Workability

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 3

WORKABILITY DAN PENGUJIAN BETON


NAMA ANGGOTA KELOMPOK
• JASMINE DEVYA PRAMESWARI ( 202110340311112 )
• PUTRI MARSANDA ( 202110340311121 )
• M. ILHAM SURYA PRADANA ( 202110340311129 )
• NABILA FRIZA NAURA ( 202110340311145 )
• BARA DWI WASKITA ( 2021110340311149 )
MATERI
WORKABILIT
Y
WORKABILITY
.
DEFINISI

SIFAT - SIFAT

UNSUR - UNSUR

CIRI - CIRI

FAKTOR - FAKTOR
DEFINISI
Workability adalah tingkat kemudahan
pengerjaan beton dalam mencampur, mengaduk,
menuang dalam cetakan dan pemadatan tanpa
homogenitas beton berkurang dan beton tidak
mengalami bleeding ( pemisahan ) yang
berlebihan untuk mencapai kekuatan beton yang
diinginkan.

BACK
BACK

SIFAT - SIFAT
• Mobility adalah kemudahan adukan beton untuk
mengalir dalam cetakan.
• Stability adalah kemampuan adukan beton untuk
selalu tetap homogen,
selalu mengikat ( koheren ), dan tidak mengalami
pemisahan butiran
( segregasi dan bleeding ).
• Compactibility adalah kemudahan adukan beton
untuk dipadatkan
sehingga rongga-rongga udara dapat berkurang.
• Finishibility adalah kemudahan adukan beton
untuk mencapai tahap akhir
yaitu mengeras dengan kondisi yang baik.
BACK

UNSUR - UNSUR
• Jumlah air yang digunakan dalam campuran adukan beton. Semakin
banyak air yang digunakan, maka beton segar semakin mudah dikerjakan.
• Penambahan semen ke dalam campuran juga akan memudahkan cara
pengerjaan adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan bertambahnya air
campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
• Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila campuran pasir dan kerikil
mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan, maka adukan
beton akan mudah dikerjakan.
• Pemakaian butir-butir batuan yang bulat mempermudah cara pengerjaan
beton.
• Pemakaian butir maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh
terhadap tingkat kemudahan dikerjakan.
• Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pengerjaan yang berbeda.
Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat
kelecakan yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit
daripada jika dipadatkan dengan tangan
BACK

CIRI - CIRI
1. Beton segar dapat ditempatkan ( dituangkan ) tanpa kehilangan
homogenitasnya, sebagai contoh : beton segar tidak pernah
terpisah ( antara agregat dan pasta semen ) beton segar harus
terdistribusikan secara merata di seluruh penampang bekesting
atau cetakan.
2. Beton segar selalu dalam keadaan menyatu ( tidak boleh
terpisahkan antar agregat dan pasta semen ), sebagai contoh beton
segar tidak pernah terpisah selama pengangkutan atau penempatan
atau penuangan.
3. Beton segar dapat dipadatkan dengan upaya atau pengerjaan yang
ditentukan, yaitu dengan vibrator normal atau bahkan dengan cara
merojok ( menusuk – nusuk ) dengan bambu atau batang besi.
4. Beton segar bisa diselesaikan ( finishing ) dengan mudah.
BACK

FAKTOR - FAKTOR
• Kadar Air pada Campuran Beton
• Ukuran Agregat
• Bentuk Agregat
• Tekstur Permukaan Agregat
• Porositas Agregat
• Grading Agregat
• Penggunaan Admixture Beton
• Suhu Sekitar
PENGUJIAN
BETON
PENGUJIAN BETON

DEFINISI

SIFAT - SIFAT

TEKNIK PENGUJIAN
DEFINISI
Beton adalah salah satu material bangunan yang banyak
digunakan dalam pembuatan beton, gedung bertingkat,
pembangunan jembatan, dan masih banyak lagi. Beton
digunakan pada hampir setiap bagian bangunan mulai
dari pondasi hingga atap pada sebuah bangunan. Material
penyusun beton umumnya terdiri dari pasir, kerikil, semen,
kapur yang kemudian akan dicampur menggunakan air.
Perbandingan campuran tersebut akan menentukan
kualitas atau material beton, hal ini harus diperhatikan
karena bila mutunya tidak sesuai maka beton harus
dibongkar dan dibuat ulang.

BACK
BACK

SIFAT - SIFAT

Sifat beton pada umumnya lebih baik jika kuat tekannya lebih
tinggi., dengan demikian untuk meninjau mutu beton biasanya
secara umum hanya ditinjau kuat tekannya saja. Secara umum
tidak dtentukan batasan nilai kuat tekan untuk membedakan
beton mutu tinggi dengan mutu normal. Berdasarkan ACI
Committe 363R-93, beton mutu normal adalah beton yang nilai
kuat tekannya kurang dari 42 Mpa pada umur 28 hari.
TEKNIK PENGUJIAN BETON BACK

• Uji kuat tekan beton ( compression test )


Uji kuat tekan beton adalah pengujian yang dilakukan pada sampel beton, sampel ini akan diberi tekanan
hingga mengalami kehancuran. Tujuannya adalah untuk mengetahui kekuatan beton terhadap gaya tekan .
• Slump Test
Salah satu cara untuk mengetahui kualitas beton adalah dengan mengukur kadar air dalam beton atau yang
biasa disebut slump test. Untuk mengetahui kadar air beton dapat dilakukan menggunakan kerucut
Abraham.
• Uji Core Drill
Uji core drill dilakukan menggunakan alat core drill untuk mengambil beton yang sudah jadi untuk dijadikan
sampel. Hal yang harus diperhatikan disini adalah pada saat pengambilan sampel beton jangan sampai
merusak struktur bangunan atau mengenai tulangannya. Sampel ini kemudian akan diuji crusing test,
meskipun sangat beresiko namun pengujian ini dapat dikatakan sangat akurat karena menggunakan sampel
beton yang sudah jadi.
• Hammer test
Hammer test dilakukan pada bagian bangunan seperti kolom, balok atau plat lantai menggunakan alat
hammer test. Pengujian dilakukan pada 20 titik, namun pastikan permukaan beton yang akan diuji sudah
rata dan bila belum rata harus diratakan lebih dulu menggunakan gerinda. Hasil pengujian ini kemudian
akan dihitung menggunakan standar deviasi untuk mengetahui kekuatan maupun tegangan karakteristik
beton. Dari hasil inilah kita dapat mengetahui mutu beton.
• Pengujian Ultrasonik atau Ultrasonic non Destructive.
Ultrasonic non destructive adalah pengujian menggunakan gelombang ultrasonik sehingga tidak
menimbulkan kerusakan pada benda yang diuji seperti beton. Pengujian ultrasonik dilakukan menggunakan
alat ukur kekerasan yang telah menerapkan gelombang ultrasonik dalam pengukurannya. Gelombang ini
akan dirambatkan pada beton untuk mengetahui mutu dan kualitas beton.

Anda mungkin juga menyukai