Kecelakaan Kerja Dan Identifikasi Resiko

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 30

KECELAKAAN DI

TEMPAT KERJA
DAN IDENTIFIKASI
RESIKO/BAHAYA
BPKK3PL DISNAKERTRANS PROV NTB
2023
PENDAHULUAN

• Upaya keselamatan dan kesehatan kerja


dimaksudkan untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan
para pekerja/buruh dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian
bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi.
• Data Kemenaker RI pada tahun 2020, 57,5% dari total
126,51 juta penduduk yang bekerja di Indonesia,
memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Kondisi ini
mempengaruhi rendahnya kesadaran pekerja akan
pentingnya budaya K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja).
• Dari data BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 65,89%
kecelakaan kerja terjadi di dalam lokasi kerja,,
sedangkan untuk urutan waktu kecelakaan terjadi
paling besar pada pagi yaitu pukul 06:00 hingga 12:00
• Data Internasional Labor Organization (ILO),di Indonesia
rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan
kerja dan sekitar 70 persen berakibat fatal yaitu
kematian dan cacat seumur hidup setiap hari akibat
kecelakaan kerja.
• Pasal 86
DASAR (1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas :
HUKUM : a. keselamatan dan kesehatan kerja;

UU 13
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat

Tahun 2003 dan martabat manusia serta nilai-nilai


• (2) Untuk melindungi keselamatan
agama;

pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas


kerja yang optimal diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja
• (3) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan
Tujuan K3
Melindungi dan menjamin
keselamatan setiap tenaga kerja dan
orang lain di tempat kerja.
Menjamin setiap sumber produksi
dapat digunakan secara aman dan
efisien.

Berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970


Meningkatkan kesejahteraan dan
tentang Keselamatan Kerja produktivitas Nasional.
Insiden K3
Pengertian
Kejadian yang berkaitan dengan pekerjaan dimana cedera, penyakit akibat
kerja (PAK) ataupun kefatalan (kematian) dapat terjadi (termasuk insiden
ialah keadaan darurat).

Kecelakaan Kerja
Insiden yang menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK) ataupun
Kecelakaan Kerja kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


Insiden yang tidak menyebabkan cedera, penyakit akibat kerja (PAK)
ataupun kefatalan (kematian).

Nearmiss (hampir celaka)


CONTOH KECELAKAAN KERJA :

• Jatuh
• Jatuh dari ketinggian
• Kejatuhan benda
( berat,keras,runcing,tajam dll )
• Tersentuh benda panas
• Tersentuh aliran listrik
• Terbentur, terantuk, terperangkap
• Terbakar
• Tersiram cairan panas, uap panas,
debu, gas.
• Keracunan bahan kimia, gas
• Tertimpa ledakan
• Tertusuk, teriris, tergores, ( benda
tajam runcing )
• Terpapar radioaktif
• Dan lain-lain ( yang mungkin
bertambah sesuai dengan kemajuan
tehnologi, cara kerja dan pemakaian
bahan.
Manusia

Tidak adanya unsur


Kurangnya
keharmonisan antar
pengetahuan /
tenaga kerja maupun
keterampilan.
dengan pimpinan.

ketidakmampuan
Kurangnya motivasi.
fisik / mental.
Struktur
organisasi
Kurang
yang tidak
pengawasan.
jelas dan
kurang tepat.

Manajemen
Kesalahan Kesalahan
prosedur pembinaan
operasi. pekerja.
Material
• Adanya bahan
beracun / mudah
terbakar.
• Adanya bahan
yang mengandung
korosif.
Mesin

• Cacat pada waktu proses


pembuatan.
• Kerusakan karena pengolahan.
• Kesalahan perencanaan.
Medan (Lingkungan)

PENERANGAN TIDAK SUHU RUANGAN TATA LETAK VENTILASI BURUK


TEPAT ( SILAU ATAU TERLALU PENYIMPANAN DAN HOUSEKEEPING
GELAP ). PANAS/DINGIN. BURUK. YANG JELEK.
FAKTOR PENYEBAB KECELAKAAN KERJA YANG
BERHUBUNGAN DENGAN BAHAN BERACUN
BERBAHAYA (B3) :

• Sikap dan tingkah laku pekerja


(60%)
• Pengawasan yang lemah
(20%)
• Lingkungan kerja yang tidak
aman (13%)
• Alat dan bahan yang tidak
aman (7%)
Identifikasi • Usaha untuk menemukan atau
mengetahui risiko – risiko yang mungkin
Bahaya/Resiko timbul dalam kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan atau perorangan.
di Tempat Kerja
Langkah-Langkah Asesmen Resiko/Bahaya :

STEP 1 Identifikasi Bahaya

STEP 2 Tentukan siapa yang terdampak dan bagaimana


cara kemungkinan terpaparnya

STEP 3 Evaluasi resikonya dan lakukan Tindakan


pencegahan

STEP 4
Catat temuan resiko tersebut

STEP 5
Review dan update secara rutin
Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

• Identifikasi dan Pengendalian Bahaya Di


Tempat Kerja
1. Pemantauan Kondisi Tidak Aman.
2. Pemantauan Tindakan Tidak Aman.

• Pembinaan dan Pengawasan


1. Pelatihan dan Pendidikan.
2. Konseling & Konsultasi.
3. Pengembangan Sumber Daya.

• Sistem Manajemen
1. Prosedur dan Aturan.
2. Penyediaan Sarana dan Prasarana.
3. Penghargaan dan Sanksi.
Pengendalian Resiko K3

Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya


Eliminasi Eliminasi Bahaya
Tempat
Penggantian Alat/Mesin/Bahan/Tempat Kerja yang kerja /
Substitusi Pekerjaan
Lebih Aman
Aman

PERLINDUNGAN
KEHANDALAN

(Mengurang
i Bahaya)
Perancangan Modifikasi Alat/Mesin/Tempat Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan, Durasi Kerja, Tanda


Administrasi
Bahaya, Rambu, Poster, Label Tenaga
Kerja Aman
(Mengurang
Alat
i Paparan)
Pelindung Menyediakan APD kepada Tenaga Kerja
Diri
Bahaya K3

Pengertian Faktor
Semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang 1. Biologi (Bakteri, Virus, Jamur, Tanaman,
berpotensi menimbulkan cedera dan atau penyakit Binatang).
akibat kerja (PAK). 2. Kimia (Bahan/Material/Cairan/Gas/Uap/Debu
Beracun, Reaktif, Radioaktif, Mudah
Sumber Meledak/Terbakar, Iritan, Korosif).
1. Manusia. 3. Fisik/Mekanik (Ketinggian, Konstruksi,
2. Mesin. Mesin/Alat/Kendaraan/Alat Berat, Ruang
3. Material. Terbatas, Tekanan, Kebisingan, Suhu, Cahaya,
4. Metode. Listrik, Getaran, Radiasi).
5. Lingkungan. 4. Ergonomi (Gerakan Berulang, Postur/Posisi
Kerja, Pengangkutan Manual, Desain Tempat
Keja/Alat/Mesin).
Jenis 5. Psikologi/Sosial (Stress, Kekerasan, Pelecehan,
6. Tindakan. Pengucilan, Lingkungan, Emosi Negatif).
7. Kondisi.
Kewajiban Pengusaha (Pengurus)

1. Menulis dan memasang semua syarat keselamatan kerja


yang diwajibkan pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau Ahli
K3 di tempat kerja yang dipimpinnya.
2. Memasang semua gambar keselamatan kerja yang
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya pada
tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut
petunjuk pegawai pengawas atau Ahli K3 di tempat kerja
yang dipimpinnya.
3. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) yang diwajibkan
pada tenaga kerja yang dipimpin maupun orang lain yang
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang memasuki tempat kerja disertai petunjuk-petunjuk yang
Keselamatan Kerja pasal 14
diperlukan menurut pegawai pengawas atau Ahli K3 di
tempat kerja yang dipimpinnya.
Kewajiban Tenaga Kerja
1. Memberi keterangan yang benar apabila diminta
pegawai pengawas/keselamatan kerja.
2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang
diwajibkan.
3. Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang
diwajibkan.
4. Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua
syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
5. Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan
Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang APD yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam
Keselamatan Kerja pasal 12
hal khusus ditentukan lain oleh pegawai pengawas
dalam batas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Alat
Pelindung
Diri
• Diambil sebagai upaya terakhir dalam
melindungi pekerja jika pengendalian
teknis dan administrasi belum optimal.
• Fungsi alat pelindung adalah untuk
mengisolasi pekerja dari bahaya.
• Contoh alat pelindung diri; respirator,
masker, sarung tangan, sepatu safety,
helm safety, dll.
Pemilihan, Penggunaan
dan Pemeliharaan APD
• Seluruh pekerja diminta untuk berpartisipasi dalam pemilihan
APD, melalui Rapat Tim K3L, Panitia K3, diskusi dengan atasan,
atau dengan Bagian K3L.
• Para pekerja akan diberi instruksi dalam hal penggunaan,
penanganan dan pemeliharaan semua APD yang disediakan.
• Seluruh pekerja diminta untuk mengembalikan APD yang telah
digunakan atau rusak kepada atasannya, untuk dianalisis lebih
lanjut, atau untuk memperoleh penggantinya.
Contoh Pemilihan APD

• Petugas yang bersentuhan dengan Klorin menggunakan APD yang sesuai dg


Material Safety Data Sheet (MSDS) Klorin yang telah dibuat, mengacu standar
(NIOSH, CFR, EuropeN Standard)
• Kenakan sarung tangan pelindung/ pakaian pelindung/ pelindung mata/ pelindung
wajah
APD Petugas Klorin
Material Safety Data Sheet
KESIMPULAN

• Melakukan pencegahan kecelakaan kerja


perlu diperhatikan unsur-unsur yang
terlibat dalam pekerjaan tersebut, baik
manusia, perangkat keras maupun
perangkat lunak yang merupakan suatu
kesatuan yang saling terkait dalam
pencegahan kecelakaan kerja, dengan kata
lain “ PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA
MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB KITA
BERSAMA “
TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai