Prak Industri Edit

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 42

Kelompok 2

Tablet Daun Jambu Biji


Nafi’ah Ema Suryani (1808062197)
Surya Perdana W. (1808062198)
Dwi Puji Lestari (1808062199)
Arif Fadli (1808062200)
Sifat Bahan dan Sediaan
Sifat Bahan Kimia Zat Aktif
• stuktur

• Rendemen : tidak kurang dari 12,3 %, etanol P sebagai pelarut.


• Formula Molekul : C15H10O7
• BM : 302,238 g/mol
• Sifat Fisik : jarum kuning atau bubuk kuning
• Titik Lebur : 316-318 oc
• Kelarutan : sangat larut dalam eter, metanol, larut dalam etanol, aseton, piridin, asam asetat. Dalam air sebesar
60 mg/L pada suhu 16°C
• Tekanan uap : 2,81 x 10-14 Pada derajat 25C
• Densitas : 1,799 g/cm2

Sitasi : Anonim, 2008.


Pubchem, diakses pada tanggal 14 maret 2019.
KHASIAT
Mekanisme kerja zat aktif:
Quercetin dapat menghambat berbagai neurotransmiter yang
bersifat spasmogenik. Asetilkolin merupakan salah satu
neurotransmiter spasmogenik usus yang dapat meningkat akibat
adanya iritasi dari bakteri di usus. Penghambatan pada asetilkolin
tersebut dapat menyebabkan penurunan kontraksi usus sehingga
dapat menghentikan diare.

Sitasi: Permenkes, 2016


Farmakokinetik Kuersetin
M:
Metabolisme
quercetin
dihepar dengan
A: Quercetin half-time
diabsorpsi kurang dari 2
melalui usus. jam.

D: E: Ekskresi
Didistribusikan melalui ginjal
melalui saluran sebagai urin.
sistemik.

Sitasi: Graefe, E.U., Derendort, H., and Veit,M., 1999


Indikasi dan dosis
 Indikasi : diare ringan
 Dosis : 4 x 1 tablet (500 mg ekstrak)/ hari,
diminum saat makan.

Kontraindikasi
 Belum diketahui

Sitasi: Permenkes RI No 6 tahun 2016 tentang Formularium Herbal Indonesia


Data Keamanan:
• LD50 mencit intaperitonial = 13,12 (8,95-19,23 mg/10 gram BB)
• LD50 ekstrak air per oral = 5 g/KgBB
• LD50 ekstrak petrolium eter = 5 g/KgBB
• LD50 ekstrak kloroform = 5 g/KgBB
• LD50 ekstrak etil asetat = 2 g/KgBB
• LD50 ekstrak metanol = 2 g/KgBB
• LD50 ekstrak air = 2 g/KgBB

Efek Samping:
• Konstipasi
• Alergi

Sitasi: Permenkes RI no 6 tahun 2016 tentang Formularium Herbal Indonesia


Interaksi:
• Quersetin dengan makanan :
• Quersetin dengan obat : Penghambat absorbsi zat besi

Peringatan selama penggunaan:


• Ekstrak daun berpotensi memperpanjang waktu pembekuan darah
• Jangan digunakan lebih dari dosis dan lama pemberian yang
direkomendasikan.

Sitasi: Permenkes RI no 6 tahun 2016 tentang Formularium Herbal Indonesia


FORMULA
R/ Ekstrak kering daun jambu biji
CMC XL Mill
Microcrystall cellulose
Natrium Lauril Sulfat
HPMC
Polyvynilpyrolidone
Mg Stearat
Colloidal silicon dioxide
Avicel 101
Eksplotab
Talk
(Rachmawati dkk., 2015)

Sitasi: Rachmawati dkk., 2015


Penimbangan
Berat Total
Formula Jumlah bobot per penimbangan
tablet untuk 200 tablet
Ekstrak kering daun jambu biji 250 mg 250 mg 50000 mg
Aerosil 0,1 - 1% 2,5 mg 500 mg
Avicel 101 5 - 15% 37,5 mg 7500 mg
Eksplotab 2 – 8% 20 mg 4000 mg
Talk 1 – 10% 25 mg 5000 mg
Total 335 mg 67000 mg

Sitasi: Hand Book Of Pharmaceutical Excipient, 2009


Metode Pembuatan
• Kempa Langsung.

Ekstrak kering daun


jambu biji dicampurkan dicampur eksplotab,
dengan avicel pH 101 dan talk kemudian
dan aerosil hingga dikempa menjadi tablet.
homogen

Sitasi: Rachmawati dkk., 2015


Persyaratan Ekstrak

Sitasi: Anonim, 2008


Persyaratan Bentuk Sediaan
Parameter Persyaratan

Kadar Air ≤ 10%

Waktu hancur ≤ 30 menit

Keseragaman ukuran diameter tablet tidak lebih dari 3x dan kurang dari 11/3 tebal
tablet.

Keseragaman Bobot Dari 20 tablet tidak lebih dari 2 tablet yang masing- masing
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari pada
harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satupun
yang menyimpang dari bobot rata- ratanya lebih besar dari
kolom B.

Sitasi: Anonim, 1979


Peraturan Kepala Badan POM Nomor 12 tahun 2014
IPC dan Syarat Penerimaan
Pencampuran
persyaratan ketentuan

Homogentitas cv < 5%

Tablet
Persyaratan Tablet ketentuan
Keseragaman ukuran diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 kali tebalnya tablet
Friabilitas ≤ 0,8%
Keseragaman bobot slide selanjutnya

Persyaratan Pengemasan Keterangan


Isi Kebenaran dan jumlah
Penandaan Kebenaran dan kelengkapan

Sitasi: Anonim, 1979


Keseragaman Bobot : Ditimbang 20 tablet dan hitung bobot rata ratanya.
Jika ditimbang satu persatu , tidak lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari
bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan
tidak satupun yang menyimpang dari bobot rata- ratanya lebih besar dari kolom
B.
Evaluasi sediaan
Metode dan syarat penerimaan
Uji Keseragaman bobot tablet
Uji Keseragaman ukuran
Uji Kekerasan tablet
Uji Waktu hancur
Uji Kerapuhan
a. Uji keseragaman bobot
tablet
• Ditimbang 20 tablet dan hitung bobot rata ratanya.
• Jika ditimbang satu persatu , tidak lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga
yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak satupun yang
menyimpang dari bobot rata- ratanya lebih besar dari kolom B.

Sitasi: Peraturan Kepala Badan POM Nomor 12 tahun 2014


b. Uji keseragaman ukuran
• Diameter masing-masing tablet diukur menggunakan jangka
sorong , diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak
kurang dari satu sepertiga kali dari ketebalan tablet.

Sitasi: Anonim, 2014


c. Uji kekerasan tablet
Sebuah tablet diletakkan pada ujung alat dengan posisi vertikal

Pemutaran dihentikan sampai tablet pecah atau hancur

Skala yang terbaca pada saat tablet pecah atau hancur


menunjukkan kekerasan tablet dalam satuan kg

• kekuatan minimum dalam bidang farmasi yang sesuai untuk


tablet adalah 4 kg

Sitasi: Ansel, 2008


d. Uji Waktu hancur
• Pengujian waktu hancur tablet menggunakan alat uji waktu
hancur tablet (desintegrator).
• Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak
bersalut enterik adalah tidak lebih dari 15 menit

Sitasi: Depkes RI, 1979


e. Uji kerapuhan
Sejumlah 20 tablet dibebasdebukan, kemudian ditimbang seksama pada
neraca analitik

Dimasukkan dalam friability tester.

Pengujian dilakukan selama 4 menit atau sebanyak 100 putaran

Tablet dikeluarkan dari alat kemudian dibebasdebukan lagi, kemudian di


timbang

kerapuhan dinyatakan dalam selisih berat tablet sebelum dan sesudah


pengujian dibagi berat mula-mula dikalikan 100 %

Sitasi: Syamsia dkk, 2017


KUALIFIKASI
BAHAN
Kualifikasi ekstrak
1. Identifikasi senyawa quersetin
2. kadar flavonoid total
3. Kadar air : ≤ 10%
4. Angka Lempeng Total
5. Angka Kapang Khamir
6. Cemaran E-coli
Identifikasi senyawa kuersetin
Uji kualitatif senyawa menggunakan KLT

Sitasi: Anonim, 2008


Penetapan kadar kuersetin
1. Penetapan panjang gelombang pada 200-700nm
2. Pembuatan larutan baku
larutan baku pembanding kuersetin dengan konsentrasi 1000 ppm
dibuat dengan menimbang 10 mg baku pembanding kuersetin lalu
dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur 10,0 ml.
3. Fase gerak : Kloroform P –aseton P – Asam formiat P (10:2:1)
4. Penetapan lempeng hasil elusi
lenmpeng silika yang telah dielusi ditaruh dibawah UV untuk
pengamatan warna noda dan diletakan dibawah densitometri
untuk pengamatan kromatogram. Kemudian dibandingkan hasil
pengamatan sampel dan kuersetin standar
5. Pengukuran densitometri
Lempeng yang dielusi, dianalisis dengan KLT densitometri

Sitasi:
Uji kadar air

Sebanyak kurang lebih 0,8 gram ekstrak kering daun jambu biji
dimasukkan ke dalam alat Halogen Moisture Analyzer (HMA)

