Case 5
Case 5
Case 5
Oleh :
dr. Lintang Vidyaningrum
2
Identitas Bapak Identitas Ibu
Nama : Tn. AN Nama : Ny. DS
Umur : 39 tahun Umur : 36 tahun
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Agama : Islam Pekerjaan : IRT
Pekerjaan : Petani
3
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Nyeri sendi sejak 2 hari SMRS
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasien
mengeluhkan demam yang tidak terlalu tinggi. Demam
dirasakan naik turun, dan lebih tinggi menjelang sore dan
malam hari. Demam dapat sampai suhu normal. Demam
turun jika diberikan obat penurun panas (paracetamol).
Demam tidak disertai menggigil maupun keringat dingin.
Bintik-bintik merah yang timbul di kulit pada perut, dada,
kaki dan tangan tidak ada
4
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
BAK (+) normal, dengan frekuensi 5x perhari berwarna kuning,
nyeri/terasa panas saat berkemih tidak ada. BAB (+) normal,
mencret tidak ada, bewarna kuning kecoklatan, darah tidak ada,
lendir tidak ada.
Keluhan demam disertai dengan nyeri menelan, batuk, dan pilek
sehingga mempengaruhi nafsu makan pasien. Pasien juga
mengalami muntah sebanyak 3 kali berisi makanan dan minuman
yang dimakan. Dalam 1 kali muntah kurang lebih sebanyak ¼ gelas
belimbing. Muntah tidak menyemprot, keluhan muntah didahului
dengan mual. Pasien telah berobat ke puskesmas, dan diberikan 3
macam obat yaitu paracetamol, obat batuk, dan obat muntah
(domperidon sirup). Setelah meminum obat yang didapat dari
puskemas, keluhan berkurang namun demam masih ada.
5
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 5 hari SMRS, pasien mengeluhkan
munculnya benjolan di pergelangan kaki dan
bagian kepala belakang pasien. Benjolan terasa
kenyal, berukuran kurang lebih 2 cm x 3 cm,
benjolan tidak terasa nyeri dan mudah
digerakkan. Pasien tidak menyadari kapan awal
mulai timbulnya benjolan tersebut.
6
ANAMNESIS
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 2 hari SMRS, pasien mengeluhkan sendi
lutut yang terasa nyeri. Nyeri sendi dirasakan
hilang timbul. Nyeri sendi dirasakan berpindah-
pindah. Pertama kali nyeri sendi dirasakan pada
bahu kanan, lalu tangan kanan, dan pergelangan
kaki kiri. Riwayat terjatuh sebelumnya
disangkal. Keluhan bengkak pada sendi
disangkal. Keluhan timbulnya bercak
kemerahan di kulit juga disangkal.
7
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan-keluhan serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga yang mengalami demam rematik disangkal.
Riwayat Kehamilan
Pada saat mengandung pasien, ibu pasien mengontrol kehamilannya ke bidan
sebanyak 3 kali. Riwayat minum obat-obatan selama kehamilan, riwayat jatuh,
dan riwayat mengalami demam selama kehamilan disangkal.
Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak pertama, lahir cukup bulan secara spontan ditolong oleh
bidan, berat badan lahir 3000 gram, ketuban jernih tanpa bau, lahir langsung
menangis, dan APGAR skor tidak diketahui.
8
ANAMNESIS
Riwayat Nutrisi
Pada usia 0-2 bulan, anak diberi ASI. Pada usia 3 bulan hingga 1 tahun anak diberi ASI atau susu
formula dan PASI. Sejak usia 1 tahun anak diberi makanan dengan berbagai lauk dan sayuran.
Pada usia 3 hingga sekarang pasien diberikan makan 3-4 kali sehari, porsi sedang, lauk mengikuti
keluarga.
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar pasien lengkap. Imunisasi tambahan pada pasien tidak diketahui.
Riwayat Perkembangan Anak
Tengkurap : ± 3 bulan
Duduk : ± 6 bulan
Merangkak : ± 8 bulan
Berdiri : ± 10 bulan
Berjalan : ± 11 bulan
Bicara : ± 15 bulan
Masuk TK : 5 tahun
Masuk SD : 6 tahun
Saat ini pasien merupakan siswa kelas 2 SD dan merupakan siswa berprestasi di kelasnya. 9
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos mentis
Vital Sign:
Nadi : 72x/menit
RR : 20x/menit
TD : 110/70 mmHg
T : 36,8 oC (axilla)
Status Gizi:
BB : 18 Kg
TB : 120 cm
Status Gizi : 18/22*10% : 81% Gizi
kurang
10
11
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala : Normocephali, rambut berwarna hitam, tebal,
tidak mudah dicabut, terdapat benjolan di
belakang kepala yang berukuran 1cm x 2 cm
dengan konsistensi kenyal, mobil, tidak nyeri.
Mata : Pupil bulat, isokor, reflex cahaya (+/+),
konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Hidung : Simetris (+), massa (-), secret (-)
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-),
T1-T1, faring hiperemis (-)
Telinga : Simetris (+/+), sekret tidak ada, nyeri tekan
tragus (-)
Leher : Pembesaran KGB (-/-), pembesaran kelenjar
tiroid (-), JVP 5-2 cmH2O 12
PEMERIKSAAN FISIK
Thorax I Dinding dada simetris kanan dan kiri, retraksi (-)
Pulmo
13
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
I : Datar, warna seperti kulit sekitar, hematom (-)
P : Supel, Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P : Timpani di seluruh lapang abdomen
A : Bising usus normal (peristaltic setiap 5 detik)
14
PEMERIKSAAN PENUNJANG
15
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kesan
Ukuran jantung
masih dalam batas
normal dengan
pinggang jantung
yang menonjol.
Pulmo tidak tampak
kelainan.
16
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil pemeriksaan EKG
17
18
DIAGNOSIS
Penyakit Jantung Rematik
19
TERAPI
Nonmedikamentosa :
◦ Tirah baring total
◦ Diet jantung III
Medikamentosa:
◦ IVFD KAEN 3B XV gtt/menit
◦ Inj. Ampicillin 600mg/8jam
◦ Inj. Ranitidin 20 mg/12 jam
◦ PCT tab 250 mg/8 jam
◦ Metilprednisolon tab 4 mg S3-2-2
◦ Captopril tab 3,125 mg/8 jam
20
PROGNOSIS
21
FOLLOW UP
Follow Up S/ Demam (+), mual/muntah (+), nyeri P/
27 Mei 2020 sendi (+), benjolan di bawah kulit o IVFD KAEN 3B XV
Perawatan hari ke-2 (+) gtt/menit
O/ KU : TSS o Inj. Ampicillin
Sens : CM 600mg/8jam
TD : 100/70 mmHg o Inj. Ranitidin 20 mg/12
N : 88x/menit jam
RR : 20x/menit o PCT tab 250 mg/8 jam
T : 38,1oC o Ro Thorax PA
Kepala : nodul subkutan (+) o EKG
Cor : Bunyi jantung I-II reguler
dan normal, murmur (+) sistolik di
katup mitral, gallop (-)
Ekstremitas : nodul subkutan (+)
22
FOLLOW UP
Follow Up S/ Demam (-), mual (+) muntah (-), P/
28 Mei 2020 nyeri sendi (+), benjolan di bawah o IVFD KAEN 3B XV
Perawatan hari ke-3 kulit (+) gtt/menit
O/ KU : TSS o Inj. Ampicillin
Kes : CM 600mg/8jam
TD : 100/60 mmHg o PCT tab 25 mg/8 jam
N : 86x/menit o Metilprednisolon tab 4 mg
RR : 18x/menit S3-2-2
S : 36,9 oC o Konsul jantung
Kepala : nodul subkutan (+)
Cor : Bunyi jantung I-II reguler dan
normal, murmur (+) sistolik di
katup mitral, gallop (-)
Ekstremitas : nodul subkutan (+)
A/ Susp PJR
23
FOLLOW UP
Follow Up S/ Demam (-), mual/muntah (-), nyeri sendi P/
29 Mei 2020 berkurang, benjolan di bawah kulit (+) o IVFD KAEN 3B XV
Perawatan hari ke- O/ KU : TSS gtt/menit
4 Sens : CM o Inj. Ampicillin
TD : 100/70 mmHg 600mg/8jam
N : 72x/menit o PCT tab 25 mg/8
RR : 20x/menit jam
T : 36,8oC o Metilprednisolon tab
Kepala : nodul subkutan (+) 4 mg S3-2-2
Cor : Bunyi jantung I-II reguler dan o Antasida syr 3x1 cth
24
FOLLOW UP
Follow Up S/ Demam (-), mual/muntah (-), nyeri P/
30 Mei 2020 sendi (-), benjolan di bawah kulit (+) o Metilprednisolon tab 4mg S3-
Perawatan hari ke- O/ KU : TSS 2-2
5 Sens : CM o Captopril tab 3,125 mg/8 jam
TD : 110/70 mmHg o Azitromisin tab 200 mg/24 jam
N : 72x/menit (5hari)
RR : 20x/menit o Apecure syr 1x1 cth
T : 36,8oC
Kepala : nodul subkutan (+)
Cor : Bunyi jantung I-II reguler dan
normal, murmur (+) sistolik di katup
mitral, gallop (-)
Ekstremitas : nodul subkutan (+)
A/ PJR
25
TINJAUAN PUSTAKA
1. Demam Reumatik
A. Definisi
26
Etiologi
Streptococcus β-hemolyticus grup A serotipe M1, 3, 5, 6,
14, 18, 19 dan 24
27
Patofisiologi
28
Diagnosis
Kriteria Jones
Kriteria Mayor Kriteria Minor
Karditis Klinis :
Poliartritis migrans Riwayat demam rematik atau
Korea sydenham penyakit jantung rematik
Eritema marginatum sebelumnya
Nodul subkutan Artralgia
Demam
Laboratorium :
Peningkatan kadar reaktan fase
akut (protein C reaktif, laju endap
darah, leukositosis)
Ditambah Interval P-R yang memanjang
Ditemukan Streptokokus pada kultur apus tenggorok atau tes antigen
streptokokus (ASTO) yang meningkat.
29
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Kultur tenggorokan
Laboratorium
Rapid antigent
detection test
Antibodi
Heart reaktive antistreptokokus
antibodie
Rapid detection test
for D8/17
30
Diagnosis
Diagnosis demam rematik lazim ditegakan
berdasarkan kriteria Jones. Kriteria Jones
memuat kelompok mayor dan minor yang
pada dasarnya merupakan manifestasi klinik
dan laboratorik demam rematik. Pada
perkembangan selanjutnya, kriteria ini
kemudian diperbaiki oleh American Heart
Association dengan menambahkan bukti
adanya infeksi streptokokus sebelumnya.
31
Diagnosis Banding
• SLE
• Artritis infeksius
32
PENATALAKSANAAN
Antibiotik
35
3. Tirah baring
Gejala klinis Tirah Mobilisasi Obat anti
baring bertahap inlamasi
(minggu) (minggu)
Karditis (-) 2 2 Aspirin
Arthritis (+)
Karditis 4 4 Aspirin
(+)
Kardiomegali
(-)
Karditis 6 6 Prednison
(+)
Kardiomegali
(+)
Karditis >6 >12 Prednison
(+) 36
2. Penyakit jantung rematik
Penyakit Jantung Rematik (PJR) adalah
penyakit jantung sebagai akibat adanya
gejala sisa (sekuele) dari Demam Rematik
(DR), yang ditandai dengan terjadinya
cacat katup jantung
37
Kelainan katup
Regurgitasi Mitral
Stenosis Mitral
Regurgitasi Aorta
Stenosis Aorta
38
PEMBAHASAN
39
Anamnesis
Demam Nyeri
intermitten menelan (+)
Benjolan di
kepala dan Nyeri sendi
kaki
40
PEMBAHASAN
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan:
Nodul subkutan
Nyeri sendi
Murmur (+) sistolik di katup mitral
Ditambah
Ditemukan Streptokokus pada kultur apus tenggorok atau tes antigen
streptokokus (ASTO) yang meningkat.
42
murmur sistolik
pada katup mitral
Karditis?? Karditis Ringan dengan gambaran
jantung dan EKG
yang normal.
43
Terapi
Antibiotik
Ampicillin dengan dosis 50-100 mg/kgBB/hari karena tidak
tersedianya penisillin G benzatin.
Azitromicin tablet selama 5 hari dengan dosis 10 mg/kg pada hari
pertama diikuti 5 mg/kg/hari untuk 4 hari.
Anti peradangan
• Pemberian metilprednisolon kurang tepat.
• Terapi anti inflamasi seharusnya adalah dengan pemberian aspirin
dengan dosis 100 mg/kg/hari selama 2 minggu, kemudian
diturunkan menjadi 75 mg/kg/hari selama 4-6 minggu.
ACE inhibitor
• Pemberian captopril kurang tepat dikarenakan tekanan darah pada
pasien ini masih dalam batas normal yaitu di bawah persentil ke
95.
44
Tirah baring
◦ Pada pasien ini disarankan untuk tirah baring
total selama 4 minggu di rumah sakit dan
sedikit demi sedikit rawat jalan selama 4
minggu.
45
DAFTAR PUSTAKA
King, Thomas Charles. Elsevies’s integrated pathology, 1 st edition. 2007. Philadelphia: Mosby Elsevier.
Anonim. 7,6/100.000 Penduduk ASEAN Menderita Jantung Rematik. Available from : (
http://web.pab-indonesia.com/content/view/11249/9/)
Burke, Allan Patrick. Pathology of rheumatic heart disease. Di akses dari
http://emedicine.medscape.com
O'Brien, Terrence. Congestive Heart Failure. South Carolina: Medical University of South Carolina:
2006. Available from URL: http://www.emedicinehealth.com/congestive_heart_failure/article_em.htm
Carapetis J, Brown A, Maguires G, dan Walsh W. The Australian guideline for prevention, diagnosis,
and management of acute rheumatic fever and rheumatic heart disease, 2 nd edition. 2012. Australia:
Menzies School of Health Research.
Armstrong, Carrie. AHA guidelines on prevention of rheumatic fever and diagnosis and treatment of
acute Streptococcal Pharyngitis. 2010. Am Fam Physician Feb 1;81(3):346-359.
Leman, Saharman. Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam, edisi V. 2009. Jakarta: Interna
Publishing. p1662-70.
Chin TK. (2010). Pediatric Rheumatic Fever. [internet]. Available from
http://emedicine.medscape.com/article/1007946-overview
Melani, T. 2010. Karakteristik Penderita Penyakit Jantung Rematik (PJR) yang Dirawat Inap di RSUP
H. Adam Malik Medan Tahun 2004-2008.
Behrman, Klegman, Arvin, Rheumatoid Heart Disease in: Nelson Text
Book of Pediatrics, 17th edition, USA, 2007, 1140-1144
46
TERIMA KASIH
47