Amfibi
Amfibi
Amfibi
Dosen Pengampu :
Awalul Fatiqin, M.Si
PENGERTIAN AMFIBI
Amphibi berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Hewan ini memiliki
kulit yang lembab, tidak ditutupi rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Karena itu amphibi diartikan
sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya amphibi
mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (Zug, 1993).
Amphibi adalah definisi bagi sekelompok hewan yang semasa hidupnya di darat dan di air. Amphibi yang hidup di
dunia terdiri dari tiga Ordo yang pertama adalah Caudata atau Salamander, Cecilia atau Gymnopiona dan Anura
(Ario, 2010). Anura terdiri dari katak dan kodok yang memiliki jumlah ordo yang cukup banyak, dengan jumlah
spesies 5.208 spesies. Katak mudah dikenal dari tubuhnya yang khas dengan memiliki empat kaki, leher yang tidak
jelas, mata cenderung besar, permukaan kulit licin dan berlendir (Stuarte dkk., 2008). Anura (katak) memiliki
wilayah penyebaran yang luas seperti pada semua habitat daratan dan air tawar, pemukiman penduduk, pepohonan,
daerah sepanjang aliran sungai atau air yang mengalir, serta pada hutan primer dan sekunder (Stuarte dkk., 2008).
Penyebaran ordo ini yang teridentifikasi mencapai kurang lebih 4.100 jenis katak dan kodok. Penyebaran Ordo
Anura (katak) terdapat di seluruh Indonesia dari Sumatera, Kalimantan, Jawa sampai Papua, jumlahnya mencapai
sekitar 450 jenis (Iskandar, 1998).
Klasifikasi Filum Vertebrata
Amphibia dalam bahasa Yunani, amphi = dua; bios = kehidupan. Vertebrata yang hidup di dua alam
merupakan vertebrata darat pertama, tetapi bersifat amphibious yaitu sebagian dari tahapan hidupnya
hidup di perairan dan sebagian lagi hidup di darat.
Kelompok amphibia adalah vertebrata yang hadir pertama kali hidup di darat. Pada dasarnya
memiliki pentadaktil ( lima ujung jari-jari kecil ) meskipun jumlah jari kakinya dapat saja berkurang.
Termasuk hewan ektoterm yaitu perubahan suhu tubuh bergantung pada suhu lingkungan. Sebagian
besar bangsa amphibi terdiri atas katak dan kodok.
Sebagian besar amphibi ditemukan di habitat yang lembab seperti rawa-rawa dan hutan hujan.
Amphibi umumnya bergantung pada kulitnya yang lembab untuk pertukaran gas dengan lingkungannya.
Fertilisasi amphibi berlangsung secara eksternal.
Pembagian amphibia terbagi atas ordo anura, ordo urodela dan ordo apoda. Ordo anura meliputi
katak, ordo urodela meliputi salamander dan kadal air sedangkan ordo apoda meliputi sesilia yang
merupakan hewan seperti cacing dan tanpa kaki.
Gambar 2.1 Katak (Rana limnocharis)
Katak merupakan salah satu anggota dari Classis Amphibia. Adapun klasifikasi lengkap
yang telah dirumuskan oleh (Duellman, 1986) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Ranidae
Genus : fejervarya
Species : Fejervarya sp.
Anatomi Eksternal
Amfibi memiliki beragam bentuk dasarnya tergantung ordonya. Ordo Anura (jenis katak-
katakan) secara morfologi mudah dikenal karena tubuhnya seperti berjongkok di mana ada
empat kaki untuk melompat, bentuk tubuh pendek, leher yang tidak jelas, tanpa ekor, mata
melotot dan memiliki mulut yang lebar. Tungkai belakang selalu lebih panjang dibanding
tungkai depan. Tungkai depan memiliki 4 jari sedangkan tungkai belakang memiliki 5 jari.
Kulitnya bervariasi dari yang halus hingga kasar bahkan tonjolan-tonjolan tajam kadang
ditemukan seperti pada famili Bufonidae. Ukuran katak di Indonesia bervariasi mulai dari
yang terkecil yakni 10 mm hingga yang terbesar mencapai 280 mm. Katak di Sumatera
diketahui berukuran antara 20 mm – 300 mm (Andrean, 2011).
Umumnya ordo Anura memiliki selaput (webbing) walaupun sebagian didapatkan tidak berselaput seperti
genus Leptobrachium dan Megophrys. Ada tidaknya selaput sangat sesuai dengan habitat yang ditempatinya.
Ordo Anura memiliki warna bervariasi berdasarkan familinya seperti famili Rhacophoridae cenderung
berwarna terang sedangkan famili Megophrydae cenderung berwarna gelap sesuai habitatnya di serasah
(Andrean, 2011).
Ordo Gymnophiona (sesilia) merupakan satu-satunya ordo dari amfibi yang tidak mempunyai tungkai. Sesilia
sangat mirip dengan cacing tapi mempunyai mulut dan mata yang jelas. Kemudian ordo ketiga adalah ordo
Caudata (salamander) mempunyai empat tungkai, mempunyai mata yang jelas dan mulut yang jelas (Andrean,
2011). Menurut Campbell (2008), apoda, atau sesilia tidak berkaki dan hampir buta. Sekilas mereka mirip
cacing tanah, ketiadaan kaki merupakan adaptasi kedua, saat mereka berevolusi dari nenek moyang yang
berkaki. Sesilia menghuni daerah tropis tempat sebagian besar spesies meliang di dalam tanah hutan yang
lembab. Beberapa spesies Amerika Selatan hidup di kolam air tawar dan sungai kecil. Amfibia (berasal dari
kata amphibious, berarti ‘kedua cara hidup’) mengacu dari tahap-tahap kehidupan dari spesies katak yang
awalnya hidup di air dan kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut ‘’kecebong’’, biasanya merupakan
herbivor akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang menyerupai vertebrata akuatik, dan ekor yang panjang
dan bersirip.
Tubuh katak, terdiri dari kepala (caput), badan (truncus), dan leher (cervic) yang belum tampak jelas.
Sebagian kulit, kecuali pada tempat-tempat tertentu. terlepas dari otot yang adadi dalamnya, sehingga
bagian dalam tubuh katak berupa rongga-rongga yang berisi cairan limfa subkutan. Katak dewasa
memiliki mulut lebar dan lidah yang lunak yang melekat pada bagian depan rahang bawah.. Selain
kulit. pernafasan juga dilakukan melalui epitel. mulut, dan larynxs Bibir, mata, dan kelenjar yang
menjaga kelembaban mata juga ikut berkembang (Djuhanda, 1982).
Katak mempunyai ciri-ciri yaitu tubuh diselubungi kulit yang berlendir merupakan hewan berdarah
dingin (poikiloterm), mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang
yang terdapat diantara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi unnik melompat dan berenang,
matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membran niktitans yang sangat berfungsi waktu
menyelam. pernafasan pada saat masih kecebong benipa insang setelah dewasa alat pernafasannya
berupa paru-paru dan kulit yang hidungnya mempunyai kanup yang mencegah air masuk kedalam
rongga mulut ketika menyelam, dan berkembangbiak dengan cara melepaskan telumnya dan dibuahi
oleh yang jantan diluar tubuh induknya atau pembuahan eksternal (Darmawan, B., 2008),
Gambar 2.2. Struktur Tubuh Katak
Katak dewasa menggunakan kaki belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di lapangan. Katak
menangkap serangga dan mangsanya yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang panjang dan
lengket, yang melekat kebagian depan mulut. Katak menunjukkan berbagai macam adaptasi yang
membantunya untuk menghindari pemangsaan oleh predator yang lebih besar. Kelenjar-kelenjar
kulitnya mensekresikan mucus yang tidak enak atau bahkan berbisa. Banyak spesies yang beracun
memiliki warna cerah, yang tampaknya di asosiasikan dengan bahaya oleh predator. Katak-katak yang
lain memiliki pola-pola warna yang dapat menyamarkan mereka (Campbell, 2008)
Penutup tubuh berupa kulit tubuh yang lemas (fleksibel) sebagai penutup tubuh terhadap gangguan
yang bersifat fisis dan pathologis. Disamping itu sebagai alat untuk menghisap air karena katak tidak
minum (Jasin, 1984).
Kulit tersusun atas: epidermis, dermis yang terbagi atas jaringan lain. Pada epidermis sebelah bawah
merupakan lapisan sel yang selalu menghasilkan lapisan jangat yang setiap waktu bisa terkelupas. Tiap
bulan selama musim hujan di bawah lapisan jangat dibentuk bahan lapisan yang baru, sehingga setiap
waktu lapisan jangat yang lama terlepas sudah siap penggantinya (Jasin, 1984).
Anatomi Internal
• Pernapasan
Alat pernafasan yang dimiliki katak yaitu insang, kulit dan paru-paru. Masing-masing bagian
pernapasan memiliki kinerja serta fungsi masing-masing. Namun ada perbedaan sistem pernapasan
pada katak muda atau larva dengan katak dewasa, dimana kata dewasa menggunakan paru-paru
dalam bernapas, sedang untuk larva masing menggunakan insang. Maka inilah alasan mengapa
katak memiliki paru-paru sekaligus insang. Katak memiliki paru-paru sebanyak dua buah dengan
sifatnya yang elsati, terletak di sebelah gestrum dari herpar. Dalam paru-paru terdapat lipatan-
lipatan yang berguna untuk memperluar bidang pencernaan.
• Percernaan
Katak memiliki alat pencernaan yang tergolong pendek dimana mulut adalah sebagai alat
pencernaan awal kemudian pharink, yaitu semacam lanjutan dari cavum oris dengan ukuran pendek
dan menyempit. Setelah pharing terdapat oesophagus, gastrum, pylorus , intestine dan colon.
Sedangkan kelenjar pencernaan yang terdapat pada amfibhi yaitu hati dan pankreas. Hati
memiliki warna merah agak kecolatan, hati terdiri dari dua lobus kanan. Hati memiliki
fungsi sebagai organ yang mengeluarkan empedu dari kantung kemih. Sedangkan pankreas
yang terdapat di dalam tubuh katak memiliki warna sedikit kekuningan, posisinya melekat
pada lambung dan usus dua jari. Pankreas memiliki fungsi mengeluarkan serta hormon.
• Peredaran darah
Peredaran darah pada katak merupakan jenis peredaran darah tertutup dan ganda. Peredaran
darah ganda ialah dalam satu peredaran darah terdapat dua kali yang melalui jantung.
Dimana darah dari jantung menuju paru-paru kemudian kembali lagi ke jantung. Kedua
darah yang bersumber dari jantung diedarkan dan disebarkan keseluruh tubuh, kemudian
menuju jantung kembali dan seterusnya.
Gambar 2.3. Anatomi Internal Katak
Anatomi dan Sistem Organ Internal
a. Sistem Pencernaan dan Ekskresi
Sistem pencernaan pada katak dibagi menjadi 2 yaitu meliputi bagian saluran pencernaan dan kelenjar
penceranaan.
1. Saluran pencernaan katak secara berturut-turut adalah rongga mulut, faring, kerongkongan,
lambung, usus 12 jari, usus halus, usus besar, dan kloaka.
2. Kelenjar penceranaan katak meliputi hati, kantung empedu, dan pankreas (Sumanto, 1994).
Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang memiliki gigi sejati. Lidah katak dapat untuk menangkap
makanan atau mangsa seperti serangga. Saluran pencernaan mulai dari esophagus yang sagat pendek,
terdiri dari konstruksi yang kecil-kecil, tepinya bersilia dan sebagai alat cerna yaitu sel-sel secretoris,
kemudian ke usus 12 jari dan usus halus yang berkelok-kelok dan selanjutnya ke usus besar yang lebar.
