BORT Materi I - Basic Chemistry

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

BASIC CHEMISTRY FOR PET

BASIC OPERATION REFRESHMENT TRAINING – 2024


APA ITU PET & POLYMER?
 Polymer berasal dari Bahasa Yunani: Poly yang artinya banyak, dan miros, yang artinya bagian. Sehingga polimer dapat
didefinisikan sebagai: jumlah senyawa kimia berulang yang diikat dengan ikatan kovalen.
 Klasifikasi polymer berdasarkan reaksi pembentukannya:

1. Polymer adisi, contohnya PE, PP, & PVC

2. Polymer kondensasi, contohnya PET, Nylon 66


 Sedangkan, PET atau Polyethylene terephthalate adalah molekul yang terbentuk dari reaksi penggabungan (polimerisasi
kondensasi) antara Etilen Glikol dengan Asam Terephtalate, sehingga membentuk satuan satuan berulang.. Bahan-bahan
baku untuk produksi PET:
MATERIAL KEGUNAAN KETERANGAN
PTA (Purified Terephthalic Acid) Untuk pembentukan monomer Bahan baku utama
MEG (Mono Ethylene Glycol) Untuk pembentukan monomer Bahan baku utama
IPA (Iso Phtalic Acid) Untuk pembentukan komonomer Bahan baku kopolimer
DEG (Di-ethylene Glycol) Untuk pembentukan komonomer Bahan baku kopolimer
Sb-Ac (Antimony Acetate) Katalis Katalis polimerisasi
Blue/Red Toner Colorant Pengaturan warna
H3PO4 (Phosporic Acid) Heat stabilizer Untuk mengurangi degradasi
PRODUK IPPI – POLYETHYLENE TEREPHTALATE
 Formula  Pengaruh pada kesehatan

 Fungsi a) Akut: Tertelan: diperkirakan tidak ada pengaruh yang


: industri plastik merugikan tetapi dalam jumlah yang besar dapat
 Titik leleh : kira-kira 248 oC menyebabkan mual dan muntah

 Tampak normal : granular b) Mata : terkena debu dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman.
 Kelarutan : tidak larut dalam air c) Kulitkontak dengan kulit bisa menghasilkan luka fisik.
 Klasifikasi kebakaran : bisa terbakar terkena bahan cair dapat menyebabkan kulit terbakar.
 Kontrol bila terbakar : water jet, water fog (atau jika d) Terhirup : menghirup debu bisa menghasilkan iritasi
tidak mungkin bisa dengan water spray), foam, dry pada pernafasan
agent, (CO2, dry chemical powder).

Polyethylene Terephthalate ialah molekul yang terbentuk dari reaksi penggabungan (polimerisasi kondensasi) antara Etilen
Glikol dengan Asam Terephtalate, sehingga membentuk satuan satuan berulang.
KLASIFIKASI PET – MONOMER PENYUSUN
 Homopolimer : polimer yang susunan rantainya terbentuk dari satu jenis unit berulang.
 Kopolimer : polimer yang susunan rantainya terbentuk dari lebih dari satu jenis unit berulang.
PET Film Benang PET
Karakteristik Aplikasi
Homo  Memiliki titik leleh tinggi Filament/yarn: textile, tire
polimer cord, industrial belt etc.
 Mechanical property (tensile,
yield & break strength) yang Film: packaging, magnetic
tinggi tape, satellite balloons,
photographic film, decorative
 Kecepatan kristalisasi lebih film, food packaging film.
tinggi

Kopolimer  Titik leleh lebih rendah Bottle: beverage, mineral


water, cosmetic bottle.
 Clarity lebih tinggi
 Kecepatan kristalisasi lebih
rendah
Staple Fiber PET PET Bottle
KLASIFIKASI PET – RAGAM PRODUK IPPI
 Amorphous – A603C (Bottle Grade).
PET amorf; kopolimer dengan berat molekul yang relatif rendah, memerlukan proses lebih lanjut guna meningkatkan berat molekul.
 Crystalline – N1 (Bottle Grade, IV: 0.8 dl/g).
PET kristalin; kopolimer dengan berat molekul yang relatif lebih tinggi; untuk botol berukuran relatif kecil
 Crystalline – N2 (Bottle Grade: IV: 0.76 dl/g).
PET kristalin; kopolimer dengan berat molekul yang relatif lebih tinggi; untuk botol berukuran relatif sedang.
 Crystalline – S1 (Bottle Grade, IV: 0.84 dl/g).
PET kristalin; kopolimer dengan berat molekul yang relatif tinggi; untuk botol berukuran relatif besar.

Amorphous Crystalline
Chip Chip
RAW MATERIAL - PET
B. IPA: Isophtalic Acid
A. PTA: Purified Terephtalic Acid  Formula :
 Formula :  Bentuk : kristal/bubuk putih.
 Bentuk : kristal/bubuk putih,  Keluarutan Dalam Air : 0.013%
hampir tidak berbau  Kebahayaan : toksisitas rendah, dapat
 Keluarutan Dalam Air : tidak larut dalam air terbakar, mudah terbakar jika dipanaskan.
 Kebahayaan : toksisitas rendah,  Titik Leleh : 345 – 348 oC
dapat terbakar, debu dapat meledak  TWA : 5 mg/m3 for
 Temperatur Nyala Sendiri : 680oC 8 hours
 LEL : 40 g/m3 debu  Bau : Sedikit
 TLV/TWA berbau spt acetic acid
: 10 mg/m3
 Pemadaman : Air, Dry Powder, CO2,
 Pemadaman : Water fog, Dry Powder
& foam
RAW MATERIAL - PET
D. DEG: Diethylene Glycol
C. MEG: Monoethylene Glycol
 Formula : HO – CH2 – CH2 – O –
 Formula : HO – CH2 – CH2 – OH
CH2 – CH2 – OH
 Bentuk : Liquid bening & berbau
 Bentuk : Liquid bening & berbau
manis
manis
 Keluarutan Dalam Air : 100%
 Titik Didih : 245oC
 Kebahayaan : Bahaya terhadap kesehatan
 Kebahayaan : toksik bila terhirup
jika tertelan & Jauhkan substan terhadap anak-anak
 Titik Didih  Titik Leleh : -6 oC
: 197.2oC
 Berat Jenis : 1110 kg/m3  Berat Jenis : 1120 kg/m3
 Klasifikasi kebakaran : Mudah terbakar jika  Klasifikasi kebakaran : Mudah terbakar jika
dipanaskan dipanaskan
 Pemadaman : Air, Dry Powder, CO2, &  Pemadaman : Air, Dry Powder, CO2,
foam & foam
RAW MATERIAL - PET F. Katalis: Sb (III) Acetate

E. HS: Phosporic Acid  Formula : Sb(C2H3O2)3.xH2O


 Formula : H3PO4  Fungsi : katalis
 Fungsi : heat stabilizer. polimerisasi
 Tampak normal : kristal bening, tidak berbau  Tampak normal : bubuk putih
 Titik leleh : 42.35 oC  Kelarutan dalam MEG: larut dalam MEG
 Kelarutan dalam alkohol : larut dalam alkohol
 Bau : berbau asam
 Bahaya kesehatan : toksik bila terhirup dan tertelan iritasi pada asetat
kulit dan mata
 Berat molekul : 298.88 kg/kmol
 Berat molekul : 98 kg/kmol
 Titik didih : 213 oC pada 1013 mbar  Berat jenis : 1220 kg/m3
 Kelarutan dalam air 20 oC : 100%  Kategori : konsentrasi maksimum
 Berat jenis : 1880 kg/m3 debu pada tempat kerja 6 mg/m3.
 Kategori : korosif  Klasifikasi kebakaran : tidak mudah terbakar
 Klasifikasi kebakaran : tidak mudah terbakar  Pencegahan/kontrol bila terbakar : spray water,
foam, CO2 ataupun powder
MONOMER – IPA
 IPA digunakan sebagai salahsatu monomer/chain starter Untuk pembuatan kopolimer, menurunkan titik leleh PET,
menurunkan temperatur glass transisi, menaikan temperatur kristalisasi.
 Pengaruh IPA terhadap Process & Property data”

Rxn time (min) Polymer


Sample Ester’n Polym’n L* a* b* IV CEG DEG
Control 150 97 89.90 -0.60 1.53 0.637 24.3 2.34
2% IPA 145 102 89.51 -0.78 1.84 0.641 23.3 2.21

Efek Penambahan Co-Monomer IPA vs Suhu Kristalisasi Efek Penambahan Co-Monomer IPA vs Titik Leleh
HEAT STABILIZER
 Pengaruh Jenis Phospor terhadap proses dan sifat PET

Phosphorus type Polym’n time L* b* Poly CEG


None 98.9 88.97 1.70 27.5
H3PO41 135.5 92.30 2.32 29.3
PPA2 109.3 89.99 1.87 26.1
TMP3 94.5 89.17 1.53 23.3
TMP4 92.5 88.00 1.59 24.1

 Pengaruh Jenis Phospor terhadap reaksi degradasi

Concentration (ppm)
Phosphorus type
TCBI DCBI BCPE
None 23 84 33
H3PO41 39 116 59
PPA2 35 109 61
TMP3 32 108 63
TMP4 36 121 69
REAKSI UTAMA PET - ESTERIFIKASI
 Pembentukan senyawa PET membutuhkan 2 tahap reaksi, yaitu reaksi esterifikasi dan polykondensasi.

 Reaksi Esterifikasi merupakan pembentukan gugus ester pada senyawa Purified terephtalic Acid setelah beraksi dengan
MEG.

 Pada kenyataanya, reaksi esterifikasi berlangsung berulang kali yang


disebut dengan “Poliesterifikasi”
 Ada dua kategori, reaksi esterifikasi: yaitu katalis H+(reaksi orde 2)
dan tanpa katalisadsi (Reaksi Orde 3)

Grafik reaksi Orde 3 (tanpa Grafik reaksi Orde 2 (Dengan


katalis) katalis adipic acid))
REAKSI UTAMA PET - ESTERIFIKASI
 Dengan mol ratio 1,05 maka diharapkan monomer glycol type akan terbentuk dalam prosses esterifikasi. Monomer-
monomer glycol type itu akan bergabung di proses polycondensasi menjadi PET dengan struktur glycol type
 Namun, struktur water type & acid type akan terbentuk dalam proses dengan jumlah kecil dikarenakan kondisi operasi
tidak bisa 100% tetap.
 Dari persamaan reaksi diatas terlihat bahwa jika mol ratio [n : (n-1)] akan terbentuk acid type (n:n) akan terbentuk water
type dan [n : (n+1)] akan terbentuk glycol type.

n*H – T – H + (n+1) *HO – E – OH <=> H – T (ET) n-1 – H + (2n-2) *H2O (IIa)

Acid type

n*H – T – H + n*HO – E – OH <=> HO – (ET)n – H + (2n-1) *H2O (IIb)

Water type

n*H – T – H + (n-1) HO – E – OH < = > HO – (ET)n – E – OH + 2nH2O (IIc)

Glycol type
REAKSI UTAMA PET - ESTERIFIKASI
 Langkah dua, Polikondensasi Unit monomer yang telah dibentuk dalam
reaksi esterifikasi. Monomer akan saling bereaksi dengan sesame
monomer untuk melepas salah satu gugus ester dan kembali menjadi
Ethylene Glycol.
 Monomer-monomer yang telah bereaksi lebih Panjang menghasilkan
polymer rantai pendek yang ditandai dengan kenaikan nilai IV
REAKSI UTAMA PET – PROSES PERHITUNGAN ESTERIFIKASI
 AN: Acid Number (mg KOH per gr product): Banyaknya gugus – COOH yang tidak bereaksi.

 SN: Saponification Number (mg KOH per gram product): Jumlah total gugus – COOH yang bereaksi maupun
yang tidak bereaksi.

 CEG: Carboxyl End Group (m eq per Kg): Jumlah KOH yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan gugus COOH.
Ceg  1000 / Mw KOH * AN

 Esterification Degree: Prosentase gugus COOH yang telah bereaksi.


 AN 
ES Degree  1   x 100 %
 SN 
REAKSI UTAMA PET – MOL RATIO
o
 Kg 
 Paste Mol Ratio m  Laju alir massa  H 
 
MW  Berat molekul
MW EG  62,069
mw PTA  166,135

 Esterifikasi I Mol Ratio Internal EGC ES 1 * (1  H 2OEGCB ) * MW PTA


Mri  Mrp 
Mrp = Mol ratio paste MW EG * Flow paste * PTA paste
EGES 1 = reflux glikol dari bottom kolom C – 1201 (kg per ton PET) dikoreksi dengan kandungan air di bottom kolom (% H2OEGCB)

 Esterifikasi II Mol Ratio Internal

MrES 1 = molar ratio EG tereduksi dengan PTA di produk Ester 1


EGES 2 = 10 * EGES 1 + EGCES 2 * (1 – H2OEGCB) + EGADD * (1 – ADDES2) EGES 2 * 2 * MW KOH
Mri  Mrr ES 1 
EGCES2 = reflux glikol dari bottom kolom C – 1201 (kg per ton PET) MW EG * SN ES 1
dikoreksi dengan kandungan air di bottom kolom (% H2OEGCB)
EGADD = glikol yang melarutkan aditif yang masuk ke Ester 2 (kg per ton PET)
REAKSI UTAMA PET – PERHITUNGAN PANJANG RANTAI (N)
 Water Type Esterification =AN
56

 
 Glycol Type Esterification = 1000   SN (192)  AN (18)  DEG (44) (10) 
 (56) (2) 56 106 
62

 Panjang Rantai (n) = SN


(56) (2)
water type  glycol type

 Polycondensation Degree = 1 ( n = panjang rantai )


1
n
REAKSI UTAMA PET – POLYKONDENSASI
 Sb2O3 berperan utama sebagai katalis reaksi. Dia akan bereaksi dengan EG pada arus monomer untuk membentuk
antimony glycol oxide, yang larut di dalam monomer.
 Sb2O3 Aakan melekat pada area reaktif di suatu molekul monomer & seperti sebuah magnet menarik area kritikal dari
molekul monomer bersama-sama dan memungkinkan untuk terjadinya reaksi polimerisasi.
 Sama seperti reaksi esterifikasi, reaksi polykondensasi juga membentuk berapa tipe yang dapat dibagi berdasarkan
senyawa penyusun di setitar ethylene terephthalate.

H – T – (ET)a – H + H – T – (ET)b – H  H – T – (ET)a+b – H + HO – E – OH

Acid type

HO – (ET)a – H + HO – (ET)b – H  H – (ET)a+b – H + HO – E – OH

Water type

HO – (ET)a – E – OH + HO – (ET)b – E – OH  HO – (ET)a+b – E – OH + HO – E – OH

Glycol type
REAKSI UTAMA PET – POLYKONDENSASI
 Selanjutnya, monomer-monomer yang terbentuk akan lanjut bereaksi dengan sesame monomernya untuk membentuk
polymer rantai yang lebih Panjang:

 Pada ketanyaan di lapangan, reaksi polykondensasi tidak berjalan secara cepat/satu step. Diperlukan serangkaian reaksi
yang simultan mulai dari di Prepolykondensasi, Final Polykondensasi, hingga Solid State Polymerisasi untuk
mendapatkan Polimer dengan Panjang rantai yang sesuai untuk product Bottle Grade.
REAKSI UTAMA PET – GRAFIK PET QUALITY PADA BAGIAN2
REAKSI
REAKSI SAMPING PET – PEMBENTUKAN DEG & REAKSI
DEGRADASI
• Reaksi Pembentukan DEG  Reaksi Hydrolitic Degradation
a) Reaksi di katalis oleh proton & bersifat reversible a) Penyebab : Humidty (%wt H2O)
b) Bagian terbesar terbentuk di dalam tahap esterifikasi
b) Akibat: IV CEG
karena glikol berlebih dari acidity.
REAKSI SAMPING PET – REAKSI DEGRADASI
 Degradasi Thermal:  Reaksi Oksidasi

a) Temperatur > 200oC dan dalam kondisi a) Penyebab : O2 Leak

b) Penyebab : T TR b) Akibat: Color CEG

c) Akibat: Color CEG AA


PET PLANT PROCESS EFFECT
 Pengaruh waktu reaksi terhadap tingginya berat molekul dengan pembentukan produk samping

Concentration (ppm)
Reaction time TCBI DCBI BCPE
(min)
2201 0 0 0
2802 10 22 16
315 23 55 45
 345 27
Pengaruh IPA terhadap Process & Property data” 71 63

 Pengaruh waktu reaksi terhadap tingginy Kualitas PET Chip

Color
Reaction Time (min) DP/IV
CEG L* b*
Feed - 12039 97.20 0.32
1701 3.064 1005 97.49 0.70
2202 5.344 317 96.97 0.63
2803 0.284 34.2 92.69 2.19
315 0.529 20.5 90.90 1.78
345 0.640 21.5 89.08 1.64
THANKS….

Klik Disini untuk Mengisi Post Test

Anda mungkin juga menyukai