(PPT) Stroke Non Haemorrhagic - Sherly Aprilia Perel Puteri

Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 100

Case Report Neurology 2023

NON HAEMORRHAGIC
Oleh :
dr. Sherly Aprilia Perel Puteri
Pembimbing :
dr. Amelia Nasrin

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TELUK KUANTAN
KABUPATEN KUANTAN SINGINGI
PROVINSI RIAU
2023
HEADLI
NE
01. Pendahuluan
02. Laporan Kasus
03. Tinjauan Pustaka
04. Pembahasan
01
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
 Stroke  penyebab kematian & kecacatan nomor 2 di seluruh dunia : >13jt kasus baru/tahunnya

 Kumpulan tanda klinis yang berkembang secara cepat akibat gangguan fungsi otak fokal /global
 menyebabkan kematian tanpa ada penyebab lain selain vaskuler

 Kejadian stroke dibagi menjadi 2

Stroke Non
Haemorrhagic Stroke Haemorrhagic
PENDAHULUAN
Saraswati, D, R., & Khariri.
(2021). US
A
7 jt (3,0%)

CIN
A
1,8% (pedesaan), 9,4% (perkotaan)

INDONESI
A
RSUD Dr. Haryoto Lumajang
 Riskesdas dalam 12 (Des 2022-Jan 2023)
tahun terakhir :  Penyebab kematian
terbanyak ke-3  LK 11/1000  Dari 40 penderita stroke :
2007 : 8,3% sebanyak 138.268 jiwa PR 10,9/1000
2013 : 12,1% (9,7%) dari total *(12 pasien non haemorrhagic)*
2018 : 10,9% kematian  Usia 75 tahun ke atas 50,2/1000 *(9 pasien haemorrhagic)*
PENDAHULUAN
 80 - 85 % (SNH), 20% (SH)  dapat disebabkan o/ ICH atau SAH
 SNH  tanda klinis disfungsi atau kerusakan jaringan otak, disebabkan ↓aliran darah ke otak
(mengganggu kebutuhan darah & O2 di jaringan otak)
(disebabkan oleh thrombosis & emboli)

Azmi E (2012),
Dari 107 pasien stroke :
RSUD Arifin Achmad
73 pasien mengalami stroke non haemorrhagic
Provinsi Riau
PENDAHULUAN
Secara umum, dikenal 2 faktor risiko

Faktor yang dapat diubah Faktor yang tidak dapat diubah

MEROKOK, ↓AKTIVITAS
HIPERTENSI
FISIK , KONSUMSI TIDAK SEHAT,
ALKOHOL, dll
Balgis, Sumardiyono (2022) :
 Terdapat hubungan antara HT
dengan stroke
 Riw. HT 129.000 kali berisiko
stroke iskemik  Semakin cepat keluarga membawa pasien ke layanan kesehatan
 Semakin ↑ angka keberhasilan pengobatan pasien stroke
02
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. L
Usia : 61 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Gunung Melintang, Kuantan Hilir – Kuansing
No. MR : 00141796
Tanggal MRS : 04 Oktober 2023
KELUHAN UTAMA
Lemah anggota gerak kanan sejak 4 hari SMRS
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
• Pasien datang ke IGD RSUD Teluk Kuantan rujukan PKM Basrah d/k lemah
anggota gerak kanan sejak 9 hari SMRS & memberat 4 hari ini. Kelemahan
terjadi bersamaan pada lengan & tungkai kanan. Keluhan tersebut awalnya
membuat pasien hanya menyeret saat berjalan.

• Lemah anggota gerak muncul perlahan – lahan saat pasien bangun tidur.
Lemah yang dirasakan membuat anggota gerak kanan pasien sama sekali tidak
dapat digerakkan sehingga pasien tidak dapat beraktivitas. Keluhan disertai
dengan bibir mencong ke kiri dan berbicara menjadi pelo.
RIWAYAT PENYAKIT

SEKARANG
Pasien juga mengeluhkan nyeri kepala yang dirasakan seperti tertekan
pada bagian belakang yang hilang timbul sejak 1 minggu SMRS (+)
namun keluhan sudah berkurang saat di IGD.

• Demam (+) sejak 2 hari SMRS. Mual dan muntah (-), pandangan kabur
atau ganda (-), penurunan kesadaran (-), kejang (-), riwayat terjatuh (-).
BAB dan BAK dalam batas normal.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
o Riwayat tekanan darah tinggi (+) tidak terkontrol
o Riwayat DM (-), penyakit jantung (-), alergi (-), keganasan

RIWAYAT PENYAKIT
o
o
KELUARGA
Riwayat tekanan darah tinggi (-)
Riwayat DM (-), penyakit jantung (-), alergi (-), keganasan
RIWAYAT KEBIASAAN
o Pasien seorang IRT
o Jarang berolahraga
o Mengkonsumsi makanan berminyak dan bersantan
o Merokok (-) dan alkohol (-)
PEMERIKSAAN UMUM
o Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
o Tekanan Darah : 152/103 mmHg
o Denyut nadi : 105 x/menit
o Suhu : 38,5 C
o BB : 55 kg
o TB : 158 cm
o IMT : 22 kg/m2 (normoweight)
PEMERIKSAAN UMUM
• Kepala : CA (-/-), SI(-/-)

• Jantung : S1 dan S2 regular, murmur (-), gallop (-)

• Paru : Gerakan dinding dada simetris,


Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

• Abdomen : BU (+) N, supel, NT (-), timpani

• Ekstremitas : Akral hangat, CRT <2 detik


PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Kesadaran : Komposmentis Kooperatif, GCS 15 (E4 V5 M6)


Fungsi Luhur : Normal
Kaku Kuduk : Tidak ditemukan
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. I (Olfactorius)

Kanan Kiri Keterangan


Daya pembau Normal Normal Normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. II (Opticus)
Kanan Kiri Keterangan
Daya penglihatan 6/6 6/6 Normal
Lapang pandang Normal Normal Normal
Pengenalan warna Normal Normal Normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis
N. III (Occulomotorius)

Kanan Kiri Keterangan


Ptosis (-) (-)
Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 2 mm 2 mm
Gerak bola mata Normal Normal Normal
Refleks pupil
Langsung (+) (+)
Tidak langsung (+) (+)
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. IV (Trochlearis)

Kanan Kiri Keterangan

Gerak bola mata Normal Normal Normal


PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. V (Trigeminus)

Kanan Kiri Keterangan


Motorik Normal Normal Normal
Sensibilitas Normal Normal Normal
Refleks kornea (+) (+) Normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. VI (Abduscens)

Kanan Kiri Keterangan


Gerak bola mata Normal Normal
Strabismus (-) (-) Normal
Deviasi (-) (-)
MERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis
N. VII (Facialis)
Kanan Kiri Ket
Tic (-) (-)
Motorik
Mengerutkan dahi Normal Normal
Paresis N. VII
Mengangkat alis Normal Normal
dextra tipe
Menutup mata Normal Normal
sentral
Sudut mulut Jatuh ke kanan Deviasi
Lipatan nasolabial Datar Normal

Daya perasa Normal Normal


Tanda chvostek (-) (-) Normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. VIII (Vestibulocochlearis)

Kanan Kiri Keterangan

Pendengaran Normal Normal Normal


PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. IX (Glossopharingeus)

Kanan Kiri Keterangan


Arkus faring Simetris Simetris Normal
Daya perasa Normal Normal Normal
Refleks muntah (+) (+) Normal
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. X (Vagus)

Kanan Kiri Keterangan


Arkus faring Simetris Simetris
Normal
Dysfonia - -
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. XI (Accessorius)

Kanan Kiri Keterangan


Motorik Normal Normal
Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
1. Nervus Cranialis

N. XII (Hypoglossus)

Kanan Kiri Keterangan


Motorik Lemah Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi Paresis N. XII
Tremor (-) (-) dextra tipe
Disartri (-) (-) sentral
MERIKSAAN NEUROLOGI
2. SARAF MOTORIK
Kanan Kiri Keterangan
Ekstremitas atas
Kekuatan
Distal 1 5
Proksimal 1 5
Tonus Spastik Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
Ger. Involunter (-) (-) Hemiparesis
Ekstremitas bawah Dextra tipe UMN
Kekuatan
Distal 1 5
Proksimal 1 5
Tonus Spastik Normal
Trofi Eutrofi Eutrofi
Ger. Involunter (-) (-)
Badan
Trofi Eutrofi Eutrofi Normal
Ger. involunter (-) (-)
MERIKSAAN NEUROLOGI
3. SARAF SENSORIK
Kanan Kiri Keterangan
Raba Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Suhu Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal
Proprioseptif Normal Normal
MERIKSAAN NEUROLOGI
4. REFLEKS
Kanan Kiri Keterangan
Refleks Fisiologis
Biseps (+++) (+)
Triseps (+++) (+)
Refleks fisiologis : meningkat
Refleks fisiologis
pada ekstremitas kanan
KPR (+++) (+)
APR (+++) (+)

Refleks patologis
Babinski (-) (-)
Chaddock (-) (-)
Hoffman-Tromer (-) (-)
Refleks patologis (-)
Refleks primitif
Palmomental (-) (-)
Snout (-) (-)
MERIKSAAN NEUROLOGI
5. FUNGSI KOORDINASI