Setelah ke usus besar langsung menuju ke kloaka, yaitu tempat lubang pelepasan (Kastowo, 1984).
b. Respirasi
Sistem pernapasan pada katak menggunakan insang pada saat masih berudu dan menggunakan paru-
paru pada saat setelah menjadi dewasa. Kulit, paru-paru, mempunyai sistem pendengaran, yaitu berupa
saluran auditory dan dikenal dengan tympanum, jantung terdiri dari tiga lobi (1 ventrikel dan 2 atrium),
mempunyai struktur gigi, yaitu gigi maxilla dan gigi palatum, merupakan hewan poikiloterm. Paru-
paru selalu ada seperti yang terdapat pada kelompok salamander, dan sebagian besar pernapasan juga
dilakukan oleh kulit. Pada katak sawah, kulit ini hampir selalu basah karena adanya sekresi kelenjar-
kelenjar mucus yang banyak terdapat didalamnya. Selain itu, kulit katak juga banyak mengandung
kapiler-kapiler darah dari cabang-cabang vena kutanea magna dan arteri kutanea (Iqbalali, 2009).
c. Sirkulasi
Jantung katak sawah terdiri 2 antrikel dan satu ventrikel. Aliran darah dari jantung yaitu darah dari
sinusvenosus masuk ke dalam aurikel kanan. Darah meninggalkan ventrikel melalui trunkus anteriosus
yang bercabang dua di sebelah anterior jantung, lalu terbagi pada setiap sisi tubuh menjadi tiga pokok,
yaitu ;arteri karotis, arterisistemik, dan arteri pulmo-kutaneus (berurutan dari anterior ke pasterior).
Tiap arteri karotis interna dan karotis eksterna yang menuju ke dalam kepala.
Arteri pulmo-kutaneus membuat cabang – cabang ke paru – paru dan kulit.Arteri sistemik (2 buah)
bersatu menjadi aorta dorsal. Aorta dorsal itu bercabang–cabang menjadi seliako-mesenterik
(lambung, hati, intestinum), segmental(otot – otot), renal (mesonefros), genital (gonad), dan iliakal
(kaki – kaki). Sedangkan darah dari paru – paru kembali ke aurikel kiri melalui vena pulmonary.
Semua darah memasuki aurikel kanan, terus melalui sinus venosus (berupa kantong besar di
sebelah sisi dorsal). Sinus venosus menerima dua vena cava anterior yang membawa darah dari
bagian anterior tubuh, dan 1 vena cava posterior yang membawa darah dari mestanofers dan
mengalirkannya langsung ke hati (tidak dalam kapiler – kapiler) dan terus ke jantung. Darah
masuk ke dalam jaringan hati baik dari arteri hepatic (cabang seliako-mesenterik) atau pun dari
vena porta hepatic yang membawa darah dari lambung dan usus (Darmawan, B., 2008).
d. Sistem Saraf dan Organ Peras
Otak terbagi atas lima bagian dan serebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal. Saraf ke-7, ke-8, dan ke-9 membentuk
pleksus iskiadikus. Mata dengan kelopak mata atas dan kelopak mata bawah, dan ada lagi kelopak
mata yang ketiga yang
transparan (membran niktitans). Mata digerakkan oleh 6 otot, yaitu oto-otot superior,
inferior, rektus internal, rektus eksternal, oblikus interior, dan oblikus superior
(Purnamasari, 2017).
Telinga dengan organ pendengar dan keseimbangan yang berupa 3 szlurzn semisirkular,
yaitu vertikal anterior, vertikal posterior, dan horizontal. Membran timpani (dalam telinga
tengah, tetapi tidak ada telinga luar), membawa implus-implus ke kolumella (tulang tipis
dalam telinga tengah yang memancarkan implus-implus melalui stapes ke koklea)
(Purnamasari, 2017).
e. Kelenjar Endokrin
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern disebut
hormon. Fungsinya mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, baik yang
bersifat mengaktifkan atau mengerem pertubuhan, mengaktifkan bermacam-macam
jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku makhluk hidup.
1. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian anterior
kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan
tubuh terutama pada panjang tulang. Juga merangsang gonad untuk menghasilkan sel
kelamin.
