Defisit Perawatan Diri - Kel 3

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

DEFISIT

PERAWATAN DIRI
KEPERAWATAN PSIKIATRI
KELOMPOK 3
Aldi Setiawan (2720190044)
Indri Fitrianingsih (2720220056)
Najmi Laila (2720210059)
Niken (2720200090)
Nurul Mu’tamaroh (2720210071)
Pipit Purnamasari (2720210103)
Pratiwi Yadika (2720210057)
Putri Andri Yani (2720210101)
Reniati (2720210110)
Riko Martino (2720210109)
Salsabilah Nurdiana Putri (2720210046)
Sinta Yulistiani (2720210031)
Yunita Eka Prastiwi (2720210030)

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Zuhriya Meilita S.Kep,.M.Kep
DEFINISI
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun.Kurang perawatan diri terlihat dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
ETIOLOGI
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:

1. Factor predisposisi
a).Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b).Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c).Kemampuan
realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d).Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya
ETIOLOGI
2.Faktor Presivitasi
Faktor presivitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi
atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri.

Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:

a) Body Image
b) Praktik Sosial
c) Status Sosial Ekonomi
d) Pengetahuan
e) Budaya
f) Kebiasaan seseorang
g) Kondisi fisik atau psikis
TANDA & GEJALA

1 2 3
FISIK PSIKOLOGIS SOCIAL

a).Badan bau, pakaian kotor. a).Malas, tidak ada inisiatif. a).Interaksi kurang.
b).Rambut dan kulit kotor. b).Menarik diri, isolasi diri. b).Kegiatan kurang.
c).Kuku panjang dan kotor. c).Merasa tak berdaya, c).Tidak mampu berperilaku sesuai
d.)Gigi kotor disertai mulut bau. rendah diri dan merasa hina. norma.
e).Penampilan tidak rapi. d).Cara makan tidak teratur.
Jenis Defisit Perawatan Diri :

Mandi Berpakaian

Makan Eliminasi
Rentang Respon
A. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berprilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien masih
melakukan perawatan diri.

B. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang – kadang
klien tidak memperhatikan perawatan dirinya,

C. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak bisa
melakukan perawatan saat stresor.
Proses Terjadinya Masalah
Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya gangguan
jiwa yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan munculnya
gangguan defisit perawatan diri pada klien. Pada klien skizofrenia dapat
mengalami defisit perawatan diri yang signifikan. Tidak memerhatikan
kebutuhan higiene dan berhias biasa terjadi terutama selama episode
psikotik.

Faktor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan


ketidakseimbangan dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat dinilai
sebagai manifestasi adanya gangguan adalah pada perilaku maladaptif
pasien (Townsend, 2005).
Sistem Limbik merupakan cicin kortek yang berlokasi dipermukaan medial masing-masing
hemisfer dan mengelilingi pusat kutup serebrum. Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom
dan emosi.

Lobus Frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti dalam perilaku dan berpikir
rasional, yang saling berhubungan dengan sistem limbik. Kerusakan pada daerah lobus frontal
dapat meyebabkan gangguan berfikir, dan gagguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan serta
tidak mampu mengontrol emosi sehingga berperilaku maladaptif

Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam perasaan, halusinasi, persepsi
nyeri, muntah. Serotonin dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan)
dan psikomotor (perilaku) (Hawari, 2001). Jika terjadi penurunan serotonin akan mengakibatkan
kecenderungan perilaku yang kearah maladaptif.

Pada klien dengan defisit perawatan diri perilaku yang maladaptif dapat terlihat dengan tidak
adanya aktifitas dalam melakukan perawatan diri seperti : mandi, berganti pakaian, makan dan
toileting
POHON MASALAH

Harga diri rendah

Isolasi Sosial : Menarik


Diri

Defisit Perawatan Diri:


mandi, berdandan
Mekanisme Koping

- Adaptif : Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan


belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bisa memenuhi
kebutuhan perawatan diri secara mandiri.

- Maladaptif : Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah


pertumbuhan, menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
Kategorinya adalah tidak mau merawat diri
Penatalaksanaan
1. Farmakologi
Obat anti psikosis : Penotizin.
Obat anti depresi : Amitripilin.
Obat antu ansietas : Diasepam, bromozepam, clobozam.
Obat anti insomia : phnebarbital.

2. Terapi
a. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien dengan memberikan
perhatian :
1. Jangan memancing emosi klien.
2. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
3. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
4. Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
b. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas lainnya, dengan
berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien.

Ada 5 sesi yang harus dilakukan :


1. Manfaat perawatan diri.
2. Menjaga kebersihan diri.
3. Tata cara makan dan minum.
4. Tata cara eliminasi.
5. Tata cara berhias.

c. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan kesadaran pasien.
Penatalaksanaan manurut herman (Ade, 2011)
1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
Akibat

1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak tidak
terpeliharanya kebersihan perorangandengan baik.

2. Dampak psikososial Masalah sosial yang berhubungan dengan personal


hygine adalah gangguan kebutuhan aman nyaman , kebutuhan cinta
mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
Masalah Keperawatan yang
Mungkin Muncul

1. Defisit Perawatan Diri b.d gangguan psikologis/psikotik & penurunan


motivasi/minat (D.0109) d.d menolak melakukan perawatan diri

2. Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang


memuaskan (D.0121) d.d menarik diri

3. Harga diri rendah kronis b.d gangguan psikiatri (D.0086) d.d merasa
tidak mampu melakukan apapun
ASUHAN
KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian :
1. Identitas
2. Alasan masuk: Tanyakan kepada klien dan keluarga meliputi apa penyebab, upaya apa yg sudah dilakukan
dan bagaimana hasilnya?
3. Faktor predisposisi yaitu meliputi Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau
mengalami atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan criminal, baik tentang pengalaman yang tidak menyenangkan dan apakah ada
anggota keluarga lainnya yang mengalami gangguan jiwa.
4. Fisik (TTV,BB. TB serta keluhan klien)
5. Psikososial ( Genogram, Konsep diri, Hubungan sosial dan spiritual)
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medik
12. Daftar masalah
13. Daftar diagnosis keperawatan
No. Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan SIKI
SDKI SLKI
1. Defisit Setelah dilakukan intervensi Dukungan Perawatan Diri (1.11348) :
Perawatan Diri keperawatan maka diharapkan
b.d gangguan Perawatan diri (L.1103) meningkat Observasi ;
psikologis/psikoti dengan kriteria hasil : 1.Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
k, & penurunan 2.Monitor tingkat kemandirian
motivasi/minat 1.Kemampuan mandi meningkat 5 3. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian,
(D.0109) 2.Kemampuan mengenakan pakaian berhias,dan makan
meningkat 5
3.Kemampuan ketoilet BAB/BAK Terapeutik ;
1.Sediakan lingkungan yang terapeutik (mis. Suasana
meningkat 5
hangat,rileks, privasi)
4.Vebalisasi keinginan melakukan
2.Siapkan keperluan pribadi (mis.Parfum, sikat gigi, dan sabun
perawatan diri meningkat 5 mandi)
5.Minat melakukan perawatan diri 3.Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
meningkat 5 4.Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
6.Mempertahankan kebersihan diri 5.Fasilitasi kemandirian, bantu jika tidak mampu melakukan diri
meingkat 5 6.Jadwalkan rutinitas perawatan diri
7.Mempertahankan kebersihan mulut
meningkat 5 Edukasi :
1. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan
No. Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan SIKI
SDKI SLKI
2 Isolasi sosial b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan Promosi sosialisasi (I.13498)
ketidakmampuan maka diharapkan Interaksi sosial (L.13115)
menjalin meningkat dengan kriteria hasil : Observasi ;
hubungan yang 1. Identifikasi kemampuan untuk berinteraksi dengan
mamuaskan 1. Perasaan nyaman dengan situasi sosial oranglain
(D.0121) meningkat 5 2. Identifikasi hambatan melakukan interaksi dengan
2. Perasaan mudah menerima atau oranglain
mengkomunikasikan perasaan meningkat 5
3. Responsif pada oranglain menngkat 5 Terapeutik ;
3. Motivasi meningkatkan kterlibtan dalm suatu
4. Minat melakukan kontak emosi meningkat
hubungan
5. Minat melakukan kontak fisik meningkat 5 4. Mootivasi berpatisipasi dalam aktifitas baru
6. Kontak mata meningkat 5 5. Diskusikan kekuatan dan keterbatasan dalam
7. Ekspresi wajah responsif meningkat 5 berkomunikasi dengan oranglain
8. Gejala cemas menurun 5 6. Berikan umpan balik positif dalam perawatan diri

