OPINI PUBLIK Pert 10

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

OPINI PUBLIK

“MEDIA DALAM MEMBENTUK OPINI TENTANG SESUATU YANG


DAPAT MENJADI PERHATIAN PUBLIC, PERAN SDM, MEMANFAATKAN
OPINI PUBLIK, HAMBATAN DALAM OPINI PUBLIK, OPINI & POLICY.”
Tak bisa dipungkiri lagi bahwa tumbuh-
kembang manusia pada zaman
modern kini tidak terlepas dari peran
media. Media telah menjadi semacam
jembatan penghubung arus informasi.
Berbagai informasi di belahan dunia
bagian barat, dengan segera bisa
diakses oleh negara-negara di belahan
timur. Media telah menjadikan dunia
terasa datar, terlebih lagi dengan
semakin berkembangnya teknologi
Web 2.0.
Peranan media massa tersebut tentunya
tidak dapat dilepaskan dari arti keberadaan
media itu sendiri. Marshall McLuhan,
seorang sosiolog Kanada mengatakan bahwa
”media is the extension of men”. Pada
awalnya, ketika teknologi masih terbatas
maka seseorang harus melakukan
komunikasi secara langsung. Akan tetapi,
seiring dengan peningkatan teknologi, media
massa menjadi sarana dalam memberikan
informasi, serta melaksanakan komunikasi
dan dialog. Secara tidak langsung, dengan
makna keberadaan media itu sendiri, media
telah menjadi sarana dalam upaya perluasan
ide-ide, gagasan-gagasan dan pemikiran
terhadap kenyataan sosial (Dedy Jamaludi
Malik, 2001: 23).
Satu berita yang sampai kepada masyarakat akan memiliki banyak
penafsiran dan tanggapan bergantung pada gaya bahasa (penyajian)
dan cara penyampaiannya. Hal ini bisa saja dibumbui dengan gaya
bahasa hiperbola untuk menarik minat pembaca berita dan mungkin
juga berita yang disajikan telah terkontaminasi oleh opini dan
subyektivitas penulis berita.
Selalu ada kepentingan yang melatari cara manusia mengungkapkan suatu fakta ke
dalam berita. Prinsip semiotika─seni berbohong─kadang bermain disini. Maka,
keakuratan data dan keterpercayaan suatu berita harus dijunjung tinggi. Jika tidak,
berita keliru yang tersebar akan berkembang menjadi opini publik yang juga keliru.
Pandangan masyarakat terhadap suatu permasalahan di negeri kita pun tidak terlepas dari peran media.
Peran media menjadi sangat vital karena bertanggung jawab dalam membentuk opini masyarakat. Opini
yang berkembang di masyarakat akan menjelma menjadi sikap dan mentalitas dari masyarakat itu sendiri.
Sebuah pemikiran yang tersampaikan pada masyarakat akan menjadi dasar bagi tindak-tanduk
masyarakatnya. Maka, media memiliki pertanggungjawaban yang besar dalam upaya membangun bangsa,
minimal pada tahap pemikiran. Jika medianya sendiri sudah tidak memerhatikan kaidah-kaidah dan
norma-norma yang berlaku, bagaimana dengan opini yang berkembang di masyarakat? Tentu secara tidak
langsung akan banyak terpengaruh oleh media.
Dampak media massa bisa kita lihat pada fenomena
perilaku masyarakat yang lebih mudah bersifat
“beringas” begitu mendapat suatu informasi atau berita.
Mereka terpengaruh begitu saja oleh pemberitaan media
tanpa pernah men-check dan recheck-nya terlebih
dahulu. Bisa saja, berita mentah yang sampai pada kita
akan berkembang menjadi pencitraan yang negatif dan
membuat kita menjadi berburuk sangka terhadap suatu
peristiwa atau orang tertentu. Bisa saja, pemberitaan
yang simpang-siur dan belum jelas kebenarannya akan
berkembang menjadi pandangan dan pola pikir yang
salah dalam menyikapi suatu kejadian.
Oleh karena itu, tanggung jawab media sangat
besar dalam menggerakkan opini publik.
Media massa sebagai penggerak opini publik
menjadikannya sebagai alat pengonstruksi
masyarakat. Namun, di samping itu,
masyarakat pun dituntut untuk bisa berlaku
arif dan bijak dalam menyikapi suatu
pemberitaan yang diperolehnya, jangan serta-
merta terpancing sebelum mengetahui
kebenaran dari suatu pemberitaan.
Agenda Setting dalam Pembentukan Opini

