Policy Brief Kel 5 (Kecurangan Tes CPNS)
Policy Brief Kel 5 (Kecurangan Tes CPNS)
Policy Brief Kel 5 (Kecurangan Tes CPNS)
KELOMPOK 5
NABILA APRILIA (18110307)
NENENG SRI AYU (18110311)
RIFA FAUZAN R (18110319)
SALWA RIZKI AULIA (18110323)
VALYA MEKARDINI (18110325)
Ringkasan Eksekutif
BKN bersama Badan Siber Sandi Negara (BSSN) menemukan adanya indikasi
kecurangan pada pelaksanaan Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) CPNS Tahun 2021 di titik lokasi
mandiri instansi Pemerintahan Kabupaten Buol dengan modus remote access. Adanya kejadian
tersebut membuat pelaksanaan tes CPNS terkesan masih jauh dari prinsip Kompetitif, Objektif,
Transparan, hingga Bersih dari KKN. Agar kecurangan serupa tidak terulang kembali, dibutuhkan
adanya komitmen serta kolaborasi dari stakeholders baik dalam pengawasan sistem maupun
pemberian sanksi dengan efek jera bagi para pelanggarnya.
Pendahuluan
Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN-RB) dan Badan
Kepegawaian Negara (BKN) menyelenggarakan rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Adanya rekrutmen
CPNS bertujuan untuk mengisi jabatan dalam suatu organisasi yang sesuai dengan kebutuhan keahlian dan diharapkan
menciptakan aparatur sipil negara yang bersih dan kompeten.
Sistem rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang diselenggarakan pemerintah dalam tahun ke tahun tak
terlepas dari permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan. Sistem pada proses rekrutmen CPNS rawan terjadi
kecurangan yang dimana dapat menimbulkan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Kegagalan pada proses
rekruitmen CPNS dapat mempengaruhi pencapaian pembangunan nasional maupun daerah. Dalam proses rekrutmen
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2021 memiliki permasalahan-permasalahan yang perlu dikritisi sebagai
perbaikan rekrutmen CPNS di tahun berikutnya. Berikut permasalahan yang terjadi yaitu; sistem SKD maupun SKB
yang masih rendah transparansi, kecurangan peserta dalam tes CPNS yang melibatkan pegawai ASN, serta kurangnya
sistem audit dalam proses mengevaluasi bukti secara objektif. Dari permasalahan tersebut perlu adanya regulasi dari para
pemangku kebijakan, yang diharapkan dapat memperbaiki sistem rekrutmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di
masa mendatang.
Deskripsi Masalah
BKN bersama BSSN menemukan adanya indikasi kecurangan pada pelaksanaan SKD CASN di Tilok Mandiri
Instansi Pemerintah Kabupaten Buol yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab yang merusak sistem seleksi
CASN Nasional dengan modus remote access. Dari hasil penyelidikan didapatkan bukti dukung (evidence) indikasi
kecurangan sebagai berikut :
Pengaduan masyarakat atas dugaan kecurangan
Hasil audit trail aplikasi CAT BKN terhadap aktivitas peserta seleksi selama pelaksanaan seleksi
30%
Laporan penyelidikan internal oleh Instansi Pemerintah Kabupaten Buol
Hasil pemeriksaan terhadap petugas pelaksanaan seleksi baik dari BKN maupun Instansi Pemerintah
Kabupaten Buol
Rekaman Kamera Pengawas (CCTV)
Persoalan dalam kecurangan seleksi CPNS ini terdapat pada faktor Sumber Daya Manusia (SDM) yang
memanfaatkan akses masuk ruang tes. Dalam konteks kasus ini peserta mengunduh aplikasi remote access sehingga PC yang
digunakan peserta dapat diakses dari luar lokasi ujian oleh oknum lain.
Deskripsi Masalah
Dalam upaya pencegahan kasus ini terdapat pendekatan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu pada tahun
2017 Kemenpan-RB mengajak Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk memproteksi sistem Computer Assisted Test (CAT)
sebagai aplikasi seleksi dan mengajak para penggiat IT untuk memantau pelaksanaannya. Bahkan pada tahun 2021 sebelum
dimulainya tes ini Kemenpan-RB telah melakukan audit trail terhadap peserta tes untuk melihat aktivitas peserta selama
pelaksanaan ujian. Namun demikian pendekatan dan kegiatan tersebut belum dapat berjalan optimal karena masih saja
terdapat kendala kecurangan.
Mengingat kasus kecurangan tersebut maka beberapa pihak yang terlibat seperti Kemenpan-RB, BKN,
Panselnas, BSSN, dan BPPT sangat menyayangkan hal tersebut dikarenakan sistem CAT dibobol secara sederhana bukan
dengan menjebol sistem keamanan.
Dengan adanya kecurangan tersebut maka menimbulkan dampak terhadap stakeholders seperti bagi para
CPNS yang merasa dicurangkan dan adanya perasaan tidak adil, nama baik daerah serta lembaga daerah yang bersangkutan
menjadi tercoreng, tidak dihargainya usaha para lembaga yang turut serta mempersiapkan seleksi dengan cara yang bersih.
Sementara itu dampak juga akan sangat dirasakan bagi pembangunan secara umum. Pembangunan dan kemajuan suatu
negara sulit diraih ketika birokrasi masih buruk, hal ini menandakan adanya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
tidak berkualitas dan belum adanya hukum yang mengikat dan dapat menimbulkan efek jera.
Analisis SWOT
Rekomendasi Kebijakan
2. Penambahan Sanksi
1. Audit Internal dan Eksternal Perlunya penambahan sanksi bagi peserta dan
oknum (khususnya pegawai ASN) yang ikut
Selain audit forensik internal perlu juga untuk terlibat dalam kecurangan seleksi CPNS. Bagi
melibatkan audit forensik eksternal. Audit sendiri peserta CPNS, selain di diskualifikasi dan
merupakan suatu rangkaian proses yang mendapat sanksi pidana, maka perlu adanya
sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi blacklist seumur hidup dalam seluruh kegiatan
bukti secara objektif. Tim audit internal saat ini rekruitmen kenegaraan termasuk seleksi CPNS di
merupakan anggota dari Badan Kepegawaian masa mendatang, BUMN/D, TNI/POLRI, dsb.
Nasional (BKN). Sedangkan untuk tim audit Sedangkan untuk oknum ASN selain mendapat
eksternal dapat terdiri dari Badan Pengkajian dan sanksi pidana dan denda (bila ada) maka perlu
Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Siber dicopot dari jabatannya saat ini, artinya ASN
dan Sandi Negara (BSSN). dipecat secara tidak hormat dan dipastikan tidak
akan mendapat dana pensiun maupun tunjangan
lainnya.
Rekomendasi Kebijakan
Meningkatkan hak administrasi pada komputer
3. Pelaksanaan
Setiap PesertaAudit Ulang
yang masuk ranking harus 4. Memperketat Hak Administrasi pada
yang digunakan peserta tes sehigga hak tersebut
melakukan audit ulanguntuk memastikan semua Komputer
tidak dimiliki sembarangan orang. Hak
Setiap Peserta
hasil yang yang murni.Audit
diperoleh masuk ranking hasil harus
atau administrasi pada komputer yang digunakan pada
melakukan audit ulang untuk memastikan semua
rekonsiliasi nilai dari pengerjaan soal tes Seleksi Meningkatkan hak akses sepenuhnya ke setiap
peserta tes CPNS perlu diperketat kembali.
hasil yang diperoleh
Kompetensi Dasar (SKD) murni.
CalonAudit hasilNegeri
Pegawai atau pengaturan komputer serta yang memiliki hak
Adapun hak administrasi pada komputer tersebut
rekonsiliasi
Sipil (CPNS) nilai Perlu
dari pengerjaan
dilakukansoaloleh
tes Seleksi
BKN. akses pada komputer tersebut hanyalah orang-
yaitu hak akses penuh ke setiap pengaturan
Kompetensi
Meknasime Dasar (SKD) CPNS
rekonsiliasi ini perlu
yaitu dilakukan
dengan orang tertentu saja. Dengan begitu untuk
komputer serta yang memiliki hak akses pada
oleh BKN. Mekanisme rekonsiliasi
mengundang instansi pusat dan daerah ini untuk
yaitu perangkat komputer yang akan digunakan dalam
komputer tersebut yaitu hanya orang-orang
dengan mengundang
mengelolah hasil SKD. instansi pusat
Audit ini dandasarnya
pada daerah tes CPNS perlu di tanamkan software deep freeze
tertentu saja. Dengan begitu pada perangkat
untuk mengelolah
bertujuan hasil SKD.kembali
untuk menyamakan Audit data-data
ini pada dan vaksin protect yang melindungi sistem
komputer untuk yang digunakan dalam tes CPNS
dasarnya
yang sudah bertujuan untuk database
masuk dalam menyamakanBKN kembali
da akan komputer dari penambahan aplikasi apapun yang
perlu di tanamkan perangkat lunak (Software)
data-data
dicocokkanyangdengansudah
datamasuk
manusaldalam
sebelumdatabase
hasil dimana tidak sembarang orang dapat menginstal
yang tidak dapat sembarangan orang untuk
BKN
ujian dan akan dicocokkan
dipublikasikan dengan
kepada data manual
publik secara aplikasi selain aplikasi ujian tes CPNS di tahun
menginstal aplikasi selain aplikasi ujian tes
sebelum
serentak. hasil ujian dipublikasikan kepada publik berikutnya, sehingga hal tersebut dapat mengunci
CPNS ditahun berikutnya, sehingga hal tersebut
secara serentak. setelan komputer.
dapat mengunci setelan komputer.