Diukur nilai MC selama 15 menit pada suhu 105°C

Sitasi: Guntarti dkk, 2015


Kualifikasi Eksipien
Avicel PH 101

• (C6H10O5)n
• BM : 36000
• Fungsi : pengisi
• Selulosa mikrokristalin adalah selulosa yang dimurnikan, sebagian terdepolimerisasi yang terjadi
sebagai bubuk kristal putih, tidak berbau, tidak berasa, terdiri dari partikel berpori. Ini tersedia
secara komersial dalam berbagai ukuran partikel dan kadar air yang memiliki sifat dan aplikasi
berbeda.
• Distribusi ukuran partikel : Ukuran rata-rata partikel rata-rata adalah 20–200 μm. Nilai yang
berbeda mungkin memiliki ukuran partikel rata-rata nominal yang berbeda. Avicel PH 101
berukuran 50 μm. Analisis ukuran partikel Avicel PH 101 pada ukuran mesh 60, jumlah yang
dipertahankan ≤ 1,0%, sedangkan pada ukuran mesh 200, jumlah yang dipertahankan ≤ 30,0%.
• Kelarutan : Sedikit larut dalam larutan natrium hidroksida 5% b / v; praktis tidak larut dalam air,
asam encer, dan sebagian besar pelarut organik.
• Kadar air : Biasanya kurang dari 5% b / b. Namun, kadar yang berbeda mungkin mengandung
jumlah air yang bervariasi. Selulosa mikrokristalin bersifat higroskopis.
• Titik lebur : 260-270°C
• Penyimpanan : Selulosa mikrokristalin adalah bahan yang stabil meskipun higroskopis. Bahan
curah harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering.
Sitasi: Shah,H.C. Dan Singh, K.K., 2009 Handbook Of Pharmaceutical Exipients 6th
AEROSIL
• SiO2
• BM : 60,08
• Fungsi : pelicin (glidant)
• Silikon dioksida koloid adalah silika berasap submikroskopik dengan ukuran partikel sekitar
15 nm. Ini adalah bubuk yang ringan, longgar, berwarna putih kebiruan, tidak berbau, tidak
berasa, tidak berwarna.
• Distribusi ukuran partikel : Ukuran partikel primer adalah 7–16 nm. Aerosil membentuk
gumpalan longgar 10-200 Distribusi ukuran partikel Ukuran partikel primer adalah 7–16
nm. Aerosil membentuk gumpalan longgar 10-200 μm.
• Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air, dan asam, kecuali asam
hidrofluorat; larut dalam larutan panas alkali hidroksida. Membentuk dispersi koloid
dengan air. Untuk Aerosil, kelarutan dalam air adalah 150 mg / L pada 25°C (pH 7).
• pH = 3,8-4,2 (4% b / v dispersi berair) dan 3.5–4.0 (10% b / v dispersi berair) untuk Cab-O-
Sil M-5P.
• Density (bulk) : 0.029–0.042 g/cm3
• Titik lebur : 1600°C
• Indeks bias : 1,46
• Penyimpanan : Silikon dioksida koloid adalah higroskopis tetapi menyerap air dalam jumlah
besar tanpa mencairkannya. Ketika digunakan dalam sistem air pada pH 0–7,5, silikon
dioksida koloid efektif dalam meningkatkan viskositas suatu sistem. Namun, pada pH lebih
besar dari 7,5 sifat peningkatan viskositas silikon koloidal dioksida berkurang; dan pada pH
lebih besar dari 10,7 kemampuan ini hilang seluruhnya karena silikon dioksida larut untuk
membentuk silikat. Bubuk silikon dioksida koloid harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat.
Sitasi: Shah,H.C. Dan Singh, K.K., 2009 Handbook Of Pharmaceutical Exipients 6th
Explotab
• BM biasanya 5x105–1x106.
• Fungsi : penghancur
• Titik lebur : Tidak meleleh, tetapi berwarna sekitar 200°C
• Distribusi ukuran partikel : 100% partikel berukuran kurang dari 106 μm.
Ukuran partikel rata-rata (d50) masing-masing adalah 38 μm dan 42 μm
untuk Primojel dengan mikroskop dan pengayakan.
• Kelarutan : Praktis tidak larut dalam metilen klorida. Ini memberikan
suspensi tembus dalam air.
• Penyimpanan : Tablet disiapkan dengan natrium pati glikolat memiliki sifat
penyimpanan yang baik. Sodium starch glycolate stabil meskipun sangat
higroskopis, dan harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat untuk
melindunginya dari berbagai variasi kelembaban dan suhu, yang dapat
menyebabkan pengerasan. Sifat fisik natrium pati glikolat tetap tidak
berubah hingga 3 tahun jika disimpan pada suhu dan kelembaban sedang.

Sitasi: Shah,H.C. Dan Singh, K.K., 2009 Handbook Of Pharmaceutical Exipients 6th
Talc
• Bedak adalah dimurnikan, terhidrasi, magnesium silikat, kira-
kira dengan rumus Mg6(Si2O5)4(OH)4. Ini mungkin
mengandung jumlah kecil aluminium silikat dan besi.
• Fungsi : lubricant
• Bedak adalah bubuk kristal yang sangat halus, putih hingga
keabu-abuan, tidak berbau, tidak bisa ditembus, tidak
mengandung karat. Ini mudah menempel pada kulit dan
lembut saat disentuh dan bebas dari grittiness.

Sitasi: Shah,H.C. Dan Singh, K.K., 2009 Handbook Of Pharmaceutical Exipients 6th
Analisis Sediaan
TABLET DAUN JAMBU BIJI
Analisa Sediaan Tablet
1. Kadar Flavonoid Total
2. Angka Lempeng Total
3. Angka Kapang Khamir
4. Cemaran E-coli
Parameter Persyaratan
Kadar Flavonoid Total >1,4% terhitung
kuersetin
Angka Lempeng Total ≤104 koloni/ g

