Laporan Kasus Appendisitis - Dr. Rahmalia Reisa
Laporan Kasus Appendisitis - Dr. Rahmalia Reisa
Laporan Kasus Appendisitis - Dr. Rahmalia Reisa
APPENDISITIS
Disusun oleh :
dr. Rahmalia Reisa
Pendamping :
dr. Amelia Nasrin
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PROGAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PROVINSI RIAU
2024
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Kegawatdaruratan bedah paling umum pada anak-anak dan dewasa muda dengan nyeri perut.
Appendisitis
Obstruksi lumen apendiks oleh faecalith, stasis faecal, hiperplasia limfoid atau caecal neoplasma dan
berbagai infeksi oleh patogen.
PENDAHULUAN
Kementerian Kesehatan
World Health
Republik Indonesia
Organization (WHO)
(KEMENKES RI)
Insiden Appendisitis Appendisitis Peringkat 10 besar penyakit tidak
Tahun 2010 7,62% menular penyebab rawat inap di rumah sakit
Tahun 2013 8,22% tahun 2009 dan 2010.
Insiden Appendisitis pada orang Penyebab kematian hampir 70% didunia.
dengan asupan makanan yang tinggi Prevalensi tertinggi terjadi pada usia 20-30 tahun.
akan serat
PENDAHULUAN
Appendisitis
Keterlambatan dalam mendiagnosis Appendisitis perforasi
Komplikasi
Nama : Tn.SG
Usia : 17 tahun
Pendidikan : SMA
Alamat : Benai
No MR : 149132
Masuk RS : 10 Maret 2024
ANAMNESIS
Keluhan utama
Pasien datang ke IGD RSUD Teluk Kuantan dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 3 hari SMRS,
memberat sejak 1 hari ini. Awalnya pasien mengeluhkan nyeri ulu hati lalu timbul nyeri di perut kanan
bawah. Nyeri dikatakan tidak membaik dengan pengobatan dan memberat jika pasien bergerak. Mual (+),
Muntah (-) Demam (+) 1 hari yang lalu, hilang timbul. Nafsu makan dan minum menurun (+), batuk (-),
riwayat diurut (-), flatus (+), BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien terakhir makan dan minum pukul
13.00 WIB.
ANAMNESIS
Riwayat Sosial
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit
ekonomi dan
Dahulu Keluarga
kebiasaan
Riwayat merokok (+) sejak SMP
Riwayat tekanan darah tinggi (-) Riwayat tekanan darah tinggi (-)
menghabiskan 1 bungkus rokok
diabetes melitus (-) Diabetes melitus (-) dalam sehari.
riwayat sakit maagh (-) Penyakit jantung (-)
Status Lokalis
Regio abdomen :
Nyeri tekan Mc. Burney (+) Psoas sign (+)
Nyeri tekan lepas (+) Obturator sign (+)
Rovsing Sign (+)
DIAGNOSIS KERJA
Kimia klinik
Imunologi
HBsAg Negatif Non reaktif
HIV Non Reaktif Negatif
AHCV Negatif
27 Des 23
Hemostasis
APTT 37,20 dtk 29,20-39,40
Prombine Time 9,80 dtk 08.00- 13.00
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgan Thorax (21 Desember 2023)
X - foto thorax AP
Jaringan lunak sekitar dalam batas
normal
Tulang-tulang intak
Kedua sinus kostofrenikus lancip,
diafragma kanan lebih tinggi dibanding
kiri
Cor: kesan normal dengan cardiothoracic
ratio < 0,5
Trakea midline
Corakan bronkovaskular normal
Kesan: tidak tampak kelainan
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgan Abdomen
Feature Points
Migration of pain from central area 1
to RLQ
Anorexia or Acetonuria 1
Nausea with vomiting 1 -
Total : 8
Tenderness in RLQ 2 ( kemungkinan tinggi
Rebound tenderness 1 appendicitis )
Elevated temperature ≥ 38oC 1 -
Leukocytosis (>10.400/mm3) 2
Shifted WBC count (>75% 1
neutrophils)
11/03/2024 Pusing (+), Mual Kesadaran: CM Post Laparotomy - IVFD RL:D5 2:1
(+), Muntah (-), TD : 120/74 mmHg appendiktomy a.i - Inj. Ceftriaxone 2x1gr
BAB (-), Flatus HR : 96 x/m appendicitis perforasi - Inf. Metronidazole
jarang, Nyeri luka RR : 20 x/m POD I 3x500mg
operasi T : 36,5 C - Inj. Ranitidine 2x50mg
VAS : 5-6 - Inj. Ketorolac 3x30mg
Abdomen : Distensi (-), BU - Inj. Asam tranexamat
(+), Luka operasi tertutup 3x500mg
verban - Pasang ngt alir
Drain : produktif serous - Sementara puasa
hemoragik
FOLLOW UP
12/03/2024 Nyeri luka operasi Kesadaran: CM Post Laparotomy - IVFD RL:D5 2:1
berkurang, Mual TD : 116/74 mmHg appendiktomy a.i - Inj. Ceftriaxone 2x1gr
(+), muntah (-), HR : 96 x/m appendicitis perforasi - Inf. Metronidazole 3x500mg
BAB (-), Flatus RR : 20 x/m POD II - Inj. Ranitidine 2x50mg
(+), demam (-) T : 36,5 C - Inj. Ketorolac 3x30mg
VAS : 5-6 - Inj. Asam tranexamat
Abdomen : Distensi (-), 3x500mg
BU (+),Luka operasi - NGT alir terpasang
tertutup verban - Diet MC 4x100cc
Drain : warna kuning
kemerahan
FOLLOW UP
Terapi pulang :
Paracetamol 3x500mg
Edukasi ke pasien untuk banyak gerak dan banyak minum air putih
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI
Persarafan appendiks
• Parasimpatis : cabang N.vagus dari pleksus
mesenterika superior yang mengikuti
A.mesenterika superior dan A.appendikularis.
Faktor sumbatan
• Infeksi (90%)
• Hiperplasia jaringan limfoid submucosa (60%)
• Karena stasis fekal (35%) Bakteri Aerob dan Bakteri Anaerob
• Benda asing (4%) Fakultatif
• Sumbatan oleh parasit dan cacing (1%) Batang Gram (-) Batang Gram (-)
Nyeri abdominal
Mual-muntah biasanya pada fase awal
Nafsu makan menurun (anoreksia)
Obstipasi dan diare pada anak-anak.
Demam
DIAGNOSIS
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda vital
Inspeksi
palpasi
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik khusus
a. Mc. Burney’s
Appendicitis perforate dengan abscess dan Penebalan Appendiks (panah) dengan appendicolith
kumpulan cairan di pelvis
ALVARADO SCORE
Keterangan Skor 1-4 : Bukan Appendisitis
Keluhan Mual atau muntah 1
5-7 : Kemungkinana Appendisitis
8-10 : Kemungkinan tinggi Appendisitis.
Nyeri berpindah tempat ke perut 1
kanan bawah
Anorexia 1
Pemeriksaan Nyeri perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Peningkatan suhu (>37,3oC atau 1
skor 5-6 dianjurkan untuk diobservasi di
rumah sakit
>99,1oF) skor >6 maka tindakan bedah sebaiknya
Laboratorium Leukositosis >10.000 2 dilakukan.
Leukositosis dengan shift to the 1
left (>75% neutrophils)
Total 10
DIAGNOSIS BANDING
Gastroenteritis
Limfadenitis Mesenterika
Kelainan ovulasi
Infeksi panggul, salpingitis akut
Kehamilan diluar kandungan
Urolitiasis pielum/ ureter kanan
PENATALAKSANAAN
Pada Appendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali appendisitis gangrenosa.
Penundaan tindakan bedah dengan pemberian antibiotik dapat menyebabkan abses dan perforasi apendiks.
Appendisitis perforata perlu dilakukan perbaikan keadaan umum dengan pemberian cairan infus, pemberian
antibiotik, mengobati gejala klinis dengan terapi simptomatis, dan pemasangan pipa nasogastrik perlu dilakukan
sebelum tindakan bedah yaitu tindakan laparatomi eksplorasi
Pemeriksaan fisik
• T : 36,7 demam dengan temperature
Suhu lebih tinggi perforasi
• Abdomen : BU (+) normal, defans 37,5-38,5oC.
muscular (-) Nyeri tekan epigastrium (+)
• Pemeriksaan khusus :
Nyeri tekan Mc. Burney (+)
• nyeri yang terbatas pada regio
Nyeri tekan lepas (+)
iliac kanan, disertai nyeri lepas.
Rovsing Sign (+)
• Nyeri tekan dititik McBurney
Psoas sign (+)
Obturator sign (+)
Follow up :
• Abdomen : defans muscular (+) defans muscular & nyeri tekan pada
• Pemeriksaan khusus : seluruh regio abdomen, rangsangan
Nyeri tekan Mc. Burney (+) peritoneum parietal (m. rectus
Nyeri tekan lepas (+),Rovsing Sign (-), abdominis).
Psoas sign (-), Obturator sign (-)
PEMBAHASAN
Appendisitis appendektomi
• Tindakan bedah : laparatomi eksplorasi
Perforasi appendicitis laparatomi
eksplorasi