Pendidikan Karakter

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

DISUSUN OLEH :

ANITA NURDUHA
NIM : 22230100023
Pengertian Pendidikan karakter

Pendidikan karakter adalah segala upaya untuk mengarahkan, melatih, memupuk nilai-

nilai baik agar menumbuhkan kepribadian yang baik, bijak, sehingga dapat memberikan

kontribusi yang positif kepada lingkungan dan masyarakat luas. Definisi tersebut sejalan dengan

pendapat Megawangi (dalam Kesuma, 2013, hlm.5) yang berpendapat bahwa pendidikan

karakter adalah sebuah usaha sadar untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil

keputusan yang bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat

memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya.Dari mana pengertian tersebut diambil?

Tentunya dari dua kata pembentuknya, yaitu “pendidikan” dan “karakter”. Berikut adalah

penjabaran definisi kedua kata yang membentuknya.


Pendidikan Karakter Menurut Para Ahli

 Sebagai suplemen untuk bandingan mengenai pengertian


pendidikan karakter, berikut adalah beberapa pengertian karakter
menurut
Samani para ahli lainnya.
dan Hariyanto
Menurut Samani & Hariyanto (2013, hlm. 45) pendidikan karakter adalah proses pemberian
tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam
dimensi hati, pikir, raga serta rasa dan karsa.
Wibowo
Pendidikan karakter adalah suatu pendidkan yang digunakan untuk menanamkan dan
mengembangkan karakter kepada peserta didik, sehingga mereka memiliki karakter yang
luhur setelah memiliki maka dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari bak di rumah,
di sekolah maupun di masyarakat (Wibowo, 2013, hlm. 40).
Salahudin dan Alkrienciechie
Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan moral atau budi pekerti untuk
mengembangakan kemampuan seseorang untuk berperilaku yang baik dalam kehidupan
sehariharinya (Salahudin & Alkrienciechie, 2013, hlm.42).
Sistem Karakter
Seperti yang telah diungkapkan berbagai pengertian di atas, karakter tampaknya terdiri dari
banyak unsur yang saling berhubungan satu sama lain. Ya, karena karakter setidaknya terdiri dari tiga ranah
yang saling berhubungan, yakni: pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral yang disebut
dengan sistem karakter.

 Lickona dan Amirulloh (2015, hlm.14-18) menjelaskan bahwa sistem karakter terdiri tiga ranah yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi, yakni:
1. Pengetahuan Moral (Moral Knowledge)
Pengetahuan moral adalah kemampuan individu untuk mengetahui, memahami, mempertimbangkan, membedakan,
menginterpretasikan macam-macam moral yang harus diterapkan dan yang harus ditanggalkan. Pengetahuan moral terdiri
dari enam komponen yang meliputi:
 Kesadaran Moral, merupakan kesadaran untuk memperhatikan dan melaksanakan moral yang ada di sekitarnya.
 Pengetahuan Nilai Moral, kemampuan untuk memahami nilai moral dalam berbagai situasi.
 Memahami Sudut Pandang Lain, adalah kemampuan untuk menghargai dan merasakan pendapat orang lain.
 Penalaran Moral, kemampuan untuk memahami, mempertimbangkan dan membedakan makna bermoral.
 Keberanian Mengambil Keputusan, yaitu kemampuan untuk tidak ragu menentukan pilihan yang tepat saat
mengalami dilema moral.
 Pengenalan Diri (Self Knowledge), mampu mengetahui dan memahami perilaku sendiri serta dapat mengevaluasinya
dengan jujur.
Perasaan Moral (Moral Feeling)
Perasaan moral adalah kemampuan untuk merasa harus selalu melakukan tindakan moral yang sesuai
dengan norma dan merasa bersalah jika melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan norma (berbuat
jahat). Perasaan ini juga terdiri dari enam komponen, yaitu sebagai berikut.
Mendengarkan Hati Nurani, yaitu perasaan moral naf mendorong seseorang untuk melakukan tindakan
sesuai dengan hati nurani dalam sisi kognitif dan sisi emosional. Sepintar-pintarnya manusia, kelebihannya
adalah tetap memperhatikan emosi dan tidak buta terhadap sesuatu yang objektif jika dibandingkan dengan
kecerdasan buatan.
Harga Diri (self esteem), yakni memiliki kesadaran untuk menjaga harkat dan martabat berdasarkan nilai
yang luhur.
Empati, memiliki kepekaan (mampu turut merasakan) penderitaan orang lain.
Cinta Kebaikan, kemampuan untuk merasa suka dan senang ketika melakukan kebaikan.
Kontrol Diri, kemampuan untuk mengendalikan emosi berlebih, baik saat marah ataupun terlalu senang
(euforia).
Rendah Hati (humility), berarti tidak merasakan rasa keunggulan yang berlebih, dapat tetap terbuka
terhadap perbaikan kesalahan dan mengatasi rasa sombong namun tetap percaya diri.
Tindakan Moral
Mampu bergerak dan melakukan tindakan nyata moral yang sesuai dengan norma, hingga

mencegah perbuatan yang tidak sesuai dengan norma kebaikan lingkungan. Tindakan moral terdiri

menjadi tiga komponen utama, yakni sebagau berikut.

Kompetensi (competence), merupakan kemampuan untuk mengubah perasaan moral

menjadi tindakan moral yang efektif.

Keinginan (will), kemampuan untuk kuat dan bertahan melakukan apa yang seharusnya

dilakukan berdasarkan pengetahuan dan perasaan moral.

Kebiasaan, adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu secara konsisten dan berulang-

ulang hingga telah terbiasa dan terasa lebih ringan untuk dilakukan secara terus-menerus.
Nilai Pendidikan Karakter
Bermoral berarti mempunyai pertimbangan baik-buruk yang diterima oleh masyarakat umum mengenai perbuatan, sikap, yang sesuai
dengan nilai yang berbudi luhur. Lalu nilai yang baik itu apa saja? Berikut adalah 18 nilai-nilai karakter yang sesuai dengan pedoman
Kemendiknas tahun 2010.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter menurut Kemendiknas

Nilai Deskripsi

Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianut, toleran dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

Jujur Perilaku yang selalu berupaya untuk menjadi orang yang sesuai dan menetapi apa yang dilakukan baik dalam perkataan, tindakan, maupun pekerjaan.

Toleransi Sikap dan perilaku yang menghargai perbedaan ras, agama, etnis, pendapat, tindakan yang berbeda.

Disiplin Tindakan yang berperilaku tertib dan patuh pada ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya.

Kreatif Berpikir dan bekerja dengan menghasilkan cara baru atau unik dari yang telah ada/dimiliki.

Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang Iain saja.

Demokrasi Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang mempertimbangkan hak dan kewajiban dirinya dan orang banyak.

Rasa Ingin Tahu Selalu berupaya untuk mengetahui lebih dalam dan meluas dari sesuatu yang dilihat, didengar dan dipelajari secara umum.

Semangat Kebangsaan Berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

Cinta Tanah Air Berpikir, bersikap dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan terhadap segala aspek bangsa dan negara.

Menghargai Prestasi Mampu mendorong diri untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan mengakui, serta menghargai keberhasilan orang lain.

Bersahabat/Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa senang untuk bergaul, berbicara, dan bekerja sama dengan orang lain.

Cinta Damai Perilaku, sikap, perkataan, dan tindakan yang membuat orang lain merasa senang dan damai atas kehadiran individu tersebut.

Gemar Membaca Kebiasaan yang selalu memberikan waktu untuk membaca dan berbagi bacaan yang bermanfaat dan memberikan kebajikan bagi dirinya.

Peduli Lingkungan Selalu berupaya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan di sekitarnya, termasuk menjaga, mencegah dan memperbaiki tatanan alam di sekitar.

Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin menolong dan membantu orang Iain dan masyarakat umum yang membutuhkan.

Tanggung Jawab Selalu melaksanakan dan menyelesaikan tugas dan kewajiban diri, masyarakat, lingkungan, negara, dan Tuhan YME.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter
Sebelum menentukan strategi yang digunakan untuk memberikan pendidikan karakter, kita harus
mengetahui dahulu faktor apa saja yang mempengaruhi karakter seseorang. Faktor-faktor tersebut, menurut
Zubaedi (2012, hlm.177-183) faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pendidikan karakter,
yakni sebagai berikut.

1. Faktor Insting (Naluri), Insting adalah sikap dan tabiat yang telah terbentuk sejak
dilahirkan.

2. Adat (Kebiasaan), Suatu perilaku yang sama dan diulang secara terus-menerus
hingga menjadi terbiasa.

3. Keturunan (heredity), Sifat-sifat anak sebagian merupakan cerminan dari sikap


dan sifat orangtuanya, baik secara rohani, maupun jasmani.

4. Lingkungan (milieu), Segala hal yang mengelilinginya mulai dari adat istiadat,
pergaulan, keadaan sekolah, desa, kota, dsb akan memberikan pengaruh secara
langsung atau tidak langsung pada karakter seseorang.
Tujuan Pendidikan Karakter
Setelah mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya, kita juga harus menentukan
terlebih dahulu apa saja tujuan yang ingin diraih dari pendidikan karakter. Tujuan pendidikan
karakter menurut Mulyasa (2012, hlm.9) adalah untuk mendorong peserta didik agar mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan
serta mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku
sehari-hari.

 Selain itu, Kemdiknas menyatakan bahwa tujuan pendidikan karakter antara lain adalah sebagai
berikut ini.
1. Mengembangkan potensi nurani/kalbu/afektif peserta didik sebagai warga negara yang memiliki
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa.
2. Mengembangkan kebiasaan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan denan nilai universal
dan tradisi bangsa yang religius.
3. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa.
4. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia mandiri, kreatif, dan berwawasan
kebangsaan.
5. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan aman, jujur, kreatif dan
bersahabat.
 Fungsi Pendidikan Karakter
 Fungsi pendidikan karakter menurut Zubaedi (2012, hlm. 18) dibagi menjadi tiga
fungsi utama, yakni:
1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi
Agar perserta didik mampu mengembangkan potensi dalam dirinya untuk
berpikir baik, berhati nurani baik, dan berperilaku baik dan berbudi luhur.
2. Fungsi untuk penguatan dan perbaikan
Memperbaiki dan menguatkan peran individu, keluarga, satuan pendidikan,
masyarakat dan pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawabnya dan
berpartisipasi dalam mengembangkan potensi kelompok, instansi, atau
masyarakat secara umum.
3. Fungsi penyaring
Pendidikan karakter dapat digunakan agar masyarakat dapat memilih dan
memilah budaya bangsa sendiri dan dapat menyaring budaya bangsa lain yang
tidak sesuai dengan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa sendiri yang berbudi
luhur.
Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Lalu bagaimana agar pendidikan karakter dapat melaksanakan berbagai tujuan dan fungsi yang ingin dicapai
berdasarkan nilai-nilai dan faktor yang memengaruhinya?
Dalam Panduan Pelaksaan Pendidikan Karakter (Kemendiknas 2010, hlm. 15-17) Strategi pelaksanaan
pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum
oleh setiap satuan pendidikan.

 Masih dari Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter Kemendiknas, agar pendidikan karakter dapat
dilaksanakan secara optimal, pendidikan karakter dapat diimplementasikan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Sosialisasi ke stakeholders (komite sekolah, masyarakat, dan lembaga-lembaga lainnya)
2. Pengembangan dalam kegiatan sekolah
3. Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran
4. Pengembangan Budaya Sekolah dan Pusat Kegiatan Belajar, melalui:
Kegiatan rutin
b. Kegiatan spontan
c. Keteladanan
d. Pengondisian
5. Kegiatan ekstra kurikuler
6. Menanamkannya melalui kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat

Anda mungkin juga menyukai