2. Bagian tengah glandula .pituitaria menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai
peranan dalam pengaturan cromatophora dalam kulit.
3. Bagian posterior glandula Pituitaria menghasilkan hormon yang mengatur pengambilan
air.
4. Hormon tyroid yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu
sebelum metamorphose menjadi katak.
5. Kelenjar pankreas menghasilkan enzim dan hormon insulin yang mengatur meteabolisme
zat gula.
f. Tingkah Laku
Pergerakan dilakukan katak untuk berlindung dari kondisi lingkungan yang tidak
mendukung keberadaannya. Menurut Schwarzkof & Alford (2002) terdapat tiga hal yang
potensial dikeluarkan saat katak bergerak antara lain: (1) jumlah energi yang dikeluarkan
pada saat ada predator mendekat; (2) digunakan pada saat terjadinya kekeringan yang
disebabkan berkurangnya air atau tidak ditemukannya shelter (tempat berlindung) pada saat
kekeringan; dan (3) energi yang dikeluarkan pada saat bergerak. Kondisi panas pada siang
hari akan membuat katak bergerak mencari tempat yang cocok agar terhindar dari masalah
kekeringan. Menurut Duellman & Trube (1994), arah pergerakan Amfibi dipengaruhi oleh
kondisi habitatnya. Pasca perkawinan, sebagian besar pergerakan individu terlihat berada di
sekitar lokasi perkawinan untuk memenuhi makanan dan menemukan tempat berlindung
dari kekeringan dan pemangsa (Blaustein et al., 1994).
g. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada katak terdiri atas testis, vassa efferentia, vesica seminalis, corus
adiposum yang merupakan bahan cadangan makan pada musim perkelaminan. Katak jantan
mempunyai sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah
atas ginjal. Ginjal pada katak berjumlah sepasang, terletak dikanan dan di kiri tulang
belakang. Pada katak jantan, saluran ginjal bersatu dengan saluran kelamin. Pada katak
betina, saluran ginjal terpisah dengan saluran kelamin. Ginjal katak berhubungan dengan
ureter dan urinaria, sedangkan keluar di kloaka. Pembuahan pada katak dilakukan di luar
tubuh. Katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina
dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang katak jantan akan memijat perut katak
betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan katak jantan akan
melepaskan spermanya ke air, sehingga bias membuahi telur-telur yang dikeluarkan si
betina. (Duellman, 1986).
Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena
kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal. Pada
katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang
sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi
rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai
ribuan. Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang
berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal
ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu
berupa telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi
fertilisasi. ( Iqbalali, 2009).
Siklus Hidup Katak
Menurut Panut (2006, hlm 85).” Katak termasuk hewan amfibi. Ampibi artinya dua
kehidupan”Katak adalah hewan yang hidup di darat dan di air. Katak dalam melanjutkan
generasinya, melakukan proses metamorfosis, yaitu perubahan bentuk dan fungsi organ
tubuh. Perubahan bentuk dan fungsi ini terjadi sangat mencolok di setiap tahapannya. Itulah
sebabnya mengapa sehingga metamorfosis pada katak disebut dengan metamorfosis
sempurna. Tahapan metamorfosis katak yaitu : katak betina bertelur didalam air dan telur-
telur itu ditutupi oleh jelly agar terlindungi sehingga seolah-olah berhubungan satu dengan
yang lainnya. Setelah beberapa saat telur menetas menjadi kecebong yang bentuknya
menyerupai ikan tumbuh dan berkembang menjadi kecebong berkaki dua terus tumbuh
menjadi kecebong berkaki empat. Lalu setelah itu menjadi katak muda, katak muda ini
masih mempunyai ekor seperti kecebong, setelah beberapa hari ekor kecebong menyusut
dan hilang. Dan terakhir menjadi katak dewasa
Gambar 2.4. Siklus Hidup Katak (sumber :Common Wikipedia.org)
Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki
cangkang dan selaput embrio. Sebaliknya, telur katak hanya
dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga
telur katak mampu berkembang di lingkungan yang sangat
lembap atau berair.
TERIMA KASIH