Kanan Kiri Keterangan

Tes telunjuk-hidung Tidak dilakukan Normal


Tes tumit-lutut Tidak dilakukan Normal
Gait Tidak dilakukan Tidak dilakukan -
Tandem Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Romberg Tidak dilakukan Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
6. SARAF OTONOM 7. PEMERIKSAAN KHUSUS/LAIN
Miksi o Laseque : tidak terbatas
Terpasang DC urine, produksi (+), warna o Kernig : tidak terbatas
kuning jernih o Patrick : (-/-)
o Kontrapatrick : (-/-)
Defekasi o Valsava test : (-)
Normal o Brudzinski 1-4: (-)
Algoritma Stroke
Gajah Mada
Algoritma Stroke Gadjah Mada (ASGM)
Penurunan kesadaran (-) Nyeri kepala (-) Refleks Babinski (-)

Stroke infark
STROKE ASSESSMENT TOOLS
Siriraj score
Consciousness (C) : Composmentis (0)
Vomitting (V) : No (0)
Headache within 2 hours (H) : No (0)
Diastolic blood pressure (DBP) : 69 mmHg (103)
Atheroma (A) : Yes (1)

SSS = 2,5 C + 2 V + 2 H + 0,1 DBP - 3 A - 12


= 2,5 (0) + 2 (0) + 2 (0) + 0,1 (103) - 3 (1) - 12
= - 4,7 (Infark Serebri)
Kesadaran : CM, E4M6V5
Tekanan darah : 152/103 mmHg
Pernafasan : 22 x/menit, reguler
Suhu : 36,5 °C
Fungsi luhur : Normal
RESUME Rangsang meningeal : Tidak ditemukan
EMERIKSAAN Saaf kranial : Paresis N. VII dan N.XII dextra tipe sentral
FISIK Motorik : Hemiparesis dextra tipe UMN
Sensorik : Normal
Koordinasi : Tidak dilakukan
Otonom : Normal
Refleks
Fisiologis : Hiperrefleks dextra
Patologis : (-/-)

Algoritma skor Gajah Mada : Stroke infark


Siriraj stroke score : Stroke Infark
DIAGNOSIS

• Hemiparesis dextra
Diagnosis Klinis
• Parese N. VII dan N. XII dextra tipe sentral

Diagnosis • Stroke infark e.c trombus


Banding • Stroke hemoragik
USULAN PEMERIKSAAN
o PENUNJANG
Darah rutin (hemoglobin, hematokrit, leukosit, trombosit)
o Kadar gula darah sewaktu
o Elektrolit
o Rontgen Thoraks
o EKG
o CT Scan Kepala Non Kontras
HASIL PEMERIKSAANLABORATORIUM (04/10/2023)
PENUNJANG
PEMERIKSAAN HASIL
Darah lengkap
NILAI NORMAL

Hemoglobin 14.6 g/dL 12-16 g/dL


Leukosit 13.34 x 103/uL () 5.00-10.00 x103/uL
Trombosit 145 x 103/uL () 150-400 x103/uL
Eritrosit 4.89 x106/uL () 4.50-5.00 x106/uL
Hematokrit 43.4 % () 40-48%
MCV 88.8 fL 82.0-92.0 fL
MCH 29.9 pg () 27.0-31.0 pg
MCHC 33.6 % 32.0-36.0%
Hitung Jenis
Basofil 0.4% 0-1%
Eosinofil 1.4% 1-3%
Neutrofil segmen 72.8 % () 50-70%
Limfosit 18.4 % () 20-40%
Monosit 7.0 % 2-8%
Neutrofil Limfosit Ratio 3.96 () < 3.13
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan
LABORATORIUM (29/4/2022)
Hasil Nilai Normal
Kimia Klinik
GDS 96 mg/dL <200 mg/dL

Elektrolit
Natrium 128 mmol/L () 136 - 145 mmol/L
Kalium 3.5 mmol/L 3.1 - 5.3 mmol/L
Klorida 119.5 mmol/L () 97 - 111 mmol/L
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Interpretasi:
RONTGEN THORAX (04/10/2023)

• Identitas dan tanggal sesuai, Ny. RA


• Terdapat marker R
• Posisi foto AP
• Kekerasan foto cukup
• Jaringan lunak normal < 2 cm
• Trakea ditengah
• Tulang costae, scapula, klavikula, vertebrae intak, tidak ada tanda fraktur
• Sudut costofrenikus kanan dan kiri lancip
• Diafragma kanan dan kiri licin
• Hemitoraks kanan dan kiri : corakan bronkovaskuler normal
• Cor : CTR < 50%

Kesan :
Cor : Dalam batas normal
Pulmo : Dalam batas normal
HASIL PEMERIKSAAN
ELEKTROKARDIOGRAFI/EKG (04/10/2022)
PENUNJANG
Interpretasi:
o Irama : Sinus
o Frekuensi : 100 bpm
o Regularitas : Reguler
o Aksis : Normoaxis
o Gelombang P : 0,08 s
o P-R interval : 0,16 s
o Kompleks QRS : 0,06 s
o Segmen-ST : Isoelektrik
o Gelombang T : normal

Kesan:
Sinur rhytm (HR 100 x/i)
DIAGNOSIS AKHIR

Diagnosis : Hemiparesis dextra tipe UMN ec susp SNH


dd/ SH
Hipertensi stage I
Hiponatremia sedang
TATALAKSANA
O2 via NK 2 lpm
IVFD Nacl 0,9% 20 tpm + IVFD Nacl 3% 1 kolf habis dalam 12 jam
Inj. Citicoline amp 1 gr/24 jam
Inj. Omeprazole vial 40 mg/12 jam
Inf. Paracetamol 1 gr (k/p)
Candesartan tab 1 x 16 mg
Amlodipin tab 1 x 10 mg
Curcuma tab 3 x 1
Sucralfat syr 3 x C1
B comp tab 3 x 1
NGT terpasang
Kateter terpasang
FOLLOW
UP
Rawat Inap
(05 Oktober 2023)
FOLLOW
UP
Rawat Inap
(06 Oktober 2023)
MASALAH MANAJEMEN YANG
DIPEROLEH

Pemilihan modalitas pemeriksaan penunjang


untuk menegakkan diagnosis

Pasien ini tidak dapat dilakukan pemeriksaan CT Scan Kepala

Ketidaklengkapan fasilitas di RSUD Teluk Kuantan, sehingga diagnosa etiologi stroke tidak dapat
ditegakkan

CT Scan : baku emas dalam menegakkan diagnosis Stroke, dapat mendeteksi stroke
haemorrhagic (gambar hiperdens) beserta luas perdarahan ataupun non haemorrhagic
(gambaran hipodens)

Klinis pasien dapat terkonfirmasi dengan pasti serta


tatalaksana yang tepat diberikan (golden period)

Penanganan sedini mungkin  semakin cepat ditatalaksana


 semakin baik prognosis & ↓ angka mortalitas
03
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI STROKE

Manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, (fokal


maupun global), berlangsung dengan cepat dan >24 jam atau
berakhir dengan kematian tanpa ditemukannya penyakit selain
gangguan vaskular
DEFINISI STROKE
Berdasarkan letaknya diklasifikasikan menjadi

Stroke Stroke
Stroke Lakunar
kardioemboli kriptogenik

Stroke yang Embolic Stroke of


Stroke yang
disebabkan Undetermined
disebabkan SVD
LAA Stroke
KLASIFIKASI
PENILAIAN TERHADAP •
WAKTU TERJADINYA
TIA, RIND, SIE, Stroke komplit

• Sistem Karotis
LOKASI LESI • Sistem Vertebrobasiler

• Hemoragik (ICH/SAH)
KELAINAN PATOLOGIS • Non Hemoragik (Trombosis/Emboli)
STROKE HEMORAGIC
• Pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan keluarnya darah
ke jaringan parenkim otak, ruang cairan cerebrospinal di sekitar
otak atau keduanya.
• Dibagi menjadi :
Perdarahan Perdarahan
Intracerebral (ICH) Subarakhnoid (SAH)

↑TIK (nyeri kepala


hebat, penkes, muntah)
STROKE NON- HEMORAGIK
• Kondisi ketika(STROKE INFARK)
terhambat dan tersumbatnya aliran darah di otak 
menyebabkan gangguan pasokan sementara di otak  dapat
berkembang menjadi stroke infark.
• Disebabkan oleh proses yang kronik dan akut.

Atherosklerosis Tersumbatnya aliran


pada pembuluh darah otak oleh bekuan
darah otak darah yang terbentuk di
dalam jantung
STROKE NON- HEMORAGIK
(STROKE INFARK)
ALIRAN DARAH KE OTAK DIPENGARUHI OLEH:

Keadaan pembuluh darah


Keadaan darah (viskositas)
Tekanan darah sistemik
Kelainan jantung
STROKE NON- HEMORAGIK
(STROKE INFARK)
Trombosis Cerebri

Trombus yang terbentuk akibat ruptur plak


aterosklerosis di pembuluh darah otak

Berhubungan dengan penyakit herediter :


atherosklerosis, DM, Hipertensi, dll
STROKE NON- HEMORAGIK
(STROKE INFARK)
Emboli Cerebri

