Penyusunan Alat Evaluasi

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

PENYUSUNAN

ALAT
EVALUASI
KEGIATAN BELAJAR 2
A. EVALUASI FORMATIF DAN
EVALUASI SUMATIF

• Sukardi (2009) mengemukakan bahwa evaluasi sumatif dilaksanakan untuk


memperoleh informasi yang diperlukan guru dalam menentukan keputusan
pada siswa selama pembelajaran.
• Menurut Reece & Walker (1997) evaluasi sumatif adalah jenis evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir suatu periode pembelajaran dan digunakan untuk
tujuan sertifikasi. Evaluasi formatif adalah jenis evaluasi yang dilaksanakan
selama proses pembelajaran berlangsung untuk memperbaiki proses mengajar
guru dan belajar siswa.
• Winzer (1995) menyatakan bahwa evaluasi formatif dirancang untuk
memberikan balikan selama proses belajar. Sementara itu, evaluasi sumatif
digunakan untuk mengetahui produk akhir dari suatu program. Pendapat ini
senada dengan Sujana (1990) yang mengemukakan bahwa evaluasi formatif
dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk melihat tingkat keberhasilan
proses pembelajaran itu sendiri. Evaluasi ini berorientasi pada proses. Melalui
evaluasi formatif guru dapat memperbaiki program pembelajaran dan strategi
pelaksanaannya.
• Tujuan pelaksanaan evaluasi formatif adalah untuk mengetahui tingkat
perkembangan siswa dan keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi formatif
menekankan pada proses. Melalui evaluasi formatif guru dapat
mengidentifikasi kegagalan pembelajaran dam merancang pembelajaran
alternatif. Sementara itu, evaluasi sumatif dilaksanakan untuk mengetahui
tingkat penguasaan dan kelayakan siswa.
• Hasil evaluasi formatif digunakan oleh guru untuk memperbaiki
proses pembelajaran. Melalui evaluasi formatif guru mengetahui
kemampuan yang sudah dan belum dikuasai siswa.

• Berdasarkan informasi tersebut, guru merancang alternatif


pembelajaran yang akan dilaksanakan untuk memperbaiki
pembelajaran yang telah dilaksanakan.

• Hasil evaluasi sumatif dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan


nilai terhadap penguasaan siswa dan penentuan kelayakan siswa.
B. KRITERIA PENYUSUNAN ALAT
EVALUASI

Menurut Sukardi (2009) dan Slavin (1988) ada tiga kriteria yang harus diperhatikan
dalam mengembangkan atau menyusun alat evaluasi. Ketiga kriteria tersebut adalah
validitas, reliabilitas dan dapat dilaksanakan.

1) Validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat evaluasi dalam mengukur konsep yang
diukur sehingga alat evaluasi tersebut betul-betul mengukur apa yang seharusnya
diukur. Apabila tes yang dikembangkan dirancang untuk mengukur hasil belajar
siswa maka hasil yang diperoleh dari tes yang valid menunjukkan tingkat
penguasaan siswa terhadap hasil belajar yang diharapkan.
2) Reliabilitas
Kriteria reliabilitas mengacu pada ketetapan atau keajegan alat ukur dalam
menilai apa yang seharusnya dinilai. Alat ukur yang reliabel akan memberikan
hasil yang sama kapan pun alat ukur tersebut digunakan pada siswa yang sama.
Sebagai contoh, minggu kemarin Anda memberikan tes Matematika tentang
Bangun Datar dan Bangun Ruang pada siswa kelas V. Minggu berikutnya siswa
tersebut Anda tes lagi dengan menggunakan soal yang sama. Tes yang digunakan
dinilai memiliki tingkat reliabilitas tinggi, apabila hasil dari kedua tes tersebut
relatif sama.

3) Dapat Dilaksanakan
Kriteria ini berkenaan dengan kemungkinan alat ukur tersebut untuk
dilaksanakan dilihat dari aspek biaya dan waktu. Kriteria ini juga berkenaan
dengan kemudahan alat ukur disusun, serta kemudahan dalam penskoran dan
interpretasi hasil yang diperoleh.
C. JENIS-JENIS ALAT EVALUASI
Tes adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang menuntut siswa
untuk memberikan jawaban yang dapat dinilai benar atau salah. Dilihat dari
bentuk jawaban yang diberikan siswa, ada tiga jenis tes yang dapat dipilih guru
untuk mengukur penguasaan siswa terhadap indikator hasil belajar, yaitu tes
lisan, tes tertulis dan tes perbuatan atau tes kinerja.
o Tes lisan digunakan apabila guru mengharapkan jawaban siswa diberikan
secara lisan.
o Tes tertulis dipilih apabila guru mengharapkan siswa untuk memberikan
jawaban secara tertulis.
o Tes kinerja dipilih apabila guru mengharapkan siswa memberikan jawaban
melalui tindakan yang dilakukan atau menuntut siswa melakukan sesuatu.
Dalam menggunakan tes tertulis, guru dapat memilih berbagai bentuk tes. Secara
garis besar, ada dua bentuk tes yang dapat digunakan, yaitu :

1) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang menuntut pesera tes untuk menetukan satu
jawaban yang paling tepat atau memilih jawaban yang paling tepat dari alternatif
jawaban yang disediakan. Ada berbagai bentuk tes objektif yaitu Benar-Salah,
Pilihan Ganda, Menjodohkan dan Isian Singkat.
Bentuk tes objektif Benar-Salah menuntut siswa untuk menentukan apakah
pernyataan yang diberikan benar atau salah. Bentuk tes ini sangat tepat
digunakan untuk mengukur kemampuan siswa tentang fakta, definisi dan prinsip.
Berikut ini contoh soal bentuk Benar-Salah.

Indikator : Siswa dapat menyebutkan lembaga pengesah UUD 1945.


Soal : B-S Lembaga yang berhak menetapkan UUD 1945 adalah DPR.
Kunci Jawaban : Salah

Indikator : Siswa dapat menyebutkan hewan yang mengalami


metamorfosis tidak sempurna.
Soal : Kecoa mengalami metamorfosis tidak sempurna dalam daur
hidupnya.
Kunci Jawaban : Benar
2) Tes Uraian
Tes uraian adalah tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam hal mengekspresikan gagasan melalui bahasa tulisan (Sujana, 1990). Tes
ini sangat tepat untuk mengukur kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti
menganalisis, menilai dan mengkreasi.

Berikut ini contoh soal uraian.


Indikator : Siswa dapat menjelaskan manfaat minimal dua kenampakan
buatan bagi manusia.
Soal : Mengapa kenampakan buatan sangat penting bagi manusia?
Berikan 2 contohnya! (6)
Kunci Jawaban/Pedoman Penskoran:
slide berikutnya ------------>
Pokok-Pokok Jawaban Skor
Kenampakan buatan dibangun untuk memperlancar 2
kegiatan di berbagai bidang kehidupan.
Contohnya: (Dua dari alternatif berikut) 4
a. Pelabuhan untuk memperlancar transportasi. (1+1)
b. Bendungan untuk mengendalikan banjir atau irigasi (1+1)
lahan pertanian atau pembangkit tenaga listrik atau
bahan baku air minum, atau perikanan.
c. Bandar udara untuk menunjang transportasi udara. (1+1)
d. Kawasan industri untuk memperlancar kegiatan (1+1)
industri.
e. Perkebunan untuk menghasilkan tanaman dalam (1+1)
memenuhi kebutuhan industri dan ekspor.

Skor makismal 6
Dari contoh ini, tampak bahwa guru dituntut untuk
menyediakan rambu-rambu jawaban (marking
scheme) untuk menilai jawaban siswa. Rambu-rambu
ini berisi pokok-pokok jawaban yang diharapkan
muncul dalam jawaban siswa dan skor yang dapat
diperoleh siswa berdasarkan jawaban yang diberikan.
Dengan menyediakan rambu-rambu jawaban,
keobjektifan tes uraian akan terjaga.
 Tes Kinerja atau Tes Perbuatan
Berbeda dengan bentuk tes yang digunakan dalam tes lisan
dan tertulis, tes kinerja menuntut siswa untuk
mendemonstrasikan atau menampilkan kemampuan yang
diukur. Menurut Reece & Walker (1997) tes kinerja adalah
tes yang menuntut siswa untuk menampilkan suatu perilaku
sesuai dengan tugas yang diberikan dan dinilai dengan
menggunakan marking scheme.

Contoh soal di slide berikutnya ->


INDIKATOR: Nia : “Halo, Ti. Tumben kamu main kesini. Masuk
Yuk.”

SISWA MAMPU Titi : “Aku tidak lama kok Ni. Cuma ingin memberi
tahu kalau aku tidak jadi patungan untuk beli kado
MEMBACA TEKS Vera. Kamu tidak marah kan?”

PERCAKAPAN Nia : “Tentu tidak. Tapi kenapa? Apa kamu sudah


punya kado lain untuk Vera?”

DENGAN BENAR Titi : “Bukan itu. Uang jajanku habis dan Mama
tidak mau memberiku uang tambahan.”
Nia : “Oh…..Kamu tidak tahu kalau dulu aku pun

SOAL: Titi
pernah mengalami hal yang sama.”
: “Oh, ya? Lalu apa yang kamu lakukan untuk
BACAKAN TEKS mengatasinya?”

PERCAKAPAN Nia : “Mama mengajariku untuk menyisihkan


sebagian uang untuk ditabung, sebagian untuk

BERIKUT keperluan mendesak, dan sisanya boleh kugunakan


untuk jajan.”
DENGAN BENAR Titi : “Apa cara itu berhasil, Ni?”
Nia : “Iya.”
Sumber: Kusuma, (2008).
Aspek-aspek yang dinilai dari penampilan Dari contoh tersebut
tampak bahwa dalam tes
siswa diantaranya sebagai berikut:
kinerja tidak ada kunci
jawaban seperti pada tes
Skala Nilai lisan atau tes tertulis.
Aspek Yang Dinilai
4 3 2 1
Ketepatan Lafal Untuk menilai penguasaan
Ketepatan Intonasi kemampuan yang diukur
Ekspresi melalui tes kinerja, guru
Dst. perlu mengembangkan
panduan penilaian yang
berisi aspek-aspek yang
Diberi nilai 4 apabila 80%-100% tepat akan dinilai dan skala
3 apabila 55%-75% tepat penilaian yang diberikan
2 apabila 30%-50% tepat serta penjelasan untuk
1 apabila kurang dari 30% masiing-masing skala.
SLIDE TITE
Sekian
Dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai