Analisa Jurnal Teknik Pantai

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

ANALISA JURNAL

TENTANG PERENCANAAN PERLINDUNGAN


PANTAI TANJUNG NIPAH KALIMANTAN TENGAH

BIMO NUR PRASTOWI


1942100004
TEKNIK SIPIL
ABSTRAK

Permasalahan yang terjadi pada wilayah pesisir Pantai Tanjung Nipah meliputi mundurnya garis pantai,
sedimentasi pada Muara Sungai dan kerusakan konstruksi bangunan pengaman pantai eksisting berupa jetty.
Permasalahan tersebut diakibatkan tingginya gelombang. Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk memodelkan
dan merencanakan pengaman pantai yang tepat terhadap bahaya erosi dan pengendalian sedimentasi muara sungai
di Pantai Tanjung Nipah. Wilayah pantai yang direncanakan yaitu sekitar 1,2 kmtermasuk area muara Sungai. Hasil
analisis dari data angin yang diolah selama 23 tahun didapat angin dominan dari arah selatan dengan prosentase
kejadian 29,43%. Tinggigelombang pecah yang didapat dari gelombang representatif yaitu 0,6 m dan
darimgelombang signifikan yaitu 2,1 m.

Pengolahan data pasang surut menggunakan metode admiralty. Kemudian dilakukan pemodelan arus pantai dan
pasang surut menggunakan aplikasi MIKE 21 Flow Model FM dan pemodelan perubahan garis pantai
menggunakan aplikasi GENESIS (Generalized Model For Simulating Shoreline Change). Berdasarkan analisis
perhitungan dan pemodelan disimpulkan bahwa bangunan perlindungan pantai yang dipilih yaitu jetty dan
breakwater. Jetty yang direncanakan terbagi menjadi dua yaitu pada sisi timur dengan kedalaman 0,8 m – 1,1 m
dan 1,1 m – 1,8 m dan sisi barat dengan kedalaman 0,8 m – 1,1 m. Breakwater direncanakan total 5 buah dengan
panjang masing-masing 50 m, jarak antar breakwater 100 m, dan jarak dari garis pantai 100 m.
GENESIS (Generalized Model for simulating Shoreline) merupakan system pemodelan numerik yang didesain
untuk melakukan simulasi perubahan garis pantai, dengan model ini dapat diperkirakan nilai longshore
transport rate serta perubahan garis pantai akibat angkutan sedimen tanpa maupun dengan adanya struktur
pengaman pantai untuk jangka waktu tertentu. Adapun langkah-langkahnya dapat dilihat pada
JETTY

Jetty merupakan bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan di kedua sisi muara sungai yang berfungsi
untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Pada penggunaan muara sungai sebagai jalur
pelayaran, pengendapan di muara dapat mengganggu lalu lintas kapal. Dengan jetty panjang tranport
sedimen sepanjang pantai dapat tertahan dan pada alur pelayaran, kondisi gelombang tidak pecah sehingga
memungkinkan kapal untuk masuk ke muara sungai.
PENDAHULUAN

Pantai Tanjung Nipah yang terletak di Desa Sungai Raja, Kecamatan Jelai, Kabupaten Sukamara. Pantai ini memiliki
panjang ± 3 km dengan tata guna lahan di sekitar pantai adalah areal cemara, pemukiman, serta tempat bersandarnya kapal
nelayan. Berbatasan dengan Laut Jawa, posisi pantai Tanjung Nipah membentang dari tenggara hingga barat laut dan relatif
menghadap ke arah barat daya. Berdasarkan posisi pantainya dapat diperkirakan gelombang datang dari arah tenggara
sampai ke arah barat laut. Tingginya frekuensi angin dan gelombang yang datang dari Laut Jawa, maka Pantai Tanjung
Nipah tidak luput dari permasalahan erosi pantai.
Erosi pantai semakin parah dengan pengambilan pasir yang berlebihan sebagai material pembangunan jalan di Kabupaten
Sukamara. Dampak dari erosi ini mulai terasa dengan mundurnya garis pantai sehingga berpotensi hilangnya pemukiman
warga. Sedimentasi muara sungai yang terjadi menghambat proses masuk dan keluarnya kapal nelayan. Dengan adanya
Jetty di muara sungai berfungsi sebagai penahan proses sedimen di muara sungai. Akan tetapi jetty dibangun terlalu pendek
dan material batuan terlalu kecil. Kondisi jetty saat ini adalah submerged (tenggelam) sehingga di musim gelombang, masih
terdapat limpasan gelombang (wave over topping) yang dapat membawa sedimen masuk ke muara sungai. Sehingga hal ini
masih dapat menutupi muara sungai oleh material pasir yang terbawa limpasan gelombang tersebut. Selain itu, bangunan
penanganan pantai lainnya adalah single breakwater.
Breakwater ini berfungsi untuk melindungi Pantai Tanjung Nipah dari erosi. Namu, breakwater belum mampu untuk
menangani permasalahan erosi tersebut. Bangunan pengaman pantai yang sudah ada di sepanjang Pantai Tanjung Nipah
belum cukup mengurai permasalahan sehingga harus ada penanganan pantai lanjutan. Penanganan bangunan pantai dapat
berupa hard solution seperti dinding pantai (seawall), groin, jetty atau pemecah gelombang (breakwater).
L O K A S I PA N TA I TA N J U N G N I PA H , K A L I M A N TA N T E N G A H
TATA G U N A L A H A N PA N TA I TA N J U N G N I PA H
METODOLOGI
AN ALI S A PAS ANG S URUT

