BORT Materi I - Basic Chemistry
BORT Materi I - Basic Chemistry
BORT Materi I - Basic Chemistry
Tampak normal : granular b) Mata : terkena debu dapat menyebabkan rasa tidak
nyaman.
Kelarutan : tidak larut dalam air c) Kulitkontak dengan kulit bisa menghasilkan luka fisik.
Klasifikasi kebakaran : bisa terbakar terkena bahan cair dapat menyebabkan kulit terbakar.
Kontrol bila terbakar : water jet, water fog (atau jika d) Terhirup : menghirup debu bisa menghasilkan iritasi
tidak mungkin bisa dengan water spray), foam, dry pada pernafasan
agent, (CO2, dry chemical powder).
Polyethylene Terephthalate ialah molekul yang terbentuk dari reaksi penggabungan (polimerisasi kondensasi) antara Etilen
Glikol dengan Asam Terephtalate, sehingga membentuk satuan satuan berulang.
KLASIFIKASI PET – MONOMER PENYUSUN
Homopolimer : polimer yang susunan rantainya terbentuk dari satu jenis unit berulang.
Kopolimer : polimer yang susunan rantainya terbentuk dari lebih dari satu jenis unit berulang.
PET Film Benang PET
Karakteristik Aplikasi
Homo Memiliki titik leleh tinggi Filament/yarn: textile, tire
polimer cord, industrial belt etc.
Mechanical property (tensile,
yield & break strength) yang Film: packaging, magnetic
tinggi tape, satellite balloons,
photographic film, decorative
Kecepatan kristalisasi lebih film, food packaging film.
tinggi
Amorphous Crystalline
Chip Chip
RAW MATERIAL - PET
B. IPA: Isophtalic Acid
A. PTA: Purified Terephtalic Acid Formula :
Formula : Bentuk : kristal/bubuk putih.
Bentuk : kristal/bubuk putih, Keluarutan Dalam Air : 0.013%
hampir tidak berbau Kebahayaan : toksisitas rendah, dapat
Keluarutan Dalam Air : tidak larut dalam air terbakar, mudah terbakar jika dipanaskan.
Kebahayaan : toksisitas rendah, Titik Leleh : 345 – 348 oC
dapat terbakar, debu dapat meledak TWA : 5 mg/m3 for
Temperatur Nyala Sendiri : 680oC 8 hours
LEL : 40 g/m3 debu Bau : Sedikit
TLV/TWA berbau spt acetic acid
: 10 mg/m3
Pemadaman : Air, Dry Powder, CO2,
Pemadaman : Water fog, Dry Powder
& foam
RAW MATERIAL - PET
D. DEG: Diethylene Glycol
C. MEG: Monoethylene Glycol
Formula : HO – CH2 – CH2 – O –
Formula : HO – CH2 – CH2 – OH
CH2 – CH2 – OH
Bentuk : Liquid bening & berbau
Bentuk : Liquid bening & berbau
manis
manis
Keluarutan Dalam Air : 100%
Titik Didih : 245oC
Kebahayaan : Bahaya terhadap kesehatan
Kebahayaan : toksik bila terhirup
jika tertelan & Jauhkan substan terhadap anak-anak
Titik Didih Titik Leleh : -6 oC
: 197.2oC
Berat Jenis : 1110 kg/m3 Berat Jenis : 1120 kg/m3
Klasifikasi kebakaran : Mudah terbakar jika Klasifikasi kebakaran : Mudah terbakar jika
dipanaskan dipanaskan
Pemadaman : Air, Dry Powder, CO2, & Pemadaman : Air, Dry Powder, CO2,
foam & foam
RAW MATERIAL - PET F. Katalis: Sb (III) Acetate
Efek Penambahan Co-Monomer IPA vs Suhu Kristalisasi Efek Penambahan Co-Monomer IPA vs Titik Leleh
HEAT STABILIZER
Pengaruh Jenis Phospor terhadap proses dan sifat PET
Concentration (ppm)
Phosphorus type
TCBI DCBI BCPE
None 23 84 33
H3PO41 39 116 59
PPA2 35 109 61
TMP3 32 108 63
TMP4 36 121 69
REAKSI UTAMA PET - ESTERIFIKASI
Pembentukan senyawa PET membutuhkan 2 tahap reaksi, yaitu reaksi esterifikasi dan polykondensasi.
Reaksi Esterifikasi merupakan pembentukan gugus ester pada senyawa Purified terephtalic Acid setelah beraksi dengan
MEG.
Acid type
Water type
Glycol type
REAKSI UTAMA PET - ESTERIFIKASI
Langkah dua, Polikondensasi Unit monomer yang telah dibentuk dalam
reaksi esterifikasi. Monomer akan saling bereaksi dengan sesame
monomer untuk melepas salah satu gugus ester dan kembali menjadi
Ethylene Glycol.
Monomer-monomer yang telah bereaksi lebih Panjang menghasilkan
polymer rantai pendek yang ditandai dengan kenaikan nilai IV
REAKSI UTAMA PET – PROSES PERHITUNGAN ESTERIFIKASI
AN: Acid Number (mg KOH per gr product): Banyaknya gugus – COOH yang tidak bereaksi.
SN: Saponification Number (mg KOH per gram product): Jumlah total gugus – COOH yang bereaksi maupun
yang tidak bereaksi.
CEG: Carboxyl End Group (m eq per Kg): Jumlah KOH yang dibutuhkan untuk bereaksi dengan gugus COOH.
Ceg 1000 / Mw KOH * AN
Glycol Type Esterification = 1000 SN (192) AN (18) DEG (44) (10)
(56) (2) 56 106
62
Acid type
Water type
Glycol type
REAKSI UTAMA PET – POLYKONDENSASI
Selanjutnya, monomer-monomer yang terbentuk akan lanjut bereaksi dengan sesame monomernya untuk membentuk
polymer rantai yang lebih Panjang:
Pada ketanyaan di lapangan, reaksi polykondensasi tidak berjalan secara cepat/satu step. Diperlukan serangkaian reaksi
yang simultan mulai dari di Prepolykondensasi, Final Polykondensasi, hingga Solid State Polymerisasi untuk
mendapatkan Polimer dengan Panjang rantai yang sesuai untuk product Bottle Grade.
REAKSI UTAMA PET – GRAFIK PET QUALITY PADA BAGIAN2
REAKSI
REAKSI SAMPING PET – PEMBENTUKAN DEG & REAKSI
DEGRADASI
• Reaksi Pembentukan DEG Reaksi Hydrolitic Degradation
a) Reaksi di katalis oleh proton & bersifat reversible a) Penyebab : Humidty (%wt H2O)
b) Bagian terbesar terbentuk di dalam tahap esterifikasi
b) Akibat: IV CEG
karena glikol berlebih dari acidity.
REAKSI SAMPING PET – REAKSI DEGRADASI
Degradasi Thermal: Reaksi Oksidasi
Concentration (ppm)
Reaction time TCBI DCBI BCPE
(min)
2201 0 0 0
2802 10 22 16
315 23 55 45
345 27
Pengaruh IPA terhadap Process & Property data” 71 63
Color
Reaction Time (min) DP/IV
CEG L* b*
Feed - 12039 97.20 0.32
1701 3.064 1005 97.49 0.70
2202 5.344 317 96.97 0.63
2803 0.284 34.2 92.69 2.19
315 0.529 20.5 90.90 1.78
345 0.640 21.5 89.08 1.64
THANKS….