Angka kapang khamir ≤ 103 koloni/ g

Cemaran E-coli Negatif/ g

Sitasi: BPOM RI, 2014


Penetapan kadar kuersetin
1. Penetapan panjang gelombang pada 200-700nm
2. Pembuatan larutan baku
larutan baku pembanding kuersetin dengan konsentrasi 1000 ppm
dibuat dengan menimbang 10 mg baku pembanding kuersetin lalu
dilarutkan dengan metanol dalam labu ukur 10,0 ml. Kuersetin
konsentrasi 80, 100, 200, 300, 400 ppm ditotolkan masing-masing 2
µL pada lempeng KLT dengan jarak penotolan 10 mm dan dielusi
sepanjang 80 mm
3. Uji keterulangan (presisi)
Larutan baku kuersetin dalam metanol konsentrasi 80 ppm, 200 ppm dan
400 ppm masing-masing konsentrasi di totolkan 2 µL pada lempeng KLT
enam kali, dan jarak antar penotolan 10 mm, kemudian dielusi sepanjang
80 mm, dan analisis menggunakan densitometry, dicatat luas puncak kurva
densitas kromatogram masing-masing konsentrasi dan dihitung rata-rata
dan koefisien variasinya

Sitasi: Hayun dkk, 2009


4. Pembuatan kurva kalibrasi, pengujian linearitas
Larutan baku kuersetin konsentrasi 80, 100, 200, 300, 400 ppm
ditotolkan masing-masing 2 µL pada lempeng KLT dengan jarak
penotolan 10 mm dan dielusi sepanjang 80 mm, dan dianalisis
menggunakan densitometry. Dibuat kurva hubungan antara luas
puncak dan konsentrasi larutan baku. Persamaan ini akan
menghasilkan koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi inilah yang
digunakan untuk mengetahui linearitas suatu metode analisis.
5. Ekstraksi kuersetin dalam sampel
Sampel diserbuk dan ditimbang seksama 1,5 gram, ditambah
dengan 3 ml metanol, di homogenkan dengan vortex selama 5
menit, kemudian disonikator selama 10 menit, lalu disentrifugase
dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Dan supernantan
berwarna kuning jernih didekantasi. Supernantan yang diperoleh
diuapkan di atas waterbath hingga diperoleh ekstrak kental. Ekstrak
ini kemudian dilarutkan dengan metanol sebanyak 3 mL.

Sitasi: Hayun dkk, 2009


6. Penetapa kadar kuersetin
Larutan hasil ekstraksi kuersetin sebanyak 20 µL dan larutan baku kuersetin
sebanyak 2 µL ditotolkan pada silika gel 60 F 254 dengan jarak penotolan 10 mm.
Fase gerak : Kloroform P –aseton P – Asam formiat P (10:2:1)
7. Penetapan lempeng hasil elusi
lempeng silika yang telah dielusi ditaruh dibawah UV untuk pengamatan
warna noda dan diletakan dibawah densitometri untuk pengamatan
kromatogram. Kemudian dibandingkan hasil pengamatan sampel dan
kuersetin standar
8. Pengukuran densitometri
Lempeng yang dielusi, dianalisis dengan KLT densitometri pada panjang
gelombang 425 nm.
9. Uji perolehan Kembali
Sampel yang sudah diketahui kadar kuersetinnya ditimbang sebanyak 0,75
gram dan larutan baku kuersetin 95 ppm sebanyak 1,0 mL. kemuadian
diekstraksi dan dianalisis seperti sampel. Supernantan hasil ekstraksi diuapkan
dan kemudian dilarutkan dalam 2,0 mL metanol, serta dihitung uji perolehan
kembalinya. Prosedur yang sama diulangi, tetapi dengan penambahan larutan
baku kuersetin 35,5 ppm, serta larutan baku kuersetin 115 ppm

Sitasi: Hayun dkk, 2009


Jumlah sediaan yang digunakan untuk
pengujian
• Jika tidak dinyatakan lain, gunakan 10g atau 10ml sediaan uji.
• Jumlah yang diuji dapat dikurangi untuk sediaan dengan bahan aktif yang dibuat
dalam tiap unit dosis (contoh: tablet) kurang dari atau sama dengan 1 mg, atau
jumlah per g atau ml (untuk penyiapan sampel tidak dalam unit dosis) kurang dari
1 mg. Dalam hal ini, jumlah sampel yang diuji tidak kurang dari 10 unit dosis atau
10 g atau 10 ml sediaan.
• Untuk bahan aktif dengan jumlah sampel terbatas atau ukuran
bets sangat kecil (misal kurang dari 1000 ml atau 1000g)
jumlah sampel yang diuji harus 1% dari bets kecuali jumlah
yang lebih kecil ditentukan atau dinyatakan atau disetujui.
• Untuk sediaan dengan total keseluruhan bets kurang dari dari 200 unit (misal
sampel untuk uji klinis), ukuran sampel dapat dikurangi menjadi 2 unit atau satu
unit atau 1 unit jika kurang dari 100 unit.
• Ambil sampel secara acak dari ruahan sediaan atau dari wadah yang terssedia
pada saat pengeringan. Untuk mendapatkan jumlah yang diperlukan, campurkan
sejumlah isi wadah hingga mencapai jumlah sampel yang cukup.

Sitasi: Anonim, 2014


Penyaringan Membran
• Gunakan alat penyaring yang dirancang sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pemindahan membran penyaring
ke media. Siapkan sampel menggunakan metode yang
tertera pada uji Fertilitas dan Kesesuaian Metode
perhitungan, pindahkan sejumlah yang sesuai pada dua
penyaring membran, saring segera. Bilas tiap penyaringan
sesuai dengan prosedur.
• Untuk menentukan ALT, pindahkan satu penyaring membran
ke permukaan Soybean-Casein Digest Agar pada suhu 30oC-
35oC selama 3-5 hari dan cawan Sabouraud Dextrose Agae
pada suhu 20-25oC selama 5-7 hari. Hitung jumlah koloni per
g atau per ml sediaan.

Sitasi: Anonim, 2014


Angka lempeng total (ALT)
• Metode tuang
Siapkan sampel menggunakan metode yang sesuai seperti tertera pada
uji Fertilitas dan Kesesuaian Metode Perhitungan Siapkan untuk masing
masing media sekurang kurangnya dua cawan petri untuk tiap tingkat
pengenceran.

Inkubasi cawan Soybean-Casein Digest Agar pada suhu 30oC-35oC selama


3-5 hari dan cawan Sabouraud Dextrose Agar pada suhu 20-25oC selama
5-7 hari.

Pilih cawan dari satu tingkat pengenceran dengan jumlah koloni tertinggi
yang kurang dari 250 untuk ALT dan 50 koloni untuk AKK.

Hitung jumlah rata-rata koloni dalam media biakan dan jumlah koloni per
g atau per ml sediaan.

Sitasi: Anonim, 2014


Metode Sebar
• Menyiapkan sampel dengan metode yang sesuai seperti
tertera pada Uji Fertilitas dan Kesesuaian Metode
Perhitungan.
• Sekurang-kurangnya 2 cawan petri untuk tiap media dan tiap
tingkat pengenceran.
• Untuk inkubasi dan perhitungan jumlah koloni, lakukan
seperti tertera pada metode tuang.

Sitasi: Anonim, 2014


Angka Kapang Khamir (AKK)
• Total jumlah kapang dan khamir (AKK) dianggap sama dengan jumlah
koloni yang ditemukan pada Sabouraud Dextrose Agar, jika koloni bakteri
ditemukan pada media ini, maka dihitung sebagai bagian dari AKK. Jika
AKK dianggap melebihi kriteria penerimaan berdasarkan pertumbuhan
bakteri , dapat digunakan Sabouraud Dextrose Agar yang mengandung
antibiotik.
• ALT dianggap sama dengan angka koloni yang dittemukan pada Soybean-
Casein Digest Agar; jika koloni jamur ditemukan pada media ini, dihitung
sebagai bagian dari jumlah ALT.

Interpretasi:
- 10^1 koloni: Maks perhitungan yang dapat diterima = 20
- 10^2 koloni: Maks perhitungan yang dapat diterima = 200
- 10^3 koloni: Maks perhitungan yang dapat diterima = 2000, dst.
Larutan dan media yang disarankan tertera pada Uji Mikroba Khusus.

Sitasi: Anonim, 2014


Escherichia coli
• Penyiapan sampel dan pra inkubasi siapkan sampel mengunakan 1
dalam 10 volume pengencer dimana tidak kurang dari 1 gram sediaan
diuji seperti tertera pada Uji Enumerasi Mikroba. Gunakan 10 ml atau
sejumlah sesuai sampai 1 g atau 1 ml, inokulasi ke dalam media
Soybean-Casein Digest Broth, dengan jumlah seperti tertera dalam
Kesesuaian Metode Uji. Campur dan inkubasi pada suhu 30-35oC
selama 18-24 jam.
• Seleksi dan Subkultur Kocok wadah, pindahkan 1 ml biakan Soybean-
Casein Digest Broth kedalam 100 ml MacConkey Broth, inkubasi pada
suhu 42o-44oC selama 24-48 jam. Inokulasi biakan MacConkey Agar,
suu 30o-35o selama 18-72 jam.
• Interpretasi Pertumbuhan koloni menunjukkan adanya E.coli yang
dikonfirmasi dengan uji identifikasi. Sediaan memenuhi syarat uji jika
tidak ada koloni yang tumbuh atau jika hasil uji konfirmasi identifikasi
negatif.

Sitasi: Anonim, 2014


Daftar Pustaka
Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Jakarta
Anonim, 2014, Farmakope Indonesia Edisi V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2016, Permenkes RI no 6 tahun 2016 tentang Formularium Herbal Indonesia, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
BPOM RI, 2014, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014
Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
BPOM RI, 2016, Metode Analisis PPOMN, MA PPOMN nomor 97/mk/00, Uji Escherichia coli dalam Obat
Tradisional, Jakarta, BPOM, pp. 112-114.
BPOM RI, 2016, Metode Analisis PPOMN, MA PPOMN nomor 97/mk/00, Uji Escherichia coli dalam Obat
Tradisional, Jakarta, BPOM, pp. 112-114.
Graefe, E.U., Derendort, H., and Veit,M., 1999, Pharmacokinetics and bioavailability of the flavonol quersetin in
humans. International Journal Of Clinical Pharmacology and Therapeutics, Vol 37, No 5-1999 (219-233),
Jerman.
Guntarti, Any., Sholehah, K., Irna, Nurul., Fistianingrum, W., 2015, Penetuan Parameter Non Spesifik Ekstrak Etanol
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Pada Variasi Asal Daerah, Farmasains, Vol 2(5).
Rachmawati, Aditya Novera., Wahyono., Sulaiman, TNS., 2015, Optimasi Formula Tablet Dispersible Ekstrak Daun
Jambu Biji Dengan Kombinasi Bahan Penghancur Crosscarmellose Sodium dan Sodium Starch Glycolate,
Tradistional Medicine Journal, 20(1)
Shah,H.C. Dan Singh, K.K., 2009, Xantha Gum In: Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Waller P.J., (eds.). Handbook Of
Pharmaceutical Exipients 6th Edition, Minneapolis, Pharmaceutical Press.
Syamsia., Pratiwi, Rani Dewi., Susana, 2017, Sifat Fisik Tablet Dihydroartemisin-Piperaquin (DHP) Sediaan Generik
dan Sediaan Dengan Nama Dagang yang Beredar di Kotamadya Jayapura, Pharmacon jurnal ilmiah farmasi, Vol
6(3).

Anda mungkin juga menyukai