90% emboli yang berasal dari jantung berakhir


di otak  oklusi pada otak
Gambar 2. (A) Arteri yang memperdarahi otak dalam
keadaan normal (B) terjadi plak aterosklerosis yang
mempersempit lumen. (C) terbentuk thrombus pada arteri
akibat ruptur plak5
Gambar 3. Lesi aterosklerosis pada arteri katoris interna:
(A) Plak; (B) Plak disertai emboli trombosit dan fibrin; (C)
Plak dengan oklusif thrombus; (D) infark serebri akut akibat
embolisasi thrombus yang berasal dari arteri karotis interna. 5
STROKE NON- HEMORAGIK

(STROKE INFARK)
Perbedaan Stroke Trombotik, Stroke Emboli, ICH dan
SAH

Perdarahan
Intracerebral (ICH)

Perdarahan
Subarakhnoid (SAH)
FAKTOR RISIKO STROKE
Tidak Dapat Dapat
Dimodifikasi Dimodifikasi

• Merokok • Penyakit jantung


• Usia • Konsumsi alkohol • Diabetes mellitus
• Jenis Kelamin • Penggunaan narkotika • Stenosis karotis
• Ras • Hiperurisemia • TIA
• Genetik • Peningkatan hematokrit • Hiperkolesterolemia
• Riwayat stroke • Penggunaan kontrasepsi
• Hipertensi • Obesitas
• Kehamilan
FAKTOR RISIKO STROKE
HIPERTENSI

Tekanan darah persisten dengan


tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan/ tekanan
diastoliknya ≥ 90 mmHg
FAKTOR RISIKO STROKE
HIPERTENSI JNC VIII
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Optimal < 120 < 80
Normal < 130 Atau < 85
Normal tinggi 130-139 Atau 85 - 89
Hipertensi stage I 140-159 Atau 90-99

Hipertensi stage II 160-179 Atau 100-109


Hipertensi stage III > 180 Atau > 110
FAKTOR RISIKO STROKE
HIPERTENSI JNC VIII

Batasan TD (mmHg) Kategori

≥150/90 mmHg Usia ≥60 tahun tanpa penyakit diabetes dan cronic kidney disease

≥140/90 mmHg Usia 19-59 tahun tanpa penyakit penyerta

≥140/90 mmHg Usia ≥18 tahun dengan penyakit ginjal

≥140/90 mmHg Usia ≥18 tahun dengan penyakit diabetes


FAKTOR RISIKO STROKE
HIPERTENSI
1) Pasien stroke iskemik akut :
- TD diturunkan sekitar 15% ( sistolik / diastolic ) dalam 24 jam pertama
setelah awitan jika TDs >220 mmHg atau TDd >120 mmHg

2) Pasien stroke iskemik akut : (yang diberi terapi trombolitik)


- TD diturunkan hingga TDs <185 mmHg dan TDd <110 mmHg

TD wajib dipantau hingga TDs <180 mmHg dan TDd <105 mmHg selama 24 jam
setelah pemberian trombolitik
DISTRIBUSI
ARTERI SEREBRAL
DISTRIBUSI
ARTERI SEREBRAL
• Suplai darah ke lobus frontal,
prefrontal, korteks motorik
primer, korteks sensorik
primer, dan korteks motorik
tambahan.
• Melibatkan korteks serebri
sisi medial  fungsi motoric
& sensorik ekstremitas bawah
• Infark ACA  defisit
sensorik dan motorik
kontralateral pada
ekstremitas bawah
DISTRIBUSI
ARTERI SEREBRAL
• Memperdarahi permukaan lateral
otak dan ganglia basalis serta
kapsula internal melalui empat
segmen (M1, M2, M3, dan M4)
• Melibatkan korteks serebri sisi
lateral  fungsi motorik dan
sensorik yang melibatkan wajah dan
ekstremitas atas
• Infark MCA  hemiparesis
kontralateral, kelumpuhan
wajah, dan kehilangan sensorik
pada wajah dan ekstremitas atas.
DISTRIBUSI ARTERI
SEREBRAL
• Memeperdarahi lobus oksiptal dan
bagian inferior dari lobus temporal
(superfisial) dan thalamus dan bagian
posterior dari kapsula interna, serta
struktur otak bagian dalam lainnya
(profunda)
• Infark pada PCA :
• defisit visual dan somatosensori 
gangguan stereognosis, sensasi taktil,
dan propiosepsi (superficial PCA)
• hipersomnolen, defisit kognitif,
kelainan pada mata, hipoestesia,
dan ataksia (profunda PCA)
KLINIS STROKE INFARK
Stroke trombus Stroke Emboli
Lebih lambat dan biasanya dilalui TIA Mendadak, dapat disertai nyeri kepala beberapa jam
sebelumnya
Tidak di temui sumber emboli atau pendarahan Ada ditemukan sumber emboli misalnya jantung dan
A.carotis
Sumbatan akibat proses pembentukan trombus di Sumbatan berasal dari tempat lain misalnya trombus yang
pembuluh darah otak itu sendiri lepas dari jantung ataupun arteri karotis

Lebih jarang pada usia muda Lebih sering pada usia muda
Terjadi pada saat istirahat Terjadi saat beraktivitas
Tidak disertai penurunan kesadaran Dapat terjadi penurunan kesadaran
Distribusi merata Sering ke arteri serebri media karena lebih besar dan lurus
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK &
Gejala atau pemeriksaan INFARK
Infark Hemoragik
Gejala yang mendahului TIA (+) TIA (-)
Beraktivitas/istirahat istirahat beraktivitas
Nyeri kepala dan muntah jarang Sangat sering dan hebat
Penurunan kesadaran waktu onset jarang Sering

Hipertensi Sedang/normotensi Berat, kadang sedang


Rangsangan meningen Tidak ada ada
Gejala peningkatan TIK/papiludem Jarang papiludem Papiludem dan perdarahan subhialoid

Darah dalam cairan serebrospinal Tidak ada ada

CT-scan kepala Area hipodensitas Massa intrakranial dengan area


hiperdensitas
Angiografi Penyumbatan, penyempitan, vaskulitis Aneurisma, AVM, massa intrahemisfer
atau vasospasme
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK &
INFARK
Klinis PIS PSA Non hemoragik
Defisit fokal Berat Ringan Berat - ringan
Onset Menit/Jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan
Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kecuali lesi di
batang otak
Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
Penurunan kesadaran ada ada Jarang

Kaku kuduk jarang ada Tidak ada


hemiparesis Sering dari awal Permulaan tidak ada Sering dari awal

Gangguan bicara Bisa ada jarang sering


Likuor cerebrospinal Bisa terdapat darah berdarah jernih
DASAR DIAGNOSIS STROKE
o Evaluasi gejala dan tanda klinisINFARK
stroke akut:
o Anamnesis: Onset, gejala awal, aktivitas penderita saat serangan, gejala lain
o Pemeriksaan fisik: penilaian respirasi, sirkulasi, oksimetri dan suhu tubuh.
Pemeriksaan head to toe
o Pemeriksaan neurologis dan skala stroke.

o Assessment tool:
o Algoritma Stroke Gadjah Mada (ASGM)
o Siriraj Stroke Score (SSS).

o Golden standard: CT scan kepala tanpa kontras


ALGORITMA STROKE GAJAH
MADA
SIRIRAJ STROKE SCORE
NATIONAL INSTITUTE OF HEALTH
STROKE SCALE (NIHSS)
penilaian standar pada tingkat kesadaran, bahasa, neglect, lapang pandang, gerakan bola mata, kesimetrisan
wajah, kekuatan motorik, sensasi sensorik, dan koordinasi.

Skor < 5 : defisit neurologis ringan


Skor 6 – 14 : defisit neurologis sedang
Skor 15 – 24 : defisit neurologis berat
Skor >25 : defisit neurologis sangat berat

prediksi terkait prognosis pemulihan pada pasien stroke

Skor < 6 meningkatkan kemungkinan pemulihan yang lebih baik

Skor > 16 dapat mengarah kepada disabilitas berat atau kematian


PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Evaluasi untuk mengkonfirmasi diagnosis

 Mengidentifikasi sumber potensial


kardioemboli, tromboemboli dari aterosklerosis
arteri besar, diseksi, atau proses penyakit lain
seperti hiperkoagulabilitas
PEMERIKSAAN YANG DAPAT DILAKUKAN :

Melihat adanya atrial fibrilasi (AF), atrial flutter, dan


EKG menilai kondisi kelainan jantung lainnya

USG Karotis, CTA, MRA


Menilai terjadinya stenosis
(infark sirkulasi anterior yang menjadi
kandidat revaskularisasi)

CT atau MRI otak Mengkonfirmasi diagnosis stroke iskemik simptomatik

Pemeriksaan Lab - darah lengkap, PT, APTT,


Mengumpulkan data mengenai faktor risiko stroke pada
glukosa, HbA1c, kreatinin, dan profil lipid pasien serta menentukan tujuan terapi selanjutnya
(sudah terkonfirmasi stroke iskemik)

Echocardiography Mendiagnosis pasien dengan diagnosis tertentu


CT SCAN
CT Scan Tanpa Kontras : Pencitraan membantu membuat keputusan untuk
Lini Pertama terapi trombolitik

PERDARAHA
N
gambaran hiperdens dengan atau tanpa
INFAR
terkenanya permukaan kortikal
K
area hipodens fokal diikuti oleh teritoral
vascular, distribusi ’watershed’

HIPERDENS ARTERI
INTRAKRANIAL
BESAR INSIDENT
adanya material embolik vaskular IL
‘silent’ infark, subdural, tumor, aneurisme
besar, malformasi arteriovena

KALSIFIKA
SI
hiperdens dalam atau menempel pada dinding
pembuluh darah
ALGORITMA
UNTUK
MENGEVALUASI
PASIEN DENGAN
DIAGNOSIS
KLINIS STROKE
TATALAKSANA STROKE INFARK

Tujuan pengobatan
Mengembalikan aliran darah kembali ke area otak yang terganggu
secepat mungkin
TATALAKSANA STROKE INFARK

Terapi farmakologi:
Trombolitik
Antiplatelet
Antikoagulan
Neuroprotektan
TATALAKSANA STROKE INFARK
Trombolitik

o Contoh: rTPA (Alteplase)


o Melarutkan bekuan yang menghalangi aliran darah dalam arteri otak
o Manfaatnya perlahan menurun selama beberapa jam.
o Semakin awal diberikan semakin besar kemungkinan arteri bisa dibuka
o Sesegera mungkin setelah stroke iskemik akut ditegakkan (awitan 3 jam pada
pemberian intravena dan 6 jam pemberian intraarterial)
o Dosis: 0,6 – 0,9 mg/kgBB
TATALAKSANA STROKE INFARK
Antiplatelet

o Contoh: Aspirin, Clopidogrel


o Pada stroke : Trombosit mengumpul dan membentuk gumpalan dalam pembuluh
darah 🡪 menyempit. Gumpalan 🡪 membentuk bekuan 🡪 Memblokir aliran darah
di otak
o Membantu mencegah pembentukan penggumpalan baru
o Aspirin : Dosis awal 325 mg dalam 24 - 48 jam setelah onset stroke infark akut
o Clopidogrel : Pada kasus akut dosis 300 mg - 600 mg untuk efek yang lebih cepat.
Terutama jika ada riwayat UAP, recent stenting, infark miokard
TATALAKSANA STROKE INFARK
Antikoagulan

o Contoh: warfarin, heparin, LMWH, dll


o Antikoagulan : Pengencer darah.
o Bekerja dengan mengurangi pembentukan bekuan darah tambahan.
o Karena risiko perdarahan ↑, Jarang direkomendasikan untuk pengobatan pasien
dengan stroke iskemik akut komplikasi perdarahan intrakranial
TATALAKSANA STROKE INFARK
Neuroprotektan
o Contoh: Citicolin
o Dosis 2 x 1000 mg intravena 3 hari dan dilanjutkan oral 2 x 1000 mg
selama 3 minggu.
o Bertujuan untuk :
a) menyelamatkan jaringan yang terkena iskemia
b) membatasi area infark agar tidak meluas
c) memperlama time window
d) mengurangi cedera reperfusi
04
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN

• Lemah anggota gerak sebelah kanan sejak 9 hari Stroke : gangguan serebral, fokal/global,
SMRS dan memberat 4 hari ini. Muncul mendadak dengan klinis menetap >24 jam atau
perlahan, saat pasien bangun tidur (menyeret saat berakhir dengan kematian tanpa ditemukan
berjalan) penyakit selain ggn vascular.
• Bicara pelo (+) mulut mencong ke kiri
• Riw. HT (+)

• Tonus  Spastik
• Hiperrefleks (+) Hemiparesis Dextra Tipe UMN
Paresis N. VII Dextra Tipe Sentral
PEMBAHASAN
Persarafan sentral area nukleus fasialis di batang otak :

a. Kelumpuhan n. fasialis sentral : otot-otot dahi


tidak terkena
b. Kelumpuhan n. fasialis perifer : otot-otot dahi
terkena beserta otot bagian lainnya
Paresis N. XII Dextra Tipe Sentral
PEMBAHASAN
Persarafan sentral area nukleus hipoglosus di batang otak :

Kelumpuhan unilateral nervus hipoglosus 


lidah sedikit terdeviasi ke arah sisi yang paresis
ketika dijulurkan
PEMBAHASAN
Berdasarkan algoritme stroke gadjah mada, pasien tidak
ditemukan : STROKE INFARK
• Kedua skor ini tidak mutlak digunakan
1) Penurunan Kesadaran (-) untuk menggantikan CT Scan Kepala
2) Nyeri kepala (-)
3) Refleks Babinski (-) • Score ini hanya sebuah system yang sangat
sederhana & bisa digunakan dimana saja