Agenda setting adalah suatu proses atau efek komunikasi massa di media terhadap masyarakat dan budaya. Agenda setting
menggambarkan kekuatan pengaruh media yang sangat kuat terhadap pembentukan opini masyarakat. 

Media massa dengan memberikan perhatian pada isu tertentu dan mengabaikan yang lainnya, akan memiliki pengaruh
terhadap pendapat umum. Masyarakat akan cenderung mengetahui tentang hal-hal yang diberitakan oleh media massa dan
menerima susunan prioritas yang diberikan media massa terhadap isu-isu yang berbeda. Masyarakat akan menilai suatu isu
menjadi penting apabila media menilai isu tersebut sebagai penting
Peran SDM dalam Membentuk Opini Publik
(Public Relation)

1. Bertanggungjawab terhadap penyampaian informasi atau pesan secara lisan, tertulis ataupun melalui gambar kepada
publik sehingga publik memiliki pengertian yang benar

2. Memonitor, mereka serta melakukan evaluasi terhadap tanggapan serta pendapat umum atau masyarakat

3. Mempelajari serta melakukan analisis reaksi publik terhadap kebijakan organisasi atau lembaga ataupun segala macam
pendapat

4.Menyelenggarakan hubungan baik dengan masyarakat dan jga media massa untuk mendapatkan public favour
5.Menciptakan reputasi atau citra perusahaan atau lembaga yang positif dan saling pengertian dari masyarakat umum

6.Membentuk opini publik yang diterima publik sera menguntungkan semua pihak

7.Menciptakan budaya, citra, suasana yang kondusif dan menyenangkan, sehingga kinerja menjadi lebih produktif dan
optimal

8.Berusaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya yang sangat
berguna untuk masukan bagi organisasi ataupun perusahaan terkait

9. Membangun kepercayaan masyarakat bahwa perusahaan atau organisasi tersebut memiliki kualitas yang baik
10.Menyediakan dan melayani kebutuhan perusahaan sehingga mudah diakses oleh masyarakat ataupun pemegang
kekuasaan

11.Menciptakan hubungan kesepahaman antara kepentingan yang berkaitan dengan misi perusahaan dengan
kalangan media massa

12.Meningkatkan dan memperluas arus informasi kepada masyarakat umum serta stakehloldernya mengenai hasil
karya organisasi atau perusahaan, pengabdian kepada masyarakat, prestasi yang dimiliki oleh karyawan serta
prestasi perusahaan atau lembaga serta civitas lainnya
Hambatan dalam Opini Publik

 Kurangnya massa "spiral of silence“ yang membuat kita tidak memberikan opini kita karena termasuk dalam
yang minoritas.
 Kecemasan individu akan tanggapan warganet terhadap opini yang telah disampaikan.
 Media memegang peran besar dalam mengatur arah opini publik.
Opini and Policy

Abraham Lincoln pernah bilang, Public opinion in this country is everything, mungkin kita juga bisa punya
peranan untuk membuat negara ini menjadi lebih baik dengan beropini. kebebasan berpendapat diatur dalam
Pasal 28 C. "Pada pasal tersebut dikatakan bahwa dalam berpendapat harus menurut UU dan berpegang pada
moralitas. Jadi tidak boleh sebebas-bebasnya,“. pembatasan dalam menyampaikan pendapat tersebut diatur
kembali dalam UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat. aturan tersebut telah
membatasi bahwa kebebasan berpendapat tidak boleh mengganggu persatuan dan kesatuan, menimbulkan
kerugian, dan menimbulkan perpecahan atau konflik.

Anda mungkin juga menyukai