• Data pasang surut diperoleh dari tanggal 13 Mei 2015 sampai 27 Mei 2015. Data pasangsurut dihitung dengan metode
admiralty diperoleh Nilai HHWL = + 1,57 m, MHWL= +1,21 m, MSL = + 0,955 m, MLWL = + 0,70 m, LLWL = +
0,333 m. Sedangkan tipepasang surutnya adalah tipe pasang surut campuran dengan tipe tunggal lebih dominan.
A N A L I S A D ATA A N G I N

• Data angin digunakan untuk menentukan besarnya tinggi gelombang, periode gelombang,dan arah datang
gelombang (Triatmodjo 1999). Data ini diperoleh dari BMG Stasiun Meteorologi Iskandar Pangkalan Bun dari
Tahun 1991 sampai 2014. Prosentase kejadian angin dan windrose dapat dilihat dalam gambar berikut :

Dari hasil perhitungan prosentase kejadian bahwa arah angin dominan bergerak dariSelatan dengan prosentase 29,43
% dimana 0,71% kecepatan 0-2,5 m/s , 18,14 % kecepatan 2,5-5 knot, 9,20 % kecepatan 5-7,5 m/s , 1,05 % kecepatan
7,5 -10 m/s, 0,3 % kecepatan lebih dari 10 m/s.
ANALISA GELOMBANG PECAH

Perhitungan gelombang pecah didasarkan pada dua kondisi gelombang yaitu pada gelombang representatif dan gelombang
kala ulang. Berdasarkan gelombang representative arah selatan dengan H 33% = 1,76 m dan T33% = 6,81 detik serta sudut α0 =
1800 diperoleh tinggi gelombang pecah Hb = 0,6 m, dan kedalaman air db = 1,20 m. Lalu, berdasarkan gelombang kala
ulang dengan Hmax = 2,75 m dan Tmax = 8,26 detik serta sudut α0 = 1800 diperoleh tinggi gelombang pecah Hb = 2,1 m, dan
kedalaman air db = 2,40 m.
PEMODELAN POLA ARUS
DENGAN MIKE 21 FLOW MODEL FM

Program MIKE 21 Flow Model FM dirancang untuk mensimulasikan kondisi oseanografi yang terjadi di alam ke
dalam sebuah model satu dimensi, dua dimensi, atau tiga dimensi dengan finite element method (metode elemen
hingga).
PEMODELAN GELOMBANG DENGAN
P R O G R A M M I K E 2 1 S P E C T R A L WAV E

Pemodelan tinggi gelombang dilakukan dengan bantuan program MIKE 21 Specral Wave. Data yang dibutuhkan
untuk program ini adalah peta bathimetri, peta topografi garis pantai, dan data angin harian yang telah di
kelompokkan menjadi angin musim barat, timur, peralihan 1 dan peralihan 2. Hasil pemodelan dapat dilihat seperti
Gambar berikut
P E M O D E L A N M O R F O L O G I PA N TA I D E N G A N
PROGRAM GENESIS

Program GENESIS dapat melakukan prediksi nilai longshore dan onshore sediment transport yang pada akhirnya dapat
digunakan untuk memprediksi garis pantai dari tahunke tahun.
R E N C A N A A N G G A R A N B I AYA D A N J A D WA L
PELAKSANAAN
B R E A K WAT E R
S E AWA L L
JETTY
D E S A I N P O TO N G A N J E T T Y
D A F TA R P U S TA K A

Coastal Engineering Research Center (CERC), 1984. Shore Protection Manual Volume I.

US Army Coastal Engineering Research Center. Washington

Triatmodjo, Bambang. 1999. Teknik Pantai. Beta Offset. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai