Penafsiran Perjanjian Internasional

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENAFSIRAN

PERJANJIAN
INTERNASIONAL
Penafsiran Perjanjian Internasional
• Penafsiran dibutuhkan saat ada
persengketaan mengenai pelaksanaan
kewajiban yang diatur dalam treaty.

• Ada negara pihak yang tidak patuh


dalam pelaksanaan treaty.
• Hakim Peradilan Internasional 
melakukan penafsiran terhadap
treaty yang menjadi pokok
permasalahan.
LEMBAGA PENAFSIR
Organ-Organ
Mahkamah Peradilan yang Lembaga
Internasional ditunjuk Internasiona untuk
Traktat Tertentu

Panitia Yuris Ad Pejabat dalam


Hoc suatu O.I
Alat/Sarana Penafsiran

Proces
Protokol
Verbal

Final Act
Prinsip-Prinsip dalam Penafsiran
Penafsiran
Penafsiran
Penafsiran menurut
menurut Objek
Gramatikal pengertian yang
dan Kontek
masuk akal

Penafsiran Penafsiran Penafsiran


berdasar prinsip menggunakan menurut bahasa
efektivitas bahan ekstrinsik resmi
• Penafsiran berdasarkan makna lugas (arti
sebenarnya)  Nature meaning of the
words/Nature Things
• Penafsiran gramatikal tidak boleh dilakukan jika
Penafsiran menimbulkan ketidakjelasan (pertentangan
Gramatikal dengan bagian lain dalam treaty) atau tidak
sesuai dengan maksud/kehendak para pihak.
• Bertujuan untuk mengetahui maksud dan
kehendak pembuat treaty.
Penafsiran menurut Tujuan dan Konteks

Jika kata-kata atau kalimat dari suatu


Penafsiran bisa dilakukan dengan
traktat kurang jelas maka harus
melihat pada Preamble, lampiran,
ditafsirkan sesuai dengan tujuan
dan instrumen lain yang berkaitan
umum dan maksud treaty tersebut
Efektivitas
Penafsiran tidak boleh
Treaty harus ditafsirkan merupakan revisi
secara keseluruhan, terhadap ketentuan treaty
sehingga treaty tersebut atau bertentangan dengan
efektif dan bermanfaat. semangat treaty.

Penafsiran harus
menjadikan treaty
tersebut efektif (bisa
dilaksanakan sesuai
kehendak para pihak)
Penafsiran menurut Bahasa

Untuk treaty yang


dibuat dalam
banyak bahasa
Penafsiran (mis : Piagam
dilakukan PBB) panafsiran
berdasar bahasa dalam bahasa-
resmi yang bahasa resmi
digunakan tersebut sama
sahnya
Penggunaan Bahan Ekstrinsik
Lihat ketentuan Pasal 32
KW 1969

Keadaan/situasi/suasana
saat penutupan treaty

Pekerjaan tambahan/
Travaux Preparatoires

Bahan sejarah atau


kebiasaan masa lalu
Pengaturan Penafsiran dalam KW 1969
Sesuai dengan
arti yang
sesungguhnya
(ordinary
meaning)
Penafsiran harus Sesuai dengan
dilakukan dengan objek dan tujuan
itikad baik treaty

Pasal 31
ayat (1)
Kontek
untuk - semua kesepakatan yang dibuat
penafsiran para pihak pada saat menyatakan
Treaty terikat pada treaty
adalah
Pasal 31 termasuk
juga
ayat (2) Preamble
dan
Annexes - setiap instrumen yang dibuat satu
atau lebih negara pihak yang terkait
dengan penutupan treaty dan
diterima oleh pihak-pihak lainnya
sebagai bagian yang terkait dg treaty.
• Yang juga harus diperhitungkan dalam Kontek
adalah :
1. Kesepakatan diantara para pihak yang terkait
dg penafsiran dan penerapan
Pasal 31 pemberlakuannya
ayat (3) 2. Praktek-praktek yang terkait dg penafsiran
yang dikembangkan para pihak dan
disepakati
3. Setiap hukum internasional yang berlaku
dalam hubungan di antara para pihak
Pasal 32 KW 1969

Hal ini baru dapat digunakan kalau


-Bahan-Bahan Tambahan ( Extrinsic penafsiran menurut Pasal 31 justru :
Materials a. Menimbulkan kebingungan dan
Bersifat Suplementer
- Keadaan / situasi / suasana saat ketidak jelasan
penutupan treaty b. Menyebabkan tidak jelas dan
tidak masuk akal
Pasal 33 KW 1969

PBB gunakan 6 bahasa


Penafsiran dengan
resmi : Inggris, Perancis,
menggunakan metode Treaty Multilingual
Spanyol, Russia, China,
perbandingan bahasa
Arab ( baru mulai > 1980 )
Contoh Kasus Penafsiran
Kasus 1
Conditions of Admission of a State to
Membership in The United Nations, ICJ
– 1948 (Persyaratan Penerimaan Suatu
Negara Menjadi anggota PBB)
Kasus 2
Competence of The General Assembly for the
Admission of a State to the United Nations, ICJ-1950
(Wewenang Majelis Umum PBB Untuk Menerima
Negara Sebagai Anggota PBB)

Anda mungkin juga menyukai