Berdasarkan Siriraj Score, didapatkan hasil -4,7, yaitu • Diagnosa pasti pada pasien tetap harus
<-1 : STROKE INFARK ditegakkan berdasarkan
CT SCAN KEPALA
PEMBAHASAN
PERBANDINGAN STROKE INFARK DENGAN STROKE HEMORAGIK PADA
KASUS
Gejala dan Tanda Stroke Infark Stroke Hemoragik Kasus
Gejala yang mendahului TIA (+) 50% TIA (-) (+)
Beraktivitas/istirahat Istirahat Sering pada waktu aktifitas Saat istirarahat
fisik
Nyeri kepala dan muntah Jarang Sangat sering dan hebat (-)
Penurunan kesadaran waktu onset Jarang Sering (-)

Hipertensi Sedang/normotensi Berat, kadang sedang Normotensi


Hemiparesis Sering dari awal Sering dari awal Saat awal
serangan
Gangguan bicara Sering Bisa ada Disartria
Rangsangan meningen Tidak ada Ada (-)

Gejala TIK /papilledema Jarang papilledema Papiledema dan perdarahan Tidak dilakukan
subhialoid funduskopi
PEMBAHASAN
PERBANDINGAN STROKE INFARK EC TROMBOSIS DAN EMBOLI
Kriteria Diagnosis Trombosis Emboli Kasus
Umur Usia tua (50-70 tahun) Usia muda Usia 61 tahun
Onset Perjalanan Sering saat istirahat Sering terjadi saat beraktivitas Saat Istirahat

Kesadaran Biasanya kesadaran baik Kesadaran menurun bila Kesadaran baik


emboli besar
Faktor Risiko
-Hipertensi +/- - Riwayat Hipertensi
-Penyakit Jantung +/- RHD yang tidak
-DM terkontrol
-Hiperlipidemia ++ -
++ -
Harus ada sumber emboli
(gangguan irama/katup
jantung)
PEMBAHASAN
• Lemah anggota gerak kanan tiba-tiba
• Mulut mencong ke kiri, bicara pelo (+)
Anamnesis • Nyeri kepala (-) muntah (-) kejang (-)
• Riwayat hipertensi tidak terkontro;

• Komposmentis GCS 15
Pemeriksaan • Hemiparesis dextra tipe UMN
Fisik • Parese N. VII dan XII dextra tipe UMN

• Laboratorium : tidak ada kelainan yang


relavan
Pemeriksaan • Foto thoraks : normal
• CT scan kepala tanpa kontras tidak
Penunjang dilakukan
• EKG : normal
PEMBAHASAN
• Pasien di diagnosis banding dengan STROKE HEMORAGIK

• Dari anamnesis pasien sebelumnya mengalami nyeri kepala hebat & riwayat
hipertensi yang tidak terkontrol

• Berpotensi terjadi pecah pembuluh darah di otak

Untuk menyingkirkan diagnosis banding, perlu dilakukan CT Scan Kepala


tanpa kontras agar terapi yang tepat dapat dilakukan
PEMBAHASAN
• Deteksi ↑ hemtokrit • Kelainan jantung sebagai faktor
• Kadar Gula darah + HbA1c risiko utama
• Elektrolit serum
• Sumber trombus
• Tatalaksana
EKG &
Laboratorium
Ekokardiografi

CT scan kepala Foto rontgen


tanpa kontras thorax

• Baku emas untuk


• Mencari kelainan jantung:
membedakan jenis
kardiomegali
stroke & rencana
tatalaksana
PEMBAHASAN
TATALAKSANA UMUM

Bedrest & Head up 30° Mempertahankan sirkulasi darah ke otak

Memantau perkembangan penyakit, adakah progresivitas yang buruk atau


Observasi TTV, status neurologis
tidak, terutama pemantauan kesadaran dan EKG
Mencegah terjadinya kecacatan maupun komplikasi dari immobilisasi
Mobilisasi &
lama & membantu mengembalikan fungsi yang optimal dalam
Rehabilitasi medik
menjalankan ADL

O2 4 lpm via NK ↑ masukan oksigen ke jaringan tubuh terutama otak sehingga dapat
mencegah hipoksia otak lanjutan.

Infus RL 20 tpm Mempertahankan keadaan euvolemik


PEMBAHASAN
TATALAKSANA UMUM
Citicoline Peningkatan integritas struktural membran sel, menurunkan radikal bebas pada
(Neuroprotektor) kondisi iskemik

antiplatelet yang bekerja dengan ↓ agregasi platelet sehingga


Aspilet
menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri.

Omeprazole
Pencegah terjadinya stress ulcer akibat pengaruh obat-obatan
(Gastroprotektor: PPI)

Terapi antihipertensi lini 1 yang bisa dikombinasi dengan antihipertensi


Amlodipine
golongan ARB

Candesartan Menghambat reseptor angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi & TD akan ↓


TERIMAKASIH
Mohon Arahan dan Bimbingannya Dokter

Anda mungkin juga menyukai