Rekomendasi Kebijakan
1. Selain audit forensik internal perlu Laporan kegiatan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan Beresiko terjadinya miskomunikasi atau perbedaan pendapat
melibatkan audit forensik eksternal. fakta yang ada di lapangan. antar tim audit internal dengan eksternal.
Kesalahan pada sistem maupun pengawasan dari Panselnas dapat
diketahui agar tidak terjadi hal serupa di masa yang akan datang.
2. Penambahan sanksi bagi peserta dan Jika diusut tuntas menggunakan sanksi tersebut, sedikit demi sedikit Dalam menggunakan opsi kebijakan tersebut rentan
oknum (khususnya pegawai ASN) negara dapat memutuskan rantai kecurangan dalam proses seleksi CPNS. menimbulkan kekaburan norma. Namun sebagian besar
yang ikut terlibat dalam kecurangan Menimbulkan efek jera bagi pelaku yang bersangkutan maupun bagi kerugian akan didapatkan oleh pelaku/oknum yang
seleksi CPNS. oknum diluar sana yang masih belum terdeteksi. bersangkutan, karena akan sangat memberatkan kedepannya
Pelaksanaan seleksi CPNS di masa mendatang dapat lebih efektif. baik sanksi pidana maupun sanksi sosial.
3. Setiap peserta yang masuk ranking Mengurangi potensi nilai yang tertukar akibat kesalahan sistem karena Pemeriksaan membutuhkan waktu lebih karena jika ada
harus melakukan audit ulang untuk adanya pemeriksaaan keseluruhan secara manual dengan membandingkan instansi pusat dan daerah yang diundang tidak dapat hasil
memastikan semua hasil yang data yang sudah masuk dalam database BKN sebelum data-data tersebut karena masih melangsungkan SKD maka akan membutuhkan
diperoleh murni. ditampilkan kepada publik. waktu untuk pemeriksaan pada tahap ke-2.
4. Meningkatkan hak administrasi pada Komputer peserta tes CPNS akan lebih private dan tidak dapat diakses oleh Apabila komputer tersebut terjadi error dan menghambat
komputer yang digunakan peserta tes siapapun dalam mengenai pengaturan atau setelah komputer tersebut peserta dalam proses ujian CPNS, akan sulit untuk
sehingga hak tersebut tidak dimiliki digunakan. Sehingga peserta tes CPNS tidak dapat berperilaku curang. memperbaikinya karena hanya orang-orang tertentu saja yang
sembarang orang. memiliki hak akses dalam membuka pengaturan komputer
tersebut.
Dapat membuat sistem yang digunakan lebih aman dari sebelumnya Membutuhkan anggaran yang besar dalam hal maintenance
5. BSSN membuat sistem internet khusus yang mana dengan adanya sistem ini langsung terhubung dengan sistem sistemnya.
dan proteksi khusus untuk jaringan keamanan di ruang kontrol BBSN.
siber negara sehingga perangkat Membuat test CPNS menjadi lebih selektif dan jujur karena ketat nya
negara selalu terhubung dengan sistem sistem kemanan yang digunakan.
keamanan di ruang kontrol BSSN.
Kesimpulan
Kecurangan yang terjadi saat pelaksanaan tes CPNS di Kabupaten Buol dapat di antisipasi agar kelak
tidak terulang kembali. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kecurangan serupa diantaranya:
1. Selain audit forensik internal perlu melibatkan audit forensik eksternal.
2. Selain diskualifikasi dan pidana, peserta dan oknum harus di blacklist seumur hidup agar tidak dapat lagi ikut serta
dalam seluruh kegiatan atau rekrutmen kenegaraan di masa mendatang seperti tes CPNS, BUMN/D, TNI/POLRI,
dsb. Serta pemecatan secara tidak hormat bagi oknum berstatus ASN dan tanpa mendapat tunjangan terkait.
3. Setiap peserta yang masuk ranking harus melakukan audit ulang untuk memastikan semua hasil yang diperoleh
murni.
4. Meningkatkan hak administrasi komputer yang digunakan peserta tes dengan membuat software deep freeze dan
vaksin protect yang melindungi sistem komputer dari penambahan aplikasi apapun.
5. BSSN perlu membuat internet khusus dan proteksi khusus untuk jaringan siber negara.
Thank You!
Any Question ?