Swamedikasi, Mual Muntah

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

SWAMEDIKASI

MUAL MUNTAH
apt. Andrey Wahyudi, S.Farm.,M.Farm
INTRODUCTION
“ Secara umum, emesis terjadi
melalui 3 fase berturut-turut, yaitu:
nausea, retching & vomiting
Nausea (Mual)
Mual didefinisikan sebagai kecenderungan
untuk memuntahkan isi perut atau sensasi
tidak nyaman di daerah tenggorokan atau
epigastrium yang disertai dorongan untuk
muntah.
Mual bukanlah penyakit,
namun merupakan gejala dari
kondisi medis lainnya
Nausea (Mual)
 Rasa mual biasanya disertai dengan keringat
dingin, pucat, salivasi, hilangnya tonus otot
lambung, kontraksi duodenum, dan refluks isi
usus ke perut bagian atas

 Mual biasanya mendahului muntah, namun


keduanya tidak selalu terjadi bersama-sama
(bandingkan kasus-kasus mual kronis & muntah
sentral)
Retching

Usaha paksa yang kuat untuk muntah,


dan biasanya terjadi setelah mual.
Selama muntah-muntah, otot perut,
dinding dada dan diafragma semua
berkontraksi tanpa pengeluaran
apapun dari isi lambung.
Voming (Muntah)
Muntah adalah suatu refleks yang tidak dapat
dikontrol untuk mengeluarkan isi lambung
melalui mulut secara paksa karena
retroperistaltik GI

Mekanisme pertahanan untuk melindungi


tubuh dari zat-zat toksik yang telah dicerna
sehingga tidak terjadi penyerapan zat tersebut
oleh usus
Relaksasi
otot/sfingter
esofagus

KONTRAKSI
DIAFRAGMA
Ada 2 pusat medullary muntah
“ di otak yang dikenal sebagai
sensorik “Chemoreceptor
trigger zone (CTZ)” dan pusat
integratif
ETIOLOGI
Perangsangan Muntah
A. Rasa sakit, penglihatan, penciuman,
rasa, emosi
Pengalaman sensasi ini mengarah ke informasi yang
dikirim ke pusat yang lebih tinggi di otak, dan
kemudian informasi disampaikan ke pusat muntah dan
CTZ melalui 'neurotransmiter‘ asetilkolin (Ach) yang
menstimulasi dan mengaktifkan refleks muntah melalui
jalur aferen.
Perangsangan Muntah
B. Racun
Zat-zat toksin yang tertelan seperti alkohol dapat memacu
mekanisme pertahanan tubuh menanggapi partikel asing yang
masuk.
CTZ relatif permeabel, memungkinkan substansi atau mediator
yang bersirkulasi untuk bertindak langsung di pusat ini 
pelepasan transmiter kimia dopamin dan 5HT yang memicu pusat
muntah dan menyebabkan pelepasan Ach, sehingga mengarah ke
induksi mual dan muntah.
Perangsangan Muntah
G. Stimulasi di tenggorokan dan/atau lambung
Stimulasi bagian-bagian tenggorokan dan / atau
lambung dapat menyebabkan sistem saraf dan
neurotransmiter menyampaikan informasi ke daerah
sumsum tulang belakang dan otak (dikenal sebagai inti
dari solitary tract), yang kemudian memicu pusat
muntah melalui pelepasan Ach.
Gejala

Denyut Jantung
Saliva Bertambah Berkeringat
meningkat

Pucat Mual,Muntah
Tujuan pengobatan: mencegah
atau menghilangkan mual dan
“ muntah; idealnya tercapai
tanpa efek samping atau
dengan efek samping yang
dapat diterima secara klinis.
TERAPI
FARMAKOLOGI
Antasida (OBAT BEBAS)
Antasida yang mengandung magnesium
hidroksida, aluminium hidroksida, dan / atau
kalsium karbonat, dapat mengurangi rasa mual
atau muntah melalui netralisasi asam lambung.
o MX :bekerja menetralkan asam lambung dan
menginaktifkan pepsin, sehingga rasa nyeri ulu hati
akibat iritasi oleh asam lambung.
o Dewasa :1-2 tablet , 3-4 kali sehari, Anak-anak 6-12
tahun : ½ -1 tablet , 3-4 kali sehari.
o Diminum 1-2 jam setelah makan dan menjelang
tidur, sebaiknya dikunyah dahulu.
o Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari
cahaya matahari
Dimenhidrinat
o Penggunaan dengan antibiotik dapat menyebabkan
ototoksisitas. Dapat mengganggu kemampuan
untuk mengendarai & mengoperasikan mesin.
o Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan.
o ES : Mengantuk
o Adult : 50-100 mg, 2-3 kali sehari. ANAK: 1-6 tahun,
12,5-25 mg, 7-12 tahun: 25-50 mg.
Penggunaan antiemetik selama
kehamilan
1. Manajemen awal mual dan muntah kehamilan: Perubahan pola makan
dan / atau modifikasi gaya hidup.
2. Piridoksin/Vit B6 (10-25 mg; 1-4x sehari) direkomendasikan sebagai
terapi lini pertama dengan atau tanpa doxylamine (12,5–20 mg ; 1-4x
sehari).
3. Pasien hamil dengan mual-muntah persisten atau yang menunjukkan
tanda-tanda dehidrasi harus menerima penggantian cairan IV
dengan tiamin.
Penggunaan antiemetik selama
kehamilan
Glukokortikoid dapat digunakan pada pasien hamil dengan
mual- muntah berat atau hiperemesis gravidarum, tetapi harus
digunakan hanya setelah 10 minggu kehamilan karena
peningkatan risiko bibir sumbing.
compatible with breastfeeding?
 Antacids  Relevant published information was not found
 Dimenhidrinat Dalam satu studi tindak lanjut telepon, ibu
melaporkan iritabilitas dan gejala kolik 10% bayi terkena berbagai
antihistamin dan kantuk dilaporkan pada 1,6% bayi; dosis kecil
sesekali diperbolehkan.
 Dimenhidrinat; Penggunaan bersamaan Pseudoefedrin mengurangi
suplai ASI.
 Dimenhidrinat; Penggunaan sebelum tidur meminimalkan ESO.
TERAPI NON FARMAKOLOGI:

1. Hindari makanan yang berlemak / berminyak / digoreng,


pedas atau panas, danmemiliki bau yang kuat.
2. Makan dalam jumlah sedikit lebih sering dan makan
perlahan;
3. Makanlah sebelum Anda lapar, karena rasa lapar bisa
membuat perasaan mual lebih kuat;
4. Hindari makan di ruangan yang pengap, terlalu hangat, atau
tercium bau masakan yang tidak disukai
TERAPI NON FARMAKOLOGI:

1. Minuman segar untuk mencegah dehidrasi;


2. Memiliki makanan dan minuman pada suhu kamar atau lebih
dingin; makanan panas dapat menambah mual;
3. Istirahat setelah makan, karena aktivitas dapat memperlambat
pencernaan. Posisi diam sekitar satu jam setelah makan;
4. Pilih makanan yang ramah perut, seperti roti panggang, biskuit,
yoghurt, nasi, oatmeal, kentang rebus, nasi, mie, ayam kukus /
panggang

Anda mungkin juga menyukai