Edukasi ;
7. Anjurkan berinteraksi dengan oranglain scara
bertahap
8. Latih mengekspresikan marah dengan tepat
No. Diagnosis Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan SIKI
SDKI SLKI
3. Harga diri rendah Setelah dilakukan intervensi keperawatan Promosi harga diri (I.09307)
kronis b.d maka diharapkan Harga Diri (L.09069)
gangguan psikiatri meningkat dengan kriteria hasil : Observasi ;
(D.0086) 1. Monitor verbalisasi yang merendhkan diri sendiri
1. Penilaian diri positif meningkat 5 2. Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai
2. Perasaan kemampuan positif meningkat kebutuhan
5
3. Penerimaan penilaian positif terhadp diri Terapeutik ;
sendiri mengkat 5 3. Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri
sendiri
4. Aktif meningkat 5
4. Diskusikan pernyataan tentag harga diri
5. Percaya diri mengkat 5 5. Diskusikan kepercayaan trhadp penilaian diri
6. Perilaku setif meningkat 5 6. Berikan umpan balik positif atas peningkatan
7. Perasaan malu menurun 5 penvapaian tujuan
8. Perasaan tidak mampu melakukan 7. Fasilitasi ingkungn dan aktifitas yang meningkatkan
apapun menurun 5 harga diri

Edukasi ;
8. Anjurkan mengevaluasi perilaku
9. Latih pernyataan/kemampuan positif diri
10. Latih cara berperilaku positif
11. Latih meningkatkn kepercayaan pada kemampuan
dalam menangani situasi
Tindakan Keperawatan

1. Tindakan Keperawatan pada Pasien


a) Tujuan Keperawatan b) Tindakan Keperawatan
1. Pasien mampu melakukan kebersihan 1. Melatih pasien cara perawatan kebersihan
diri secara mandiri. diri.
2. Pasien mampu melakukan berhias 2. Membantu pasien latihan berhias (Latihan
secara baik berhias pada pria dibedakan dengan
3. Pasien mampu melakukan melakukan wanita)
makan dengan baik. 3. Melatih pasien makan secara mandiri
4. Pasien mampu melakukan eliminasi 4. Mengajarkan pasien melakukan
secara mandiri BAK/BAB secara mandiri.
Tindakan Keperawatan

● SP 1 pasien : mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien
tentang cara-cara perawatan kebersihan diri.
● SP 2 pasien : melatih pasien berhias (laki-laki : berpakaian, menyisir rambut, dan bercukur.
Perempuan : berpakaian, menyisir rambut, dan berhias).
● SP 3 pasien : mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri (menjeaskan tempat
BAB/BAK yang sesuai, menjeaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK, menjelaskan
cara membersihkan tempat BAB dan BAK).
● SP 4 pasien : melatih pasien makan secara mandiri (menjelaskan cara mempersiapkan makan,
menjelaskan cara makan yang tertib, menjeaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan,
praktik makan sesuai dengan tahapan makan yang baik)
Tindakan Keperawatan

2. Tindakan Keperawatan pada Keluarga


a) Tujuan Keperawatan
Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit perawatan diri.
b) Tindakan Keperawatan
1) Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien.
2) Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu mengingatkan
pasien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati).
5) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian ats keberhasilan pasien dalam merawat diri.
Tindakan Keperawatan

● SP 1 Keluarga memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang masalah


perawatan diri dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah defisit
perawatan diri.
● SP 2 Keluarga : melatih keluarga cara merawat pasien.
● SP 3 Keluarga : membuat perencanaan pulang bersama keluarga
IMPLEMENTASI

Implementasi hari pertama pengkaji akan menjelaskan tentang pentingnya kebersihan diri, cara dan
alat kebersihan diri dengan menyebutkan alat-alat kebersihan diri. didapatkan respon bahwa klien
mangatakan dirinya tidak mau menjalankan kebersihan diri. Pengkaji mulai menjelaskan dan
mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan diri, seperti mandi, menggosok gigi, makan & minum
dengan benar, dan menjaga lingkungan. pengkaji juga menjelaskan alat dan cara berdandan, Melatih
cara berdandan sesudah kebersihan diri (cukuran, sisiran dll).
EVALUASI

Sesudah dijalankan tindakan keperawatan selama 2x pertemuan telah didapatkan hasil evaluasi klien mampu
menjaga kebersihan diri, klien mampu menyebutkan penyebab Defisit perawatan Diri, klien mampu menjelaskan
atau menceritakan alasan nya tidak mau merawat kebersihan diri, klien juga mampu menyebutkan dan
kekurangan dalam melaksanakaan perawatan diri, dan klien mampu melaksanakan perawatan diri, perencanaan
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan penulis yaitu tetap mempertahankan kegiatan perawatan diri serta akan
memberikan edukasi atau motivasi kepada keluarga klien supaya bisa melakukan kegiatan yang sudah di catat
dalam jadwal kegiatan harian,
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai