trauma
Post-Traumatic Stress
Disorder/PTSD
Gangguan yang timbul akibat terpapar
atau terlibat langsung adanya stressor dari
peristiwa trauma yang ekstrim dan
berkepanjangan (penahanan dan
penyiksaan), hingga peristiwa jangka
pendek (kecelekaan).
Sumber: Shalev AY. Marmar CR. Posttraumatic Stress Disorder. In: Sadock BJ,
Sadock VA, Ruiz P, editors. Kaplan & Sadock’s Comprehensive Textbook of
Psychiatry Tenth Edition. New York: Wolters Kluwer. 2017.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Pre-traumatik
Lingkungan
Emosional sosioekonomi dan Genetik dan fisiologis
masalah emosional pendidikan rendah, Pada wanita dan usia
pada anak usia 6 tahun paparan trauma pada muda yang terpapar
dan gangguan mental masa anak-anak, trauma (untuk dewasa),
budaya, kesulitan pada serta faktor genotipe.
masa anak-anak,
intelegensi rendah,
Sumber: Diagnostic and Statistical Manual of status etnis, riwayat
Mental Disorder Fifth Edition (DSM-V). Washington psikiatri pada keluarga
DC:American Psychiatric Association. 2013. Hal
271-280.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Peri-traumatik
Lingkungan
Tingkat keparahan trauma, ancaman hidup yang dirasakan, luka pada diri
sendiri, kekerasan secara interpersonal, anggota militer, pelaku dari suatu
masalah, melihat aksi kekejaman, atau membunuh orang yang tidak
disukai.
Sumber: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition (DSM-V). Washington DC:American Psychiatric Association.
2013. Hal 271-280.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Pasca-traumatik
Emosional Lingkungan
Penilaian negatif, Terlibat peristiwa trauma sehingga
mekanisme koping yang mengingat kejadian yang berulang,
tidak sesuai, dan timbulnya kembali kejadian yang tidak
mengalami gangguan diharapkan, dan finansial atau trauma
stres akut. akibat kehilangan seseorang.
Sumber: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Fifth Edition (DSM-V). Washington DC:American Psychiatric Association. 2013.
Hal 271-280.
GEJALA DAN TANDA (DSM-V)
(DSM-V)
Gejala hiperarousal.
Sumber: Shalev AY. Marmar CR. Posttraumatic Stress Disorder. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P, editors. Kaplan & Sadock’s
Comprehensive Textbook of Psychiatry Tenth Edition. New York: Wolters Kluwer. 2017.
Diagnosis (PPDGJ III)
F43.1 Gangguan Stres Pasca-trauma
Sumber: Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Jakarta:Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika
Atmajaya. 2013. Hal. 79
PENCEGAHAN DINI
Sumber: Shalev AY. Marmar CR. Posttraumatic Stress Disorder. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P, editors. Kaplan & Sadock’s Comprehensive
Textbook of Psychiatry Tenth Edition. New York: Wolters Kluwer. 2017.
TATALAKSANA
Farmakoterapi Psikoterapi
• SSRI (Selective serotonin • Terapi perilaku-kognitif Cognitive
reuptake inhibitor) Behavior Therapy (CBT)
sertraline dan paroxetine • Eye Movement Desensitization and
• Antipsikotik atipikal Reprocessing Therapy (EMDR)
Risperidone • Cognitive Processing Therapy
(CPT)
• Benzodiazepin
Sumber: Shalev AY. Marmar CR. Posttraumatic Stress Disorder. In: Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P, editors. Kaplan & Sadock’s Comprehensive
Textbook of Psychiatry Tenth Edition. New York: Wolters Kluwer. 2017.
Sindroma Neuroleptik
Maligna
Kondisi neuropsikiatrik yang mengancam jiwa
akibat efek samping antipsikotik dengan
kekakuan, demam, diaforesis, gangguan
kesadaran, dan disfungsi otonom
Tse, L., Barr, A., Scarapicchia, V., & Vila-Rodriguez, F. Neuroleptic Malignant Syndrome: A Review from a Clinically Oriented Perspective. Current Neuropharmacology.
2015;13(3):395–406.
Faktor Predisposisi
Strawn JR, Keck PE, Caroff SN. Neuroleptic Malignant Syndrome. Am J Psychiatry. 2007;164:870-5.
Benzer TI, Neuroleptic Malignant Syndrome. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/816018-overview#a4
Manifestasi Klinis
• Rigiditas
• Demam tinggi
o Bisa mencapai 41°C, bahkan lebih
• Instabilitas otonomik
o Takhikardia
o Diaforesis
o Tekanan darah abnormal: hipertensi, hipotensi, atau naik turun drastis
• Kebingungan
Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Draft Buku Saku. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Psikiatrik di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Primer (FKTP)
Teknik Pemeriksaan Rigiditas
• Biasanya rigiditas diperiksa pada anggota gerak atas dengan pasien
duduk atau berdiri
• Untuk lengan kiri, tempatkan telapak tangan kiri anda menopang siku
kiri pasien dengan jari-jari melingkari daerah tersebut dan ibu jari
anda menyentuh tendon otot bisep. Genggam pergelangan tangan kiri
pasien dengan tangan kanan anda.
Sindrom Neuroleptik Malignan tidak memiliki kriteria spesifik. Kondisi yang dapat ditemukan
antara lain
• Hipertemia
• Rigiditas
• Penurunan kesadaran
• Peningkatan CPK
• Ketidakstabilan sistem saraf simpatik dan hipermetabolisme setelah paparan terhadap
antagonis dopamin atau putus obat agonis dopamin
• Tidak ditemukannya penyebab infeksi, toksik, metabolik maupun neurologi pada
pemeriksaan.
Özdemir I, Kuru E, Safak Y, Tulaci R.G. A Neuroleptic Malignant Syndrome Without Rigidity. Psychiatry Investig: Turkey; 2018
Evaluasi
STOP SEGERA ANTIPSIKOTIK! Pertimbangkan Sindroma Neuroleptik
Maligna pada kondisi
Hidrasi cepat via IV untuk mencegah shock dan 1.Riwayat penggunaan obat antipsikotik + Demam +
risiko gagal ginjal Kekakuan otot
2.Rigiditas ringan yang tak respon dengan antikolinergik
Turunkan suhu tubuh + demam tak jelas penyebabnya
Kompres seluruh badan dengan
Ice Bath/ Ice Pack/ Cooling blankets/ Watr enema/
evaporative cooling
Antipiretik tidak efektif
Kusumadewi I, Siste K. Kedaruratan Psikiatri. In: Elvira S.D., Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Edisi Ketiga. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2017. p. 406-407
EVALUASI
Pemeriksaan Laboratorium:
• Darah perifer lengkap
Leukositosis dan peningkatan Creatinine Phosphokinase (CPK)
• Hitung jenis
berkaitan dengan keparahan sindrom neuroleptik malignan
• Kimia darah
• Fungsi hati
• Ureum
• Kreatinin
Kusumadewi I, Siste K. Kedaruratan Psikiatri. In: Elvira S.D., Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Edisi Ketiga. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2017. p. 406-407
Terapi Psikofarmaka
Dantrolone 1 mg/kg/hari IV selama hari, kemudian dilanjtukan PO selama 7 hari setelah itu
Benzodiazepines atau ECT (Electro Convulsive Therapy) dapat diberikan apabila obat-obatan
Kusumadewi I, Siste K. Kedaruratan Psikiatri. In: Elvira S.D., Hadisukanto G. Buku Ajar Psikiatri Edisi Ketiga. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2017. p. 406-407
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association (2013).Diagnostic and statistical manual of mental disorders(5th ed., Text
Revision). Washington, DC: Author.
• Direktorat Bina KesehatanJiwaKementrianKesehatanRepublikIndonesia. 2015. Draft BukuSaku.
PenatalaksanaanKegawatdaruratanPsikiatrikdi FasilitasKesehatanTingkat Primer (FKTP)
• Kaplan & Sadock. 2017. Gangguan Ansietas: Gangguan Stres Pasca Trauma dan Gangguan Stres Akut dalam Buku
Ajar Psikiatri klinis edisi ke-2.
• Konsil KedokteranIndonesia (KKI). StandarNasional PendidikanProfesiDokterIndonesia. Jakarta: KKI, 2019.
• Maslim, R. (2013). Diagnosis GangguanJiwa, RujukanRingkasPPDGJ-lIIdanDSM-S. Jakarta:
BagianIlmuKedokteranJiwaFK-UnikaAtmajaya.
• Nisijima K, Shioda K. A rare case of neuroleptic malignant syndrome without elevated serum creatine kinase.
Neuropsychiatr Dis Treat. 2014;10:403-7
• Strawn JR, Keck PE, CaroffSN. Neuroleptic Malignant Syndrome. Am J Psychiatry. 2007;164:870-5.
• Tanner R, Cassidy E, O’Sullivan I. (2014). Does Using a Standardised Mental Health Triage Assessment Alter Nurses
Assessment of Vignettes of People Presenting with Deliberate Self-Harm. Advances in Emergency Medicine, 492102,
1-9. http://dx.doi.org/10.1155/2014/492102
• Zun L. (2016). Care of Psychiatric Patients: The Challenge to Emergency Physicians. The western
TERIMAKASIH